SURAT EDARAN

NOMOR: SE/24 /IV/2019

STANDARDISASI KELENGKAPAN PERTANGGUNGJAWABAN
KEUANGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN DAN TENTARA
NASIONAL INDONESIA

SEPTEMBER 2019
Dasar:
PUS
L
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor

A
47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

N PBI
b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

NK
c. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

UH
d. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5423);
e.

f.
Negeri Bukan Bendahara atau Pejabat Lain;
A
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2016 tentang Tata Cara Tuntutan Ganti Kerugian Negara/Daerah Terhadap Pegawai

Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 33);
g. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 110/PMK.05/2010 tentang Pemberian dan Tata Cara Pembayaran Uang Makan Bagi
Pegawai Negeri Sipil.

2
h.
PUS
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 178/PMK.05/2010 tentang Tata Cara Pembayaran Tunjangan Operasi Pengamanan bagi

L
Prajurit Tentara Nasional Indonesia dan Pegawai Negeri Sipil yang Bertugas dalam Operasi Pengamanan pada Pulau-Pulau

A
Kecil Terluar dan Wilayah Perbatasan;

N PBI
i. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pembayaran Belanja Pegawai di
lingkungan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia;

NK
j. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 80/PMK.05/2017 tentang Tata Cara Pembayaran Tunjangan Kinerja Pegawai pada
Kementerian Negara/ Lembaga;

UH
k. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 143/PMK.05/2018 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Belanja Negara di
lingkungan Kemhan dan TNI.

A
l. Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 52 Tahun 2012 tentang Biaya Perjalanan Dinas Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara,
Pegawai Negeri dan Pegawai Tidak Tetap di lingkungan Kemhan dan TNI.
m. Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 84 Tahun 2014 tanggal 29 Desember 2014 tentang Tuntutan Perbendaharaan dan
Tuntutan Ganti Rugi di lingkungan Kemhan dan TNI.
n. Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 43 tahun 2016 tanggal 30 Desember 2016 tentang Biaya Perjalanan Dinas Luar Negeri di
lingkungan Kemhan dan TNI.
o. Peraturan Menteri Pertahanan Nomor Per/08/M/IX/2007 tanggal 17 September 2007 tentang Kerja lembur dan pemberian uang
lembur bagi pegawai negari di lingkungan Dephan dan TNI.
3
 PUS
L
dengan berlakunya PMK Nomor 143/PMK.05/2018, maka dalam

N A
rangka tertib administrasi pengelolaan hibah perlu ditetapkan ketentuan
PBI
sebagai berikut:
a. Prinsip-prinsip dalam
NK
penyelenggaraan pertanggungjawaban
keuangan, meliputi:
UH
1. Legal
2. Akuntabel
A
3. Transparan
4. Proporsional
4
 PUS
N L A PBI
b. Pelaksanaan pengelolaan keuangan di lingkungan Kemhan dan TNI

NK
dilakukan oleh pejabat perbendaharaan terdiri dari:
1. PA/KPA (Kuasa Pengguna Anggaran);
UH
2. PPK (Pejabat Pembuat Komitmen);
A
3. PPSPM (Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar); dan
4. BP (Bendahara Pengeluaran)

5
 PUS
c. Mekanisme Pembayaran:

N L A
1. Pembayaran Langsung

PBI
Dilakukan langsung dari Rekening Kas Negara ke rekening penerima hak

NK
pembayaran, jika tidak dapat dilaksanakan maka bisa dilaksanakan melalui BP.

UH
Pembayaran LS ke BP digunakan untuk belanja pegawai non gaji induk,
honorarium dan perjalanan dinas berdasar daftar penerima pembayaran.
2. Uang Persediaan
A
UP digunakan untuk keperluan membiayai kegiatan operasional sehari-hari
satker dan/atau membiayai pengeluaran yang tidak dapat dilakukan melalui
pembayaran LS dengan besarannya hanya sebesar kebutuhan operasional satker
selama 1 (satu) bulan yang direncanakan dibayarkan melalui UP.
6
 PUS
L
Besaran UP diberikan paling banyak:

N A PBI
Rp100.000.000,- (seratus juta rupiah) untuk pagu jenis belanja yang bisa
dibayarkan melalui UP sampai dengan Rp2.400.000.000,- (dua miliar empat
ratus juta rupiah);
NK
UH
Rp200.000.000 (dua ratus juta rupiah) untuk pagu jenis belanja yang bisa

A
dibayarkan melalui UP di atas Rp2.400.000.000,- (dua miliar empat ratus
juta rupiah) sampai dengan Rp6.000.000.000,- (enam miliar rupiah);
Rp500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) untuk pagu jenis belanja yang bisa
dibayarkan melalui UP di atas Rp6.000.000.000,- (enam miliar rupiah).

