PUSKESMAS NUNUKAN
TAHUN. 2022
LATAR BELAKANG
Remaja sebagai penerus dan calon pemimpin bangsa di masa depan, mendapatkan hak dan kesempatan
seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, terjamin kelangsungan hidupnya, bebas dari
tindakan diskriminasi dan perlakuan yang salah, termasuk terlindungi dari berbagai masalah kesehatan.
Masalah kesehatan pada kelompok ini terutama disebabkan karena kecenderungan untuk perilaku yang
berisiko.
Masa remaja merupakan masa strom dan stress, karena remaja mengalami banyak tantangan baik dari diri
mereka sendiri (biopsychosocial factors) ataupun lingkungan (environment factors).
Kompleksnya permasalahan kesehatan pada remaja, tentunya memerlukan penanganan yang komprehensif
dan terintegrasi yang melibatkan semua unsur dari lintas program dan sektor terkait.
DASAR PEMIKIRAN
Remaja merupakan jumlah penduduk terbanyak yang hanya terjangkau oleh petugas kesehatan
atau Puskesmas jika sudah mengalami permasalahan.
Berikut adalah penjabaran kasus UKM (upaya Kesehatan Masyarakat) yang terkait remaja :
1. Bidang Promosi Kesehatan : Jumlah penyuluhan yang dilaksankan dalam tahun 2017 hanya 10 %
yang sasarannya remaja
2. Bidang KIA & KB : Meningkatnya kasus kehamilan remaja, meningkatnya kasus kehamilan
yang tidak diinginkan dan penggunaan kontrasepsi pada remaja
3. Bidang Gizi : kurangnya informasi remaja terhadap gizi, meningkatnya kasus anemia pada remaja
4. Bidang Kesehatan Lingkungan : kurangnya keterlibatan remaja mengenai kesehtan lingkungan
5. Bidang Penatalaksananaan Penanggulangan Penyakit : meningkatnya kasus HIV/AIDS pada
remaja, penyalahgunaan obat pada remaja, Meningkatnya kasus IMS pada remaja
6. Bidang Perkesmas : Kontak tenaga kesehatan terhadap remaja kurang
7. Hasil cakupan SPM mengenai kontak dengan usia produktif dari target 100% hanya dicapai 5%
TUJUAN KEGIATAN POSYANDU REMAJA
TUJUAN UMUM
TUJUAN KHUSUS
o Meningkatkan peran remaja dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi posyandu remaja
o Meningkatkan Pendididkan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS)
o Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja tentang kesehatan reproduksi bagi remaja
o Meningkatkan pengetahuan terkait kesehatan jiwa dan pencegahan penyalahgunaan Napza
o Mempercepat upaya perbaikan gizi remaja
o Mendorong remaja untuk melakukan aktifitas fisik
o Melakukan deteksi dini dan pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM)
o Meningkatkan kesadaran remaja ddalam pencegahan kekerasan
TUJUAN KEGIATAN POSYANDU REMAJA
TUJUAN UMUM
TUJUAN KHUSUS
o Meningkatkan peran remaja dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi posyandu remaja
o Meningkatkan Pendididkan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS)
o Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja tentang kesehatan reproduksi bagi remaja
o Meningkatkan pengetahuan terkait kesehatan jiwa dan pencegahan penyalahgunaan Napza
o Mempercepat upaya perbaikan gizi remaja
o Mendorong remaja untuk melakukan aktifitas fisik
o Melakukan deteksi dini dan pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM)
o Meningkatkan kesadaran remaja ddalam pencegahan kekerasan
SASARAN
1. Sasaran Kegiatan Posyandu Remaja Remaja usia 10-19 tahun, laki-laki dan peremuan tidak
memandang status pendididkan dan perkawinan termasuk remaja dengan disabilitas
1. Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan keterampilan dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan dan keterampilan hidup sehat remaja
2. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan yang mencakup upaya promotif dan
preventif, meliputi: Pendididkan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS), kesehatan reproduksi remaja,
pencegahan penyalahgunaan Napza, gizi, aktivitas fissik, pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM)
dan kekerasan pada remaja
4. Sebagai bakal generasi penerus kaderisasi organisasi kemasyarakatan minimal yang ada di
wilayahnya
PENYELENGGARAAN POSYANDU REMAJA
1) Rapat Internal
Sebelum pembentukan posyandu remaja, diperlukan kesiapan petugas kesehatan dalam penyelenggaraan posyandu remaja. Untuk itu perlu dilakukan rapat internal jajaran Puskesmas
untuk menyepakati komitmen, dukungan dan kerjasama dengan masyarakat dalam memberikan layanan profesional kepada remaja.
