Anda di halaman 1dari 9

ETIKA REPORTASE INVESTIGASI

Mata Kuliah : Reportase Investigasi


Dosen: Nursatyo, M.Si
KODE ETIK JURNALISTIK
 Etika dalam reportase investigasi pada dasarnya tidak
terlepas dari etika dalam jurnalistik secara umum, yakni
mengacu pada Kode Etik Jurnalistik/ Kode Etik Wartawan
Indonesia, seperti:
1. Wartawan Indonesia bersikap independen,
menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak
beritikad buruk.
2. Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang
profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik.
3. Wartawan Indonesia selalu menguji informasi,
memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan
fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan
asas praduga tak bersalah.
4. Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong,
fitnah, sadis, dan cabul.
KODE ETIK JURNALISTIK
5. Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas
korban kejahatan susila dan tidak menyebutkan identitas anak
yang menjadi pelaku kejahatan.
6. Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak
menerima suap.
7. Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi
narasumber yang tidak bersedia diketahui identitas maupun
keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar
belakang, dan off the record sesuai dengan kesepakatan.
8. Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang
kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik.
9. Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki
berita yang keliru dan tidak akurat disertai dengan permintaan
maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa.
10. Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara
proporsional.
PERLINDUNGAN TERHADAP
SUMBER
 Bagian paling penting dari liputan investigasi adalah
perlindungan terhadap narasumber. Prinsip ini menyangkut
berbagai aspek seperti integritas media, profesionalisme
jurnalis, dan yang paling penting karena menyangkut nasib
seseorang.
 Wartawan yang baik tak hanya memikirkan nyalinya
sendiri, dia juga harus berfikir tentang nyali orang
lain.wartawan tidak boleh memancing dan menjebak
narsumbernya untuk mendapatkan sebuah keterangan yang
tidak mereka sadari dampak dan akibatnya.
 Dalam kode etik jurnalistik disebut hak tolak.
SUMBER ANONIM
 Dalam investigasi, narasumber anonim sering
memegang peranan penting. Meski demikian,
wartawan tetap harus berhati-hati menghadapi
dan memperlakukan sumber anonim.
 Ketika jurnalis menyepakati anonimisitas,
sesungguhnya ia mengambil-alih seluruh
tanggungjawab dari pernyataannya. Termasuk
kebenarannya dan implikasi hukumnya.
MENCURI MATERI
 Bila yang dimaksud dengan “kepentingan umum”
itu menyangkut keselamatan nyawa orang, maka
hal pertama yang harus dilakukan justru bukan
memublikasikannya, tetapi menyerahkannya ke
otoritas berwenang. Melalui tangan dan
pernyataan merekalah, seorang jurnalis bisa
mengutip isi dokumen tersebut.
MENYAMAR DAN MEREKAM
DIAM-DIAM
 Ada pandangan bahwa tindakan yang terekam kamera atau
mata wartawan dalam observasi langsung tidak peru
dikonfirmasi.
 Sementara jurnalis lain berpandangan bahwa apapun yang
diperolehnya, wartawan harus memberi ruang pihak lain untuk
memberikan keterangan, tafsir atau membela diri atas bukti-
bukti yang didapat. Sebab, selalu ada kemungkinan wartawan
tidak akurat pada materi yang didapat.
 Ada dua alasan yang membuat  praktik penyamaran dibenarkan
: Demi kepentingan publik dan tak ada cara lain untuk
mendapatkan informasi.
 Ada dua strategi penyamaran:
1. Jika wartawan sudah mendapatkan informasi yang diinginkan, ia
harus membuka identitas kepada narasumber.
2. Media mengirimkan tim lain, untuk mengkonfirmasi narasumber
atas informasi yang sudah didapat oleh wartawan yang menyamar
PENAMPAKAN WAJAH
TERSANGKA
 Pedoman Perilau Penyiaran mengatur tentang
wajah tersangka sebagai berikut :
“Dalam pemberitaan kasus kriminalitas dan
hukum, lembaga penyiaran harus menyamarkan
identitas (termasuk menyamarkan wajah)
tersangka, kecuali identitas tersangka memang
sudah terpublikasi dan dikenal secara luas.”
PAHAM TENTANG HUKUM
 Dari semua hal diatas, hal terpenting bagi seorang jurnalis
adalah memahami hukum positif yang berlaku, baik hukum
pidana, perdata maupun hukum pers, sehingga mampu
mengantisipasi dampak yang akan timbul dari
pemberitaannya.

Anda mungkin juga menyukai