SOSIALISASI :

UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG

PERKOPERASIAN

KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA

DEPUTI BIDANG KELEMBAGAAN KOPERASI DAN UKM
 RAPAT ANGGOTA

KALAU KOPERASI TDK MENYELENGGARAKAN RA, MENTERI DAPAT MEMERINTAHKANN

PENYELENGARAAN RA MELALUI PEMANGGILAN KEDUA (ps 36 ayat 3) ;

PENGATURAN MEKANISME RAPAT ANGGOTA (ps. 37 s/d ps 47)

KETUA PENGADILAN DPT MEMBERI IJIN PADA ANGGOTA UNTUK MELAKUKAN

PEMNGGILAN RAPAT ANGGOTA (1/5 JMLH ANGG)

www.rajapresentasi.com 2
 PENGAWAS

DIPILIH DARI DAN OLEH ANGGOTA MELALUI RA (ps 48 ayat 1);

SYARAT DIATUR DALAM ps 48 ayat 2 DAN LAINNYA DIATUR DLM AD;

PUNYA TUGAS DAN WEWENANG YG BERBEDA (ps 50 ), TERMASUK

MEMBERHENTIKAN PENGURUS UNTUK SEMENTARA WAKTU DNG ALASAN
SESUAI ps 63 ayat 1 UNTUK PENGURUS;

DPT DIBERHENTIKAN BERDASAR KEPUTUSAN RA (ps 53 ayat 1)

www.rajapresentasi.com 3
 PENGURUS

DIPILIH DARI ANGGOTA MAUPUN NON ANGGOTA DENGAN SYARAT ps. 55 ayat 2 DAN YG
LAIN DIATUR DLM AD;

TUGAS (ps 58 ayat 1)

WEWE-NANG MEWAKILI KOPERASI, DI DLM DAN LUAR PENGADILAN, KECUALI DITENTUKAN

LAIN (ps 59 ayat 1 S/D 4)

MEMPEROLEH GAJI DAN TUNJANGAN DITETAPKAN DALAM RA (ps 57);

TANGGUNG JAWAB (ps 60)

www.rajapresentasi.com 4
 KELEMBAGAAN

APLIKASI DARI LANDASAN KOPERASI BESERTA ASAS KEKELUARGAAN UNTUK MENSEJAHTERAKAN ANGGOTANYA MENJADI ISU POKOK

DENGAN JELAS DITETAPKAN NILAI (7) & YANG DIYAKINI (4), SERTA MEMILIKI PRINSIP KOPERASI (7).

PERAN PENTING MULAI DARI PEMBENTUKAN KELEMBAGAAN KOPERASINYA (ps

7 s/d 24)

PENGAWASAN KOPERASI OLEH MENTERI (ps 96 ayat 2) MELALUI PELAPORAN DAN PEMANTAUAN SERTA EVALUASI;

PEMERIKSAAN KOPERASI OLEH MENTERI (ps 98 ayat 1), KALAU ADA HAL-HAL YG MELANGGAR/MENYIMPANG, DAPAT OLEH AKUNTAN
PUBLIKDENGAN
BERHUBUNGAN DIBAYARMASALAH
DARI APBN.
PENGAWASANDAN PEMERIKSAAN ps 96 s/d 99, DIMANA SOAL PE NGAWASAN ADA YANG UMUM DAN ADA
UNTUK KSP

ORIENTASINYA UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN PARA PIHAK PADA KOPERASI MENJADI TUGAS MENTERI, ( PP DAN PERMEN)

DIPERLUKAN KEBIJAKAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH UNTUK MELAKUKAN PEMBERDAYAAN (ps 112 s/d 114). BERDASAR ps 112 ayat 3
DIPERLUKAN RANCANGAN KEBIJAKAN, PERENCANAAN MAUPUN SINKRONISASI PEMBERDAYAAN BAGI KOPERASI, TERMASUK PERLINDUNGAN
YANG HARUS DILAKUKAN.

