Anda di halaman 1dari 23

KESEIMBANGAN ASAM BASA

Kelompok 1
Betty Luinta Saragih 2006507763
Retnowati 2006562471
Giri Susanto 2006507952
Andi kurniawan 2006507694
Desmalayati 2006507795
Osty Histry Kapahang 2006562401
Rosiana Waicang 2006510732
OUTLINE

Latar belakang

Tinjauan kasus

Pembahasan
Pendahuluan
Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat
penting dalam kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan sifat asam
basa, larutan dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu bersifat
asam, bersifat basa, dan bersifat netral. Asam dan basa memiliki
sifat-sifat yang berbeda, sehingga dapat kita bisa menentukan
sifat suatu larutan. Sifat asam basa suatu larutan juga dapat
ditentukan dengan mengukur pH-nya
Penilaian gangguan keseimbangan asam basa dapat dilakukan dengan
metode tradisional dan metode alternatif. Metode tradisional
berdasarkan persamaan Henderson-Hasselbach yang dilengkapi
dengan perhitungan BE dan AG. Metode alternatif yaitu Stewart
dan modifikasinya dengan perhitungan BDE gap dan SIG. Perbedaan
metode yang digunakan dapat menyebabkan perbedaan interpretasi
serta penatalaksanaan untuk gangguan yang sama.
PENDEKATAN KESEIMBANGAN ASAM BASA MENURUT METODE
HENDERSON-HASSELBALCH (H-H)

Persamaan Henderson-Hasselbalch menggambarkan hubungan antara bikarbonat (HCO3)


dengan CO2 yang merupakan sistem buffer tubuh yang utama. Rasio normal CO2 dengan
(HCO3–) adalah 1: 20. Perubahan masing-masing variabel akan menyebabkan perubahan pH.
1. Melihat pH, klasifikasi atas gangguan keseimbangan asidosis (<7,35) atau al-
kalosis (>7,45).
2. Mengidentifikasi penyebab gangguan asidosis/alkalosis dengan memper-
hatikan parameter respiratorik (PaCo2) atau indeks metabolic (HCO3–)
3. Bila ditemukan pH dalam rentang normal dan jenis gangguan tidak jelas, maka
lakukan penilaian dimana pH berada, yaitu bila pH < 7,40 atau berada di
daerah rentang normal (7,35-7,40), maka jenis gangguan asidosis, begitupun
sebaliknya bila pH >7,40 atau berada di daerah atas rentang normal (7,40-7,45)
maka jenis gangguannya yaitu alkalosis
4. Setelah mengklasifikasi gangguan asam-basa dengan sederhana, yaitu alkalosis
dan asidosis, maka langkah selanjutnya memperhatikan parameter ventilasi
(PaCO2) dan indeks metabolik (HCO3– atau BE).
PENDEKATAN KESEIMBANGAN ASAM BASA MENURUT
METODE COPENHAGEN (BASE EXCESS)

Metode Copenhagen berdasarkan pada pemakaian Standard Base Excess untuk


memisahkan pengaruh pernafasan dan metabolisme pada keseimbangan asam
basa in vivo. Metode Copenhagen juga mempunyai sepaket aturan, agar seseorang
memperkirakan dengan tepat jenis CO2 seperti apa yang harus dimiliki untuk
menilai SBE tertentu. Metode ini juga dapat memperkirakan dengan tepat jenis
CO2 apa yang seharusnya dimiliki , untuk nilai SBE tertentu. Metode ini
menggunakan PaCo2 yang diukur dalam mmHg dan SBE yang diukur dalam mEq/L
PENDEKATAN KESEIMBANGAN ASAM BASA MENURUT METODE
STEWART

Pendekatan metode Stewart mendekati fisiologi asam basa dengan matematika,


yaitu memperlakukan cairan tubuh sebagai sistem fisika kimia, yang ditentukan
oleh prinsip-prinsip fisika-kimia modern: kenetralan muatan listrik elektro kimia,
konservasi massa, dan ekilibrium disosiasi.

Dengan SID meningkat (menjadi lebih positif), disosiasi air berkurang dan
konsentrasi ion hidrogen menurun (pH meningkat), untuk mempertahankan
kenetralan elektrik. Sebaliknya dengan SID menurun (menjadi kurang positif)
konsentrasi H+ meningkat (pH menurun).
TINJAUAN KASUS

Tuan M, usia 82 tahun, Pasien datang dengan keluhan sesak nafas yang memberat
sejak 3 hari SMRS. Sesak nafas memberat saat beraktivitas, pasien merasa lebih
nyaman saat tidur dengan 3 bantal, pasien juga sering batuk saat malam hari.
Batuk tidak berdahak, keluhan sesak disertai bengkak pada kedua kaki dan perut
terasa begah. Tidak ada keluhan nyeri dada sebelumnya. Pasien juga mengeluhkan
demam, batuk dan nyeri tenggorokan. Pasien lama RSJPDHK pernah di
kateterisasi tahun 2000 an, BB: 72 kg, TB: 167 cm.
Faktor risiko Ex-smoker
Pemeriksaan Penunjang:
Lab: Hb 15,8 / Ht 45,3 / NLR 19 / Segmen 12.303 (8,7%) / Limfosit 625 (4,7%) / L 13.870 / Tr
3164 rb / LED 40 / NT- pro BNP 3056 / 89,7 / Cr 1,33 / eGFR 50 / GDS 471 / Keton 1,2 /
TCM positif
EKG: SR, laju 91 bpm, LAD, P wave N, PR int 132 ms, Q path di III aVF, QRS dur 120 ms
(RBBB), no ST-T changes
Hasil AGD

Hb 13,8, Hct 41, pH 7,44, pCO2 29,0, pO2 62,7, HCO3


20,0, tCO2 20,9, Actual BE -3,0, Standar BE -4,8,
SBC 21,9, Saturasi O2 94,3, Mg Ion 0,60, Ca Ion 1.11,
Glukosa Darah 302, Asam Laktat 2,7, Natrium 128,
Kalium 3,8, Chloride 101
PEMBAHASAN
Cara menganalisis asam-basa (Grogono) berdasarkan kombiasi pH, PaCO2, dan SBE

Lihat pH, pH <7,35 asidemia (asidosis); pH > 7,45 alkalemia (alkalosis)


Lihat PaCO2, apakah perubahan PaCO2 sesuai pH, bila sesuai respiratorik. Kecuali faktor metabolic yang
menyebabkan perubahan pada PaCO2 akabiat mekanisme kompensasi. Contoh bila PaCO2 asam (>normal
naik) dan pH asam (turun) adalah asidosis respiratorik, demikian sebaliknya.
Lihat SBE (komponen metabolic), apakah nilai SBE sesuai pH, bila sesuai metabolic. Kecuali ada faktor
respiratorik yang menyebabkan perubahan SBE akibat mekanisme kompensasi. Contoh bila SBE negative dan
pH turun adalah asidosis metabolic, demikian sebaliknya.
Lihat berat ringan kelainan dengan melihat kadar PaCO2 dan SBE
BERAT RINGAN GANGGUAN ASAM BASA BERDASARKAN NILAI
PCO2 DAN SBE

Kelainan Derajat PCO2 (mmHg) SBE(mEg/L)

Alkalosis Sangat berat <18 <13


Berat 18-25 13-9
Sedang 25-30 9-6
Ringan 30-34 6-4
Minimal 34-37 4-2

Normal Normal 37-43 2 sd -2

Asidosis Minimal 43-46 -2 sd -4


Ringan 46-50 -4 sd -6
Sedang 50-55 -6 sd -9
Berat 55-62 -9sd -13
Sangat berat > 62 < -13
LIHAT KOMPENSASI. UNTUK KOMPENSASI PENUH (COMPLETE COMPENSATION)
GUNAKAN RUMUS SETIAP 3 MEQ/L SBE = 5 MMHG PACO2

pH PCO2 SBE Interpretasi Kompensasi

asam Asam Alkali Asidosis respiratorik kompensasi SBE tidak penuh,


Kompensasi metabolic normal

Normal Asidosis respiratorik murni SBE normal, tidak ada kompensasi

Alkali Asam Asidosis metabolik kompensasi PaCO2 tidak penuh, kompensasi


respiratorik normal

Alkali Alkali Asam Alkalosis respiratorik kompensasi SBE tidak penuh,


Kompensasi metabolic normal

Normal Alkalosis respiratorik murni SBE normal, tidak ada kompensasi

Asam Alkali Alkalosis metabolic kompensasi PaCO2 tidak penuh, kompensasi


respiratorik normal
pH PCO2 SBE Interpretasi Kompensasi

Asam Asam Asam Asidosis campuran Tidak bias dihitung

Normal Asam Asidosis metabolik PaCo2 normal, tidak


murni ada kompensasi
respiratorik
Alkali Alkali Alkali Alkalosis campuran Tidak bias dihitung

Normal Alkali Alkalosis metabolik PaCo2 normal, tidak


murni ada kompensasi
respiratorik
PEMBAHASAN

Cara menganalisis asam-basa (Grogono) berdasarkan kombiasi pH, PaCO2, dan SBE
Analisis Kasus:
pH 7,44 (Normal)
PaCo2 29 mmHg (Normal)
HCO3 20,0 mEq/L, SBE -4,8 mEq/L (Asidosis Metabolik)
Kompensasi:
Setiap 3 mEq/L SBE = 5 mmHg PaCO2. Maka PaCo2 yang dibutuhkan untuk menyeimbangkan BE -
4,8 mEq/L = 4,8x5/3= 8 mmHg (= 40-8= 32 mmHg),
pada kasus PaCO2 29 mmHg jadi kompensasi tidak komplit.
Kesimpulan: Asidosis metabolic dengan kompensasi alkalosis respiratorik.
AG (Anion Gap) = Na - (Cl + HCO3)= 128 – (101 + 20) = 7 mEq/L (Normal 8-16 mEq/L)
Kesimpulan:
Pasien mengalami gangguan keseimbangan asam basa asidosis
metabolic ringan (SBE -4,8 mEq/L) dengan anion gap menurun (AG 7
mEq/L) yang menandakan adanya anion penyebab gangguan
keseimbangan asam basa (hipergikemia karena diabetes) serta tubuh
mengkompensasi dengan bernapas cepat dan dalam (alkalosis
respiratorik).
menganalisis asam-basa berdasarkan pendekatan Handersen Haselbac
Lihat pH, pCO2 dan HCO3 sebagai Lakukan analisis pada masing – masing in-
parameter acuan Analisa Parameter dikator mengenai ganguan yang mungkin
nilai normal yang digunakan yaitu muncul
pH : 7,35 – 7,45 Pada gangguan Respiratorik observasi
pCO2 : 35 – 45 mmHg adanya nilai yang tidak normal pada nilai
HCO3 : 22 – 26 mEq/L pCO2 apabila pCoO2 < 35 mmHg men-
. galami gangguan alkalosis sedangkan pada
1 nilai pCO2 > 45mmHg mengalami gang-
guan asidosis.
Evaluasi adanya sistem kompensasi
yang dilakukan oleh tubuh melalui sis- Pada gangguan Metabolik observasi adanya
tem buffer yang ada untuk memperta- nilai yang tidak normal pada nilai HCO3
hankan asam basa tubuh . 2 apabila HCO3 < 22 mEq/L mengalami
3 gangguan asidosis sedangkan pada nilai
Apabila beberapa parameter baik respi- HCO3 > 26 mmHg mengalami gangguan al-
ratorik maupun metabolik memiliki kalosis
penyimpangan nilai penyimpangan Observasi juga penyimpangan yang
lebih dari normal observasi nilai peny- mungkin muncul pada nilai pH yaitu pH <
impangan terbesar dari parameter 7,35 mengalami asidosis sedangkan pada ni-
tersebut dalam penarikan kesimpulan
lai pH > 7,45 mengalami alkalosis.
yang dilakukan.
Cara menganalisis asam-basa berdasarkan pendekatan Handersen Haselbach
Cara menganalisis asam-basa berdasarkan pendekatan Handersen Haselbach

pH 7,44 ( normal )
pCO2 29,0 ( Alkalosis )
HCO3 20,0 ( Asidosis )
Dari analisis diatas berdasarkan sistem kompensasi yang ada maka pasien mengalami kompensasi
penuh dalam keseimbangan asam basa yang ditandai dengan nilai pH normal , penurunan nilai pCO2
dan penurunan nilai HCO3.
 
Dari analisa yang dilakukan tentang keseimbangan asam basa menurut pendekatan Henderson
Haselbach maka pasien mengalami gangguan alkalosis respiratorik terkompensasi penuh / sempurna.
Stewart Approach

Free Water
– = 0,3 x (Na – 140 )
SID = Na + K- Cl = 128 + 3,8 – 101 = 30,8 Meq/L – = 0,3 x (128-140)
– = -3,6 (efek asidifikasi)
Anion Gap = (Na+K ) - ( Cl + HC03 ) Clorida effek
– = 102- (Cl x 140/ Na)
= (128 + 38) – ( 101+20 ) – = 102- (101 x 140/ 128 )
– = 102-(110)
= (131,8) – (121) – = -8 (Effek asidifikasi)
 
= 10,8
Albumin effek
Normal range 10- 12 = (0,148 x PH -0,8181) (42-(Albumin)
= (0,148x 7,44 – 0,8181) (42-2,5)
=11,178 (Effek Alkanisasi)
Unmeasured /UA
= BE/BD – (a+b+c)
= -3,0 –(-3,6 + -8 + 11,178 )
= -2,578 (Effek asidifikasi karena hipoalbumin)
Anion gap correction:
(Na+ + K+) – (HCO3– + Cl–) – (0,2 x albumin g/dl + 1,5 x fosfat mmol/l)
Koreksi Albumin : Hipoalbuminnemia menyebabkan AG rendah palsu setiap kadar
albumin turun 1 gr/dl  AG tueun 2,5 (formula)
Jd (4-2,5) x 2,5 + Anion Gap
= 14,5 (Corection Anion Gap for Hipoalbumin)
Kesimpulannya
Asidosis metabolik high anion gap
Kesimpulan

Perbedaan metode yang digunakan dapat menyebabkan perbedaan interpretasi serta


penatalaksanaan untuk gangguan yang sama. Metode tradisional dapat menilai adanya
asidosis metabolik tetapi identifikasi penyebab hanya dilakukan berdasarkan AG
sehingga masih mencakup hal yang cukup luas. Metode alternatif mampu menilai
perubahan kecil kadar ion yang berperan dalam keseimbangan asam basa, yang tidak
mampu dinilai oleh metode tradisional
Daftar pustaka

Dubin A, Menises MM, Masevicius FD, Moseinco MC, Kutscherauer DO, Ventrice E et al., 2007, Comparison
of Three Different Methods of Evaluation of Metabolic Acid Base Disorders, Crit Care Med, 35(5):1264- 70
Fidkowski C & Helstrom J, 2009, Diagnosing Metabolic Acidosis in The Critically Ill: Bridging the Anion Gap,
Stewart, and Base Excess Methods, J Can Anesth, 56; 247-56.
Gunnerson KJ, 2005, Clinical Review: The Meaning of Acid Base Abnormalities In The Intensive Care Unit-
Epidemiology, Crit Care, 9(5):508-16.
Unit Pendidikan Kedokteran. (2012). Gangguan Keseimbangan Air-Elektrolit dan Asam Basa: Fisiologi,
Patofisiologi, Diagnosis dan Tata Laksana. Edisi 3.Jakarta: FKUI
Yartsev, A. (2015). Assesment of Compensation: Boston and Copenhagen Methods. Dikunjungi pada situs:
https://derangedphysiology.com/main/cicm-primary-exam/required-reading/acid-base-physiology/Chapter%2
0605/assessment-compensation-boston-and-copenhagen-methods
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai