Anda di halaman 1dari 37

ASKEP

APENDICITIS
Disusun Oleh 
Pandi
Npm 19.156.01.12.013
A.    Identifikasi Pasien

• 1.     Identitas klien

• Nama klien Ny. E  tanggal masuk 06 Juli 2020, jenis kelamin perempuan umur 37 tahun status sudah menikah agama islam
suku bangsa Jawa dan bahasa yang digunakan bahasa indonesia klien sudah bekerja, alamat klien Jln Swasembada Timur,
sumber biaya pribadi, sumber informasi di dapat dari klien dan keluarga. Operasi di lakukan pada tanggal 07 Juli 2020.

• Resume

• Ny E (37 th), datang ke UGD RS Cibitung Medika pada tanggal 06 Juli 2020, dengan keluhan nyeri perut kanan bawah,
nyeri seperti ditusuk-tusuk. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter didapatkan diagnosa apendiksitis. Berdasarkan hasil
pengkajian didapatkan data, klien mengatakan nyeri perut bagian kanan bawah, klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk,
klien mengatakan nyeri menyebar sampai ke pinggang, klien tampak meringis kesakitan , skala nyeri klien 7, kesadaran
compos metis, TD: 110/80mmHg, N: 87x/menit, RR: 25x/menit, S: 36,5ºC. Dari data yang diatas didapatkan diagnosa
keperawatan yaitu: gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi jaringan usus oleh inflamasi. Untuk masalah
tersebut diatas dilakukan tindakan keperawatan adalah mengkaji tanda-tanda vital klien, tehnik relaksasi, tehnik distraksi,
kolaborasi diberikan infus RL 20 tetesx/menit. Hasil Lab: tanggal 06 Juli 2020LED 25mm/j, Hb 15,5 gr/dl, leukosit
16.500u/l, trombosit 3010.000 ribu, hematokrit 42%. Setelah dilakukan tindakan keperawatan didapatkan evaluasi yaitu,
klien mengatakan masih terasa nyeri diperut bagian kanan bawah, klien mengatakan mengerti tentang prosedur pembedahan
yang akan dilakukan, klien tampak lebih tenang. TTV klien TD: 130/80mmHg, N: 85x/menit, S: 36,5ºC, RR: 23x/menit.
• Riwayat kesehatan sekarang

• Keluhan utama: Klien mengatakan nyeri perut kanan bawah, nyeri seperti ditusuk-tusuk. Faktor pencetus yaitu makan
pedas timbulnya bertahap, lamanya keluhan 1 bulan, upaya klien untuk mengatasi berobat ke dokter.

• Riwayat kesehatan masa lalu

• Klien tidak mempunyai riwayat alergi dan klien tidak pernah mengalami kecelakaan, klien tidak pernah dirawat di Rumah
Sakit sebelumnya, dan di dalam keluarga tidak ada penyakit keturunan dan klien tidak pernah memakai obat-obatan

• Riwayat Psikososial dan Spritual

• Orang yang terdekat dengan klien adalah suami dan anaknya, pola komunikasi baik dan terarah, pembuat keputusan dalam
keluarga adalah suami, klien mengatakan kurang aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Dampak penyakit terhadap
keluarga yaitu cemas dan sedih, masalah yang mempengaruhi klien saat ini adalah kondisi kesehatannya klien tidak bisa
melakukan aktivitas seperti biasanya. Mekanisme koping terhadap masalah yang digunakan adalah klien diem, persepsi
klien terhadap penyakitnya saat ini klien memikirkan kelanjutan pengobatan, harapan setelah menjalani pengobatan adalah
sembuh, dan perubahan yang di rasakan setelah sakit adalah klien merasa takut penyakitnya tidak bisa sembuh . Tidak ada
sistem nilai kepercayaan yang bertentangan dengan kesehatan, aktivitas agama atau kepercayaan yang di lakukan klien
adalah shalat dan berdoa. Kondisi lingkungan yang mempengaruhi kesehatan tidak ada.
• Pola Nutrisi

• Frekuensi makan sebelum sakit 3 kali sehari, nafsu makan klien kurang karena mual, porsi makan yang dihabiskan  1 centong/3 sampai 4 sendok
makan, semua makanan disukai oleh klien, klien tidak ada alergi makanan pantangan klien gorengan, klien minum obat diet dan tidak
menggunakan alat bantu makan. Selama di rumah sakit frekuensi makan klien 3 kali sehari nafsu makan klien kurang karena mual, porsi makanan
yang dihabiskan ¾ porsi, semua makanan klien suka, klien tidak ada alergi makanan dn tidak ada makanan pntangan tidak ada makanan
pantangan, klien mendapatkan diet bubur nasi, klien minum obat inpepsa 3xc sebelum makan dan klien tidak menggunakan alat bantu makan.