www.rajapresentasi.com 5
 MODAL KOPERASI
MODAL :

a. Modal Awal (Setoran Pokok dan SMK)

b. Hibah
c. Modal Penyertaan
d. Pinjaman (anggota, Koperasi lain/anggotanya, Bank dan LKNB)
e. Sumber lain yang sah

SMK :

ANGGOTA WAJIB MEMBELI SMK , MINIMUM DIATUR DALAM AD.; NILAI NOMINAL
SMK MAKSIMUM SAMA DENGAN NILAI SETORAN POKOK;

SETORAN SMK DAPAT TIDAK BERUPA UANG, DAN DINILAI BERDASAR NILAI
PASAR;

PEMINDAHAN SMK TIDAK BOLEH MENYIMPANG DARI KETENTUAN KEPEMILIKAN

SMK MINIMUM, DAN MEMENUHI SYARAT ps 70 ayat 2; ADA ps 66 -77

www.rajapresentasi.com 6
 SHU DAN CADANGAN

ADA PENGATURAN SELISIH HASIL USAHA DAN DANA CADANGAN (ps 78 - 81);

SISA HASIL USAHA  SURPLUS HASIL USAHA,

KERUGIAN  DEFISIT HASIL USAHA;

SURPLUS DIPISAH LEBIH DAHULU UNTUK DANA CADANGAN, DAN SISANYA DIGUNAKAN
UNTUK:

a. ANGGOTA SESUAI TRANSAKSI,

b. SMK,
c. BONUS UN TUK PENGAWAS,
d. PENGURUS DAN KARYAWAN;
e. MEMBAYAR DANA PEMBANGUNAN KOPERASI &
f. KEWAJIBAN LAIN.

HASIL DARI TRANSAKSI NON ANGGOTA TDK BOLEH DIBAGIKAN  PENGEMBANGAN USAHA.

www.rajapresentasi.com 7
 DEFISIT HASIL USAHA DAN CADANGAN

KALAU DEFISIT HASIL USAHA DITUTUP DENGAN :

a. DANA CADANGAN (SESUIA KETENTUAN RA),

b. KALAU TIDAK CUKUP MENJADI BEBAN ANGGARAN TAHUN MENDATANG;
c. UNTUK KSP, MAKA ANGGOTA WAJIB NNENYETOR TAMBAHAN DALAM BENTUK MEMBELI SMK;

CADANGAN :

d. PENYISIHAN DARI SURPLUS HASIL USAHA DILAKUKAN SEHINGGA BERNILAI PALING SEDIKIT 20% DARI
NILAI SMK,
e. KALAU DANA CADANGAN DARI PENYISIHAN SURPLUS BELUM MENCAPAI JUMLAH 20% DARI NILAI SMK,
DANA CADANGAN HANYA BOLEH UNTUK MENUTUP KERUGIAN KOPERASI SAJA.

www.rajapresentasi.com 8
 PERAN PEMERINTAH

PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH MEMBUAT KEBIJAKAN AGAR KOPERASI

BERKEMBANG DENGAN BAIK (ps 112 ayat 1)

MELALUI DUKUNGAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SERTA PEMBER-DAYAAN

KOPERASI  ANGGOTANYA;

LANGKAHNYA DENGAN :

MEMBIMBING DAN MEMBERI-KAN KEMUDAHAN DALAM BERBAGAI BENTUK YANG

TERKAIT DENGAN: ASPEK KELEMBAGAAN & DIKLAT; BIMBINGAN USAHA;
MEMPERKUKUH PERMODALAN DAN PEMBIAYAAN KOPERASI, PENGEMBANGAN
JARINGAN USAHA DAN KERJASAMA DENGAN BADAN USAHA LAINNYA; KON SULTASI
DAN INSENTIF PAJAK DAN FISKAL;

SEMUA DILAKUKAN MELALUI KOORDINASI: KEBIJAKAN, INTEGRASI PERENCANAAN,

SINKRONI SASI PROGRAM (ps 114 ayat 1 dan 2) DALAM RANGKA UPAYA
PERLINDUNGAN BAGI KOPERASI (ps 113 ayat 1 dan 2) .

www.rajapresentasi.com 9
 JENIS KOPERASI

JENIS KOPERASI : KONSUMEN;PRODUSEN; JASA DAN SIMPAN/PINJAM;

ORIENTASI :

KOPERASI KONSUMEN : PENYEDIAAN BARANG KEBUTUHAN ANGGOTA & NON-ANGGOTA;

KOPERASI PRODUSEN : PELAYANAN DI BIDANG PENGADAAN SARANA PRODUKSI DAN

PEMASARAN PRODUKSI HASIL ANGGOTA & NON-ANGGOTA;

KOPERASI JASA : PELAYANAN JASA NON SIMPAN PINJAM BAGI ANGGOTA DAN NON-
ANGGOTA; DAN

KOPERASI SIMPAN PINJAM : PELAYANAN SIMPAN PINJAM HANYA UN TUK ANGGOTA SAJA.

www.rajapresentasi.com 10
 USAHA KOPERASI

MEMBENTUK SEKUNDER UNTUK MENING KATKAN USAHA DAN MENYATUKAN

POTENSI EKONOMI ANGGOTA

PENYELENGGARAAN USAHA LANGSUNG DAN SESUAI DENGAN JENIS KOPERA SINYA;

DAPAT MELAKUKAN KEMITRAAN USAHA;

DAPAT MENERAPKAN EKONOMI SYARIAH,

KEGIATAN SP HARUS MEMPEROLEH IJIN DARI MENTERI,

a. SESUAI DENGAN PERSYARATANNYA;

b. TERMASUK KETENTUAN ps 89 ayat c .
c. MENEMPATKAN DANA PD KOPE-RASI SEKUNDERNYA.

www.rajapresentasi.com 11
 Khusus KSP

KHUSUS KSP ADA PENGATURAN MELALUI ps 88 S/D ps 95, DENGAN MENEKANKAN

PADA KOPERASI SEKUNDERNYA;

KEGIATAN KSP MENEMPATKAN DANA PADA KOPERASI SEKUNDERNYA(sub C), YG

DAPAT DIBENTUKNYA (ps 91 ayat 1) DAN TIDAK BOLEH MELAKUKAN INVESTASI DI
SEKTOR RIIL (ps 94 ayat 5).

PENGURUS HARUS MEMILIKI STANDAR KOMPETENSI SESUAI PERMEN;

MENGIKUTI PROGRAM LPS UNTUK MENJAMIN SIMPANAN ANGGOTA, DIATUR

DENGAN PP.

www.rajapresentasi.com 12
Pengawasan KSP
 Substansi KSP dalam UU tentang Perkoperasian

 Ketentuan mengenai Koperasi Simpan Pinjam mencakup

pengelolaan maupun penjaminannya.
 Koperasi Simpan Pinjam hanya dapat menghimpun simpanan
dan menyalurkan pinjaman kepada anggota.
 Koperasi Simpan Pinjam harus berorientasi pada pelayanan
pada anggota, sehingga tidak lagi dapat disalahgunakan oleh
pemodal yang berbisnis dengan Badan Hukum Koperasi.
 Unit simpan pinjam koperasi dalam waktu 3 (tiga) tahun wajib
berubah menjadi Koperasi Simpan Pinjam yang merupakan
badan hukum koperasi tersendiri.

www.rajapresentasi.com 14
 Substansi KSP dalam UU tentang Perkoperasian

Dalam Koperasi Simpan Pinjam disepakati bahwa Koperasi

Simpan Pinjam menghimpun dan menyalurkan dana hanya
untuk anggota Koperasi Simpan Pinjam.
Hal ini berakibat bagi masyarakat yang selama ini belum
menjadi anggota Koperasi diwajibkan mendaftar sebagai
anggota Koperasi dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga)
bulan, apabila dalam jangka waktu yang sudah ditentukan
tidak mendaftar maka tidak diperkenankan untuk
memanfaatkan jasa simpan pinjam.

