KODE ETIK
JURNALISTIK
KELOMPOK 6
NUZUL FAHMI
FRESIA FRISKA YARANGGA
VERONIKA NASIRA DOSEN PENGAMPUH:
LEKO KIWO MERRY CHRISTINE
ALOYSIUS OKTAVIANUS BELO RUMAINUM,S.Pd, M.Pd
PEMBAHASAN
Pengertian Kode Etik
Sejarah Kode etik
Kode Etik Jurnalistik
Contoh Kasus pelanggaran
kode etik
fungsi kode etik jurnalistik
kesimpulan
PENGERTIAN KODE ETIK
UU Pers No. 40 tahun 1999 Bab I Pasal 1 ayat 1 tentang pers dan
Kode Etik Jurnalistik Wartawan Indonesia (KEWI) beserta
penjelasannya, menyebutkan wartawan sebagai sebuah profesi.
Sebagai sebuah profesi, wartawan wajib melaksanakan etika
yang mendasari profesinya, dalam hal ini Kode Etik Jurnalistik.
Pelaksanaan Kode Etik Jurnalistik juga merupakan perintah dari
undang-undang Pasal 7 ayat 2 Undangundang No.40 Tahun 1999
tentang Pers yang berbunyi, “Wartawan memiliki dan mentaati
Kode Etik Jurnalistik”. Ini berarti wartawan yang melanggar Kode
Etik Jurnalistik sekaligus juga melanggar undang-undang
Periode tanpa Periode Kode Etik PeriodeDualisme Periode Kode Periode Banyak
kode etik Jurnalistik PWI Kode Etik Jurnalistik Etik Jurnalistik Kode Etik
jurnalistik tahap 1 PWI dan Non PWI PWI tahap 2 Jurnalistik
Kode Etik Jurnalistik ini digagas dan ditandatangani oleh 29 organisasi Pers di Jakarta pada 14
Maret 2006 dan kemudian disyahkan sebagai Peraturan Dewan Pers Nomor6/Peraturan-
DPN/2008, sudah seharusnya menjadi bagian tidak terpisahkan dalam kehidupan semua
jurnalis di Indonesia. Dalam KEJ menyatakan dengan jelas bahwa “Kemerdekaan berpendapat,
berekspresi, dan pers adalah hak asasi manusia yang dilindungi Pancasila, UndangUndang
Dasar 1945, dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia PBB
Dari pembukaan KEJ tersebut jelas nilai-nilai kebebasan menyatakan pendapat menjadi
prioritas utama bagi pers di Indonesia. Namun di sisi lain KEJ juga menyatakan dengan tegas:
“Dalam melaksanakan fungsi, hak, kewajiban dan peranannya, pers menghormati hak asasi
setiap orang, karena 9 itu pers dituntut profesional dan terbuka untuk dikontrol oleh
masyarakat.” Pada poin ini KEJ menekankan pentingnya sikap profesionalisme bagi para
pekerja media. Untuk itu pula menjadi signifikan bagi para pekerja media untuk memahami
fungsi atas hak dan tanggung jawab mereka
Ada 11 pasal KEJ yang nantinya menjadi tolok ukur , seperti yang tercantum dalam
pasal-pasal berikut ini:
Walaupun pers dituntut harus selalu tunduk dan taat kepada kode etik jurnalistik,pers ternyata
bukanlah malaikat yang tanpakesalahan atau kekhilafan sehingga melanggar kode etik jurnalistik
Berbagai factor dapat menyebabkan hal itu terjadi. Dari pengalaman hamper seperempat abad dapat
disimpulkan bahwa peristiwa tersebut dapat terjadi antara lain:
DARI 3 PASAL
Asas Profesionalitas
Secara sederhana, pengertian asas ini adalah . Asas Moralitas
wartawan Indonesia harus menguasai profesinya, Sebagai sebuah lembaga, media massa atau pers
baik dari segi teknis maupun filosofinya.Misalnya 4 asas kode etik dapat memberikan dampak sosial yang sangat luas
Pers harus membuat, menyiarkan, dan terhadap tata nilai, kehidupan, dan penghidupan
menghasilkan berita yang akurat dan
jurnalistik
masyarakat luas yang mengandalkan
faktual.Dengan demikian, wartawan indonesia kepercayaan.Kode Etik Jurnalistik menyadari
terampil secara teknis, bersikap sesuai norma yang
pentingnya sebuah moral dalam menjalankan
berlaku, dan paham terhadap nilai-nilai filosofi
profesinya. kegiatan profesi wartawan.Untuk itu, wartawan
yang tidak dilandasi oleh moralitas tinggi, secara
langsung sudah melanggar asas Kode Etik