Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH KELOMPOK 4

ASUHAN KEBIDANAN PERDARAHAN TALI PUSAT

Dosen Pengampu:

Rahajeng Siti Nur Rahmawati, M.Keb

Disusun Oleh:

1. Novalia Nur Aliza P17321201005


2. Rovik Nur Soimah P17321201009
3. Yohana Bora P17321203031
4. Inggrit Mahening Dirgantari P17321203033
5. Wahyu Dinda Pospitaningrum P17321203034
6. Nurul Mulkil Aliyah P17321203035

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN KEDIRI

2022/2022

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah puji syukur kehadirat allah swt yang telah memberikan rahmat dan
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”asuhan kebidanan
perdarahan tali pusat” ini dengan baik. Dalam penyusunan makalah ini, dengan kerja keras
dan dukungan dari berbagai pihak, kami telah berusaha untuk dapat memberikan yang terbaik
dan sesuai dengan harapan, walaupun di dalam pembuatannya kami menghadapi kesulitan,
karena keterbatasan ilmu pengetahun dan keterampilan yang kami miliki.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada
Rahajeng Siti Nur Rahmawati, M.Keb selaku dosen asuhan kebidanan neonatus, bayi, balita
dan anak pra sekolah dan juga kepada teman-teman yang telah memberikan dukungan dan
dorongan kepada kami. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami butuhkan agar
dapat menyempurnakan dimasa yang akan datang. Semoga apa yang disajikan dalam
makalah ini dapat bermanfaat bagi  teman-teman dan pihak yang berkepentingan.

Kediri, 27 september 2022

Tim kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................I
DAFTAR ISI......................................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................1
1.4 Manfaat .............................................................................................................1
BAB II TINJAUAN TEORI.............................................................................................2
2.1 Definisi Perdarahan Tali Pusat..........................................................................2
2.2 Patofisiologi perdarahan Tali Pusat...................................................................2
2.3 Tanda dan Gejala...............................................................................................2
2.4 Pencegahan........................................................................................................2
2.5 Penatalaksanaan Perdarahaan Tali Pusat...........................................................3
BAB III TINJAUAN KASUS...........................................................................................8
BAB IV PEMBAHASAN..................................................................................................14
4.1 Asuhan Kebidanan Perdarahan Tali Pusat.........................................................13
BAB V PENUTUP.............................................................................................................14
3.1 Kesimpulan........................................................................................................14
3.2 Saran..................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................15
LAMPIRAN.......................................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyebab tingginya angka kematian pada bayi muda diantaranya adalah terjadinya
infeksi dan perdarahan tali pusat. Insiden infeksi dan perdarahan yang terjadi pada bayi
muda diantaranya dapat disebabkan oleh model perawatan tali pusat yang tidak tepat,
khususnya dalam menggunakan model pengikatan tali pusat pasca persalinan. Konsistensi
kekuatan ikatan pada penggunaan benang yang berbeda-beda untuk setiap tenaga
penolong persalinan meningkatkan resiko kurangnya kekuatan ikatan pada tali pusat
sehingga tidak dapat menekan pembuluh darah secara sempurna.
Data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (Provinsi Jawa Timur tahun 2019)
Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Neonatal (AKN) yang diperoleh dari
laporan rutin bila dihitung angka kematian absolut masih tinggi yaitu sebanyak 3.875 bayi
meninggal pertahun dan sebanyak 4.216 balita meninggal pertahun. Adapun proporsi
kematian neonatal dalam 3 tahun ini mencapai hampir 4/5 dari kematian bayi. Dalam satu
hari berarti sebanyak 11 bayi meninggal dan 12 balita meninggal. sehingga diharapkan
mendekati kondisi di lapangan. Tahun 2019 Angka Kematian Bayi pada posisi 23 per
1.000 kelahiran hidup (angka estimasi dari BPS Pusat). Penyebab tingginya angka
kematian pada bayi muda tersebut diantaranya adalah terjadinya infeksi dan perdarahan.
Insiden infeksi dan perdarahan yang terjadi pada bayi muda diantaranya dapat disebabkan
oleh model perawatan tali pusat yang tidak tepat, khususnya dalam menggunakan model
pengikatan tali pusat pasca persalinan. (Primadi, 2020).
1.2 Tujuan
1.2.1. Tujuan umum
Mahasiwa mampu melakukan “asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
perdarahan tali pusat ” sesuai standar asuhan kebidanan dengan metode soap.
1.2.2. Tujuan khusus
1 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan perdarahan tali pusat
2 Untuk mengetahui etiologi dan predisposisi dari perdarahan tali pusat
3 Untuk mengetahui patofisiologi perdarahan tali pusat
4 Untuk mengetahui apa saja klasifikasi dari perdarahan tali pusat
5 Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan dari kasus perdarahan tali
pusat

