MANAJEMEN
O H NYERI
MANA EMEN NYER
J I
PKU
DISAMPAIKAN M U:H A
OLEH
KAB. TEGAL
dr.Rifandi Suryaman, Sp.An
Alasan apa y an g membuat
Seseorang datang ke
rumah sakit ? ? ? ? ? ? ?
Nyeri Akut adalah nyeri dengan onset segera dan durasi yang terbatas,
memiliki hubungan temporal dan kausal dengan adanya cedera atau penyakit.
Nyeri kronik adalah nyeri yang bertahan untuk periode waktu yang lama.
Nyeri kronik adalah nyeri yang terus ada meskipun telah terjadi proses
penyembuhan dan sering sekali tidak diketahui penyebabnya yang pasti.
B. A S S E S M E N T
NYERI
1. Anamnesis
a. Riwayat pembedahan/penyakit dahulu.
b. Riwayat psiko-sosial
c. Riwayat Pekerjaan
d. Obat-obat dan Alergi
e. Riwayat Keluarga
f.Asessmen sistem organ yang komprehensif
2.Assesment nyeri
As ess men Nyeri D e n g a n Menggunakan
“Numeric Rating Scale”
Pada Pasien Dewasa dan Anak-Anak > 8
tahun
Pas ien akan ditanya m en g enai inten sitas nyeri yan g diras akan dan dilam ban g akan
dengan angka antara 0-10.
a) 0 = tidak nyeri.
b) 1 – 3 = nyeri ringan (secara obyektif pasien dapat berkomunikasi dengan baik).
c) 4 – 6 = nyeri sedang (secara obyektif pasien mendesisi, menyeringai, dapat
menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikan, dapat tmengikuti perintah
dengan biak).
d) 7 – 9 = nyeri berat (secara obyektif pasien terkadang tidak dapat mengikuti
perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri,
tidak dapat mendiskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi napas
panjang dan distraksi).
e) 1 0 = nyeri y a ng sangat (pasien sudah tidak m a m p u lagi berkomunikasi, memukul).
“ W o n g Baker Faces Pain Scale”
(Pada Anak Usia > 3 tahun)
P a s i e n d i m i nt a u n t u k me nunjukkan/me milih
g am b a r m ana y a ng paling sesuai de ngan y a ng
d i r a s a k a n . T a ny a k a n j u g a l o k a s i d a n d u r a s i
nyeri.
a) 0 – 1 tid a k m e ra s a n y e ri (ek s p re s i
w a ja h ne tral / g e m b i r a )
b) 2 - 3 se dikit r a s a s a k i t ( e k s p r e s i w aj a h
m a s i h b i s a t e r s e n y u m sedikit )
c) 4 - 5 n y e ri rin g a n (ek s p re s i w a ja h d a ta r
/ tanpa ekspresi )
d) 6 - 7 nyeri s e d a n g ( e k s p r e s i waja h c e mb e r ut )
e) 8 – 9 nyeri b e r a t ( e k s p r e s i w a j a h
cemberut dan m a t a berkaca-kaca)
f) 1 0 n y e ri s a n g a t b e ra t (ek s p re s i
w a ja h c e m b e r u t d a n m e n a n g i s )
“Neonatal Infants Pain Scale (NIPS)” untuk usia < 1 tahun
Pada bayi prematur, ditambah dua lagi
PARAMETER FINDING POIN
parameter yaitu heart rate dan saturasi oksigen
Ekspresi Wajah Santai 0
PARAMETER FINDING POIN
Meringis 1
Heart Rate 10 % dari baseline 0
Menangis Tidak Menangis 0
Merengek 1 11-20 dari baseline 1
Menangis Kuat 2 > 20 % dari baseline 2
Pola Nafas Santai 0
Saturasi oksigen / Tidak diperlukan oksigen 0
Perubahan Pola Bernafas 1
Pemakaian oksigen tambahan
Lengan Santai 0 Penambahan oksigen 1
Flexi / ekstensi 1 diperlukan
Kaki Santai 0
SKORING :
Flexi / ekstensi 1 0 : Tidak Nyeri
Keadaan Tertidur Bangun 0 1-2 : Nyeri Ringan
Rangsangan 3 -4 : N yeri
Rewel 1 S edang
> 4 : Nyeri Berat
COMFORT scale
Indikasi : pasien bayi, anak, dan dewasa di ruang rawat intensif/kamar
operasi/ ruang rawat inap y a n g tidak dapat dinilai m e n g g u n a k a n Numeric
Rating Scale, Wong-Baker FA CES Pain Scale.