•   Pola Eliminasi

• a)    BAK

• Pola eliminasi BAK sebelum klien masuk Rumah Sakit frekuensi 4 kali sehari warna kuning jernih, tidak ada keluhan saat BAK, dan klien tidak
menggunakan alat bantu BAK. Pola eliminasi klien klien setelah masuk Rumah Sakit frekuensi BAK 5 kali warna kuning jernih, tidak ada keluhan
saat BAK, dan tidak menggunakan alat bantu BAK (kateter, dll).

• b)   BAB

• Pola eliminasi BAB klien sebelum klien masuk Rumah Sakit klien tidak BAB selama 3 hari, dan selama di Rumh Sakit sampai menjelang operasi
klien belum BAB , klien mengeluh nyeri perut.

• c)     Pola Personal Hygiene

• Kebiasaan klien sebelum masuk Rumah Sakit mandi 2 kali sehari waktunya pagi dan sore hari menggunakan sabun mandi, oral hygiene 2 kali
sehari pada waktu pagi setelah makan klien mencuci rambut 2 kali dalm seminggu menggunakan sampho. Sedangkan selama di Rumah Sakit

• Klien mandi satu kali pada waktu pagi hari, oral hygiene 2 kali pada waktu pagi dan waktu yang tidak ditentukan (sebelum tidur/sore), dan selama
di rumah sakit klien belum pernah mencuci rambut.
• d)     Pola Istirahat dan Tidur

• Sebelum klien masuk rumah sakit klien jarang tidur siang, lama tidur malam adalah 8 jam dan kebiasaan belum
tidur adalah membaca buku. Selama di Rumah Sakit klien tidur siang selama kurang lebih 2 jam, tidur malem 6
sampai 7 jam dan kebiasaan sebelum tidur adalah membaca buku.

• e)     Pola Aktivitas dan Latihan

• Kegiatan klien dalam sehari-hari adalah bekerja, klien berolahraga setiap seminggu sekali, klien tidak ada
keluhan saat beraktifitas, tetapi setelah di rumah sakit klien mengatakan meengalami kesulitan dalam beraktifitas
karena pemasangan infusan pada tangan kirinya.

• f)      Kebiasaan yang Mempengaruhi Kesehatan

• Pola kebiasaan klien, klien tidak mempunyai kebiasaan merokok dan minum-minuman keras/Nabza.
Pengkajian Fisik
• Pemeriksaan Fisik Umum

• Berat badan klien 50 kg, berat badan sebelum sakit 50 kg,. Tinggi badan 160 cm, tekanan darah 110/70mmHg,
nadi: 90x/menit, frekuensi nafas: 27x/menit, suhu: 36,8ºC, keadaan umum klien ringan, dan tidak ada
pembesaran kelenjar getah bening.

• b.   Sistem Penglihatan

• Posisi mata simetris, kelopak mata normal, pergerakan bola mata normal, konjungtiva ananemis, kornea
normal, sklera anikterik, pupil isokor, tidak ada kelainan pada otot-otot mata, fungsi pengihatan baik, tidak ada
tanda-tanda radang, klien tidak memakai kaca mata maupun lensa mata kontak, reaksi terhadap cahaya baik.

• c.      Sistem Pendengaran

• Daun telinga klien normal, tidak ada serumen dalam telinganya, kondisi telinga tengah normal, tidak ada cairan
dalam telinga, tidak ada perasaan penuh di telinga, tidak ada tinitus, dan fungsi pendengaran normal, tidak ada
gangguan keseimbangan di telinga, dan klien tidak menggunakan alat bantu dengar.
• d.     Sistem Wicara

• Klien tidak mengalami gangguan bicara.

• e.      Sistem Pernafasan

• Jalan nafas klien bersih, klien tidak sesak nafas, klien tidak menggunakan otot bantu pernafasan, frekuensi nafas
20x/menit, irama teratur, kedalaman dangkal, klien batuk tidak produktif, pernafsan spontan, tidak ada sputum, saat
dilakukan palpasi dada simitris, pergerakan normal dan tidak ada benjolan, saat diperkusi tidak ada ronchi, suara
nafas vasikuler, klien mengtakan tidak merasakan nyeri saat bernafas, dan tidak menggunakan otot bantu nafas.

•  f.      Sistem Kardiovaskuler

• Sirkulasi perifer nadi 80x/menit, irama teratur, denyut nadi lemah, tekanan darah 120/80mmHg, tidak ada distensi
vena jugularis pada sisi kanan dan kiri, temperatur kulit hangat, warna kulit pucat, pengisian kapiler 4 dtk, tidak ada
edema. Pada sirkulasi jantung kecepatan denyut apcal 80x/menit, irama teratur, tidak ada kelainan bunyi jantung,
dan tidak ada sakit dada.

• g.     Sistem Hematologi

• Klien terdapat gangguan hematologi, klien tampak pucat, tetapi tidak ada perdarahan
• h.     Sistem Saraf Pusat

• Klien mengatakan tidak ada keluhan sakit kepala, tingkat kesadaran compos mentis, nilai GCS E: 4, M: 6, V: 5, tidak
ada tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial, klien merasakan kesemutan pada kali, pada pemeriksaan refleks
fisiologis normal, dan refleks patologis tidak ada.

• i.       Sistem Pencernaan

• Keadaan mulut: gigi tidak ada caries, klien tidak menggunakan gigi palsu, tidak ada stomatitis, lidah tidak kotor, silifa
normal, klien tidak muntah, klien mengatakan nyeri pada daerah perut, skla nyeri klien 7, lokasi nyeri di perut kanan
bawah dan menyebar, karakteristik nyeri seperti ditusuk-tusuk, bising usus 0, klien tidak diare, klien konstipasi 1 hari,
hepar tidak teraba dan abdomen mengalami distensi.

• j.       Sistem Endokrin

• Saat di lakukan pemeriksaan fisik tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, nafas tidak berbau keton, tidak ada luka
gangren.

• k.     Sistem Urogenital

• Balance  cairan: intake 1500 cc (Infus 1500cc) output 2.200 cc (Urine 1800cc, IWL 400cc), intake 1500ml/24 jam-
2.200ml/24 jam=700ml/24 jam, pola berkemih tidak ada distensi, warna kuning jernih, klien mengatakan sakit pinggang
skala nyeri 2.
• l.       Sistem Integumen

• Turgor kulit baik, temperatur hangat, warna kulit pucat, keadaan kulit baik, tidak ada kelainan kulit, kondisi kulit
pemasangan infus baik tidak ada tanda-tanda infeksi, keadaan rambut tekstur baik, rambut bersih.

• m.   Sistem Muskuloskeletal

• Klien mengalami kesulitan dalam pergerakan karena pemasangan infus disebelah di tangan sebelah kiri, klien
mengalami sakit pinggang, tidak ada nyeri sendi maupun nyeri kulit, klien tidak mengalami fraktur, tidak ada
kelainan bentuk tulang sendi, tidak ada kelaianan struktur tulang belakang, keadaan tonus otot hipotoni, kekuatan
otot tangan kanan 5, tangan kiri 5, kaki kanan 5, kaki kiri 5.
DATA PENUNJANG
•  Data Penunjang

• Pada tanggal 06 Juli 2020di dapatkan hasil laboratorium: LED 25mm/j (p: 0-15, w:
0-20), hemoglobin: 15,5gr/dl (p:13-16, w: 12-14), leukosit 16.500u/l (5000-
10.000), trombosit 310.00/mm (150.000-400.000/mm), hematokrit 42% (p: 45-
55%, w: 40-50).
• Penatalaksanaan

• Therapy infus: RL 20 tetes x/menit


• Therapy injeksi:  Ranitidin 2x25 gram

•                         Cetorolak 2x30 gram


•                         Ceftriaxone 2x1 gram
DATA FOKUS
• Data Subjektif

• Pre Operasi: Klien mengatakan nyeri pada perut sebelah kanan bawah, nyeri menyebar ke pinggang, klien mengatakan nyeri seperti
ditusuk-tusuk, klien mengatakan nyeri timbul kalau bergerak, klien mengatakan takut karena sebelumnya belum pernah di operasi,
klien mengatakan cemas karena di operasi pasti sakit, klien mengatakn tidak bisa istirahat/tidur, klien mengatakan BAB keluar darah.

• Post Operasi: Klien mengatakan nyeri pada perut kanan bawah pada area operasi, klien mengatakan nyeri seperti di sayat, klien
mengatakan luka bekas operasi panas, klien mengatakan nyeri timbul kalau bergerak, klien mengatakan lemas dan pusing, klien
mengatakan masih puasa, keluarga klien mengatakan klien puasa sejak jam 8 malam, klien mengatakan ada luka bekas operasi di
perut, klien mengatakan takut bergerak, klien mengatakan luka bekas operasi tampak memar.

• Data Objektif

• Pre Operasi: wajah klien tampak menahan sakit, skala nyeri 7, nyeri tekan pada area kanan bawah, klien tampak melindungi bagian
yang sakit, klien dan keluarga menyakan kapan akan di operasi, klien tampak gelisah, klien tampak pusing, klien tampak cemas, akan
dilakukan operasi. Tekanan darah 130/80mmHg, nadi 85x/menit, suhu 36,5ºC, pernafasan 23x/menit. Hasil LAB tanggal 06 Juli 2020
LED 25mm/j, Hb 15,5 gr/dl, leukosit 16.500u/l, trombosit 310.000 ribu, hematokrit 425

• Post Operasi: Klien tampak meringis menahan sakit, skala nyeri 8, klien gelisah, terdapat luka bekas operasi di perut bagian kanan
bawah, klien tampak lemas, klien masih puasa, klien tampak pusing, klien terpasang infus RL 20 tetes x/menit, bekas luka operasi
tampak memar, klien tampak memegang perut bekas operasi, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 87x/menit, suhu 36,5ºC, pernafasan
25 x/menit.
ANALISA DATA
NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 Data Subjektif:
a.      Klien mengatakan nyeri pada perut daerah
kanan bawah
b.     Klien mengtakan nyeri menjalar ke pinggang
c.      Klien mengatakan nyeri seperti di tusuk-tusuk
d.     Klien mengatakan nyeri timbul kalu bergerak
e.      Klien mengatakan BAB keluar darah
Data Objektif
a.      Skala nyeri 7
b.     Wajah tampak meringis menahan sakit
c.      Nyeri tekan perut kanan bawah
d.     Klien tampak melindungi bagian tubuh yang
Ansietas Tindakan Pembedahan
sakit
e.      Klien tampak susah bergerak
f.      TTV klien:
Tekanan Darah: 130/80 mmHg
Nadi: 85 x/menit
Suhu: 36,5ºC
Pernafasan: 23x/menit
2 Data Subjektif
a.      Klien mengtakan takut karena
sebelumnya belum penah di operasi
b.     Klien mengatakan tidak bisa
istirahat/tidur
c.      Klien mengatakan cemas karena kalau di
operasi pasti sakit
d.     Klien mengatakan cemas akan di
lakukan operasi
 
Data Objektif
a.      Klien tampak gelisah
b.     Klien tampak cemas akan dilkukan Ansietas Tindakan Pembedahan
operasi
c.      Klien tampak lemas
d.     TTV klien:
Tekanan darah: 130/80 mmHg
Nadi: 85x/menit
Suhu: 36,5ºC
Pernafasan: 23 x/menit
3 Post Operasi
Data Subjektif:
a.      Klien mengatakan nyeri pada daerah luka operasi
b.     Klien mengatakan nyeri seperti di sayat
c.      Klien mengatakan nyeri di bagian operasinya
kalau bergerak
d.     Klien mengatakan luka bekas operasi panas
 
Data Objektif:
a.      Skala nyeri 8
b.     Klien tampak meringis keskitan menahan sakit
c.      Tampak ada luka bekas operasi di perut bagian
kanan bawah
d.     Klien tampak sulit bergerak Terputusnya jaringan akibat
e.      Klien tampak memegang perutnya Nyeri
pembedahan
f.      TTV klien:
Tekanan darah: 110/80 mmHg
Nadi: 87 x/menit
Suhu: 36,5ºC
Pernafassan: 25 x/menit
 
Data Subjektif: Nyeri Terputusnya jaringan akibat
a.      Klien mengatakan lemas dan pusing pembedahan
b.     Klien mengatakan masih puasa
c.      Keluarga klien mengatakan puasa sejak jam 8
malam