2) Rapat Eksternal
Rapat ini dilakukan dengan masyarakat dan pemangku kepentingan khususnyakomunitas remaja dan tokoh masyarakat untuk memperoleh dukungan dalam penyelenggaraan Posyandu
Remaja. Pada rapat tersebut dilakukan inventarisasi dukungan yang dapat diberikan oleh masyarakat seperti dukungan dana (pendekatan kepada pemangku kebijakan agar kegiatan
dapat dukungan rutin melalui pendanaan Anggaran Dana Desa), tempat penyelenggaraan atau peralatan Posyandu Remaja.
3) Identifikasi kebutuhan
Agar masyarakat mempunyai rasa membutuhkan dan memiliki terhadap posyandu remaja, masyarakat perlu mendapat gambaran tentang berbagai masalah kesehatan remaja yang
ada di wilayahnya serta kemungkinan jalan keluar pemecahan masalahnya dengan melakukan pemetaan masalah dan potensi yang mereka miliki dengan bimbingan petugas
Puskesmas bersama aparat pemerintahan desa/kelurahan atau dikenal dengan Survei Mawas Diri (SMD). SMD dilakukan minimal 1 kali di awal
pembentukan Posyandu Remaja. Sebelum dilakukan SMD, perlu dibentuk dan dilatih anggota masyarakat yang dinilai mampu melakukan SMD seperti guru, anggota Pramuka, kelompok
dasawisma PKK, anggota karang taruna, siswa atau kalangan pendidikan lainnya yang ada di desa/kelurahan.
Pelatihan yang diselenggarakan mencakup penetapan responden, metode wawancara
sederhana, penyusunan dan pengisian daftar pertanyaan serta pengolahan hasil pengumpulan data.
Pengumpulan data dengan cara wawancara dilakukan terhadap sekurang-kurangnya 30 (tiga
puluh) kepala keluarga yang terpilih secara acak dan bertempat tinggal di lokasi yang akan dibentuk Posyandu. Hasil dari SMD kelak adalah berupa data tentang masalah kesehatan serta
potensi masyarakat yang ada di desa/kelurahan.
Dalam mendukung pelaksanaan Posyandu remaja berupa sumber daya maupun pengembangan jenis kegiatan di langkah ke 5 (pemberian KIE dan kegiatan-kegiatan
softskills/kewirausahaan dll) dapat berkerjasama dengan CSR dan sektor terkait seperti BNN, Dinas Kehutanan, Dinas Pariwisata, Dinas Pendidikan dll.
4) Menyusun Usulan Pembentukan Posyandu Remaja melalui Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
Musyawarah Masyarakat Desa adalah pertemuan masyarakat yang dihadiri oleh para pimpinan baik fomal maupun informal dan anggota masyarakat untuk merumuskan masalah
kesehatan remaja dan upaya penanggulangannya. MMD diinisiasi para tokoh masyarakat yang mendukung pembentukan Posyandu atau Forum Peduli Kesehatan Kecamatan (jika telah
terbentuk). Peserta MMD adalah anggota masyarakat setempat. Materi pembahasan adalah hasil SMD serta data kesehatan lainnya yang mendukung. Hasil yang diharapkan dari MMD
adalah ditetapkannya daftar urutan masalah prioritas dan upaya kesehatan yang akan dilakukan, yang disesuaikan dengan kegiatan utama Posyandu.
Tahapan pembentukan posyandu remaja sebagai berikut:
Pemilihan pengurus dan kader Posyandu Remaja dilakukan melalui pertemuan khusus dengan melibatkan komunitas remaja
setempat serta mengundang para tokoh dan anggota masyarakat. Undangan dipersiapkan oleh Puskesmas dan
ditandatangani oleh Kepala Desa/Lurah. Pemilihan dilakukan secara musyawarah mufakat sesuai dengan tata cara dan
kriteria yang berlaku. Struktur organisasi tersebut bersifat fleksibel, sehingga dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan,
kondisi, permasalahan dan kemampuan sumberdaya. Struktur organisasi minimal terdiri dari pembina, ketua, wakil ketua,
sekretaris, bendahara serta anggota yang terdiri dari Kader Kesehatan Remaja dan seluruh remaja di wilayah terkait dibawah
binaan kepala desa/lurah setempat.
