Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
2022/2022
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah puji syukur kehadirat allah swt yang telah memberikan rahmat dan
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”asuhan kebidanan
perdarahan tali pusat” ini dengan baik. Dalam penyusunan makalah ini, dengan kerja keras
dan dukungan dari berbagai pihak, kami telah berusaha untuk dapat memberikan yang terbaik
dan sesuai dengan harapan, walaupun di dalam pembuatannya kami menghadapi kesulitan,
karena keterbatasan ilmu pengetahun dan keterampilan yang kami miliki.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada
Rahajeng Siti Nur Rahmawati, M.Keb selaku dosen asuhan kebidanan neonatus, bayi, balita
dan anak pra sekolah dan juga kepada teman-teman yang telah memberikan dukungan dan
dorongan kepada kami. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami butuhkan agar
dapat menyempurnakan dimasa yang akan datang. Semoga apa yang disajikan dalam
makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman dan pihak yang berkepentingan.
Tim kelompok 4
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................I
DAFTAR ISI......................................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................1
1.4 Manfaat .............................................................................................................1
BAB II TINJAUAN TEORI.............................................................................................2
2.1 Definisi Perdarahan Tali Pusat..........................................................................2
2.2 Patofisiologi perdarahan Tali Pusat...................................................................2
2.3 Tanda dan Gejala...............................................................................................2
2.4 Pencegahan........................................................................................................2
2.5 Penatalaksanaan Perdarahaan Tali Pusat...........................................................3
BAB III TINJAUAN KASUS...........................................................................................8
BAB IV PEMBAHASAN..................................................................................................14
4.1 Asuhan Kebidanan Perdarahan Tali Pusat.........................................................13
BAB V PENUTUP.............................................................................................................14
3.1 Kesimpulan........................................................................................................14
3.2 Saran..................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................15
LAMPIRAN.......................................................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyebab tingginya angka kematian pada bayi muda diantaranya adalah terjadinya
infeksi dan perdarahan tali pusat. Insiden infeksi dan perdarahan yang terjadi pada bayi
muda diantaranya dapat disebabkan oleh model perawatan tali pusat yang tidak tepat,
khususnya dalam menggunakan model pengikatan tali pusat pasca persalinan. Konsistensi
kekuatan ikatan pada penggunaan benang yang berbeda-beda untuk setiap tenaga
penolong persalinan meningkatkan resiko kurangnya kekuatan ikatan pada tali pusat
sehingga tidak dapat menekan pembuluh darah secara sempurna.
Data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (Provinsi Jawa Timur tahun 2019)
Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Neonatal (AKN) yang diperoleh dari
laporan rutin bila dihitung angka kematian absolut masih tinggi yaitu sebanyak 3.875 bayi
meninggal pertahun dan sebanyak 4.216 balita meninggal pertahun. Adapun proporsi
kematian neonatal dalam 3 tahun ini mencapai hampir 4/5 dari kematian bayi. Dalam satu
hari berarti sebanyak 11 bayi meninggal dan 12 balita meninggal. sehingga diharapkan
mendekati kondisi di lapangan. Tahun 2019 Angka Kematian Bayi pada posisi 23 per
1.000 kelahiran hidup (angka estimasi dari BPS Pusat). Penyebab tingginya angka
kematian pada bayi muda tersebut diantaranya adalah terjadinya infeksi dan perdarahan.
Insiden infeksi dan perdarahan yang terjadi pada bayi muda diantaranya dapat disebabkan
oleh model perawatan tali pusat yang tidak tepat, khususnya dalam menggunakan model
pengikatan tali pusat pasca persalinan. (Primadi, 2020).
1.2 Tujuan
1.2.1. Tujuan umum
Mahasiwa mampu melakukan “asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
perdarahan tali pusat ” sesuai standar asuhan kebidanan dengan metode soap.
1.2.2. Tujuan khusus
1 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan perdarahan tali pusat
2 Untuk mengetahui etiologi dan predisposisi dari perdarahan tali pusat
3 Untuk mengetahui patofisiologi perdarahan tali pusat
4 Untuk mengetahui apa saja klasifikasi dari perdarahan tali pusat
5 Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan dari kasus perdarahan tali
pusat
1
6 Untuk mengetahui bagaimana cara membuat bagan alur berfikir varney dan
pendokumentasiannya secara soap
1.3 Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah teknik studi pustaka, studi pustaka
merupakan metode pengumpulan data yang diarahkan kepada pencarian data dan
informasi melalui jurnal penelitian, internet, buku dan e-book yang dapat mendukung
dalam proses penulisan.
1.4 Sistematika penulisan
Sistematika penulisan laporan tugas akhir disusun dalam beberapa bab yang
masing-masing bab menguraikan beberapa pokok pembahasan. Adapun sistematika
penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab pendahuluan terdiri dari latar belakang adalah menggambarkan hal-hal yang perlu
dijadikan penelitian dari realita yang ada. Tujuan umum dan khusus menggambarkan hal-
hal yang ingin dicapai. Metode pengumpulan data yaitu bagaimana mencari sumber
kasus.
BAB II. TINJAUAN TEORI
Bab tinjauan teori menjelaskan tentang teori-teori yang digunakan dalam
menganalisis permasalahan yang ada dan teori-teori yang akan digunakan untuk
mengatasi perdarahan tali pusar.
BAB III TINJAUAN KASUS
Bab ini menjelaskan tentang kasus yang berhubungan dengan perdarahan tali pusat serta
pendokumentasian SOAP.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab pembahasan yang mencangkup tentang landasan teori, uraian teori, solusi dan
penyelesaian dari suatu permasalahan.
BAB V PENUTUP
Bab penutup berisi tentang pernyataan singkat berupa kesimpulan dari pembahasan
perdarahan tali pusat yang dibuat secara keseluruhan dan saran untuk menangani
perdarahan tali pusat yang lebih baik sesuai Evidance Base Midwefery.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep teori
2.1.1 Definisi Perdarahan Tali Pusat
Perdarahan tali pusat yaitu adanya cairan (darah) yang keluar di sekitar tali
pusat bayi. Akibat dari trauma pengikatan tali pusat yang kurang baik atau
perawatan tali pusat kurang tepat serta kegagalan proses pembentukan thrombus
normal.(Lisfasiska & Asiyah, 2017).
Perawatan tali pusat yang tidak sesuai standar kesehatan dapat mengakibatkan
berbagai gangguan kesehatan pada bayi, di antaranya tetanus neonatorum,
omfalitis atau infeksi tali pusat, dan perdarahan tali pusat. (Alexander, Utin Cindy
Firdianty, 2021).
2.1.2 ETIOLOGI DAN PREDISPOSISI
2.1.6 Pencegahan
Pengikatan tali pusat dengan menggunakan umbillical cord clamp sangat
efektif untuk mencegah terjadinya perdarahan. Kondisi ini disebabkan karena sifat
pengikatan tali pusat dengan menggunakan umbilcal cord clamp memiliki sifat
standar dan sama untuk setiap produk yang dikeluarkan yaitu dengan tekanan
sebesar 5 psi pada tali pusat sehingga dapat mencegah terjadinya perdarahan.
2.1.7 Penatalaksanaan
(1) Selama proses persalinan melakukan penjepitan tali pusat dengan kuat dan
pencegahan infeksi dengan benar. (Trijayanti, Martanti, & Wahyuni, 2020)
(2) Memberikan tekanan lembut pada pusar untuk menghentikan
perdarahannya dan menggunakan popok dibawah tali pusat agar cepat
kering. (Noorbaya & Johan, 2019)
(3) Untuk mencegah perdarahan tali pusat harus dilakukan observasi yang
berulang - ulang pada waktu tertentu selama 48 jam. Perdarahan tidak
mungkin terjadi pada pemakaian alat penjepit plastik dan pita nilon karena
terjadi penekanan yang terus- menerus pada tali pusat (D. mayang Sari &
Setyawati, 2018)
(4) Tali pusat bayi yang diikat dengan umbillical cord clamp tidak ada yang
mengalami perdarahan. (Lisfasiska & Asiyah, 2017)
(5) Untuk kasus perdarahan tali pusat akibat hematoma dirawat di kamar bayi
biasa untuk perawatan rutin bayi baru lahir, dan pemberian ASI agar
pendarahan dari hematoma pusar. (Kasus et al., 2021)
(6) Pengobatan tunggul tali pusat dengan bahan alami bubuk pelindung kulit
yang mengandung Arnica montana mengurangi waktu pelepasan tali pusat
dan komplikasi seperti kemerahan, perdarahan, atau secret. (Pediatri et al.,
2020)
(7) Pengikatan dengan benang katun steril ini tidak menjamin penekanan yang
terus menerus pada tali pusat. Walaupun pada permulaan ikatannya sudah
baik, tetapi karena tali pusat mengkerut, ikatan bisa menjadi longgar
sehingga memungkinkan terjadinya perdarahan. (Sari & Setyawati, 2018)
(8) Meggunaan alat penjepit plastik dan pita nilon. (Sari & Setyawati, 2018)
2.2 Tinjauan asuhan kebidanan perdarahan tali pusat
4
2.2.1 Konsep manajemen asuhan varney
Tujuh Langkah Manajemen Kebidanan Menurut Varney Terdapat 7 langkah manajemen
kebidanna menurut Varney yang meliputi langkah I pengumpuan data dasar, langkah II
interpretasi data dasar, langkah III mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial,
langkah IV identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera, langkah V
merencanakan asuhan yang menyeluruh, langkah VI melaksanakan perencanaan, dan
langkah VII evaluasi.
5
tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien, tapi juga dari
kerangka pedoman antisipasi terhadap klien (apakah dibutuhkan penyuluhan,
konseling, dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan
dengan sosial-ekonomi, kultural/masalah psikologis. Dalam perencanaan ini apa yang
direncanakan harus disepakati klien, harus rasional, benar-benar valid berdasar
pengetahuan dan teori yang up to dat
6. Langkah VI : Melaksanakan Asuhan
Melaksanakan rencana asuhan pada langkah ke lima secara efisien dan aman. Jika
bidan tidak melakukannya sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk
mengarahkan pelaksanaanya. Pelaksanaan asuhan ini bisa dilakukan oleh bidan, klien,
keluarga klien, maupun tenaga kesehatan yang lain. Bidan bertanggungjawab untuk
mengarahkan pelaksanaan asuhan bersama yang menyeluruh.
7. Langkah VI : mengevaluasi keefektifan asuhan
Dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan
kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan
sebagaimana telah diidentifikasikan didalam masalah dan diagnosa.
2.2.2 Pendokumentasian secara soap
Pendokumentasian dengan metode SOAP sudah dibahas yaitu tentang metode
dokumentasi. Di dalam metode SOAP, S adalah data subjektif, O adalah data objektif, A
adalah analysis, P adalah penatalaksanaan. Metode ini merupakan dokumentasi yang
sederhana akan tetapi mengandung semua unsur data dan langkah yang dibutuhkan dalam
asuhan kebidanan, jelas, logis. (Handayani, 2017)
1) Data subjektif
Data subjektif berhubungan dengan masalah dari sudut pandang klien. Ekspresi
klien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung
atau ringkasan yang akan berhubungan langsung dengan diagnosis. Pada klien yang
menderita tuna wicara, dibagian data dibagian data dibelakang huruf “S”, diberi tanda
huruf “O” atau”X”. Tanda ini akan menjelaskan bahwa klien adalah penederita tuna
wicara. Data subjektif ini nantinya akan menguatkan diagnosis yang akan disusun.
Contoh :
a) Ibu mengatakan bahwa anaknya panas dan rewel
b) Ibu mengatakan bahwa anaknya keluar darah di area pusat
c) Ibu mengatakan bahwa area pusat berbau
2) Data Objektif
Data objektif merupakan pendokumentasian hasil observasi yang jujur, hasil
pemeriksaan fisik klien, hasil pemeriksaan laboratorium. Catatan medik dan informasi
dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam data objektif ini sebagai data
6
penunjang. Data ini akan memberikan bukti gejala klinis klien dan fakta yang
berhubungan dengan diagnosis.