1
6 Untuk mengetahui bagaimana cara membuat bagan alur berfikir varney dan
pendokumentasiannya secara soap
1.3 Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah teknik studi pustaka, studi pustaka
merupakan metode pengumpulan data yang diarahkan kepada pencarian data dan
informasi melalui jurnal penelitian, internet, buku dan e-book yang dapat mendukung
dalam proses penulisan.
1.4 Sistematika penulisan
Sistematika penulisan laporan tugas akhir disusun dalam beberapa bab yang
masing-masing bab menguraikan beberapa pokok pembahasan. Adapun sistematika
penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab pendahuluan terdiri dari latar belakang adalah menggambarkan hal-hal yang perlu
dijadikan penelitian dari realita yang ada. Tujuan umum dan khusus menggambarkan hal-
hal yang ingin dicapai. Metode pengumpulan data yaitu bagaimana mencari sumber
kasus.
BAB II. TINJAUAN TEORI
Bab tinjauan teori menjelaskan tentang teori-teori yang digunakan dalam
menganalisis permasalahan yang ada dan teori-teori yang akan digunakan untuk
mengatasi perdarahan tali pusar.
BAB III TINJAUAN KASUS
Bab ini menjelaskan tentang kasus yang berhubungan dengan perdarahan tali pusat serta
pendokumentasian SOAP.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab pembahasan yang mencangkup tentang landasan teori, uraian teori, solusi dan
penyelesaian dari suatu permasalahan.
BAB V PENUTUP
Bab penutup berisi tentang pernyataan singkat berupa kesimpulan dari pembahasan
perdarahan tali pusat yang dibuat secara keseluruhan dan saran untuk menangani
perdarahan tali pusat yang lebih baik sesuai Evidance Base Midwefery.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep teori
2.1.1 Definisi Perdarahan Tali Pusat
Perdarahan tali pusat yaitu adanya cairan (darah) yang keluar di sekitar tali
pusat bayi. Akibat dari trauma pengikatan tali pusat yang kurang baik atau
perawatan tali pusat kurang tepat serta kegagalan proses pembentukan thrombus
normal.(Lisfasiska & Asiyah, 2017).
Perawatan tali pusat yang tidak sesuai standar kesehatan dapat mengakibatkan
berbagai gangguan kesehatan pada bayi, di antaranya tetanus neonatorum,
omfalitis atau infeksi tali pusat, dan perdarahan tali pusat. (Alexander, Utin Cindy
Firdianty, 2021).
2.1.2 ETIOLOGI DAN PREDISPOSISI

2.1.3 Patofisiologi Perdarahan Tali Pusat


Patofisiologis penyebab hematoma tali pusat bisa berupa ruptur vena. Vena
yang ruptur dapat terjadi secara spontan, sekunder akibat perubahan dan inflamasi
dinding pembuluh darah, atau sekunder akibat instrumentasi in-utero dari
amniosentesis, transfusi janin, dan prosedur diagnostik janin. Perubahan arsitektur
pembuluh darah yang mengarah ke hematoma kemudian dianggap menghambat
aliran darah melalui pembuluh sekitarnya, mungkin mengakibatkan asfiksia janin
dan kemungkinan kematian. (Kasus, Khatiwada, Alsabri, Wiredu, & Kusum,
2021). Dan Salah satu penyebab terjadinya perdarahan tali pusat adalah
berkurangnya jepitan pada tali pusat.
2.1.4 KLASIFIKASI

2.1.5 Tanda dan Gejala


1 Infeksi (peningkatan suhu tubuh )
proses pengeringan sekitar tali pusat yang kurang sempurna dan tali
pusat terkena air menyebabkan pengikat yaitu benang nylon menyerap air ,
karena ada material organik dan air maka dapat dijadikan sebagai lokasi
koloni dari mikroorganisme yang memicu terjadinya infeksi.
(1) Kulit di area pusat memerah
(2) Keluar cairan yang berbau
3
(3) Ada darah yang keluar terus menerus

2.1.6 Pencegahan
Pengikatan tali pusat dengan menggunakan umbillical cord clamp sangat
efektif untuk mencegah terjadinya perdarahan. Kondisi ini disebabkan karena sifat
pengikatan tali pusat dengan menggunakan umbilcal cord clamp memiliki sifat
standar dan sama untuk setiap produk yang dikeluarkan yaitu dengan tekanan
sebesar 5 psi pada tali pusat sehingga dapat mencegah terjadinya perdarahan.
2.1.7 Penatalaksanaan
(1) Selama proses persalinan melakukan penjepitan tali pusat dengan kuat dan
pencegahan infeksi dengan benar. (Trijayanti, Martanti, & Wahyuni, 2020)
(2) Memberikan tekanan lembut pada pusar untuk menghentikan
perdarahannya dan menggunakan popok dibawah tali pusat agar cepat
kering. (Noorbaya & Johan, 2019)
(3) Untuk mencegah perdarahan tali pusat harus dilakukan observasi yang
berulang - ulang pada waktu tertentu selama 48 jam. Perdarahan tidak
mungkin terjadi pada pemakaian alat penjepit plastik dan pita nilon karena
terjadi penekanan yang terus- menerus pada tali pusat (D. mayang Sari &
Setyawati, 2018)
(4) Tali pusat bayi yang diikat dengan umbillical cord clamp tidak ada yang
mengalami perdarahan. (Lisfasiska & Asiyah, 2017)
(5) Untuk kasus perdarahan tali pusat akibat hematoma dirawat di kamar bayi
biasa untuk perawatan rutin bayi baru lahir, dan pemberian ASI agar
pendarahan dari hematoma pusar. (Kasus et al., 2021)
(6) Pengobatan tunggul tali pusat dengan bahan alami bubuk pelindung kulit
yang mengandung Arnica montana mengurangi waktu pelepasan tali pusat
dan komplikasi seperti kemerahan, perdarahan, atau secret. (Pediatri et al.,
2020)
(7) Pengikatan dengan benang katun steril ini tidak menjamin penekanan yang
terus menerus pada tali pusat. Walaupun pada permulaan ikatannya sudah
baik, tetapi karena tali pusat mengkerut, ikatan bisa menjadi longgar
sehingga memungkinkan terjadinya perdarahan. (Sari & Setyawati, 2018)
(8) Meggunaan alat penjepit plastik dan pita nilon. (Sari & Setyawati, 2018)
2.2 Tinjauan asuhan kebidanan perdarahan tali pusat
4
2.2.1 Konsep manajemen asuhan varney
Tujuh Langkah Manajemen Kebidanan Menurut Varney Terdapat 7 langkah manajemen
kebidanna menurut Varney yang meliputi langkah I pengumpuan data dasar, langkah II
interpretasi data dasar, langkah III mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial,
langkah IV identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera, langkah V
merencanakan asuhan yang menyeluruh, langkah VI melaksanakan perencanaan, dan
langkah VII evaluasi.