7
 PUS
L
3. Tambahan Uang Persediaan (TUP).

A
TUP diajukan kepada Kepala KPPN dalam hal sisa UP pada BP tidak cukup tersedia untuk membiayai

N PBI
kegiatan yang sifatnya mendesak/ tidak dapat ditunda.

NK
4. Penerimaan
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) meliputi:
1) Penerimaan kembali sisa anggaran;
UH
2)
3)
4)
Penerimaan hasil penjualan barang/kekayaan negara;
Penerimaan hasil penyewaan barang/kekayaan negara;
Penerimaan hasil penyimpanan uang negara;
A
5) Penerimaan ganti rugi atas kerugian negara;
6) Penerimaan denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan pemerintah.
8
 PUS
N L
• Hibah dalam bentuk:

A PBI
1) Uang (rupiah, devisa, devisa yang dirupiahkan); dan

NK
2) Barang/jasa/surat berharga yang diperoleh dari pemberi hibah yang tidak
perlu dibayar kembali, yang berasal dari dalam/luar negeri.

UH
5. Pengeluaran.
A
Pengeluaran adalah seluruh pengeluaran uang akibat tagihan dalam rangka
mendukung Program Kerja sesuai anggaran yang ditetapkan.

9
 PUS
N L A PBI
d. Kegiatan memindahkan/pembukaan Rekening Escrow ke Rekening
BUN.
NK
UH
PPK menerbitkan SPP LS kepada penyedia barang/jasa alutsista dan

A
disampaikan kepada PPSPM dilengkapi dokumen pendukung sebagai berikut:
1. Perjanjian/kontrak pengadaan alutsista;
2. Keputusan KPA tentang penyelesaian sisa pekerjaan dilanjutkan ke tahun
anggaran berikutnya; dan
3. Kartu pengawasan pembayaran kontrak dalam bentuk rupiah/valas
10
 PUS
N L A
e. Kegiatan pada saat menarik Dana Escrow dari Rekening BUN.

PBI
Dalam pembayaran sisa pekerjaan yang telah diselesaikan 100% pada tahun

NK
anggaran berikutnya KPA satker menerbitkan Surat Ketetapan Pencairan (SKP)

UH
sebagai dasar pembebanan Rekening Dana Cadangan Alutsista. SKP disampaikan
kepada Dirjen Perbendaharaan untuk mendapatkan pengesahan. SKP yang
disampaikan oleh KPA satker meliputi:
1. Kesesuaian data supplier, A
2. Kesesuaian data kontrak; dan
3. Ketersediaan dana pada Rekening Dana Cadangan Alutsista.
11
 PUS
L
f. Dokumen Pertanggungjawaban Keuangan

N
PENERIMAAN A PBI
NK
PENGELUARAN
1. PNBP : Keputusan Pelaksanaan yang
ditandatangani KPB/KPB E-1, Naskah
UH
1. Belanja Pegawai : SPP, SPM, SP2D, SSP

Perjanjian Kerjasama, Bukti setor/kuitansi,
BAST
2. Yanmasum : Kuitansi, Formulir Pelayanan
Medis, Resume Medis, Kartu Peserta
3. Hibah : BAST, SP2HL BJS, MPHL BJS,
SPHL, SP2HL, SP3HL, SP4HL
A
PPh 21, SPTJM
2. Belanja barang, belanja modal dan jasa :
Kuitansi dinas, Faktur/nota bukti
pembelian, Faktur pajak, SSP, SPTJM,
SPP, SPM, SP2D

12
Dalam rangka pengendalian dan pengawasan, kelengkapan pertanggungjawaban keuangan minimal
dibuat 2 (dua) rangkap (disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing UO), 1 (satu) rangkap dikirim
ke Baku diatasnya dan 1 (satu) rangkap untuk arsip Satker.

PUS
Waktu pengiriman kelengkapan pertanggungjawaban keuangan:
1) Baku IV.
a)
b)
N L A
Mengirimkan pertanggungjawaban keuangan kepada Baku diatasnya (T+10).

PBI
Mengarsipkan dokumen pertanggungjawaban keuangan secara lengkap.

NK
2) Baku III.

UH
Menerima, memverifikasi dan menerbitkan nota hasil verifikasi dokumen wabku kepada
Kasatker dengan tembusan Baku II (T+15).
3) Baku II.
A
Menerima dan memverifikasi tembusan nota hasil verifikasi Satker yang dibuat oleh Baku III
dan menerbitkan nota hasil verifikasi kepada Baku III tembusan Baku I (T+20).
4) Baku I.
Menerima dan memverifikasi tembusan nota hasil verifikasi Baku II dan menerbitkan nota hasil
verifikasi kepada Baku II (T+25).
13
SEKIAN
DAN
TERIMA