Pada waktu menyelenggarakan sosialisasi pengurus, sekaligus disusun rencana kerja (Plan of Action) Posyandu Remaja
yang akan dibentuk, lengkap dengan waktu dan tempat penyelenggaraan, pelaksana dan pembagian tugas, sarana dan
prasarana yang diperlukan.
B, Orientasi Pengurus dan Pelatihan Kader Posyandu Remaja
Sebelum melaksanakan tugasnya, pengurus dan kader terpilih perlu diberikan sosialisasi dan orientasi/ pelatihan. Sosialisasi ditujukan kepada
pengurus
Posyandu Remaja dan orientasi/pelatihan ditujukan kepada kader Posyandu Remaja, yang keduanya dilaksanakan oleh Puskesmas sesuai dengan
pedoman yang berlaku.
Hal yang diorientasikan sebagai berikut:
Tempat penyelenggaraaan Posyandu Remaja sebaiknya berada pada tempat yang mudah dijangkau oleh remaja.
Tempat penyelenggaraan tersebut dapat di salah satu rumah warga, halaman rumah, balai desa/kelurahan, balai RW/RT/dusun, tempat
karang taruna atau tempat khusus yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat. Selain itu, dapat juga dilakukan di tempat di mana
remaja biasa berkumpul.
Minimal 3 hari sebelum pelaksanaan tim pelaksana kegiatan Posyandu akan melakukan rapat persiapan pelaksanaan yang akan melakukan
penyiapan pelaksana maupun peralatan yang dibutuhkan:
Pembagian Tugas:
Langkah I menjadi tanggung jawab kader A,
Langkah 2 tanggungjawab kader B dst.
Peralatan:
buku pemantauan kesehatan remaja, buku/ formulir register, kelengkapan kurva pemantauan tumbuh kembang, alat pemeriksaan
sederhana, laptop, kamera, tape recorder, pengeras suara/TOA, kursi, leaflet, brosur, alat permainan.
Informasi
Pada pihak Puskesmas, pihak PKK atau pihak desa/ kelurahan, bisa laporan kegiatan kepada pihak Puskesmas dan desa/ kelurahan.
Setelah pelaksanaan selesai, lakukan evaluasi kegiatan Posyandu Remaja hari H, pembuatan jadual perencanaan kegiatan bulan depan.
Langkah-langkah yang dilaksanakan pada posyandu remaja adalah sebagai berikut:
Normal :
S : ≤ 120mmHg
D : ≤ 80 mmHg
Pre hipertensi :
S : 120 - 139 mmHg
D : 80 – 89 mmHg
Hipertensi Derajat 1 :
S : 140 - 159 mmHg
D : 90 - 99mmHg
Hipertensi Derajat 2 :
S : ≥ 160 mmHg
D : ≥ 100mmHg
Cara mengukur keadaan gizi pada remaja yang paling sederhana adalah dengan mengukur LILA (Lingkar Lengan Atas).
Alat untuk mengukur LILA sebaiknya yang bentuknya fleksibel dan tepinya tumpul.
Contohnya, alat ukur LILA, metlin, pita ukur jahit.
Bila lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm menunjukkan remaja menderita KEK (Kurang Energi Kronis)
• Bila setelah hasil pengukuran LILA-nya masih berada dibagian merah (kurang dari 23,5
cm), berarti remaja tergolong sangat kurus atau KEK (Kekurangan Energi Kalori).
e) Pengecekan anemia untuk remaja putri secara klinis, apabila ada tanda klinis anemia dirujuk ke fasilitas
kesehatan.
• Periksa tanda-tanda klinis pada kelopak mata bawah dalam, bibir, lidah dan telapak
tangan tampak pucat.
Buku Rapor Kader melakukan pencatatan hasil pengukuran ke dalam buku register dan Buku
Pemantauan Kesehatan Remaja.
CONTOH REGISTER POSYANDU REMAJA
8 dst
NO Tanggal Nama Masalah Solusi Tindak
Konseling Lanjut
3
5 MEJA POSTREM
1. PENDAFTARAN
2. PENGUKURAN
3. PENCATATAN
4. KIE
5. EDUKASI