1. Langkah I : Pengumpulan Data Dasar


Dilakukan pengkajian dengan pengumpulan semua data yang diperlukan untuk
megevaluasi keadaan klien secara lengkap. Mengumpulkan semua informasi yang
akurat dari sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Data yang dibutuhkan dalam
pengumpulan data dasar diantaranya adalah :
 Riwayat kesehatan
 Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhannya
 Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya
 Meninjau data laboratorium dan membandingkan dengan hasil studi
2. Langkah II : Interpretasi Data Dasar
Dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau masalah klien atau
kebutuhan berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.
Kata “masalah dan diagnose” keduanya digunakan karena beberapa masalah tidak
dapat diselesaikan seperti diagnosa tetapi membutuhkan penanganan yang dituangkan
dalam rencana asuhan kebidanan terhadap klien. Masalah bisa menyertai diagnose.
Kebutuhan adalah suatu bentuk asuhan yang harus diberikan kepada klien, baik klien
tahu ataupun tidak tahu. Standar nomenklatur (penamaan bidang) diagnosis kebidanan
:
 Diakui dan telah disahkan oleh profesi
 Berhubungan langsung dengan praktik kebidanan
 Memiliki ciri khas kebidanan
 Didukung oleh clinical judgement dalam praktik kebidanan
 Dpt diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan
3. Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosis Atau Masalah Potensial
Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah
dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Membutuhkan antisipasi, bila mungkin
dilakukan pencegahan. Penting untuk melakukan asuhan yang aman. Dalam langkah
ini bidan dituntut untuk dapat mengidentifikasi masalah dan diagnosa potensial
terlebih dahulu baru setelah itu menentukan antisipasi yang dapat dilakukan.
4. Langkah IV : Menetapkan Kebutuhan Segera Untuk Konsultasi Atau
Kolaborasi
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk
dikonsultaikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai
dengan kondisi klien. Dari data yang ada mengidentifikasi keadaan yang ada perlu
atau tidak tindakan segera ditangani sendiri/dikonsultasikan (dokter, tim kesehatan,
pekerja sosial, ahli gizi)/kolaborasi
5. Langkah V : Merencanakan Asuhan Secara Menyeluruh

5
tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien, tapi juga dari
kerangka pedoman antisipasi terhadap klien (apakah dibutuhkan penyuluhan,
konseling, dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan
dengan sosial-ekonomi, kultural/masalah psikologis. Dalam perencanaan ini apa yang
direncanakan harus disepakati klien, harus rasional, benar-benar valid berdasar
pengetahuan dan teori yang up to dat
6. Langkah VI : Melaksanakan Asuhan
Melaksanakan rencana asuhan pada langkah ke lima secara efisien dan aman. Jika
bidan tidak melakukannya sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk
mengarahkan pelaksanaanya. Pelaksanaan asuhan ini bisa dilakukan oleh bidan, klien,
keluarga klien, maupun tenaga kesehatan yang lain. Bidan bertanggungjawab untuk
mengarahkan pelaksanaan asuhan bersama yang menyeluruh.
7. Langkah VI : mengevaluasi keefektifan asuhan
Dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan
kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan
sebagaimana telah diidentifikasikan didalam masalah dan diagnosa.
2.2.2 Pendokumentasian secara soap
Pendokumentasian dengan metode SOAP sudah dibahas yaitu tentang metode
dokumentasi. Di dalam metode SOAP, S adalah data subjektif, O adalah data objektif, A
adalah analysis, P adalah penatalaksanaan. Metode ini merupakan dokumentasi yang
sederhana akan tetapi mengandung semua unsur data dan langkah yang dibutuhkan dalam
asuhan kebidanan, jelas, logis. (Handayani, 2017)
1) Data subjektif
Data subjektif berhubungan dengan masalah dari sudut pandang klien. Ekspresi
klien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung
atau ringkasan yang akan berhubungan langsung dengan diagnosis. Pada klien yang
menderita tuna wicara, dibagian data dibagian data dibelakang huruf “S”, diberi tanda
huruf “O” atau”X”. Tanda ini akan menjelaskan bahwa klien adalah penederita tuna
wicara. Data subjektif ini nantinya akan menguatkan diagnosis yang akan disusun.
Contoh :
a) Ibu mengatakan bahwa anaknya panas dan rewel
b) Ibu mengatakan bahwa anaknya keluar darah di area pusat
c) Ibu mengatakan bahwa area pusat berbau
2) Data Objektif
Data objektif merupakan pendokumentasian hasil observasi yang jujur, hasil
pemeriksaan fisik klien, hasil pemeriksaan laboratorium. Catatan medik dan informasi
dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam data objektif ini sebagai data

6
penunjang. Data ini akan memberikan bukti gejala klinis klien dan fakta yang
berhubungan dengan diagnosis.
Contoh :
Kesadaran umum composmentis, N : 170x/ menit, R : 70 x/menit, S : 38 C
3) Analisis
Langkah ini merupakan pendokumentasian hasil analisis dan intrepretasi
(kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Karena keadaan klien yang setiap saat
bisa mengalami perubahan, dan akan ditemukan informasi baru dalam data subjektif
maupun data objektif, maka proses pengkajian data akan menjadi sangat dinamis. Di
dalam analisis menuntut bidan untuk sering melakukan analisis data yang dinamis
tersebut dalam rangka mengikuti perkembangan klien. Analisis yang tepat dan akurat
mengikuti perkembangan data klien akan menjamin cepat diketahuinya perubahan
pada klien, dapat terus diikuti dan diambil keputusan/tindakan yang tepat. Analisis
data adalah melakukan intrepretasi data yang telah dikumpulkan, mencakup
diagnosis, masalah kebidanan, dan kebutuhan.
Contoh :
An. Y umur 2 hari dengan perdarahan tali pusat
4) Pentalaksanaan
Penatalaksanaan adalah mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang
sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara
komprehensif; penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan rujukan.
Tujuan penatalaksanaan untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal
mungkin dan mempertahankan kesejahteraanya.
Contoh :
Penatalaksanaan perdarahan tali pusat

NO Nama Penliti Tahun Judul Penatalaksanaan

1 Trijayanti, Martanti, 2020 Perbedaan Selama proses persalinan


& Wahyuni Perawatan Tali Pusat melakukan penjepitan tali
Tertutup Dan pusat dengan kuat dan
Terbuka Terhadap pencegahan infeksi dengan
Lama Pelepasan Tali benar
Pusat Di Puskesmas
Srondol Dan

7
Puskesmas Ngesrep
Kota Semarang

2 Noorbaya & 2019 PANDUAN Memberikan tekanan lembut


Johan BELAJAR Asuhan pada pusar untuk
Neonatus, Bayi, menghentikan
Balita, dan Anak perdarahannya dan
Prasekolah menggunakan popok
dibawah tali pusat agar
cepat kering

3 D. mayang Sari & 2018 Perbedaan Lama Untuk mencegah perdarahan


Setyawati Pelepasan Tali Pusat tali pusat harus dilakukan
Bayi Baru Lahir observasi yang berulang -
Dengan Benang Tali ulang pada waktu tertentu
Dan Umbilical Cord selama 48 jam. Perdarahan
Clem tidak mungkin terjadi pada
pemakaian alat penjepit
plastik dan pita nilon karena
terjadi penekanan yang
terus- menerus pada tali
pusat

4 Lisfasiska & Asiyah 2017 Perbedaan Kejadian Tali pusat bayi yang diikat
Perdarahan Dan dengan umbillical cord
Infeksi Tali Pusat clamp tidak ada yang
Yang Diikat Dengan mengalami perdarahan
Benang Dan
Umbilical Cord
Clamp

5 Kasus et al 2021 Hematoma Tali Untuk kasus perdarahan tali


Pusat Spontan pusat akibat hematoma
dirawat di kamar bayi biasa
untuk perawatan rutin bayi
baru lahir, dan pemberian

8
ASI agar pendarahan dari
hematoma pusar

6 Pediatri et al 2020 Pengobatan tali Pengobatan tunggul tali


pusat pada bayi baru pusat dengan bahan alami
lahir cukup bulan bubuk pelindung kulit yang
yang sehat : studi mengandung Arnica
peningkatan kualitas montana mengurangi waktu
sebelum-sesudah pelepasan tali pusat dan
yang tidak terkontrol komplikasi seperti
kemerahan, perdarahan, atau
secret

7 Sari & Setyawati 2018 Perbedaan Lama Pengikatan dengan benang


Pelepasan Tali Pusat katun steril ini tidak
Bayi Baru Lahir menjamin penekanan yang
Dengan Benang Tali terus menerus pada tali
Dan Umbilical Cord pusat. Walaupun pada
Clem permulaan ikatannya sudah
baik, tetapi karena tali pusat
mengkerut, ikatan bisa
menjadi longgar sehingga
memungkinkan terjadinya
perdarahan

8 Sari & Setyawati 2018 Perbedaan Lama Meggunaan alat penjepit


Pelepasan Tali Pusat plastik dan pita nilon
Bayi Baru Lahir
Dengan Benang Tali
Dan Umbilical Cord
Clem

2.2.3 Bagan alur berfikir varney dan pendokumentasian secara soap

9
BAB III
TINJAUAN KASUS

Pengkajian dilakukan tanggal : 16 Agustus 2022 di RS Arafah

10
3.1 Data Subjektif
Nama Klien : An. Zahra Nama Ibu : Ny. Halimah
Umur : 3 hari Umur : 38 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : - Pendidikan : SMA
Pekerjaan : - Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Jl. Mataram Kediri Alamat : Jl. Mataram Kediri

No reg : 03
Ruangan : Bayi
Tanggal MRS : 16 Agustus 2022
Tanggal KRS : 16 Agustus 2022
Diagnosis Medis : Perdarahan Tali Pusat
Cara masuk :

✓ Datang Sendiri Rujukan dari : Diagnose MRS :


1. Keluhan utama :
Ny. Halimah mengatakan bahwa anaknya (An. Zahra ) yang berusia 3 hari
mengalami demam tinggi, setelah diperiksa didapatkan hasil pemeriksaan N :
170x/menit,R : 73x/menit, S : 38 C, tali pusat berbau dan berdarah sejak pulang dari
tempat bersalin. Dari hasil pemeriksaan tersebut didiagnosa bahwa anak Ny.Halim
mengalami perdarahan tali pusat.
2. Kronologi MRS : (Sebelum dirujuk/datang ke RS (IGD) hingga sampai ke ruangan
(Bayi)
Ny. Halimah ibu dari An. Zahra mendatangi Rumah Sakit Arafah dan
mengatakan bahwa anaknya yang berusia 3 hari mengalami demam tinggi, menangis
hebat, serta mengalami pengeluaran darah dan berbau di bagian tali pusat sejak
pulang dari tempat bersalin di PMB.
3. Riwayat penyakit sekarang : Tidak ada.
4. Jenis Persalinan : Spontan
5. APGAR Score 1 : 10
6. APGAR score 2 : 10
7. Berat Badan : 2900 gram
8. Panjang Badan : 48 cm
9. Usia Kehamilan : 38 Minggu
10. Ketuban
Pecah dini jam : ......................... jelas ............... warna :jernih, keruh, meconeal

Tidak pecah dini

11
Lain lain  
11. Riwayat ketuban dan kelahiran :
Antenatal : PMB
Berapa kali : 8
Dokter ✓ Bidan Puskesmas

Rumah Sakit Lain-lain

12. Riwayat kesehatan keluarga : Contreng di kolom yang sesuai

YA TIDAK Y TIDAK Sebutkan


A

DM ✓ HIPERTENSI ✓ Lain-lain -

TB ✓ HEPATITIS ✓ Lain-lain -
C

3.2 Data Obyektif


Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum : Lemah
Suhu : Suhu aksilar 38 °C
Nadi : 170x/menit
Pernafasan : 73x/menit
Berat badan : 3000 gram
Panjang badan : 50 cm
Lingkar kepala : 35 cm
Lingkar lengan : 11 cm
Lingkar perut : 28 cm
Lingkar dada : 33 cm
2) Kesadaran
( ) Gerak aktif ( ✓ ) Menangis Kuat ( )Lethargi ( ) Merintih
( ) Koma ( ) lain-lain
3) Kepala
a. Rambut
Tipis Ya/tidak kering Ya/tidak
Kotor Ya/tidak Jarang Ya/tidak
b. Mata
Konjungtiva Anemis Ya/tidak Merah Ya/tidak
Sklera Ikterus Ya/tidak Lain-lain Ya/tidak
c. Wajah
Ikterus Ya/tidak Geimace Ya/tidak
Pucat Ya/tidak Cyanosis Ya/tidak
d. Telinga

12
Simetris Ya/tidak Radang Ya/tidak
Sekret Ada/tidak Perdarahan Ya/tidak
Tulang rawan (+) lain-lain............
e. Hidung
Pernafasan cuping hidung Ya/tidak
Lain-lain.........................
f. Mulut
Bibir kering Ya/tidak Trismus Ya/tidak
Lidah kotor Ya/tidak Lain-lain............................
g. Leher
Pembesaran Ada/tidak Kaku kuduk Ada/tidak
4) Thorak
Gerak Nafas : retraksi otot dada normal/tidak
Bentuk : Normal chest Barel chest
Irama nafas : ✓ reguler Irreguler
✓ Stridor
Payudara : Ronchi Ada/tidak Whezing Ada/tidak
Jantung : ✓
Reguler Irreguler
Murmur Irama galop
5) Abdomen
Inspeksi : Bentuk : Tegang
Acites : ada/tidak
Tali pusar : Berbau dan mengeluarkan darah
Palpasi : Massa : Ada/tidak
Fecalit : Ada/tidak
Distensi : Ada/tidak
Pembesaran Hepar : Ada/tidak

Perkusi : Thympany Hypertimpany



Dullnes Lain-lain.................

Auskultasi : Peristaltik usus 28 x/menit

6) Genetali
Labia : Oedem : Ya/tidak
Perdarahan : Ya/tidak
Labia Mayor menutupi labia minor : Ya/tidak
7) Anus
Berlubang : Ya/tidak
Pendarahan : Ya/tidak
Lain-lain :.............
8) Extermitas
Atas : Polidactili Ya/tidak
Syndaktili Ya/tidak

13
Gerak aktif Ya/tidak
Fratur Ya/tidak
Bawah : Polidactili Ya/tidak
Syndaktili Ya/tidak
CTEV Ya/tidak
Genovalgus Ya/tidak
9) Neurologi
YA TIDAK YA TIDAK

KAKU
✓ KEJANG ✓
KUDUK

MUNTAH ✓ PANAS ✓

10) Reflek Bayi


Rooting Ya/tidak
Sucking Ya/tidak
Moro Ya/tidak
Babynski Ya/tidak
Grasping Ya/tidak
Swallowing Ya/tidak
Pemeriksaan Penunjang
Laborat : tidak diuji
Foto : tidak diuji
Lain-lain :

3.3 Analisis
An. Zahra umur 3 hari dengan keluhan perdarahan tali pusat
3.4 Penatalaksanaan
Tanggal : 16 Agustus 2022 Jam : 10.00 WIB

1. Jam 10.00 Memberitahukan keluarga mengenai hasil pemeriksaan bahwa


bayinya dalam keadaan demam dan menangis kuat akibat dari
perdarahan tali pusat; kelurga mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Jam 10.15 Melakukan observasi keadaan umum bayi dan TTV bayi seperti
laju jantung, laju nafas, dan suhu; keluarga menyetujui
dilakukannya observasi.
3. Jam 11.00 Memberikan tekanan lembut pada pusar untuk menghentikan
perdarahannya dan membersihkan daerah pusar; keluarga
menyetujui diberhentikannya perdarahan dan pembersihan.
4. Jam 11.30 Memberikan alat penjepit plastik dan pita nilon pada tali pusat
bayi; keluarga menyetujui diberikannya alat penjepit.

14
5. Jam 11.45 Menyarankan kepada keluarga untuk menggunakan popok
dibawah tali pusat agar cepat kering; keluarga menyetujui
pemakaian popok dibawah tali pusar bayi.

3.1

15
BAB IV
PEMBAHASAN
Pembahasan ini bertujuan untuk merumuskan kesenjangan antara teori dan kasus
nyata pada asuhan kebidanan secara pelayanan yang berkelanjutan kepada Ny. Halimah
mengatakan bahwa bayinya mengalami demam tinggi, Tali pusat berbau dan berdarah. Di
PMB yang dilakukan mulai 16 Agustus 2022 dengan menggunakan standart asuhan
kebidanan yang terdiri dari pengkajian, merumuskan diagnose kebidanan, melaksanakan
asuhan kebidanan, dan melakukan evaluasi serta pendokumentasian asuhan kebidanan
dengan metode SOAP.

4.1 Asuhan Kebidanan Perdarahan Tali Pusat


Pendampingan pada Ny. Halimah dilakukan 1 kali di PMB. Pada pertama ibu
mengatakan bahwa bayinya yang mengalami demam tinggi, tali pusat berbau dan
berdarah.
Berdasarkan hasil anamnesa Ny. Halimah di PMB pada tanggal 16 Agustus 2022
pukul 10.00 ibu mengatakan bahwa bayinya mengalami demam tinggi, Tali pusat berbau
dan berdarah. Dari hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik diagnosa yang ditegakkan yaitu
bayi Ny. Halimah mengalami perdarahan tali pusat. Dikarenakan keluhan yang dialami
seperti demam tinggi dengan suhu 38C, tali pusat berbau dan berdarah, dan hal tersebut
menjadi salah satu indikasi terjadinya pendarahan tali pusat.
Bidan memberikan asuhan seperti melakukan penjepitan tali pusat dengan kuat dan
pencegahan infeksi dengan benar, memberikan tekanan lembut pada pusar untuk
menghentikan perdarahannya dan menggunakan popok dibawah tali pusat agar cepat
kering, Pengobatan tunggul tali pusat dengan bahan alami bubuk pelindung kulit yang
mengandung Arnica montana mengurangi waktu pelepasan tali pusat dan komplikasi
seperti kemerahan, perdarahan, atau secret, Pengikatan dengan benang katun steril ini
tidak menjamin penekanan yang terus menerus pada tali pusat. Walaupun pada permulaan
ikatannya sudah baik, tetapi karena tali pusat mengkerut, ikatan bisa menjadi longgar
sehingga memungkinkan terjadinya perdarahan, menggunakan alat penjepit plastic dan
pita nilon. Dari asuhan yang diberikan diharapkan kasus perdarahan tali pusat yang
dialami bayi dapat ditangani dengan baik sesuai dengan asuhan kebidanan yang standart
kepada bayi dengan kasus perdarahan tali pusat.

