Pelatihan bagi Pelatih Pelayanan Kontrasepsi bagi Dokter dan Bidan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
HASIL BELAJAR DAN INDIKATOR
HASIL BELAJAR
A. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan, peserta mampu melakukan konseling Keluarga Berencana.
Materi Pokok 1. Konseling KB dengan ABPK Materi Pokok 2. Penapisan Kriteria Kelayakan
Pengenalan ABPK
Medis Penggunaan Kontrasepsi dengan Roda KLOP
Pengertian Konseling KB
Pengertian
Fungsi
Manajemen Konseling KB dengan ABPK
KONSELING KB DENGAN
ABPK
Pelatihan bagi Pelatih Pelayanan Kontrasepsi bagi Dokter dan Bidan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
A. PENGENALAN ABPK
(ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN BER-KB)
Adalah alat bantu kerja interaktif bagi penyedia layanan (dokter atau bidan) dalam membantu
klien (pasangan suami dan istri) memilih dan memakai metode KB yang paling sesuai dengan
kebutuhan dan kesehatan klien, memberikan informasi yang diperlukan dalam pelayanan KB yang
berkualitas, serta menawarkan saran atau panduan cara membangun komunikasi dan konseling
efektif.
5 PRINSIP PENGGUNAAN ABPK
1. Selamat Datang
1. AKDR 5. Vasektomi
2. Memilih Metode
2. Pil 6. Tubektomi
3. Perlindungan Ganda
3. Suntik 7. Kondom
4. Kebutuhan Khusus
4. Implan 8. MAL
5. Kunjungan Ulang
BAGIAN KETIGA
KRITERIA KLIEN YANG MEMPEROLEH MANFAAT ABPK
1. Klien baru yang memerlukan bantuan memilih metode kontrasepsi yang paling
sesuai dengan kebutuhan fertilitas dan kondisi kesehatan mereka.
2. Klien dengan kebutuhan khusus yang membutuhkan KB/nasehat khusus, sehingga
konseling berjalan dengan cara yang berbeda dengan kelompok klien lain.
3. Klien kunjungan ulang yang memiliki masalah dengan metode kontrasepsi yang
digunakan atau hanya ingin mendapatkan alat kontrasepsi ulangan.
B. KONSELING
Konseling adalah proses komunikasi yang
dibangun oleh penyedia layanan ditujukan kepada
klien atau pasangan suami dan istri dengan
kebutuhan ber-KB
Penyedia layanan perlu mempunyai keterampilan
membangun relasi, empati, genuineness
(kesesuaian tingkah laku seseorang dengan
perasaannya), penerimaan, kemajemukan
kognitif, mawas diri, kompetensi, dan
sensitivitas terhadap keragaman budaya.
C. TUJUAN KONSELING
1. Meningkatkan penerimaan: penerimaan klien terhadap konseling KB
lebih baik ketika informasi disampaikan dengan benar, terdapat diskusi
bebas, dan komunikasi non verbal
2. Menjamin pilihan yang sesuai: Konseling yang benar dapat membantu
petugas dan klien dalam menentukan pilihan terbaik metode KB sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi klien
3. Menjamin efektivitas penggunaan kontrasepsi
4. Konseling yang efektif dapat membantu klien mengatasi isu-isu yang
keliru mengenai penggunaan kontrasepsi
5. Menjamin durasi pemakaian yang lebih lama: Durasi pemakaian KB
dapat ditingkatkan dengan melibatkan klien dalam memilih metode KB,
memberikan pengetahuan klien tentang cara kerja & efek samping
penggunaan KB, dan memberitahu klien kapan harus melakukan
kunjungan ulang
D. PELAKSANAAN KONSELING KB DENGAN ABPK
Dimulai dengan menyapa dan mengucapkan salam pada klien secara terbuka & sopan. Jangan lupa
untuk menyatakan secara eksplisit mengenai kerahasiaan data klien yang terjamin dalam proses
konseling KB.
Sapaan terhadap klien juga disertai dengan pertanyaan mengenai informasi keadaan klien saat ini,
seperti kondisi kesehatannya, keluhan yang dialami, pemikiran mengenai alat kontrasepsi yang
hendak digunakan, dan berbagai pertimbangan yang dimiliki klien saat ini.
KONSELING DENGAN MENGGUNAKAN ABPK MENGACU PADA
PRINSIP SATU TUJU
T: TANYAKAN
1) Perencanaa Keluarga pengalaman ber-KB, pengetahuan mengenai program KB, rencana memiliki anak, kesehatan
reproduksi, pemahaman mengenai HIV/AIDS dan Infeksi Menular Seksual (IMS) lainnya, sikap pasangan mengenai
rencana ber-KB, dan ragam pertimbangan yang dimiliki oleh klien
2) Kondisi kesehatan klien saat ini.
Melakukan parafrase
Merefleksikan perasaan
Merefleksikan arti
Membuat kesimpulan
KONSELING DENGAN MENGGUNAKAN ABPK MENGACU PADA PRINSIP SATU
TUJU
U: URAIKAN
Setelah melakukan penapsan dalam tahap TANYA, uraikan metode KB yang hendak ditawarkan
dengan mengaitkannya pada berbagai pertimbangan klien yang dimilikinya saat ini, termasuk
mengenai kriteria kelayakan medis, efek samping, dll yang perlu diperhatikan oleh klien. Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) menjadi prioritas pilihan apabila memungkinkan.
TU: BANTU
Penyedia layanan membantu klien untuk membuat keputusan dengan mempertimbangkan kondisi
medis, karakteristik klien, efektivitas, efek samping, dan durasi penggunaan metode KB.
KONSELING DENGAN MENGGUNAKAN ABPK MENGACU PADA PRINSIP SATU TUJU
J: JELASKAN
Penyedia layanan menjelaskan secara lengkap mengenai cara menggunakan alat kontrasepsi tersebut.
Dalam hal ini, informasi yang tercantum dalam ABPK dapat membantu klien lebih memahami cara
menggunakan alat kontrasepsi yang akan digunakan tersebut.
U: KUNJUNGAN ULANG
Penyedia layanan perlu mendorong klien untuk kembali jika ia memiliki pertanyaan, pertimbangan,
maupun permasalahan saat menjalankan program KB yang telah ia pilih.
E. MANAJEMEN KONSELING KB DENGAN ABPK
1. Persiapan
a. SDM
Penyedia layanan merupakan aspek SDM utama dalam pemberian konseling KB di fasilitas
kesehatan. Dokter/bidan memiliki kesiapan informasi tentang KB dan metode pelaksanaanya serta
kesiapan psikologis saat berhadapan dengan klien.
b. Sarana Penunjang
Konseling KB yang berkualitas perlu didukung dengan sarana penunjang. Sarana penunjang meliputi
1) ruangan atau tempat konseling yang kondusif dan dapat dijangkau klien; 2) alat bantu konseling
KB berupa lembar balik ABPK.
Klien yang kembali tanpa • Melakukan pemeriksaan rutin sebagai bentuk follow-up kondisi klien.
masalah • Memeriksa kondisi klien dengan pemakaian metode KB yang telah dipilih.
• Memeriksa dampak dari pemakaian metode yang dipilih terhadap diri klien
dan hubungannya dengan pasangan.
Klien yang kembali dengan • Memeriksa kondisi klien dengan pemakaian metode KB yang telah dipilih.
masalah • Pemeriksaan terhadap dampak dari pemakaian metode yang dipilih
terhadap diri klien dan hubungannya dengan pasangan.
• Identifikasi masalah yang dihadapi oleh klien dengan tujuan membantu
mengatasi masalah tersebut.
E. MANAJEMEN KONSELING KB DENGAN
ABPK (lanjutan)
2. PELAKSANAAN
Kondisi Klien Gambaran Penyedia Layanan dalam Konseling
Klien baru yang telah Pembahasan dalam sesi konseling dapat fokusk pada metode yang telah
memiliki pilihan metode menjadi pilihan dari klien.
• Diskusikan metode pilihan klien untuk memastikan pemahamannya
terhadap metode tersebut.
• Pastikan bahwa klien memahami dampak dari pilihannya.
• Periksa kembali keputusan klien, apakah keputusan ini telah didiskusikan
dengan pasangan
• Berikan dukungan kepada pilihan klien, sembari meluruskan beberapa
pemahaman informasi yang kurang tepat.
• Diskusikan tantangan yang mungkin muncul dalam penggunaan metode
tersebut.
• Bersama dengan klien, susunlah rencana yang matang agar pilihan klien
ini dapat berjalan dengan baik dan optimal.