Data Objektif
a.      Klien tampak lemas
b.     Klien tampak masih puasa
c.      Klien terpasang infus RL 20 tetes x/menit
4 .Balance cairan: Resiko kekurangan Pembatasan masuk
1)     Intake: infus 1500cc/24 jam volume cairan cairan secara oral
2)     Output: buang air kcil 1800cc/24 jam
IWL: 400 cc/ 24 jam
Balance: (output-intake) 2.200-1.500=700 cc/hari
e.      TTV klien:
Tekanan darah; 110/70 mmHg
Nadi: 80 x/menit
Suhu: 36ºC
Pernafasan: 20 x/menit
 
Data Subjektif
a.      Klien mengatakan nyeri pada perut kanan bawah area operasi Resiko tinggi infeksi Trauma jaringan
b.     Klien mengatakan takut bergerak
c.      Klien mengatakan luka bekas opersi terasa panas
d.     Klien mengatakan bekas luka operasi memar
e.      Klien mengatakan luka bekas operasi perih
f.      Klien mengatakan lemas
 
Data Objektif
a.      Klien tampak meringis kesakitan menahan sakit
b.     Skala nyeri 8
c.      Tampak ada luka bekas operasi di perut bagian kanan bawah
d.     Bekas luka operasi klien tampak memar
e.      Klien tampak memegangi luka bekas operasi
f.      TTV klien:
Tekanan darah; 110/70 mmHg
Nadi: 80 x/menit
Suhu: 36ºC
Pernafasan: 20 x/menit
DIAGNOSA KEPERAWATAN

• Pre Operasi
1 Nyeri berhubungan dengan distensi jaringan usus oleh inflamasi
2.Ansietas berhubungan dengan tindakan pembedahan
• Post Operasi
1.   Nyeri berhubungan dengan terputusnya jaringan akibat luka
pembedahan
2.   Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan
pembatasan masukan cairan secara oral

3.   Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringa


Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi
• 1.   Nyeri berhubungan dengan distensi jaringan usus oleh inflamasi

• Data Subjektif:

• Klien mengatakan nyeri pada perut daerah knan bawah

•                              Klien mengatakan nyeri menjalar ke pinggang

•                              Klien mengatakan nyeri seperi ditusuk-tusuk

•                              Klien mengatakan nyeri timbul kalau bergerak

•                              Klien mengatakan BAB keluar darah

• Data Objektif:

• Skala nyeri 7

•                              Wajah tampak meringis menahan saki

•                              Nyeri tekan perut kanan bawah

•                              Klien tampak melindungi bagian tubuh yang sakit

•                              Klien tampak susah bergerak


• TTV klien:

• Tekanan Darah: 130/80 mmHg

• Nadi: 85 x/menit

• Pernafasan: 25x/menit

• Suhu: 36,5ºC 

• Tujuan:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam di harapkan masalah nyeri teratasi.

• Kriteria Hasil:

• a.   Skala nyeri 1-4

• b.   Ekspresi wajah tenang

• c.   Nyeri hilang

• d.   Klien dapat melaporkan rasa nyaman dalam waktu 1x24 jam

• e.   TTV klien dalam batas normal (TD:110/80-130/90mmHg, N: 60-80x/menit, Suhu: 36-37,5ºC, RR: 16-20x/menit)
• Rencana Tindakan

• Mandiri

• a.      Kaji skala nyeri, karakteristik, intensitas, area nyeri

• b.     Kaji tanda-tanda vital, perhatikan adanya takikardia, hipertensi dan peningkatan pernafasan

• c.      Evaluasi rasa nyeri (skala, karakteristik, lokasi, intensitas)

• d.     Ajarkan klien menggunakan tehnik relaksasi, misalnya tarik nafas dalam, bimbingan imajinasi

• e.      Anjurkan klien dengan posisi nyaman dan tenang


IMPLEMENTASI
• Tanggal 07 Juli 2020

• a.   Pukul 09.00 WIB

• Mengkaji skala nyeri, karakteristik, intensitas, area

• Respon: skala nyeri 7, nyeri seperti ditusuk-tusuk, lokasi nyeri perut bagian kanan bawah

• b.   Pukul 09.10 WIB

• Mengkaji tanda-tanda vital

• Respon: tekanan darah 110/80 mmHg

• Nadi: 87 x/menit

• Suhu: 36,5ºC

• Pernafassan: 25 x/menit

• c.   Pukul 09.15 WIB

• Mengevaluasi rasa sakit, skala dan karakteristik

• Respon: nyeri seperti di tusuk-tusuk nyeri tekan pada perut bagian kanan bawah skala nyeri 2 intensitas ringan

• d.     Pukul 09.30 WIB

• Mengajarkan klien tehnik relaksasi latihan tarik napas dalam


EVALUASI
• a.   Tanggal 8 Juli 2020

• S:  Klien mengatakan nyeri pada perut kanan bawah masih teras

• O: Klien tampak menahan sakit, skala 2, nyeri tekan abdomen masih ada

• A: Masalah nyeri belum teratasi

• P:  Intervensi keperawatan di lanjutkan


2.     ANSIETAS BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN PEMBEDAHAN
• Data Subjektif:

• Klien mengatakan cemas akan di lakukan operasi

• Klien mengatakan takut karena sebelumnya belum pernah di operasi

• Klien mengatakan tidak bisa istirahat/tidur

• Klien mengatakan cemas karena kalau di operasi pasti sakit

• Data Objektif:

• Klien tampak gelisah

• Klien tampak cemas akan di lakukan operasi

• Klien tampak pusing

• Klien tampak lemas

• TTV klien:

• Tekanan darah: 130/80 mmHg

• Nadi: 85x/menit

• Suhu: 36,5ºC

• Pernafasan: 23x/menit
TUJUAN:
SETELAH DILAKUKAN TINDAKAN KEPERAWATAN SELAMA 2X24 JAM MASALAH ANSIETAS
TERATASI

• a.    Klien rileks

• b.   Gelisah hilang

• c.    Klien dapat beristirahat

• d.   Cemas hilang

• e.    Klien dapat melaporkan rasa nyaman dalam waktu 1x24 jam

• f.    TTV dalam batas normal (TD:110/80-130/90mmHg, N: 60-80x/menit, Suhu: 36-37,5ºC, RR:


16-20x/menit)
RENCANA TINDAKAN
Rencana Tindakan : Implementasi :

• Mandiri •Tanggal 07 Juli 2020


• 1.   Kaji tingkat kecemasa pasien •Pukul 10.00 WIB
•Mengkaji tingkat kecemasn pasien
• 2.   Dorong klien untuk mengungkapkan kecemasannya
•Respon: klien mengatakan sangat cemas karena
• 3.   Informasi yang jelas setiap prosedur tindakan yang
akan di operasi
akan diberikan
•Pukul 10.20 WIB
• 4.   Beri penyuluhan tentang prosedur pre operasi dan
•Mendorong klien untuk mengungkapkan
post operasi
kecemasannya
•Respon: klien mengungkapkan kecemasannya
kepada perawat
EVALUASI

Tanggal 08 Juli 2020


• S: klien mengatakan tidak cemas lagi setelah di
jelaskan prosedur tindakan invasif

• O: ekspresi wajah klien tampak tenang, TTV klien:


TD 130/80 mmHg, suhu 36,6ºC, nadi 80x/menit,
RR 20x/menit

• A: tujuan tercapai, masalah cemas teratasi

• P: pertahankan inervensi
Nyeri berhubungan dengan terputusnya jaringan akibat luka pembedahan

Post Operasi

• Data Subjektif:
• Data Objektif: skala nyeri 8
• Klien mengatakan nyeri pada daerah luka operasi • Klien tampak meringis kesakitan menahan sakit
• Klien mengatakan nyeri sepertidi sayat • Tampak ada luka bekas operasi di perut bagian kanan bawah

• Klien mengatakan nyeri di kalu bergerak • Klien tampak sulit bergerk


• Klien tampak memegang perutnya
• Klien mengatakan luka bekas operasi panas
• TTV klien: Tekanan Darah: 130/80 mmHg
• Nadi: 85 x/menit
• Pernafasan: 25x/menit
• Suhu: 36,5º
• Tujuan:
• Setelah di lakukan tindakan tindakan keperawatan selama
2x24 jm masalah nyeri teratasi
Kriteria Hasil: Rencana Tindakan:

• a.   Skala nyeri 1-3 • a.   Kaji skala nyeri, karakteristik, intensitas, area


nyeri
• b.   Ekspresi wajah tenang
• b.   Pertahankan istirahat dengan posisi semi fowler
• c.   Nyeri hilang

• d.   Klien dapat melaporkan rasa nyaman dalamwaktu • c.   Dorong ambulasi dini


1x24 jam
• d.   Berikan obat sesuai indikasi (cetorolak
• e.   TTV dalam batas normal (TD:110/80-130/90mmHg, 30ml/gram)
N: 60-80x/menit, Suhu: 36-37,5ºC, RR: 16-20x/menit)
Implementasi Evaluasi