www.rajapresentasi.com 15
 Substansi Pengawasan dalam UU tentang Perkoperasian

 Pengawasan dan pemeriksaan terhadap Koperasi akan lebih

diintensifkan.
 Pemerintah juga diamanatkan untuk membentuk Lembaga
Pengawas Koperasi Simpan Pinjam (LP-KSP) yang
bertanggung jawab kepada Menteri melalui peraturan
pemerintah. Hal tersebut merupakan upaya nyata agar
Koperasi Simpan Pinjam benar-benar menjadi Koperasi yang
sehat, kuat, mandiri, dan tangguh, sebagai entitas bisnis yang
dapat dipercaya dan sejajar dengan entitas bisnis lainnya
yang telah maju dan berkembang dengan pesat dan
profesional.
www.rajapresentasi.com 16
 Pasal 100 UU tentang Perkoperasian

(1) Pengawasan Koperasi Simpan Pinjam dilakukan oleh

Lembaga Pengawasan Koperasi Simpan Pinjam.
(2) Lembaga Pengawasan Koperasi Simpan Pinjam
bertanggungjawab kepada Menteri.

www.rajapresentasi.com 17
 Cara Melakukan Pengawasan

Pasal 97
• Pengawasan dilakukan melalui pelaporan,
pemantauan, dan evaluasi terhadap Koperasi.
• Kegiatan pengawasan dilakukan dengan cara:
– meneliti laporan pertanggungjawaban tahunan,
dokumen-dokumen, dan keputusan-keputusan Rapat
Anggota;
– meminta untuk hadir dalam Rapat Anggota; dan/atau
– memanggil Pengurus untuk diminta keterangan
mengenai perkembangan Koperasi.

www.rajapresentasi.com 18
 Aspek Pengawasan

NILAI, PRINSIP,
REGULASI KOPERASI

Lembaga Pengawasan KSP TUJUAN

TEKNIS

???

www.rajapresentasi.com 19
 Aspek Pengawasan Teknis

MANAJEMEN

Lembaga Pengawasan KSP

KEUANGAN

www.rajapresentasi.com 20
 Hal-hal yang harus diawasi:

Pasal 89
Koperasi Simpan Pinjam meliputi kegiatan:
• menghimpun dana dari Anggota;
• memberikan Pinjaman kepada Anggota; dan
• menempatkan dana pada Koperasi Simpan Pinjam
sekundernya.

www.rajapresentasi.com 21
 Hal-hal yang harus diawasi:

Pasal 91

Koperasi Simpan Pinjam Sekunder dilarang memberikan

Pinjaman kepada Anggota perseorangan.

www.rajapresentasi.com 22
 Hal-hal yang harus diawasi:

Pasal 92
(2) Pengawas dan Pengurus Koperasi Simpan Pinjam
harus memenuhi persyaratan standar kompetensi yang
diatur dalam Peraturan Menteri.
(3) Pengawas dan Pengurus Koperasi Simpan Pinjam
dilarang merangkap sebagai Pengawas, Pengurus,
atau pengelola Koperasi Simpan Pinjam lainnya.

www.rajapresentasi.com 23
 Hal-hal yang harus diawasi:

Pasal 93
(1) Koperasi Simpan Pinjam wajib menerapkan prinsip kehati-hatian.
(2) Dalam memberikan Pinjaman, Koperasi Simpan Pinjam wajib
mempunyai keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan
peminjam untuk melunasi Pinjaman sesuai dengan perjanjian.
(3) Dalam memberikan Pinjaman, Koperasi Simpan Pinjam wajib
menempuh cara yang tidak merugikan Koperasi Simpan Pinjam
dan kepentingan penyimpan.
(4) Koperasi Simpan Pinjam wajib menyediakan informasi mengenai
kemungkinan timbulnya risiko kerugian terhadap penyimpan.
(5) Koperasi Simpan Pinjam dilarang melakukan investasi usaha pada
sektor riil.

www.rajapresentasi.com 24