16
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Perdarahan tali pusat yaitu adanya cairan (darah) yang keluar di sekitar tali pusat bayi.
Dimana perdarahan tali pusat disebabkan oleh Perawatan tali pusat yang tidak sesuai
standar kesehatan, trauma pengikatan tali pusat yang kurang baik, dan kegagalan proses
pembentukan thrombus normal.
5.2 Saran
Dengan terselesainya tugas makalah yang berjudul “Perdarahan tali pusat” ini, penulis
berharap agar penyusunan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya
dan dapat menambahkan wawasan dan pengetahuan yang lebih. Penulis berharap para
pembaca dapat mengetahui dan mempelajari tentang perdarahan tali pusat dan diharapkan
semoga makalah ini dapat berguna bagi penyusun dan pembaca.

17
DAFTAR PUSTAKA

Alexander, Utin Cindy Firdianty, E. putri, I. H. U. (2021). Hubungan Perawatan Tali Pusat
Menggunakan Kassa Steril Sesuai Standar Dengan Lama Pelepasan Tali Pusat Pada
Bayi Baru Lahir Di Puskesmas Siantan Hilir Pontianak Utara Tahun 2019.
Jurnal_Kebidanan, 10(2), 490–499.
https://doi.org/10.33486/jurnal_kebidanan.v10i2.93

Kasus, B. A., Khatiwada, P., Alsabri, M., Wiredu, S., & Kusum, V. (2021). Hematoma Tali
Pusat Spontan Machine Translated by Google, 13(2), 2–6.
https://doi.org/10.7759/cureus.13048

Kosim dkk. (2003). Buku panduan manajemen masalah bayi baru lahir untuk dokter, bidan,
perawat di Rumah Sakit : hal 88-89. Jakarta : Depertemen Kesehatan RI

Lisfasiska, N. M. (2017). Perbedaan Kejadian Perdarahan Dan Infeksi Tali Pusat Yang Diikat
DenganBenang Dan Umbilical Cord Clamp. Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 2 No. 1 , 67.

Lisfasiska, N. M., & Asiyah, S. (2017). Perbedaan Kejadian Perdarahan Dan Infeksi Tali
Pusat Yang Diikat Dengan Benang Dan Umbilical Cord Clamp. Jurnal Ilmu
Kesehatan, 2(1), 61. https://doi.org/10.32831/jik.v2i1.30

Noorbaya, S., & Johan, H. (2019). PANDUAN BELAJAR Asuhan Neonatus, Bayi, Balita,
dan Anak Prasekolah. In Gosyen Publishing

Noorbaya, S., & Johan, H. (2019). PANDUAN BELAJAR Asuhan Neonatus, Bayi, Balita,
dan Anak Prasekolah. In Gosyen Publishing

Pediatri, J., Coscia, A., Boscarino, G., Chiara, M. Di, Faccioli, F., Pedicino, R., … Terrin, G.

Primadi, O. (2020). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. kemenkes RI.

18
Lampiran 1

CHEKLIST PERAWATAN PERDARAHAN TALI PUSAT

N SKOR
ASPEK YANG DINILAI
O Skor 0 1 2 3
Persiapan :
a. Khlorheksidin atau iodium povidon 2,5%
b. Kassa steril
1 c. Handscoon steril 3
d. Bengkok
e. Larutan klorin
f. Tempat sampah medis dan non medis

2 Cuci tangan dengan 7 langkah


3 Siapkan alat didekat pasien
4 Pakai handscoon steril
Bersihkan tali pusat dengan menggunakan larutan antiseptic
5 khlorheksidin atau iodium povidon 2,5% dengan menggunakan kassa
steril
Olesi tali pusat dan daerah sekitar dengan larutan antiseptic (missal
6 gentian violet 0,5% atau iodium povidon 2,5%), delapan kali sehari
sampai tidak ada nanah atau darah lagi
Memberikan tekanan lembut pada pusar untuk menghentikan
7 perdarahan dan menggunakan popok dibawah dibawah tali pusat agar
cepat kering
Anjurkan ibu untuk melakukan tindakan ini kapan saja bila
8
memungkinkan
9 Bereskan alat
10 Cuci tangan didalam larutan klorin
11 Dokumentasi

19
Lempiran 2

SESI DISKUSI KELOMPOK 4

1. Anorraga Parahita (P17321201001)


bagaimana cara memandikan bayi jika tali pusatnya berdarah? Apakah harus
terhindar dari air atau bagaimana? Mohon penjelasannya
Jawaban:
Nurul Mulkil Aliyah (P17321203035)
Berdasarkan buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal oleh
Prof. dr. Abdul Bari Saifuddin 2014 Cara memandikan bayi yang mengalami
perdarahan tali pusat cukup dengan cara mengusap bayi dengan washlap air hangat
tidak perlu dimandikan didalam bak berisi air. Cara mengusap washlap cukup
diusapkan pada bagian kepala dan seluruh badan kecuali bagian tali pusat. Pastikan
selama mandi tali pusat tetap kering untuk mencegah terjadinya infeksi. Mengenai
cara perawatan tali pusat agar tidak terjadi peningkatan infeksi yaitu dengan
membiarkan luka tali pusat terbuka dan saat membersihkan luka cukup dengan
kapas kering saja.
2. Wisma Dwi Asmarani (P17321203018)
Apakah perdarahan tali pusat pada bayi ini semua bersifat patologis atau ada yang
normal atau fisiologis ?
Jawaban:
Rovik Nur Soimah (P17321201009)
Perdarahan tali pusat itu berkaitan dengan infeksi, jika perdarahan tidak ada
kemerahan, pembengkakan, dan bau. Mungkin saja itu di karenakan sisa darah dari
tali pusat. Dikarenakan penjepitan tali pusat kurang maksimal
Menurut Sukarni (2014). Penyebab perdarahan tali pusat yaitu :
1) Robekan Umbilikus normal
a) Terjadi karena partus precipitatus, adanya trauma atau lilitan tali pusat.
b) Umbelikus pendek sehingga menyebabkan terjadinya tarikan yang
berlebihan pada saat persalinan.
c) Kelalaian penolong persalinan mengakibatkan tersayatnya dinding
umbilicus atau plasenta saat SC.
Novalia Nur Aliza (P17321201005) menambahkan jawaban dari mbak
rovik untuk mbak wisma

20
Dalam buku yang berjudul Asuhan Neonatus, bayi dan anak balita menjelaskan
sumber penyebab terjadinya perdarahan adalah
 robekan umbilikus normal Yang sudah dijelaskan oleh mbak rovik
 Robekan umbilikus abnormal
a. Adanya hematoma pada umbilikus yang kemudianhematoma tersebut pecah,
namun perdarahan yang terjadimasuk kembali ke dalam plasenta. Hal ini
sangat berbahaya bagi bayi karna dapat menimbulkan kematian pada bayi.
b. b.Varises juga dapat menyebabkan perdarahan ketika varisestersebut pecah
c. Aneurisma pembuluh darah pada umbilikus, yaitu terjadi pelebaran
pembuluh darah setempat saja karna salahdalam proses perkembangan atau
terjadi kemundurandinding pembuluh darah. Pada aneurisma, pembuluh
darahmenyebabkan pembuluh darah rapuh dan mudah pecah.
 Robekan pembuluh darah abnormal
a. Pembuluh darah abdomen yang mudah pecah karenadindingnya tipis dan
tidak ada perlindungan jely wharton.
b. Insersi velamentosa tali pusat, yaitu pecanya pembuluhdarah pada
percabangan tali pusat sampai ke membrantempat masuknya plasenta.
Umbilikus dengan kelainaninsersi ini sering terdapat pada kehamilan ganda.
c. Plasenta multilobularis, perdarahan terjadi pada pembuluhdarah yang
menghubungkan masing–masing lobusdengan jaringan plasenta karena
bagian tersebut sangatrapuh dan mudah peceah.
d. Perdarahan akibat plasenta previa dan aprupsio plasenta
 Perdarahan akibat placenta previa dan abrupsio plasenta dapat membahayakan
bayi. Plasenta previa cenderung menyebabkan anemia, sedangkan pada kasus
abrupsio plasenta lebih sering mengakibatkan kematian intrauterin karena dapat
terjadi anoreksia. Lakukan pengamatan plasenta dengan teliti untuk menentukan
adanya perdarahan pada bayi baru lahir dan lakukan pemeriksaan hemoglobin
secara berkala pada bayi barui lahir dengan kelainan placenta atau dengan SC
(Dewi, Nani Lia Dewi. 2010).

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Nani Lia Dewi. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.Yogyakarta:
Salemba Medika.

21
3. Nabilla Abel Tantri (P17321203013)
Untuk observasi selama 48 jam itu bagaimana apakah kita memantau keadaan tali
pusat selama 48 jam secara langsung atau bagaimana, dan selama 24 jam kita
memantau berapa kali?
Jawaban:
Inggrit Mahening Dirgantari (P17321203033) izin menjawab pertanyaan
dari mbak Nabilla Abel Tantri
Berdasarkan studi literature yang sata temukan dengan judul Perbedaan Lama
Pelepasan Tali Pusat BBL dengan benang tali dan umbilical cord klem oleh
Dewi Mayang Sari dan Eka Nining Setyawati menyebutkan bahwa untuk 48
jam yang dilakukan itu adalah observasi pada penggunaan benang katun steril
yang rangkap 2 jadi untuk estimasi waktu pemantauan itu setiap saat setelah
pemasangan.
Safa Auladana Ilma Nafi'a (P17321203019) izin menambahkan jawaban
dari mbak Inggrit Mahening Dirgantari untuk mbak Nabilla Abel Tantri
Untuk kasus yang kita ambil, dalam pengikatan tali pusat menggunakan pita
dari bahan nilon yang sangat kuat dan yang disimpan dalam bungkus steril
diikatkan rangkap pada tali pusat dengan kuat sehingga tidak mudah lepas, dan
untuk pelepasan pita nilon akan dibuang bersamaan dengan lepasnya tali pusat.

Sumber : Dewi Mayangsari, Eka Nining Setyawati (2017). Perbedaan Lama


Pelepasan Tali Pusat Bayi Baru Lahir Dengan Benang Tali Dan Umbilical Cord
Clem. Vol.4 No.2 Desember 2017. STIKes Karya Husada Semarang

22

Anda mungkin juga menyukai