• Tanggal 09 Juli 2020 • Tanggal 09 Juli 2020


• Pukul 10.00 WIB
• S: Klien mengatakan merasa nyaman dengan posisi
• Mengkaji skala nyeri, karakteristik, intensitas, area semi fowler, klien mengatakan nyeri berkurang

• Respon: skala nyeri 8, nyeri seperti di sayat, lokasi nyeri di • O: Klien tampak rileks, ekspresi wajah tenang,
perut bagian kanan bawahpukul 10.20 WIB skala nyeri 5
• Memberikan cairan parentral, dan terapi injeksi sesuai
• A: Masalah nyeri teratasi sebagian
dengan terapi

• Respon: klien mendapat terapi cairan RL 20 tetes x/menit, • P: Intrvensi keperawatan di lanjutkan
mendapatkan terapi injeksi cetorolak 30ml/gram bolus

• Pukul 10.40 WIB

• Menganurkan klien untuk melakukan ambulasi dini

• Respon: klien melakukan aktifitas sesuai dengan kemampuan


2.  Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan pembatasan masukan cairan secara oral

Data Subjektif Data Obyektif


• Klien mengatakan lemas dan pusing • Klien tampak lemas

• Klien tampak pusing


• Klien mengatakan masih puasa
• Klien tampak masih puasa
• Keluarga klien mengatakan puasa sejak jam 8 • Klien terpasang infus RL 20 tetes x/menit
malam
• Balance Cairan:

• Klien mengatakan terpasang infus RL 20 tetes • Intake: infus 1500cc/24 jam


x/menit • Output: buang air kcil 1800cc/24 jam

• IWL: 400 cc/ 24 jam

• Balance: (output-intake) 2.200-1.500=700 cc/hari

• TTV klien:

• Tekanan darah; 110/70 mmHg

• Nadi: 80 x/menit

• Suhu: 36ºC

• Pernafasan: 20 x/menit
Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan pembatasan masukan
cairan secara oral

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam Rencana Tindakan


masalah resiko kekurangan volume cairan tidak terjadi
• Kriteria Hasil: • a.      Awasi tekanan darah dan nadi
• a. Lemas dan pusing hilang • b.     Lihat membran mukosa, kaji turgor kuit dan
• b.Turgor elastis
pengisian kapiler

• c. Mukosa bibir lembab • c.      Awasi masukan dan keluaran urine, catat warna,
berat jenis
• d.Intake dan ouput seimbang
• d.     Auskultasi bising usus, catat kelancaran platus, dan
• e. Klien dapat melaporkan rasa nyaman dalam waktu 1x24 jam gerakan usus
• f. TTV klien dalam batas normal (TD:110/80-130/90mmHg, N:
• e.      Berikan sejumlah kecil minuman jernih bila
60-80x/menit, Suhu: 36-37,5ºC, RR: 16-20x/menit)
masukan oral di mulai, dan lanjutkan diit sesuai toleransi
Implementasi : Evaluasi
• Tanggal 09 Juli 2020 • Tanggal 09 Juli 2020
• Pukul 10.00 WIB
• S; klien mengatakan lemas dan pusing
• Mengawasi tekanan darah dan nadi
• O: klien tampak masih lemas, membran mukosa kering,
• Respon: 110/80mmHg, Nadi 80x/menit turgor kulit kurang elastis
• Pukul 10.30 WIB
• A: Masalah resiko kekurangan volume cairan belum teratasi
• Mengobservasi membranmukosa turgor kulit dan pengisian kapiler
• P: intervensi keperawatan di lanjutkan
• Respon: membran mukosa kering, turgor kulit kurang elastis, pengisian
kapiler 4 detik

• Pukul 11.00 WIB

• Mengauskultasi bising usus dan kelancaran platus

• Respon: bising usus 6x/menit, klien belum platus

• Pukul 11.15 WIB

• Memberikan minuman jernih sedikit demi sedikit dan memberikan diit


sesuai toleransi

• Respon: klien minum sedikit demi sedikit


3.  Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan
Data Subjektif : Data Objektif :

