Anda di halaman 1dari 33

1

 PENDAHULUAN
 KESEHATAN KERJA SAAT INI
 KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN
 KEBIJAKAN KESEHATAN KERJA

2
 KENAPA UPAYA KESEHATAN KERJA
PENTING ?
 Orientasi Upaya Kes Kerja adalah klien dan
provider /pemberi pelayanan sbg bag dari pekerja
 Pekerja kemungkinan akan mendapat masalah
terkait pekerjaan dan lingkungan pekerjaan
disamping masalah kes umum
 Penyakit akibat kerja pada umumnya kronis atau
terdeteksi beberapa tahun setelah terpajan
SEHAT
PENYAKIT
AKIBAT KERJA
SEHAT SEBAGAI HAK ASASI

 Setiap org berhak hidup sejahtera lahir & batin,


bertempat tinggal, & mendpt lingkungan hidup
yg baik & sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan (Amandemen UUD 1945
pasal 28 h)

 Konstitusi WHO:
“Health is a Fundamental Human Right”

IMPLIKASI:
 Hak mengandung kewajiban:
- Menyembuhkan yang sakit (15%)
- Mempertahankan yang sehat (85%)
Target MDGs 2015
1. Menanggulangi kemiskinan dan
kelaparan
2. Memenuhi pendidikan dasar
untuk semua
3. Mendorong kesetaraan gender
dan pemberdayaan perempuan

MDG’s 4. Menurunkan angka kematian


balita 2/3 nya antara 1990 –
2015
5. Meningkatkan kualitas
kesehatan ibu
6. Memerangi HIV AIDS Malaria
dan penyakit menular lainnya
7. Menjamin kelestarian
lingkungan hidup
8. Mengembangkan kemitraan
global untuk pembangunan
BAGAIMANA KESEHATAN KERJA MENDUKUNG MDGs

KESEHATAN KERJA TARGET MDGs

MDGs 1 : Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan


PEKERJA MDGs 3 : Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
(KHUSUSNYA PEREMPUAN) MDGs 5 : Meningkatkan kualitas kesehatan ibu
SEHAT DAN PRODUKTIF MDGs 6 : Memerangi HIV AIDS Malaria dan penyakit menular lainnya
MDGs 7 : Menjamin kelestarian lingkungan hidup
MDGs 8 : Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan

KE
UPAYA SE MENURUNKAN
HA KESEHATAN ANAK
KESEHATAN TA ANGKA
N
KERJA IB KEMATIAN
U MENINGKATKAN BALITA
KUALITAS
KESEHATAN IBU
34,4%
(38,1 JUTA)
47,3% (110,8 JUTA) PEKERJA
PEKERJA
PEREMPUAN

238,2 JUTA PENDUDUK (BPS, 2012)


• Kualitas
Lansia • Degenerasi

Usia
Kerja • Polusi di Tpt Kerja
• Produktifitas

Pelayanan bagi anak


SMP/SMA & remaja
Pelayanan
PUS
Pemeriksaan Persalinan, Pelayanan bagi
Kehamilan nifas & Pelayanan Pelayanan bagi anak SD
balita &
neonatal bagi bayi prasekolah
• Kespro remaja
• Ancaman PM
1000 Hari dan PTM

•Gangguan
•UKS
Keceerdasan •
• KIE Dokcil
•PMT
lemah
• UHH •AKI 228/100.000 KH • Tumbuh
• Usia rentan • ASI <15% Kembang
• AKB 32/1000 KH • D/S 71,3% bayi/balita
• AKBAL 34/1000 KH

UMUR HARAPAN HIDUP


9
 MENURUNKAN AKI DARI 228/100.000
MENJADI 118/100.000 KH
 MENURUNKAN AKB DARI 34/1000 KH
MENJADI 24/1000 KH
 MENURUNKAN PREVALENSI GIZI
KURANG DARI 18,8 MENJADI 15 %
 MENINGKATKAN USIA HARAPAN HIDUP
DARI 70,5 MENJADI 72 TAHUN

10
 UNDANG-UNDANG NO 36 TH 2009
TENTANG KESEHATAN
 PERPRES NO 5 TAHUN 2010 TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
MENENGAH NASIONAL
 KEMENKES NO HK 01.03 TENTANG
RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN
KESEHATAN

11
RPJMN 2010 - 2014

Meningkatkan derajat kesehatan


melalui pemberdayaan masyarakat
M
I Melindungi kesehatan masyarakat VISI
MASYARAKAT
SEHAT YANG