E. MANAJEMEN KONSELING KB DENGAN
ABPK (lanjutan)
2. PELAKSANAAN
Kondisi Klien Gambaran Penyedia Layanan dalam Konseling
Klien baru yang belum • Menggali kondisi klien saat ini, rencananya, & hal-hal yang penting bagi
memiliki pilihan metode dirinya maupun pasangan.
• Mengenalkan berbagai metode KB yang dapat digunakan kepada klien.
• Diskusikan bersama dengan klien metode KB yang sesuai dengan kondisi,
situasi, dan hal-hal penting yang diutamakan baginya.
• Berikan dukungan dalam bentuk afirmasi mengenai pemahaman dan
pertimbangan klien dalam pengambilan keputusannya.
• Diskusikan dengan klien hal-hal yang menjadi kekhawatiran dan
hambatannya dalam memilih ataupun melaksanakan metode KB.
• Jika diperlukan, minta klien untuk membuat catatan mengenai hal-hal
penting yang didiskusikan dalam sesi konseling tersebut.
E. MANAJEMEN KONSELING KB DENGAN
ABPK (lanjutan)
3. EVALUASI
Evaluasi Kegiatan Konseling KB
1 2 3 4
Nilai Kesiapan Klien & Pasangan untuk Mengevaluasi Kepatuhan Klien dalam Menggunakan KB.
Dinilai dari klien yang mencari informasi mengenai kondisi dirinya; metode KB dan karakteristiknya; memulai proses pemilihan metode
KB dengan pendampingan profesional dari penyedia layanan; mengubah gaya hidup agar lebih sesuai dengan metode KB yang dipilih.
TERIMA KASIH
SUKUR DOFU-DOFU
PERTANYAAN?
PENUGASAN
25
Pelatihan Pelayanan Kontrasepsi Bagi Dokter dan Bidan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
PANDUAN BERMAIN PERAN
1.Peserta dibagi ke dalam 5 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 peserta.
2.Setiap peserta membagi peran sesuai skenario. Setiap peserta harus mendapatkan giliran peran sebagai konselor dan
mendapatkan skenario bermain peran yang berbeda-beda (30 menit)
3.Setiap kelompok memainkan skenario bermain peran melakukan konseling KB kepada klien secara bergantian
selama 30 menit per peserta
4.Panitia akan menyiapkan 5 breakout room sebagai sarana kelompok untuk bermain peran
5.Fasilitator akan berkeliling breakout room untuk memantau dan melakukan penilaian terhadap peserta yang sedang
berperan sebagai konselor dengan menggunakan daftar tilik yang telah dibuat
6.Peserta yang berperan sebagai observer diminta untuk memberikan umpan balik terhadap peserta yang berperan
sebagai konselor (30 menit)
7.Fasilitator memberikan tanggapan kepada masing-masing peserta dan merangkum hasil seluruh proses bermain peran
yang dilakukan oleh peserta (60 menit)
Klien: Konselor:
• Menceritakan keluhan yang dirasakan yaitu pusing dan ingin Memberikan konseling kepada klien dengan menggunakan
memakai metode KB yang tidak mengandung hormon. lembar ABPK dan Roda KLOP hingga pasien dapat
• Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan hasil tekanan memutuskan metode KB yang paling sesuai dengan
darah (TD=160/120 mmHg), PP test negatif, dan tidak kondisinya, terutama metode MKJP.
ditemukan indikasi penyakit radang panggul. Observer:
Suami: Mengamati
• Mendukung keinginan istri untuk menggunakan KB. Memberikan umpan balik positif
• Tidak tertarik dengan kondom sebagai metode KB utama.
• Tidak ingin menggunakan metode sadar masa subur.
Alur Cerita 2
Ny. B adalah seorang Ibu berusia 24 tahun. Ny. B telah memiliki 4 orang anak. Ny. B telah
mendengar tentang metode keluarga berencana di klinik dan membaca brosur.
Klien:
Anak terakhir berusia 1 tahun dan tidak minum ASI
Tidak memiliki masalah kesehatan.
Tidak tahu status HIV, tetapi merasa sehat.
Sebelumnya menggunakan metode KB kalender untuk mencegah kehamilan, tetapi menginginkan
metode yang lebih dapat diandalkan.
