Kel 6 Asuhan Kebidanan Calon Akseptor Mow
Kel 6 Asuhan Kebidanan Calon Akseptor Mow
kebidanan calon
akseptor mow
Kelompok 6
Anggota Kelompok
01 02 03 04
05 06
07
Tujuan MOW
Tujuan dari tindakan MOW adalah menghambat perjalanan sel telur perempuan
agar tidak dibuahi sperma.
Kekurangan
Kelebihan
• Risiko dan efek samping
• Tidak mempengaruhi proses
pembedahan.
menyusui (breastfeeding)
• Kadang-kadang sedikit
• Tidak menghambat hubungan
merasakan nyeri pada saat
suami istri
operasi
• Tidak ada efek samping
• Infeksi mungkin saja
dalam jangka panjang
terjadi,bila prosedur operasi
tidak benar.
Jenis
metode
mow
1. Mencapai Tuba Fallopi
A. Abdominal / Transabdominal
Laparotomi
Metode laparotomi dilakukan dengan membuka rongga perut sehingga organ-organ reproduksi
terlihat sangat jelas. Tuba falopii kemudian diikat dan diangkat.
Laparotomi hanya diperuntukan untuk perempuan karena diperlukan insisi yang panjang yang
panjang dan anestesi umum anestesi spiral.
Laparotomi diperuntukan jika cara kontrasepsi lainnya gagal atau akibat komplikasi sehingga
memerlukan insisi yang lebih besar.
Angka kegagalan : 0 – 2,7 % per 100 kehamilan.
Keuntungan : mudah, aman dan efektifitas tinggi
Kekurangan : resiko komplikasi lebih besar dan pendarahan lebih banyak
Mini - Laparotomi
Sama dengan laparotomi hanya saja sayatan yang dibuat lebih kecil dan menggunakan
anestesi lokal. Sayatan dilakukan tepat diatas garis rambut kemaluan, lalu kedua saluran
tuba falopii diikat dan dipotong.
Dibagi menjadi 2 yaitu :
a. sub – umbilikal / Infra – umbilikal : post partum
b. supra – pubis/Mini – Pfannenstial : post abortus
Efektifitas : kegagalan 0,2 – 0,8 % dari 100 kehamilan
Keuntungan : komplikasi yang ditimbulkan kecil dan memerlukan alat yang sederhana dan
tidak mahal.
Kekurangan :waktu operasi lama (10 – 20 menit), meninggalkan bekas luka parut yang
cukup terlihat, dan angka infeksi lebih tinggi.
Laparoskopi
Pada metode ini dokter akan menjangkau kedua saluran tuba falopii
melalui vagina dan dari belakang rahim.
Dibedakan menjadi 2 :
a. Kalpatomi posterior
b. Kalpatomi anterior
Efektivitas : kegagalan 0- 5,2 %
Kelebihan : dapat dilakukan dengan rawat jalan, hanya memerlukan
waktu 5 – 15 menit, rasa sakit lebih kecil dan tidak ada insisi
abdominal sehingga tidak menimbulkan bekas luka.
kekurangan : Gampang terjadi pendarahan yang diakibatkan oleh luka
vagina atau jahitan merorot / longgar
Kuldoskopi
Kuldoskopi adalah suatu kegiatan medis dengan melihat rongga pelvis melalui alat
kulduskop yang dimasukan melalui fornix posterior ke dalam cavum douglas.
Efektifitas : kegagalan 0 – 2 % dari 100 kehamilan
Keuntungan : tidak meninggalkan bekas luka parut eksternal, dapat dilakukan
dengan rawat jalan, komplikasi dan morbiditas rendahdan waktu operasi
sebentar ( 10 menit atau kurang jika sudah terampil)
Kekurangan : posisi akseptor yaitu posisi lutut – dada mungkin klien merasa
kurang nyaman.
C. Transcevical / Transuterine
Histeroskopi
Prinsipnya sama dengan laparoskopi, tetapi tidak memakai trocar, tetapi suatu
vakum cervical adaptor untuk mencegah keluarnya gas saat dilatasi cerviks.
Metode ini biasanya dilakukan jika terdapat penyakit pada rahim, atau dapat
disarankan kepada wanita yang sudah berumur. Dalam metode ini rahim diangkat
seluruhnya.
Efektivitas : kegagalan masih tinggi 11 – 48 % dari 100 kehamilan.
Keuntungan :tidak diperlukan insisi dan dapat dilakukan dengan rawat jalan
karena prosedur cepat.
Kerugian : resiko perforasi uterus dan luka bakar, beresiko kehamilan ektopik
dan sering timbul kesulitan teknis untuk mencari lokasi erificum tubae.
Blind Delivery ( Tanpa Melihat Langsung)
Operator tidak melihat langsung ke dalam cavum uteri untuk melokaliser orificium
tubae.
Zat kimia untuk oklusi tuba fallopii dalam bentuk cair, pasta atu padat yang
dimasukan kedalam kateter, kanula atau pepetlalu didorong dengan alat pendorong
atau dengan pompa dalam melakukan prosedur ini.
Efektifitas : kegagalan tinggi 12 – 49 % dari 100 kehamilan
Keuntungan : pelaksanaan mudah dan dapat dilakukan dengan rawat jalan
Kerugian : beberapa zat kimia sangat toksik terhadap jaringan, daya kerja zat
kimia irreversibel dan dosis dari zat kimia tidak selalu diketahui.
2. Oklusi / Penutupan Tuba Fallopii
Proses pengikatan tuba fallopii untuk Tempat dilakukan oklusi tuba fallopii
mencegah perjalanan dan pertemuan a. Infundibulum ( bagian distal/ fibriae)
spermatozoa dan ovum. b. Ampula atau isthmus ( bagian tengah)
c. Interstitial ( dekat utero tubal junction)
Efektifitas : kegagalan tinggi 20 % dari
100 kehamilan Cara oklusi tuba fallopii
Keuntungan : hanya memerlukan keahlian a. Ligasi
dan keterapilan yang sedang, alat b. Elektro koagulasi
sederhana dan morbiditas rendah. c. Thermokoagulasi
d. Bands
Kerugian : umumnya ireversible dan e. Clips
memerlukan perawatan rawat inap. f. Solid plugs
g. Fibriotexy
h. Ovariotexy
i. Sinar laser
Kontra
indikasi
mow
• Infeksi peritonium
• Penyakit jantung atau paru yang berat
• Adhesi pelvis karena endometritis / PID
• Obesitas yang ekstrim
• Hipertensi
• Anemia
• Massa tumor dalam pelvis
• Diabetes militus yang tidak terkontrol
• Penyakit pendarahan
• Keadaan gizi buruk
• Mempunyai penyakit traktus genetalia(septum uteri, polip, mioma
uteri)
EFEK SAMPING
JANGKA PANJANG
KONTRASEPSI
MOW
Perubahan Hormonal
• Umpan balik hormon antara kelenjar hypohyse dan kelenjar gonad, dan ditemukan
bahwa kadar FSH, LH dan estrogen tetap normal setelah kontap-wanita.
Pola Haid
Problem ginekologis terutama histerektomi atau operasi operasi ginekologis lain, pada masa
lalu disalahkan kepada kontap wanita sebagai akibat dari "post-tubal ligation syndrome“.
Problem Psikologis
• Wanita yang menjalani kontap pada usia muda ( ≤ 30 tahun) lebih sering
merasa tidak puas dibanding kan dengan wanita usia lebih tua, dan minta
dipulihkan kembali kontapnya, dengan alasan perubahan kehidupannya
misalnya bercerai lalu menikah lagi.
• Mengalami problem seksual atau problem perkawinan seperti libido yang
berkurang/hilang atau frekuensi sanggama yang berkurang
TINDAKAN
PREOPERATIF
MOW
1. Informed consent
2. Riwayat medis/kesehatan
3. Pemeriksaan fisik
4. Pemeriksaan laboratorium
PEMULIHAN
KEMBALI UNTUK
KONTRASEPSI
mow
Faktor-faktor yang mempengaruhi reversibilitas
Pengkajian
B. Data Subyektif
1) Alasan Kunjungan
Ibu mengatakan ingin 3) Riwayat Menstruasi
melakukan KB MOW.Karena a) Menarche : umur 13 tahun
ibu merasa jumlah anak b) Siklus : ± 28 hari
sudah cukup c) Lama : ± 1 minggu
d) Banyaknya : sehari 2-3 x ganti pembalut
2) Riwayat Perkawinan
e) Teratur / tidak teratur : teratur tiap bulan
Ibu mengatakan menikah 1 f) Sifat darah : encer, ada gumpalan warna
kali umur 23 tahun, lamanya merah kehitaman
perkawinan sudah 12 tahun g) Dismenorhoe : pada hari pertama kadang
dan telah mempunyai 3 terasa sakit perut,tidak mengganggu aktivitas
anak.
Tinjauan kasus
Keadaan
Tgl/ Thn Tempat Umur Jenis
anak
NO Partus Partus Kehamilan Partus Anak Nifas
sekarang
JK BB PB Kea Laktasi
daan
5) Riwayat KB
6) Riwayat Penyakit
a. Riwayat Penyakit Sekarang : -
b. Riwayat Penyakit Sistemik : -
c. Riwayat Penyakit Keluarga : -
d. Riwayat Keturunan Kembar : -
Tinjauan kasus
Aktivitas
7) Riwayat Kebiasaan Sehari-hari Ibu mengatakan setiap hari bekerja sebagai ibu rumah
tangga, seperti : menyapu, memasak, mencuci, mengepel
Nutrisi dan menyeterika.
Ibu mengatakan makan sehari 3 kali
porsi sedang (nasi, lauk pauk, sayur Personal Hygiene
dan buah) dan minum ±6 gelas air putih Ibu mengatakan mandi sehari 2 kali yaitu jam 06.30 dan
dan 1 gelas teh. jam 16.00, keramas 2 hari sekali, gosok gigi sehari 2 kali,
dan ganti baju dan pakaian dalam sehari 2 kali.
Eliminasi
Ibu mengatakan BAK sehari ± 5 kali, Pola seksual
warna kuning jernih dan BAB 1 kali Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual seminggu 2
sehari, kosistensi lembek dan warna kali pada saat tidak terjadinya bercak darah.
kekuningan.
Merokok, Jamu, Alkohol Dan Obat-obatan
Istirahat Ibu mengatakan tidak pernah merokok, tidak pernah
Ibu mengatakan tidur sehari ± 9 jam, minum jamu, tidak pernah minum alkohol dan tidak
tidur siang 1 jam dan tidur malam 8 pernah minum obat-obatan kecuali dari dokter atau
jam. bidan.
Tinjauan kasus
Pola seksual
Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual seminggu 2 kali pada saat tidak
terjadinya bercak darah.
8) Data Psikologis
Ibu mengatakan dalam mengikuti KB tidak ada paksaan
dari siapapun, baik suami ataupun keluarga sangat
mendukung keputusan ibu.
Tinjauan kasus
C. Data Objektif
2) Pemeriksaan Sistematis
1. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : 1. Rambut : Bersih,tidak ada ketombe, tidak
Composmentis rontok,warna hitam
c. TTV : 2. Muka : Tidak pucat dan tidak ada oedema
TD: 130/70 mmHg, 3. Mata : Conjungtiva : Warna kemerahan, Sklera
S : 36,5 ºC : Warna putih
N : 80x/menit, 4. Hidung : Simetris, bersih dan tidak ada
R : 20 x/menit polip
d. TB : 155 cm 5. Telinga : Simetris, bersih dan tidak ada
e. BB : 50 kg serumen
6. Mulut/Gigi/Gusi : Bersih, tidak
stomatitis/tidak caries/ tidak berdarah.
Tinjauan kasus
b. Leher
e. Anogenital
1. Vulva Vagina : tidak ada varices, luka, iritasi, nyeri, pembesaran kelenjar bartolini,
dan tidak ada pengeluaran pervagina.
2. Inspeculo : warna vagina merah muda, vulva normal tidak ada varices/ oedema.
3. Pemeriksaan Dalam
Portio/Servik : keras dan mencucu, posisi uterus normal, tidak ada erosi, benjolan, nyeri, dan
Pada anus tidak ada hwemoroid
f. Ekstremitas
Tidak ada varices pada kaki dan tidak ada oedema pada kaki
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium : Hb: 11,6 gr%
Tinjauan kasus
Interpretasi Data
b. Masalah
Tanggal 27 Mei 2021 Pukul 13.45 WIB
Ibu cemas menghadapi
a. Diagnosa Kebidanan
tindakan pembedahan
Ny. W umur 45 tahun P3A0 akseptor Pra KB
c. Kebutuhan
MOW Data Dasar
Informasi tentang tindakan
DS :
operasi MOW.
1. Ibu mengatakan umur 45 tahun
2. Ibu mengatakan melahirkan 3 kali
Diagnosa Potensial
3. Ibu mengatakan ingin menggunakan KB MOW DO :
Keadaan umum : baik Pendarahan pada daerah tuba
Kesadaran : composmentis Antisipasi/ Tindakan Segera
TTV : TD : 110/70 mmHg, S:
36,5ºC Kolaborasi dengan dokter Sp.Og
N : 80 x/menit, meliputi
R : 20 x/menit pemberian obat-obatan
Tinjauan kasus
Perencanaan Pelaksanaan
Tanggal 27 Mei 2021 Pukul 13.50 WIB Tanggal 27 Mei 2021
1. Konseling tentang MOW yaitu 1. Pukul 14.00 WIB memberikan konseling MOW
tentang manfaat, 2. Pukul 14.10 WIB menanyakan kembali pada ibu
keterbatasan ,waktu melakukan apakah sudah mantap memilih metode
tubektomi, yang dapat atau tidak kontrasepsi MOW
dapat menjalani tubektomi 3. Pukul 14.15 WIB memberikan informed consent
2. Berikan informed consent sebagai persetujuan dari klien dan suami
3. Tanyakan kembali pada ibu apakah 4. Pukul 14.20 WIB menyiapkan ibu menjelang
sudah mantap memilih metode tindakan operatif sesuai dengan advis dokter
kontrasepsi MOW yaitu: menganjurkan puasa 1 hari, memasang
4. Siapkan ibu menjelang tindakan infuse 20 tpm, memasang cateter tetap,
operatif sesuai dengan advis dokter. melakukan skeren
Tinjauan kasus
Evaluasi
Tanggal 27 Mei 2021
1. Ibu mengerti penjelasan dari bidan
2. Ibu bersedia menandatangani informed consent
3. Ibu sudah mantap memilih metode kontrasepsi MOW
4. Sudah dilakukan tindakan menjelang operatif sesuai advis dokter
yaitu;
a. Ibu mulai puasa sejak jam 06.00 WIB
b. Ibu dipasang infus RL 20 tpm jam 14.00 WIB
c. Ibu dipasang cateter jam 14.05 WIB
d. Ibu diskeren jam 14.10 WIB
e. Operasi dilakukan pada jam 15.10 WIB dan selesai jam 16.15 WIB.
Daftar pustaka