Contoh :
Kesadaran umum composmentis, N : 170x/ menit, R : 70 x/menit, S : 38 C
3) Analisis
Langkah ini merupakan pendokumentasian hasil analisis dan intrepretasi
(kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Karena keadaan klien yang setiap saat
bisa mengalami perubahan, dan akan ditemukan informasi baru dalam data subjektif
maupun data objektif, maka proses pengkajian data akan menjadi sangat dinamis. Di
dalam analisis menuntut bidan untuk sering melakukan analisis data yang dinamis
tersebut dalam rangka mengikuti perkembangan klien. Analisis yang tepat dan akurat
mengikuti perkembangan data klien akan menjamin cepat diketahuinya perubahan
pada klien, dapat terus diikuti dan diambil keputusan/tindakan yang tepat. Analisis
data adalah melakukan intrepretasi data yang telah dikumpulkan, mencakup
diagnosis, masalah kebidanan, dan kebutuhan.
Contoh :
An. Y umur 2 hari dengan perdarahan tali pusat
4) Pentalaksanaan
Penatalaksanaan adalah mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang
sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara
komprehensif; penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan rujukan.
Tujuan penatalaksanaan untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal
mungkin dan mempertahankan kesejahteraanya.
Contoh :
Penatalaksanaan perdarahan tali pusat
7
Puskesmas Ngesrep
Kota Semarang
4 Lisfasiska & Asiyah 2017 Perbedaan Kejadian Tali pusat bayi yang diikat
Perdarahan Dan dengan umbillical cord
Infeksi Tali Pusat clamp tidak ada yang
Yang Diikat Dengan mengalami perdarahan
Benang Dan
Umbilical Cord
Clamp
8
ASI agar pendarahan dari
hematoma pusar
9
BAB III
TINJAUAN KASUS
10
3.1 Data Subjektif
Nama Klien : An. Zahra Nama Ibu : Ny. Halimah
Umur : 3 hari Umur : 38 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : - Pendidikan : SMA
Pekerjaan : - Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Jl. Mataram Kediri Alamat : Jl. Mataram Kediri
No reg : 03
Ruangan : Bayi
Tanggal MRS : 16 Agustus 2022
Tanggal KRS : 16 Agustus 2022
Diagnosis Medis : Perdarahan Tali Pusat
Cara masuk :
11
Lain lain
11. Riwayat ketuban dan kelahiran :
Antenatal : PMB
Berapa kali : 8
Dokter ✓ Bidan Puskesmas
DM ✓ HIPERTENSI ✓ Lain-lain -
TB ✓ HEPATITIS ✓ Lain-lain -
C
12
Simetris Ya/tidak Radang Ya/tidak
Sekret Ada/tidak Perdarahan Ya/tidak
Tulang rawan (+) lain-lain............
e. Hidung
Pernafasan cuping hidung Ya/tidak
Lain-lain.........................
f. Mulut
Bibir kering Ya/tidak Trismus Ya/tidak
Lidah kotor Ya/tidak Lain-lain............................
g. Leher
Pembesaran Ada/tidak Kaku kuduk Ada/tidak
4) Thorak
Gerak Nafas : retraksi otot dada normal/tidak
Bentuk : Normal chest Barel chest
Irama nafas : ✓ reguler Irreguler
✓ Stridor
Payudara : Ronchi Ada/tidak Whezing Ada/tidak
Jantung : ✓
Reguler Irreguler
Murmur Irama galop
5) Abdomen
Inspeksi : Bentuk : Tegang
Acites : ada/tidak
Tali pusar : Berbau dan mengeluarkan darah
Palpasi : Massa : Ada/tidak
Fecalit : Ada/tidak
Distensi : Ada/tidak
Pembesaran Hepar : Ada/tidak
6) Genetali
Labia : Oedem : Ya/tidak
Perdarahan : Ya/tidak
Labia Mayor menutupi labia minor : Ya/tidak
7) Anus
Berlubang : Ya/tidak
Pendarahan : Ya/tidak
Lain-lain :.............
