Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MASALAH PADA NEONATUS

“PERDARAHAN TALI PUSAT

Dosen Pengampu :
Riski Dewi Aisyah, SST. MPH

Disusun oleh :
1. Nadza Afianan Al Sunjawi ( 202002020022)
2. Salsabela Afrilla (202002020025)
3. Salsabila Aulia Farhan (202002020026)
4. Heti Widiarti (202002020027)
5. Ummu Saadah (202002020029)
6. Putri Nurvasti Jufri (202002020030)
7. Ulfatun Hanni (202002020031)
8. Intan Nur Hidayah (202002020032)
9. Fina Lisdiani (202002020033)

PRODI D3 KEBIDANAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH


PEKAJANGAN PEKALONGAN TAHUN 2021/2022
DAFTAR ISI

BAB I...................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN.................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang......................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................4
1.3 Tujuan...................................................................................................................... 5
1.4 Manfaat.................................................................................................................... 5
BAB II..................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN...................................................................................................................... 6
2.1 Pengertian Perdarahan Tali Pusat...........................................................................6
2.2 Factor-factor penyebab terjadinya pendarahan tali pusat.........................................6
2.3 Klasifikasi Perdarahan Tali pusat............................................................................7
2.4 Gejala Perdarahan Tali Pusat..................................................................................8
2.5 Penatalaksanaan Pada Tali Pusat...........................................................................9
2.6 Pencegahan Perdarahan Tali Pusat.........................................................................9
BAB III.................................................................................................................................. 11
PENUTUP............................................................................................................................ 11
3.1 Kesimpulan............................................................................................................11
3.2 Saran..................................................................................................................... 11
Kata pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah ASKEB Neonatus. Dalam penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terimakasih
kepada Ibu Riski dewi Aisyah, SST. MPH. selaku dosen mata kuliah ASKEB
NEONATUS yang telah membimbing dan memberikan ilmunya kepada kami sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Makalah masalah pada neonatus
perdarahan tali pusat”. Selain itu kami juga mengucapkan terima kasih kepada para
pendukung kami termasuk orang tua yang senantiasa mendukung kami dan petugas
Perpustakaan Rektorat UMPP yang telah memberikan kami ruang untuk bisa mencari
referensi untuk kelancaran dalam menyusun makalah ini.
Kami meyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaan
makalah ini. Demikian yang dapat kami sampaikan, kurang dan lebihnya kami mohon
maaf. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Pekalongan, 15 April 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Selama ini, anggapan resiko perdarahan hanya terjadi pada ibu yang baru
melahirkan saja, padahal sang bayi yang baru melahirkan pun juga perlu diwaspadai
terjadi gejala ini. oleh karena itu, bayi neonatus (bayi baru lahir) ini diwajibkan
mendapatkan vitamin K.
Perdarahan pada bayi neonatus, contohnya adalah perdarahan tali pusat. Gejala ini
timbul karena kekurangan vitamin K. khususnya karena hati bayi yang belum matang
untuk membentuk vitamin K. Untuk itu, setiap bayi yang baru lahir harus diberikan
suntikan vitamin K1 untuk mencegah perdarahan. Perdarahan tali pusat bisa juga
terjadi karena perawatan pasca lepasnya tali pusat yang kurang sempurna, sehingga
lambat dalam proses penyembuhan. Ini sering ditemui, tali pusat bayi yang terus
berdarah. Meski demikian jika terus – menerus juga bisa menyebabkan anak kurang
darah.
Tali pusat atau funiculus umbilicalis adalah saluran kehidupan bagi janin selama
dalam kandungan. Dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang selama
kehamilan menyuplai zat-zat gizi dan oksigen ke janin. Tetapi begitu bayi lahir sudah
tak diperlukan lagi sehingga harus dipotong dan diikat atau dijepit.
Perdarahan yang terjadi pada tali pusat bisa timbul sebagai akibat dari trauma
pengikatan tali pusat yang kurang baik atau kegagalan proses pembentukan thrombus
normal. Selain itu perdarahan pada tali pusat juga bisa sebagai petunjuk adanya
penyakit pada bayi.
Sebagian besar peneliti mendefinisikan pengikatan tali pusat dini bila dilakukan
dalam 15 detik setelah lahir, sedangkan tertunda jika dilakukan 45 detik sampai 5
menit setelah lahir dimana pada rentang waktu tersebut terjadi perpindahan darah
yang bermakna dari plasenta kebaya.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Pengertian perdarahan tali pusat
1.2.2 Penyebab Perdarahan Tali Pusat
1.2.3 Klasifikasi perdarahan tali pusat
1.2.4 Tanda dan gejala perdarahan tali pusat
1.2.5 Penatalaksanaan perdarahan tali pusat
1.2.6 Komplikasi perdarahan tali pusat

1.3 Tujuan
1.3.1 Pengertian perdarahan tali pusat
1.3.2 Penyebab Perdarahan Tali Pusat
1.3.3 Klasifikasi perdarahan tali pusat
1.3.4 Tanda dan gejala perdarahan tali pusat
1.3.5 Penatalaksanaan perdarahan tali pusat
1.3.6 Komplikasi perdarahan tali pusat

1.4 Manfaat
1.4.1 Dapat mengetahui Pengertian perdarahan tali pusat
1.4.2 Dapat mengetahui Penyebab Perdarahan Tali Pusat
1.4.3 Dapat mengetahui Klasifikasi perdarahan tali pusat
1.4.4 Dapat mengetahui Tanda dan gejala perdarahan tali pusat
1.4.5 Dapat mengetahui Penatalaksanaan perdarahan tali pusat
1.4.6 Dapat mengetahui Komplikasi perdarahan tali pusat
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perdarahan Tali Pusat


Perdarahan tali pusat adalah perdarahan yang terjadi pada tali pusat bisa
timbul sebagai akibat dari trauma ,pengikatan tali pusat yang kurang baik atau
kegagalan proses pembentukan trombus normal. Tali pusatlah yang bertugas untuk
menyalurkan darah, nutrisi dan oksigen yang juga dibutuhkan oleh bayi. Setelah masa
kehamilan berakhir. Tali pusat adalah jaringanmengikat yang berhubungan plasenta
(ari-ari) dengan janin.tali pusat berbentuk seperti tali yang memanjang saat berada
dalam kandungan. Fungsi tali pusat adalah menjaga kelangsungan hidup pertumbuhan
janin didalam kandungan dengan mengalihkan oksigen dan nutrisi dari ke aliran darah
janin(Abata,2015).
Perdarahan tali pusat yaitu adanya cairan (darah) yang keluar di sekitar tali
pusat bayi. Akibat dari trauma pengikatan tali pusat yang kurang baik atau kegagalan
proses pembentukkan trombus normal. Dalam istilah medis ini disebut dengan
hemorhagic disease of the newborn (HDN), tetapi merupakan hal yang normal apabila
pendarahan yang terjadi disekitar tali pusat dalam jumlah yang sedikit. Dimana,
pendarahan tidak melebihi luasan uang logam dan akan berhenti melalui penekanan
yang halus selama 5 menit. Selain itu perdarahan pada tali pusat juga bisa sebagi
petunjuk adanya penyakit pada bayi.
Tali pusat meretang dari umbilicus (pusar) janin ke permukaan plasenta dan
mempunyai panjang normal kurang lebih 50-55cm, dengan ketebalan sekitar 1-
2cm.tali pusat di anggap ukuran pendek mempunyai dampak tidak baik bagi bayi. Jika
tali pusat terlalu panjang,akan berresiko terjadi lilitan tali pusat di sekitar leher
ataupun bagian tubuh janin yang lainnya. Sebaliknya, tali pusat yang pendek akan
menyulitkan ketika proses persalinan bersalin (Riksani, 2020).
Didefinisikan tali pusat atau funiculus umbilicus adalah saluran kehidupan
bagi janin selama dalam kandungan. Tali pusat hanya berperan selama proses
kehamilan,ketika bayi sudah dilahirkan maka tali pusat sudah tidak dibutuhkan lagi.
Itu sebabnya, tindakan yang paling sering di lakukan adalah memotong dan mengikat
tali pusat hinga akhirnya beberapa hari setelah itu tali pusat hingga beberapa hari
setelah tali pusat akan mongering dan lepas sendirinya (Riksani,2020).

2.2 Factor-factor penyebab terjadinya pendarahan tali pusat


a. Robekan umbilikus normal biasanya terjadi karena :
1) Partus precipitates
2) Adanya trauma atau lilitan tali pusat
3) Umbilikus pendek, sehingga menyebabkan terjadinya tarikan yang berlebihan
pada saat persalinan.
4) Kelalaian penolong persalinan yang dapat menyebabkan tersayatnya dinding
umbilikus atau placenta sewaktu sectio secarea
b. Robekan umbilikus abnormal, biasanya terjadi karena :
1) Adanya hematoma pada umbilikus yang kemudian hematom tersebut pecah,
namun perdarahan yang terjadi masuk kembali ke dalam placenta. Hal ini
sangat berbahaya bagi bayi dan dapat menimbulkan kematian pada bayi.
2) Varises juga dapat menyebabkan perdarahan apabila varises tersebut pecah
3) Aneurisma pembuluh darah pada umbilikus dimana terjadi pelebaran
pembuluh darah setempat saja karena salah dalam proses perkembangan atau
terjadi kemunduran dinding pembuluh darah. Pada aneurisme pembuluh darah
menyebabkan pembuluh darah rapuh dan mudah pecah
c. Robekan pembuluh darah abnormal
Pada kasus dengan robekan pembuluh darah umbilikus tanpa adanya
trauma, hendaknya dipikirkan kemungkinan adanya kelainan anatomik pembuluh
darah seperti :
1) Pembuluh darah yang mudah pecah karena dindingnya tipis dan tidak ada
perlindungan,
2) Insersi velamentosa tali pusat, dimana pecahnya pembuluh darah terjadi pada
tempat percabangan tali pusat sampai ke membran tempat masuknya dalam
placenta tidak ada proteksi. Umbilikus dengan kelainan insersi ini sering
terdapat pada kehamilan ganda
3) Placenta multilobularis, perdarahan terjadi pembuluh darah yang
menghubungkan masing-masing lobus dengan jaringan placenta karena
bagian tersebut sangat rapuh dan mudah pecah
d. Perdarahan akibat plasenta previa
Perdarahan akibat plasenta previa cenderung menyebabkan anemia,
sedangkan pada kasus abrupsio plasenta lebih sering mengakibatkan kematian
intra uteri karena dapat terjadi anoreksia.
Lakukan pengamatan plasenta dengan teliti untuk mnentukan adanya
perdarahan pada bayi baru lahir dan lakukan pemeriksaan hemoglobin seara
berkala pada bayi baru lahir dengan kelainan plasenta (Nani Lia Dewi, 2011).

2.3 Klasifikasi Perdarahan Tali pusat


1) Kejadian Perdarahan Pada Tali Pusat Bayi Yang Diikat Dengan Benang
Berdasarkan penelitian terdapat hasil hampir seluruh responden yang tali
pusatnya diikat dengan benang, 91,7% tidak terjadi perdarahan damn 4,3% terjadi
perdarahan.
Salah satu material yang dapat dipergu.nakan untuk mengikat tali pusat adalah
benang nylon karena sifatnya yang liat dan lentur. Material yang dipergunakan untuk
membuat benang nylon adalah polyamida. Sifat yang dimiliki nylon adalah bersifat
keras, berwarna cream, sedikit tembus cahaya (Suryadi, 2009).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pengikatan dengan menggunakan
benang nylon, mayoritas dari responden tidak mengalami perdarahan, namun masih
terdapat responden yang mengalami perdarahan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan benang nylon untuk
mengikat tali pusat efektif untuk mencegah perdarahan yang terjadi pada tali pusat.
Pengikatan dengan menggunakan tali pusat walaupun dapat dikatakan efektif tetapi
tetap memiliki resiko perdarahan, hal ini terbukti dari hasil penelitian yang
menunjukkan adanya perdarahan 4,3%. Berdasarkan hasil pengamatan , perdarahan
terjadi pada hari ketiga ketika dilakukan perawatan di rumah. Kondisi ini
menunjukkan bahwa perdarahan yang terjadi disebabkan karena seiring perjalanan
waktu tali pusat bayi semakin menyusut dan dengan ikatan benang yang tetap
kemungkinan dapat menyebabkan terjadinyaperdarahan tali pusat. Menurut Santosa
(2008), salah satu penyebab terjadinya perdarahan tali pusat adalah berkurangnya
jepitan pada tali pusat.

b) Kejadian Perdarahan Pada Tali Pusat Bayi Yang Diikat Dengan Umbillical
Cord Clamp
Berdasarkan hasil penelitian terdapat seluruh responden yang tali pusatnya
diikat dengan umbillical cord clamp tidak mengalami perdarahan yaitu 100%.
Umbilical cord clamp memiliki bentuk seperti rahang dengan gerigi yang
saling bertautan sehingga dapat mengikat tali pusat dengan kuat dan memiliki
kekuatan penjepitnya yang standar yaitu adalah 5 psi (Onemed, 2007).
Menurut Mujiarto (2004) kelebihan material pengikatan tali pusat meliputi:
tidak menyerap air, memiliki impact strength (daya jepit) yang kuat, memiliki daya
jepit standar, tidak menimbulkan alergi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengikatan tali pusat dengan
menggunakan umbillical cord clamp sangat efektif untuk mencegah terjadinya
perdarahan. Kondisi ini disebabkan karena sifat pengikatan tali pusat dengan
menggunakan umbilcal cord clamp memiliki sifat standar dan sama untuk setiap
produk yang dikeluarkan yaitu dengan tekanan sebesar 5 psi pada tali pusat sehingga
dapat mencegah terjadinya perdarahan.
Pada perawatan di rumah sakit oleh tenaga kesehatan maupun perawatan di
rumah yang dilakukan oleh ibu yang awam tentang perawatan tali pusat ternyata tidak
mempengaruhi kekuatan pengikatan tali pusat yang menggunakan umbillical cord
clamp, sehingga terjadinya perdarahan dapat dicegah.

2.4 Gejala Perdarahan Tali Pusat


a) Ikatan tali pusat lepas atau klem pada tali pusat lepas tapi masih menempel pada
tali pusat.
b) Kulit di sekitar tali pusat memerah dan lecet.
c) Ada cairan yang keluar dari tali pusat. Cairan tersebut bisa berwarna kuning,
hijau, atau darah.
d) Timbul sisik di sekitar atau pada tali pusat.
e) Pucat,
f) Lemah,
g) Reaksi terhadap rangsangan berkurang,
h) Kesadaran berkurang/menurun,
i) Bagian akral tubuh berwarna keabu-abuan,
j) Nadi dan denyut tali pusat lemah/ tidak teraba,
k) Takikardia, bunyi jantung melemah,
l) Pernafasan dangkal atau tidak teratur.

2.5 Penatalaksanaan Pada Tali Pusat


a. Penanganan disesuaikan dengan penyebab dari perdarahan tali pusat yang terjadi.
b. Untuk penanganan awal, harus dilakukan tindakan pencegahan infeksi pada tali pusat.
a) Jaga agar tali pusat tetap kering setiap saat. Kenakan popok dibawah tali pusat.
b) Biarkan tali pusat terbuka, tidak tertutup pakaian bayi sesering mungkin.
c) Bersihkan area di sekitar tali pusat. Lakukan setiap kali Anda mengganti popok.
Gunakan kapas atau cotton bud dan cairan alkohol 70% yang dapat dibeli di
apotek.
d) Angkat tali pusat dan bersihkan tepat pada area bertemunya pangkal tali pusat dan
tubuh. Tidak perlu takut hal ini akan menyakiti bayi Anda. Alkohol yang
digunakan tidak menyengat. Bayi akan menangis karena alkohol terasa dingin.
Membersihkan tali pusat dengan alkohol dapat membantu mencegah terjadinya
infeksi. Hal ini juga akan mempercepat pengeringan dan pelepasan tali pusat.
e) Jangan basahi tali pusat sampai tidak terjadi pendarahan lagi. Tali pusat akan
terlepas, dimana seharusnya tali pusat aka terlepas dalam waktu 1-2 minggu. Tapi,
yang perlu diingat adalah jangan menarik tali pusat, walaupun sudah terlepas
setengah bagian.
f) Hindari penggunaan bedak atau lotion di sekitar atau pada tali
pusat.
c. Segera lakukan inform consent pada keluarga pasien untuk dilakukan rujukan. Hal ini
dilakukan bila terjadi gejala berikut:
a. Tali pusat belum terlepas dalam waktu 3 minggu.
b. Klem pada pangkal tali pusat terlepas.
c. Timbul garis merah pada kulit di sekitar tali pusat.
d. Bayi menderita demam.
e. Adanya pembengkakan atau kemerah-merahan di sekitar tali
pusat.
f. Timbul bau yang tidak enak di sekitar tali pusat.
g. Timbulnya bintil-bintil atau kulit melepuh di sekitar tali pusat.
h. Terjadi pendarahan yang berlebihan pada tali pusat. Pendarahan melebihi ukuran
luasan uang logam.
i. Pendarahan pada tali pusat tidak berhenti walaupun sudah di tekan.
2.6 Pencegahan Perdarahan Tali Pusat
Bagaimana cara perawatan tali pusar bayi baru lahir yang tepat agar cepat kering dan
mencegah perdarahan.
Tak hanya itu saja, selalu bersihkan bagian pusar dengan benar untuk menghindari infeksi.
Berikut ini langkah-langkah membersihkan pusar bayi untuk mencegahnya dari perdarahan.
1. Menjaga pusar bayi tetap kering
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjaga pusar bayi tetap kering akan
membuat sisa dari tali pusar bayi yang menempel akhirnya terlepas. Hal ini dapat mencegah
perdarahan pada pusar bayi.
2. Ketahui cara memandikan bayi
Orangtua juga perlu mengetahui bagaimana cara memandikan bayi baru lahir yang tepat
untuk menjaga tali pusar bayi yang belum lepas. Salah satunya, hindari menggunakan bak
mandi.
Saat menggunakan bak mandi, tubuh bayi pun akan terendam sepenuhnya. Hal ini bisa
membuat area tali pusar menjadi basah, lembap, dan kering lebih lama. Maka, risiko pusar
bayi berdarah pun semakin tinggi.
Oleh karena itu, Anda cukup menggunakan spons atau waslap berbahan lembut saat
memandikan bayi, dalam upaya menjaga tali pusarnya tidak terlalu basah.
3. Memberikan udara
Biarkan tali pusar bayi terkena udara alami sesering mungkin. Cara ini memungkinkan dasar
tali pusat akan lebih cepat mengering, sehingga mencegah penyebab pusar bayi berdarah.
Sesekali bukalah bajunya, agar pusar bayi terpapar udara untuk mempercepat proses
pengeringan.
4. Rajin mengganti popok
Jika dibiarkan, popok yang kotor akibat urine dan feses bisa membuat tali pusar bayi yang
masih menempel mengalami iritasi dan terjangkit infeksi, sehingga bisa menyebabkan pusar
berdarah.
Sebagai bentuk pencegahan, gantilah popok bayi dengan rutin untuk menghindari infeksi
pada area tali pusar bayi.
5. Jangan menarik pusar bayi secara paksa
Menarik sisa pusar bayi secara paksa hanya akan melukai kulit bayi, sehingga risiko pusar
bayi berdarah pun meningkat. Biarkan sisa pusar bayi lepas dengan sendirinya, untuk
menghindari infeksi.
Perlu diingat juga, saat menggunakan popok, pastikan bagian depan popoknya tidak
menutupi pusar bayi. Sebab, gesekan popok inilah yang bisa menyebabkan pusarnya bedarah
akibat iritasi dan infeksi.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tali pusat atau funiculus umbilicalis adalah saluran kehidupan bagi janin
selama dalam kandungan. Dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang
selama kehamilan menyuplai zat-zat gizi dan oksigen ke janin. Tetapi begitu bayi
lahir sudah tak diperlukan lagi sehingga harus dipotong dan diikat atau dijepit.
Perdarahan tali pusat adalah perdarahan yang terjadi pada tali pusat bisa
timbul sebagai akibat dari trauma ,pengikatan tali pusat yang kurang baik atau
kegagalan proses pembentukan trombus normal. Tali pusatlah yang bertugas untuk
menyalurkan darah, nutrisi dan oksigen yang juga dibutuhkan oleh bayi. Setelah masa
kehamilan berakhir. Tali pusat adalah jaringanmengikat yang berhubungan plasenta
(ari-ari) dengan janin.tali pusat berbentuk seperti tali yang memanjang saat berada
dalam kandungan. Fungsi tali pusat adalah menjaga kelangsungan hidup pertumbuhan
janin didalam kandungan dengan mengalihkan oksigen dan nutrisi dari ke aliran darah
janin(Abata,2015).

3.2 Saran
Demikian makalah ini kami susun, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
bisa dijadikan pedoman bagi kita dalam belajar, kita sebagai mahasiswa harus bisa
memahami mengenai masalah pada neonatus salah satunya perdarahan tali pusat dan
juga cara menanganinya dengan tepat agar tidak terjadi salah asuhan sehingga tidak
menimbulkan dampak yang fatal pada bayi yang mengalami perdarahan tali pusat.

3.3
DAFTAR PUSTAKA

(Asiyah, 2013)
(MAKALAH, 2019)

Anda mungkin juga menyukai