• Klien mengatakan nyeri pada perut kanan bawah area • Klien tampak meringis kesakitan menahan sakit
operasi
• Skala nyeri 8
• Klien mengatakan takut bergerak
• Tampak ada luka bekas operasi diperut bagian kanan
• Klien mengatakan luka bekas operasi terasa panas bawah
• Klien mengatakan beas luka operasi memar • Bekas luka operasi klien tampak memar
• Klien mengatakan luka bekas operasi perih • Klien tampak memegangi luka bekas operasi
• Klien mengatakan lemas
• TTV klien:

• Tekanan darah; 110/70 mmHg

• Nadi: 80 x/menit

• Suhu: 36ºC

• Pernafasan: 20 x/menit
Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam masalah
resiko infeksi tidak terjadi

Kriteria Hasil Rencana Tindakan

• a.      Tidak ada tanda-tanda infeksi (color, dolor, rubor, tumor, • a.      Awasi tanda-tanda vital, perhatikan adanya demam,
funtiolaesa) menggigil, berkeringat, dan meningkatnya nyeri abdomen

• b.     Luka kering dan cepat sembuh • b.     Lakukan pencucian tangan yan baik dan perawatan luka
aseptik
• c.      Nyeri hilang

• d.     Klien rileks • c.      Lihat insisi dan balutan, catat adanya drainase luka

• e.      Klien dapat melaporkan rasa nyaman dalam waktu 1x24 • d.     Berikan informasi yang tepat kepada pasien atau orang yang
jam terdekat

• f.      TTV klien dalam batas normal (TD:110/80-130/90mmHg,


N: 60-80x/menit, Suhu: 36-37,5ºC, RR: 16-20x/menit)
Implementasi Evaluasi

• Tanggal 10 Juli 202 • Tanggal 10 Juli 2020

• Pukul 08.30 WIB • S: klien mengatakan takut terjadi infeksi


• Mengawasi tanda-tanda vital • O: tidak ada tanda-tanda infeksi
• Respon: tekanana arah 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit,
• A: masalah teratasi sebagian
pernafasan 20 x/menit, suhu 37ºC
• P: petahankan tindakan keperawatan
• Pukul 08.45 WIB

• Mengobservasi insisi balutan dan adanya drainase luka

• Respon: luka tertutp verban dan tidakada drainase

• Pukul 11.00 WIB

• Memberikan obat sesuai indikasi

• Respon: klien mendapat terapi obat Ceftriaxone 2x1


ml/gram
KESIMPULAN DAN PENUTUP
• A.    Kesimpulan
Apendisitis adalah peradangan dari apendiks vermivormis, dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering.
Penyakit ini dapat mengenai semua umur baik laki-laki maupun perempuan, tetapi lebih sering menyerang laki-laki berusia
antara 10 sampai 30 tahun (Mansjoer, Arief,dkk, 2007).

• Apendisitis belum ada penyebab yang pasti atau spesifik tetapi ada factor prediposisi yaitu Factor yang tersering adalah
obstruksi lumen, Infeksi kuman dari colon yang paling sering adalah E. Coli dan Streptococcus, laki-laki lebih banyak dari
wanita. Yang terbanyak pada umur 15-30 tahun (remaja dewasa). Ini disebabkan oleh karena peningkatan jaringan limpoid
pada masa tersebut, dan tergantung pada bentuk apendiks. (Nuzulul, 2009)

• Komplikasi terjadi akibat keterlambatan penanganan Apendisitis. Faktor keterlambatan dapat berasal dari penderita dan
tenaga medis. Komplikasi yang bisa terjadi adalah abses, perforasi dan peritonitis.

• Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Ny E dengan appendiksitis di Rumah Sakit Cibitung Medika pada
tanggal 07 Juli 2020sampai dengan tanggal 10 Juli 2020maka penulis dapat menarik kesimpulan

• Diagnosa prioritas yang ditemukan pada pre dan post operasi yaitu cemas berhubungan dengan dampak dari tindakan
pembedahan atau anesthesia sedangkan pada post operasi yaitu nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
akibat luka pembedahan. Perencanaan prioritas yang penulis lakukan sudah sesuai antara teori dan kasus. Pada tahap ini
pelaksanaan diagnosa prioritas dapat dilakukan sesuai dengan perencanaan. Pada tahap evaluasi penulis mengevaluasi pada
pre operasi 3 diagnosa dan sudah teratasi sedangkan ada post operasi 5 diagnosa, 3 masalah sudah teratasi 1 diagnosa
belum teratasi dan 1 diagnosa sebagian sudah teratasi.

Anda mungkin juga menyukai