8) Extermitas
Atas : Polidactili Ya/tidak
Syndaktili Ya/tidak
13
Gerak aktif Ya/tidak
Fratur Ya/tidak
Bawah : Polidactili Ya/tidak
Syndaktili Ya/tidak
CTEV Ya/tidak
Genovalgus Ya/tidak
9) Neurologi
YA TIDAK YA TIDAK
KAKU
✓ KEJANG ✓
KUDUK
MUNTAH ✓ PANAS ✓
3.3 Analisis
An. Zahra umur 3 hari dengan keluhan perdarahan tali pusat
3.4 Penatalaksanaan
Tanggal : 16 Agustus 2022 Jam : 10.00 WIB
14
5. Jam 11.45 Menyarankan kepada keluarga untuk menggunakan popok
dibawah tali pusat agar cepat kering; keluarga menyetujui
pemakaian popok dibawah tali pusar bayi.
3.1
15
BAB IV
PEMBAHASAN
Pembahasan ini bertujuan untuk merumuskan kesenjangan antara teori dan kasus
nyata pada asuhan kebidanan secara pelayanan yang berkelanjutan kepada Ny. Halimah
mengatakan bahwa bayinya mengalami demam tinggi, Tali pusat berbau dan berdarah. Di
PMB yang dilakukan mulai 16 Agustus 2022 dengan menggunakan standart asuhan
kebidanan yang terdiri dari pengkajian, merumuskan diagnose kebidanan, melaksanakan
asuhan kebidanan, dan melakukan evaluasi serta pendokumentasian asuhan kebidanan
dengan metode SOAP.
16
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Perdarahan tali pusat yaitu adanya cairan (darah) yang keluar di sekitar tali pusat bayi.
Dimana perdarahan tali pusat disebabkan oleh Perawatan tali pusat yang tidak sesuai
standar kesehatan, trauma pengikatan tali pusat yang kurang baik, dan kegagalan proses
pembentukan thrombus normal.
5.2 Saran
Dengan terselesainya tugas makalah yang berjudul “Perdarahan tali pusat” ini, penulis
berharap agar penyusunan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya
dan dapat menambahkan wawasan dan pengetahuan yang lebih. Penulis berharap para
pembaca dapat mengetahui dan mempelajari tentang perdarahan tali pusat dan diharapkan
semoga makalah ini dapat berguna bagi penyusun dan pembaca.
17
DAFTAR PUSTAKA
Alexander, Utin Cindy Firdianty, E. putri, I. H. U. (2021). Hubungan Perawatan Tali Pusat
Menggunakan Kassa Steril Sesuai Standar Dengan Lama Pelepasan Tali Pusat Pada
Bayi Baru Lahir Di Puskesmas Siantan Hilir Pontianak Utara Tahun 2019.
Jurnal_Kebidanan, 10(2), 490–499.
https://doi.org/10.33486/jurnal_kebidanan.v10i2.93
Kasus, B. A., Khatiwada, P., Alsabri, M., Wiredu, S., & Kusum, V. (2021). Hematoma Tali
Pusat Spontan Machine Translated by Google, 13(2), 2–6.
https://doi.org/10.7759/cureus.13048
Kosim dkk. (2003). Buku panduan manajemen masalah bayi baru lahir untuk dokter, bidan,
perawat di Rumah Sakit : hal 88-89. Jakarta : Depertemen Kesehatan RI
Lisfasiska, N. M. (2017). Perbedaan Kejadian Perdarahan Dan Infeksi Tali Pusat Yang Diikat
DenganBenang Dan Umbilical Cord Clamp. Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 2 No. 1 , 67.
Lisfasiska, N. M., & Asiyah, S. (2017). Perbedaan Kejadian Perdarahan Dan Infeksi Tali
Pusat Yang Diikat Dengan Benang Dan Umbilical Cord Clamp. Jurnal Ilmu
Kesehatan, 2(1), 61. https://doi.org/10.32831/jik.v2i1.30
Noorbaya, S., & Johan, H. (2019). PANDUAN BELAJAR Asuhan Neonatus, Bayi, Balita,
dan Anak Prasekolah. In Gosyen Publishing
Noorbaya, S., & Johan, H. (2019). PANDUAN BELAJAR Asuhan Neonatus, Bayi, Balita,
dan Anak Prasekolah. In Gosyen Publishing
Pediatri, J., Coscia, A., Boscarino, G., Chiara, M. Di, Faccioli, F., Pedicino, R., … Terrin, G.
18
Lampiran 1
N SKOR
ASPEK YANG DINILAI
O Skor 0 1 2 3
Persiapan :
a. Khlorheksidin atau iodium povidon 2,5%
b. Kassa steril
1 c. Handscoon steril 3
d. Bengkok
e. Larutan klorin
f. Tempat sampah medis dan non medis
19
Lempiran 2
20
Dalam buku yang berjudul Asuhan Neonatus, bayi dan anak balita menjelaskan
sumber penyebab terjadinya perdarahan adalah
robekan umbilikus normal Yang sudah dijelaskan oleh mbak rovik
Robekan umbilikus abnormal
a. Adanya hematoma pada umbilikus yang kemudianhematoma tersebut pecah,
namun perdarahan yang terjadimasuk kembali ke dalam plasenta. Hal ini
sangat berbahaya bagi bayi karna dapat menimbulkan kematian pada bayi.
b. b.Varises juga dapat menyebabkan perdarahan ketika varisestersebut pecah
c. Aneurisma pembuluh darah pada umbilikus, yaitu terjadi pelebaran
pembuluh darah setempat saja karna salahdalam proses perkembangan atau
terjadi kemundurandinding pembuluh darah. Pada aneurisma, pembuluh
darahmenyebabkan pembuluh darah rapuh dan mudah pecah.
Robekan pembuluh darah abnormal
a. Pembuluh darah abdomen yang mudah pecah karenadindingnya tipis dan
tidak ada perlindungan jely wharton.
b. Insersi velamentosa tali pusat, yaitu pecanya pembuluhdarah pada
percabangan tali pusat sampai ke membrantempat masuknya plasenta.
Umbilikus dengan kelainaninsersi ini sering terdapat pada kehamilan ganda.
c. Plasenta multilobularis, perdarahan terjadi pada pembuluhdarah yang
menghubungkan masing–masing lobusdengan jaringan plasenta karena
bagian tersebut sangatrapuh dan mudah peceah.
d. Perdarahan akibat plasenta previa dan aprupsio plasenta
Perdarahan akibat placenta previa dan abrupsio plasenta dapat membahayakan
bayi. Plasenta previa cenderung menyebabkan anemia, sedangkan pada kasus
abrupsio plasenta lebih sering mengakibatkan kematian intrauterin karena dapat
terjadi anoreksia. Lakukan pengamatan plasenta dengan teliti untuk menentukan
adanya perdarahan pada bayi baru lahir dan lakukan pemeriksaan hemoglobin
secara berkala pada bayi barui lahir dengan kelainan placenta atau dengan SC
(Dewi, Nani Lia Dewi. 2010).
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Nani Lia Dewi. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.Yogyakarta:
Salemba Medika.
21
3. Nabilla Abel Tantri (P17321203013)
Untuk observasi selama 48 jam itu bagaimana apakah kita memantau keadaan tali
pusat selama 48 jam secara langsung atau bagaimana, dan selama 24 jam kita
memantau berapa kali?
Jawaban:
Inggrit Mahening Dirgantari (P17321203033) izin menjawab pertanyaan
dari mbak Nabilla Abel Tantri
Berdasarkan studi literature yang sata temukan dengan judul Perbedaan Lama
Pelepasan Tali Pusat BBL dengan benang tali dan umbilical cord klem oleh
Dewi Mayang Sari dan Eka Nining Setyawati menyebutkan bahwa untuk 48
jam yang dilakukan itu adalah observasi pada penggunaan benang katun steril
yang rangkap 2 jadi untuk estimasi waktu pemantauan itu setiap saat setelah
pemasangan.
Safa Auladana Ilma Nafi'a (P17321203019) izin menambahkan jawaban
dari mbak Inggrit Mahening Dirgantari untuk mbak Nabilla Abel Tantri
Untuk kasus yang kita ambil, dalam pengikatan tali pusat menggunakan pita
dari bahan nilon yang sangat kuat dan yang disimpan dalam bungkus steril
diikatkan rangkap pada tali pusat dengan kuat sehingga tidak mudah lepas, dan
untuk pelepasan pita nilon akan dibuang bersamaan dengan lepasnya tali pusat.
22