S
Menjamin ketersediaan dan MANDIRI DAN
pemerataan sumber daya BERKEADILAN
kesehatan
I Menciptakan tata kelola
kepemerintahan yang baik

Nilai: Pro Rakyat, Inklusif, Responsif, Efektif dan Bersih12


1. Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak
2. Perbaikan Status Gizi Masyarakat
3. Pengendalian PM, PTM dan Penyehatan lingkungan
4. Pengembangan SDMK
5. Ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, mutu
obat
6. Pengembangan sistem Jamkes
7. Pemberdayaan masy dan penanggulangan bencana
dan krisis kesehatan

13
14
Amandemen UUD 1945
Pasal 28 h UU No. 36/2009
Setiap org berhak Tentang Kesehatan
hiidupsejahtera,batin,bertempat BAB XII Kesehatan Kerja
tinggal dan mendapat lingk Pasal 164 – 166:
hidup yang baik dan sehat secara tegas menyatakan
berhak memperoleh yankes
ruang lingkup, tugas dan
Pasal 34 tanggung jawab
Negara bertanggung jawab atas Pemerintah, Pengusaha
penyediaan fasilitas yankes dan dan Pekerja
yan umum yang layak

Kementerian Kesehatan akan memberikan perhatian terhadap


Kesehatan Kerja 15
KOMPOSISI PENDUDUK INDONESIA
(BPS, AGUST 2012)

PENDUDUK
ANGKATAN KERJA 118,04 JUTA
INDONESIA
238,2 JUTA

PENGANGGUR
BEKERJA  110,8 JUTA 7,24 JUTA
• FORMAL  44,16 JUTA (39,9%)
• INFORMAL  66,64 JUTA (60,1%)
± 25 JT USIA
REPRODUKSI
PEKERJA = MASYARAKAT UMUM

17
 REGULASI IMPLEMENTASI KESEHATAN KERJA
BELUM TERSUSUN
 JUMLAH PEKERJA SEMAKIN MENINGKAT SAAT
INI PEKERJA 45 % TOTAL PDDK DAN BEKERJA
DI LEBIH 250.000 TEMPAT KERJA FORMAL
 POTENSI MASALAH KESEHATAN CUKUP
BESAR AKIBAT :
› KECELAKAAN KERJA
› PENYAKIT AKIBAT KERJA
› MASALAH KESEHATAAN LAINNYA

18
 STATUS KESEHATAN PEKERJA , BELUM
ADA DATA AKURAT BAIK KECELAKAAN
AKIBAT KERJA MAUPUN PENYAKIT
AKIBAT KERJA SEBATAS PENELITIAN-
PENELITIAN
 FASILITAS KESEHATAN KOMPETEN KES
KERJA PUSKESMAS SEKITAR 2.500 BUAH,
RUMAH SAKIT ? DENGAN KONDISI TURN
OVER NAKES CUKUP TINGGI
19
 MASIH ADA DUPLIKASI/OVERLAPPING
PENGATURAN KESJA DI LAPANGAN
ANTARA KEMENAKERTRANS DAN
KEMENKES
 UPAYA KESEHATAN KERJA BELUM
MENJADI PRIORITAS
 PELAKSANAAN DI DAERAH TIDAK
DIATUR DALAM SPM

20
 Sri Hudoyo 2004 penelitian di Puskesmas pada
petugas kesehatan 84,2% pernah tertusuk jarum
bekas dengan prevalensi HbsAg positif 4,4%,
petugas dg vaksinasi hepatitis B 12,5 %
 Joseph 2008 menyatakan bahwa 35% -75%
petugas kesehatan pernah tertusuk jarum dan
sangat rawan untuk terinfeksi virus hepatitis B,
Hepatitis C dan HIV/AIDS.

21
 Puslitbang DepKes 2004 survei di 8 Provinsi
sektor informal, 75,5% perajin batu batu
mengalami gangguan otot rangka, 41% perajin
kulit dan petani kelapa sawit mengalami gangguan
mata dan 23,2% perajin batu onix mengalami
gangguan dermatitis kontak alergi.
 Budi Haryono(2008) 350 karyawan perkantoran
50% mengalami gejala Sick Buidling Syndrome
(SBS) dan 35% mengalami gangguan penglihatan

22
 Untari (2006) menyatakan bahwa risiko tenaga
kesehatan untuk menderita hipertensi 2 kali lebih
tinggi dari tenaga disektor lain
 PT. Jamsostek pada tahun 2008 melaporkan
bahwa telah terjadi kecelakaan kerja sebanyak
93.823 kasus dengan jumlah kematian akibat
kerja mencapai 14.451 kasus

23
Kebijakan Kesehatan Kerja
ditujukan untuk melindungi
pekerja agar hidup sehat dan
terbebas dari gangguan kesehatan
serta pengaruh buruk yang
diakibatkan oleh pekerjaan

24
Kebijakan kesehatan kerja diarahkan
pengembangan dan pemantapan pada Sektor
formal dan informal
Kebijakan Kesehatan Kerja mencakup
Pendekatan pelayanan menyeluruh (promotif,
preventif, kuratif & rehabilitatif dan terintegrasi
dengan upaya kesehatan lainnya
Mendorong fasilitas pelayanan kes
melaksanakan K3
Penguatan Keshatan kerja di daerah berdasar
tatanan desentralisasi

25
1. Memperkuat dan mengembangkan kebijakan kesja yang
dapat meningkatkan kesehatan masyarakat pekerja
2. Pengembangan jejaring kesja dalam meningkatkan cakupan
3. Peningkatan upaya kesja dan pencegahan penyakit
terhadap bahaya atau faktor risiko yang bersumber pada
lingkungan, status kesehatan, perilaku pekerja, serta
pengorganisasian pekerjaan dan budaya kerja di semua
sektor melalui pendekatan Health Risk Assessment dan Risk
Management
4. Melaksanakan sistem informasi kesehatan di semua sektor
berdasarkan data dan fakta
5. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan SDM kesja
berbasis kompetensi
6. Peningkatan pemberdayaan sektor terkait dan masyarakat
7. Peningkatan kegiatan penelitian yang mendukung
pengembangan pelayanan kesja
8. Membangun komitmen kesja sebagai salah satu aliran
utama dalam pembangunan kesehatan dan pembangunan
Indonesia seutuhnya

26
• Tanggung Jawab Perusahaan/pengusaha
• Promotif dan Preventif melalui unit
PEKERJA penanggung jawab pelaksanaan kesehatan
FORMAL kerja (P2K3)
• Kuratif dan rehabilitatif dilaksanakan oleh
Klinik Perusahaan atau kerjasama dgn
sarana kesehatan yang ada

• Tanggung Jawab Pemerintah dan


masyarakat pekerja (puskesmas)
PEKERJA
• Pelaksanaanya dapat melalui
INFORMAL
pemberdayaan masyarakat pekerja
• Pelayanan yang diberikan adalah
pelayanan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif

PUSKESMAS
27
 JUMLAH PUSKESMAS MELAKSANAKAN
KESEHATAN KERJA DI KAWASAN
INDUSTRI

 KAWASAN INDUSTRI : FORMAL DAN


INFORMAL

28
 PUSKESMAS DI DAERAH
INDUSTRI,KAWASAN INDUSTRI

 PUSKESMAS DENGAN WILAYAH KERJA


TERDAPAT KELOMPOK PEKERJA
INFORMAL POTENSIAL

29
 Puskesmas, Dinkes tahu dan mengenal upaya
kesehatan kerja
 Puskesmas dan dinkes mampu mengenali
/identifikasi masalah kes kerja
 Puskesmas mau, tahu dan mampu memberikan
pelayanan kesehatan pada pekerja formal dan
informal
 Puskesmas mampu identifikasi suspect penyakit
akibat kerjdan kecelakan kerja
30
Penyakit degeneratif termasuk penyakit
dan kecelakaan kerja yang semakin
meningkat
Perkembangan industrialisasi dan
urbanisasi dan gaya hidup masyarakat
 Undang-undang yang mengatur tentang Kesehatan Kerja telah
banyak  UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009

 Besarnya sasaran dan banyaknya masalah kesehatan pada pekerja

 Ketersediaan Data Kesehatan Kerja berupa pencatatan dan


pelaporan secara lengkap sangat mutlak sehingga penyusunan
perencanaan dan evaluasi kesehatan kerja dapat akurat

 Pentingnya mengacu pada Indikator dan Pencapaian Target RPJMN


maupun MDGs dalam merencanakan dan mengevalusi program
Kesehatan Kerja

 Perlu dilakukan perencanaan dan evaluasi kegiatan kesehatan kerja


yg baik dan terukur

 Kesehatan Kerja sangat berperan dalam Pencapaian Target MDGs

32
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai