Anda di halaman 1dari 12

PENDIDIKAN BAHASA INONESIA

KODE ETIK
JURNALISTIK
KELOMPOK 6
NUZUL FAHMI
FRESIA FRISKA YARANGGA
VERONIKA NASIRA DOSEN PENGAMPUH:
LEKO KIWO MERRY CHRISTINE
ALOYSIUS OKTAVIANUS BELO RUMAINUM,S.Pd, M.Pd

PENGANTAR JURNALISTIK 27 MARET 2023


kode etik jurnalistik

PEMBAHASAN
Pengertian Kode Etik
Sejarah Kode etik
Kode Etik Jurnalistik
Contoh Kasus pelanggaran
kode etik
fungsi kode etik jurnalistik
kesimpulan
PENGERTIAN KODE ETIK
UU Pers No. 40 tahun 1999 Bab I Pasal 1 ayat 1 tentang pers dan
Kode Etik Jurnalistik Wartawan Indonesia (KEWI) beserta
penjelasannya, menyebutkan wartawan sebagai sebuah profesi.
Sebagai sebuah profesi, wartawan wajib melaksanakan etika
yang mendasari profesinya, dalam hal ini Kode Etik Jurnalistik.
Pelaksanaan Kode Etik Jurnalistik juga merupakan perintah dari
undang-undang Pasal 7 ayat 2 Undangundang No.40 Tahun 1999
tentang Pers yang berbunyi, “Wartawan memiliki dan mentaati
Kode Etik Jurnalistik”. Ini berarti wartawan yang melanggar Kode
Etik Jurnalistik sekaligus juga melanggar undang-undang

terdapat berbagai organisasi wartawan serta masing-masing


mempunyai kode etiknya sendiri. Namun telah disepakati untuk skala
nasional Kode Etik Jurnalistik yang berlaku adalah yang sesuai
dengan penjelasan pasal 7 ayat 2 Undang Undang No.40 tahun 1999
tentang Pers yang berbunyi, “yang dimaksud dengan “Kode Etik
Jurnalistik‟ adalah kode etik yang disepakati organisasi wartawan
dan ditetapkan oleh Dewan Pers”

KODE ETIK JURNALISTIK


SEJARAH KODE ETIK
Sejarah perkembangan Kode Etik Jurnalistik di Indonesia tidak dapat di lepaskandari sejarah perkembangan pers di
Indonesia. Jika diurutkan, maka sejarah pembentukan, pelaksanaan, dan pengawasan Kode Etik Jurnalistik di
Indonesiaterbagi dalam lima periode.

Periode tanpa Periode Kode Etik PeriodeDualisme Periode Kode Periode Banyak
kode etik Jurnalistik PWI Kode Etik Jurnalistik Etik Jurnalistik Kode Etik
jurnalistik tahap 1 PWI dan Non PWI PWI tahap 2 Jurnalistik




KODE ETIK JURNALISTIK


KODE ETIK JURNALISTIK

Kode Etik Jurnalistik ini digagas dan ditandatangani oleh 29 organisasi Pers di Jakarta pada 14
Maret 2006 dan kemudian disyahkan sebagai Peraturan Dewan Pers Nomor6/Peraturan-
DPN/2008, sudah seharusnya menjadi bagian tidak terpisahkan dalam kehidupan semua
jurnalis di Indonesia. Dalam KEJ menyatakan dengan jelas bahwa “Kemerdekaan berpendapat,
berekspresi, dan pers adalah hak asasi manusia yang dilindungi Pancasila, UndangUndang
Dasar 1945, dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia PBB

Dari pembukaan KEJ tersebut jelas nilai-nilai kebebasan menyatakan pendapat menjadi
prioritas utama bagi pers di Indonesia. Namun di sisi lain KEJ juga menyatakan dengan tegas:
“Dalam melaksanakan fungsi, hak, kewajiban dan peranannya, pers menghormati hak asasi
setiap orang, karena 9 itu pers dituntut profesional dan terbuka untuk dikontrol oleh
masyarakat.” Pada poin ini KEJ menekankan pentingnya sikap profesionalisme bagi para
pekerja media. Untuk itu pula menjadi signifikan bagi para pekerja media untuk memahami
fungsi atas hak dan tanggung jawab mereka

KODE ETIK JURNALISTIK


Berdasarkan ketentuan pada UU No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers pada Pasal 7
ayat 2, wartawan diwajibkan untuk memiliki dan menaati Kode Etik Jurnalistik

Ada 11 pasal KEJ yang nantinya menjadi tolok ukur , seperti yang tercantum dalam
pasal-pasal berikut ini:

pasal 1: Wartawan Indonesia bersikap pasal 3: Wartawan Indonesia selalu menguji


independen, menghasilkan berita yang akurat, informasi, memberitakan secara berimbang, tidak
berimbang, dan tidak beritikad buruk. mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi,

serta menerapkan asas praduga tak bersalah

pasal 2: Wartawan Indonesia menempuh cara-


cara yang profesional dalam melaksanakan pasal 4: Wartawan Indonesia tidak membuat
tugas jurnalistik. berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.

KODE ETIK JURNALISTIK


11 PASAL KODE ETIK JURNALISTIK
pasal 5 Wartawan Indonesia tidak pasal 8: Wartawan Indonesia tidak menulis
menyebutkan dan menyiarkan identitas korban atau menyiarkan berita berdasarkan
kejahatan susila dan tidak menyebutkan prasangka atau diskriminasi terhadap
identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan. seseorang atas dasar perbedaan suku, ras,

warna kulit, agama, jenis kelamin, dan

bahasa serta tidak merendahkan martabat


pasal 6: Wartawan Indonesia tidak orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau
menyalahgunakan profesi dan tidak menerima cacat jasmani.
suap.

pasal 9: Wartawan Indonesia menghormati hak


narasumber tentang kehidupan pribadinya,
kecuali untuk kepentingan public
pasal 7: Wartawan Indonesia memiliki hak tolak

untuk melindungi narasumber yang tidak


bersedia diketahui identitas maupun pasal 10: Wartawan Indonesia segera
keberadaannya, menghargai ketentuan mencabut, meralat, dan memperbaiki berita
embargo, informasi latar belakang, dan off the yang keliru dan tidak akurat disertai dengan
record sesuai dengan kesepakatan permintaan maaf kepada pembaca,

pendengar, dan atau pemirsa.

pasal 11: Wartawan Indonesia melayani hak


jawab dan hak koreksi secara proporsional.
KODE ETIK JURNALISTIK

CONTOH PELANGGARAN KODE ETIK


JURNALISTIK

Walaupun pers dituntut harus selalu tunduk dan taat kepada kode etik jurnalistik,pers ternyata
bukanlah malaikat yang tanpakesalahan atau kekhilafan sehingga melanggar kode etik jurnalistik
Berbagai factor dapat menyebabkan hal itu terjadi. Dari pengalaman hamper seperempat abad dapat
disimpulkan bahwa peristiwa tersebut dapat terjadi antara lain:

faktor ketidaksengajaan faktor kesengajaan


-Tingkat profesionalisme masih belum memadai.
-Memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang kode etik
-Tidak melakukan pengecekan ulang
jurnalistik tetapi sejak awal sudah ada niat yang tidak baik
-Tidak memakai akal sehat
-Tidak memiliki pengetahuan dan pemahaman yang
-Kemampuan meramu berita kurang memadai
memedai tentang kode etik jurnalistik dan sejak awal sudah
-Kemalasan mencari bahan tulisan atau perbandingan
memiliki niat yang kurang baik.
Pemakaian data lama (out of date) yang tidak di perbarui

3 KASUS PELANGGARAN KEJ KODE ETIK JURNALISTIK

DARI 3 PASAL

Identitas dan foto koban Tidak paham makna “off


Sumber Imajiner
susila anak anak d muat the record”
Sumber berita dalam liputan pers
harus jelas dan tidak boleh fiktif. Satu Sesuai dengan asas Menurut kode etik jurnalistik,
hari di medan melaporkan bahwa moralitas,menurut kode etik wartawan wajib menghormati
dalam suatu kasus dugaan korupsi di jurnalistik masa depan anak anak ketentuan tentang of the record
partai golkar sumatera harus di lindungi. Oleh karena artinya,apablia narasumber sudah
utara,kepoliasian daerah sumut telah itu,jika ada anak di bawah umur, mengatakn bahan yangdiberikan
mengeluarkan surat perintah baik sebagai pelaku maupun atau dikatakanya adalah off the
pengehentian penyelidikan (Sp3). korban kejahatan kesusilaan, record,wartawan tidak boleh
identitasnya harus di lindungi. menyiarkanya
Kode Etik Jurnalistik yang lahir pada 14 Maret
2006, oleh gabungan organisasi pers dan
Asas demokratis
ditetapkan sebagai Kode Etik Jurnalistik baru
Demokratis berarti berita harus disiarkan secara berimbang
yang berlaku secara nasional melalui keputusan
dan independen, selain itu, Pers wajib melayani hak jawab dan
Dewan Pers No 03/ SK-DP/ III/2006 tanggal 24
hak koreksi, dan pers harus mengutamakan kepentingan publik
Maret 2006, misalnya, sedikitnya mengandung
Asas demokratis ini juga tercermin dari pasal 11 yang
empat asas, yaitu
mengharuskan, Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan
hak koreksi secara proposional

Asas Profesionalitas
Secara sederhana, pengertian asas ini adalah . Asas Moralitas
wartawan Indonesia harus menguasai profesinya, Sebagai sebuah lembaga, media massa atau pers
baik dari segi teknis maupun filosofinya.Misalnya 4 asas kode etik dapat memberikan dampak sosial yang sangat luas
Pers harus membuat, menyiarkan, dan terhadap tata nilai, kehidupan, dan penghidupan
menghasilkan berita yang akurat dan
jurnalistik
masyarakat luas yang mengandalkan
faktual.Dengan demikian, wartawan indonesia kepercayaan.Kode Etik Jurnalistik menyadari
terampil secara teknis, bersikap sesuai norma yang
pentingnya sebuah moral dalam menjalankan
berlaku, dan paham terhadap nilai-nilai filosofi
profesinya. kegiatan profesi wartawan.Untuk itu, wartawan

yang tidak dilandasi oleh moralitas tinggi, secara
langsung sudah melanggar asas Kode Etik

. Asas Supremasi Hukum


Dalam hal ini, wartawan bukanlah profesi yang
kebal dari hukum yang berlaku.Untuk itu, wartawan
dituntut untuk patuh dan tunduk kepada hukum
KODE ETIK JURNALISTIK
yang berlaku.Dalam memberitakan sesuatu
wartawan juga diwajibkan menghormati asas
praduga tak bersalah.
Kode Etik Jurnalistik menempati posisi yang snagat vital bagi

FUNGSI KODE wartawan, bahkan dibandingkan dengan perundang-undangan


lainnya yang memiliki sanksi fisiksekalipun, Kode Etik Jurnalistik
memiliki kedudukan yang sangat istimewa bagiwartawan. M. Alwi
ETIK JURNALISTIK Dahlan sangat menekankan betapa pentingnya Kode
EtikJurnalistik bagi wartawan , menurutnya Kode Etik setidak-
tidaknya memiliki lima fungsi, yaitu:

·Melindungi keberadaan seseorang professional dalam


berkiprah di bidangnya.
·Melindungi masyarakat dari malapraktik oleh praktisi yang
kurang professional.
·Mendorong persaingan sehat antarpraktisi.
·Mencegah kecurangan antar rekan profesi.
·Mencegah manipulasi informasi oleh narasumber

KODE ETIK JURNALISTIK


SESI DISKUSI

Anda mungkin juga menyukai