Instrukasi : terdapat 9 kategori d e nga n setiap kategori memiliki skor 1-5,
d en ga n skor total antara 9-45:
a) Kewaspadaan
b) Ketenangan
c) Distress pernapasan
d) Me na n gi s
e) Pergerakan
f) Tonus otot
g) Tegangan wajah
h) Tekanan darah basal
i) Denyut jantung basal
COMFORT scale
Tanggal/ w a k t u
Kategori Skor
Kewaspadaan 1 – tidur pu l a s / n y e n y a k
2 – tidur k u r a n g n y e n y a k
3 – gelisah
4 – sadar sepenuhnya dan waspada
5 – hiper alert
Ketenangan 1 – tenang
2– a g a k c e m a s
3 – cemas
4 – sangat cemas
5 – panik
e) Pemeriksaan sensorik
f) Pemeriksaan neurologi
g) Pemeriksaan k h u su s
LANJUTAN..........
Terdapat 5 tanda non-organik pada pasien dengan gejala nyeri tetapi
tidak ditemukan etiologi secara anatomi. Kelima tanda ini adalah :
1 ) D istribus i ny eri s uperficial atau non-anatom ik.
2 ) G ang g uan s ens orik atau m otorik non-
anatom ik. 3 ) Verbalisasi berlebihan akan nyeri
(over-reaktif).
4) Reaks i ny eri y ang berlebihan s aat m enjalani tes /pem erik saan
nyeri.
5 ) Keluhan akan nyeri y a n g tidak konsisten (berpindah-pindah)
saat digerakkan y a n g s a m a dilakukan pada posisi y a n g berbeda
(distraksi).
4. Pemeriksaan Elektromiografi (EMG)
a) Membantu mencari penyebab nyeri akut/kronik pasien.
b) Mengidentifikasi area persarafan/cedera otot lokal atau difus y ang
terkena.
c) Mengidentifikasi atau menyingkirkan kemungkinan y ang
berhubungan dengan rehabilitasi, injeksi, pembedahan atau
terapi obat.
d) Membantu menegakkan diagnosis.
e) Pemeriksaan serial membantu pemantauan pemulihan pasien dan
respon terhadap terapi.
f) Indikasi : kecurigaan saraf terjepit, mono-/poli-neuropati,
radikulopi.
5. Pemeriksaan sensorik kuantitatif :
a) Pemeriksaan sensorik mekanik (tidak
nyeri) : getaran.
b) Pemeriksaan sensorik mekanik
(nyeri)
: tusukan jarum, tekanan.
c) Pemeriksaan sensasi suhu
(dingin, hangat, panas).
d) Pemeriksaan sensasi persepsi.
6. Pemeriksaan radiologi
Pemilihan pemeriksaan radiologi : bergantung pada lokasi dan
karakteristik nyeri.
a)Foto polos : untuk skrining inisial pada tulang belakang (fraktur,
ketidak segarisa n v ertebrata, s pondilolistesis, sp ondilolisis ,
neoplas m a).
b)MRI : gold standart dalam mengevaluasi tulang belakang (herniasi
diskus, stenosis spinal, osteomyelitis, infeksi ruang diskusi,
keganasan, kompresi tulang belakang, infeksi).
c)Ct-Scan : evaluasi trauma tulang belakang, herniasi diskus stenosis
spinal.
Radionuklida Bone-scan
7. A s e s s m e n psikologi
a)Nilai mood pasien, apakah dalam kondisi
pekerjaan.
c) Nilai adanya dukungan sosial, interkasi
sosial.
C. FARMAKOLOGI OBAT
ANALGETIK
1. Lidocain temple (Lidocaine patch) 5 %
Indikas i : s anga t baik untuk nyeri neuropatik (m is alnya neuralg ia pas ca-herpetik,
neuropati diabetetik, neuralgia pasca pembedahan), nyeri punggung bawah, nyeri miofasil,
osteoarthritis.
a.Nyeri somatic
b.Nyeri visceral
c.Nyeri neuropatik
4. Tatalaksana
sesuai mekanisme
nyerinya
E. M A N A J E M E N N Y E R I K R O N I K
1. Lakukan asessme n nyeri :
2. Tentukan mekanisme nyeri :
a. Manajemen bergantung pada jenis/klasifikasi nyerinya.
b. Pasien sering mengalami > 1 jenis nyeri.
c. Terbagi menjadi 4 jenis : Nyeri Neuropatik, Nyeri otot : tersering adalah nyeri
m iofasial, N y eri Inflam asi (dikenal jug a deng an ny eri nos is eptif), N yeri
is tilah mekanis/kompresi
3. Nyeri kronik : nyeri y ang persisten/ berlangsung > 6 bulan.
4. Asessm en lainnya :
a. A se ssmen psikologi,
b. Masalah pekerjaan dan disabilitas,
c. Faktor yang mempengaruhi
1) Kebiasaan akan postur leher dan kepala y ang buruk
2) Penyakit lain y an g memperburuk/memicu nyeri kronik pasien
d. Hambatan terhadap tatalaksana
LANJUTAN......
5. Manajemen nyeri kronik
a) Prinsip level 1 :
1) B u atlah rencana perawatan tertulis secara
komprehensif (buat tujuan, perbaiki tidur, tingkatkan
aktivitas fisik, manajemen stress, kurangi nyeri).
2) Pasien harus berpartisipasi dalam program latihan
untuk meningkatkan fungsinya.
3) Dokter dapat mempertimbangkan pendekatan perilaku
kognitif dengan restorasi fungsi untuk membantu
mengurangi nyeri dan meningkatkan fungsi.
4) Manajemen psikososial (atasi depresi, kecemasan,
ketakutan pasien).
b) Manajemen level 1 : menggunakan pendekatan standar dalam
penatalaksanaan nyeri kronik termasuk farmakologi, intervensi,
non-farmakologi dan tetapi pelengkap/tambahan.
C) Manajemen level 1 lainnya
1) N S A I D dapat digunakan untuk nyeri ringan- sedang atau nyeri
non-neuropatik.
2)Skor DIRE : digunakan untuk menilai kesesuaian aplikasi
terapi opioid jangka panjang untuk nyeri kronik dan non-
kanker.
S k o r D I R E ( D i a n g n o s i s , Intractibility, Risk, Efficacy)
Skor Faktor Penjelasan
Diagnosis 1 = kondisi kronik ringan dengan temuan objektif minimal atau tidak adanya
diagnosis medis yang pasti. Misalnya : fibromyalgia, migraine, nyeri punggung
tidak spesifik
2 = kondisi progresif perlahan dengan nyeri sedang atau kondisi nyeri sedang
menetap dengan temuan obyektif medium. Misalnya : nyeri punggung dengan
perubahan degenerative medium, nyeri neuropatik.
3 = kondisi lanjut dengan nyeri berat dan temuan obyektif nyata. Misalnya :
penyakit iskemik vascular berat, neuropati lanjut, stenosis spinal berat.
Intractibility 1 = pemberian terapi minimal dan pasien terlibat secara minimal dalam
(Keterlibatan) manajemen nyeri.
2 = beberapa terapi telah dilakukan terapi pasien tidak
sepenuhnya terlibat dalam manajemen nyeri, atau terdapat
hambatan (financial, transportasi, penyakit medis).
3 = pasien terlibat sepenuhnya dalam manajemen nyeri tetapi respon terapi tidak
adekuat.
Risiko (R) R = jumlah skor P + K + R + D
Psikologi 1 = disfungsi kepribadian yang berat atau gangguan jiwa yang mempengaruhi
terapi. Misalnya : gangguan kepribadian, gangguan afek berat.
2 = gangguan jiwa/kepribadian medium/sedang. Misalnya : depresi, gangguan
cemas.
3 = komunikasi baik : tidak ada disfungsi kepribadian atau gangguan jiwa yang
signifikan.
LANJUTAN.......
Kesehatan 1 = p e n g g u n a a n o b a t akhir-akhir ini, alkohol berlebihan,
p e n y a l a h g u n a a n obat.
2 = m e d i k a s i u n t u k m e n g a t a s i st re s s , a t a u ri wayat remi si
P s i k o far m ak a .
3 = t i dak a d a riwayat p e n g g u n a a n oba t - oba t a n .
Reliabilitas 1 = banyak masalah : penyalahgunaan obat, bolos kerja/jadwal
kontrol, komplians buruk.
2 = terkadang mengalami kesulitan dalam komplians, terapi secara
keseluruhan dapat diandalkan.
3 = sangat dapat diandalkan (medikasi, jadwal kontrol, dan terapi).
Dukungan sosial 1 = hidup kacau, dukungan keluarga minimal, sedikit teman dekat,
kehilangan peran dalam kehidupan normal.
2 = kurangnya hubungan dengan oral dan kurang berperan dalam
sosial.
3 = keluarga mendukung, hubungan dekat. Terlibat dalam
kerja/sekolah, tidak ada isolasi sosial.
Efikasi 1 = fungsi buruk atau pengurangan nyeri minimal meski dengan
penggunaan dosis obat sedang – tinggi.
2 = fungsi meningkat terapi kurang efisien (tidak menggunakan opioid
dosis sedang-tinggi).
3 = perbaikan nyeri signifikan, fungsi dan kualitas hidup tercapai
dengan dosis y an g stabil.
Skor total = D + I+ R + E
LANJUTAN.......
Keterangan :
Skor 7-13 : tidak sesuai untuk menjalani
terapi opioid jangka panjang.
S kor 1 4 -2 1 : s e suai untuk m enjalani
terapi opioid jangka panjang.
F. M A N A J E M E N N YE R I P A D A PEDIATRIK