Tidak menginginkan anak lagi selama beberapa tahun karena ingin menyelesaikan pelatihan
sebagai asisten perawat dan mulai bekerja.
Masih ingin memiliki satu atau dua anak lagi di masa depan.
Alur Cerita 2 (lanjutan)
Suami: • Akan kembali untuk berbicara dengan
Mendukung keinginan istri untuk menggunakan KB. konselor jika memiliki pertanyaan atau
kekhawatiran.
Tidak tertarik dengan kondom sebagai metode KB
utama. Konselor:
Tidak ingin menggunakan metode sadar masa subur. • Memberikan konseling kepada klien dengan
menggunakan lembar ABPK dan Roda
Klien: KLOP hingga pasien dapat memutuskan
Memilih suntik, karena sangat efektif dan mudah metode KB yang paling sesuai dengan
dihentikan. kondisinya, terutama metode MKJP.
Merasa untuk mendapatkan suntikan tepat waktu tidak Observer:
akan menjadi masalah. • Mengamati
Memahami bahwa kemungkinan efek samping dari • Memberikan umpan balik positif
suntikan termasuk perdarahan tidak teratur, perdarahan
berkepanjangan dan, kemudian, tidak ada perdarahan
bulanan.
Alur Cerita 3
Ny. A adalah perempuan yang sudah menikah berusia 21 tahun dengan satu anak. Ny. A telah membaca
tentang metode keluarga berencana di brosur dan berpikir Ny. A ingin menggunakan suntik DMPA, tetapi
Ny. A juga ingin mendengar tentang metode lain.
Klien: Suami:
Masih menyusui bayi yang berusia delapan bulan • Mengaku baru-baru ini dirawat karena IMS.
dan siklus menstruasi sudah kembali dua bulan
lalu. • Tidak menginginkan anak lagi selama beberapa
tahun.
Tidak memiliki masalah kesehatan.
Tidak tahu status HIV, tetapi merasa sehat. • Mendukung keinginan istri untuk menggunakan KB.
Klien:
Memiliki lima anak dan anak bungsu berusia lima tahun.
Keguguran enam hari yang lalu.
Tidak menginginkan anak lagi.
Suami:
Tidak mau menggunakan kondom karena merasa tidak puas.
Tidak memerlukan perlindungan dari IMS karena Ny. D dan istri pertama adalah satu-satunya pasangannya dan merasa sudah terlalu
tua untuk memiliki perempuan lain.
Mendukung istri dalam menggunakan keluarga berencana.
Alur Cerita 4
Klien:
Tidak ingin memakai metode KB alami karena menstruasi tidak teratur.
Tidak ingin memakai metode KB sterilisasi atau implan.
Tertarik dengan pil KB, IUD, dan suntik.
Setelah mempelajari lebih lanjut tentang IUD dan suntikan, merasa tidak nyaman dengan pendarahan
yang tidak teratur.
Mungkin memilih pil karena dapat efektif dan untuk menstruasi yang teratur.
Konselor:
Memberikan konseling kepada klien dengan menggunakan lembar ABPK dan Roda KLOP hingga pasien
dapat memutuskan metode KB yang paling sesuai dengan kondisinya, terutama metode MKJP.
Observer:
Mengamati
Memberikan umpan balik positif
Alur Cerita 5
Ny. N adalah perempuan menikah berusia 32 tahun dengan empat anak. Dia ingin mulai menggunakan
metode KB yang efektif lagi dan suaminya mendukung keinginan ini.
Klien: • Kesulitan mengingat untuk minum pil di masa lalu, jadi
• Telah menggunakan kondom untuk mencegah itu bukan metode yang dirasa baik.
kehamilan, tetapi menginginkan metode yang lebih • Menstruasi dimulai tujuh hari yang lalu.
mudah digunakan dan ingin mengetahui metode lain. Konselor:
• Tidak memiliki masalah medis saat ini. • Memberikan konseling kepada klien dengan
• Tidak menginginkan anak lagi. menggunakan lembar ABPK dan Roda KLOP hingga
• Memiliki anak bungsu berusia tujuh bulan. pasien dapat memutuskan metode KB yang paling sesuai
• Tidak tertarik dengan kondom sebagai metode KB dengan kondisinya, terutama metode MKJP.
utama. Observer:
• Tidak tertarik dengan sterilisasi perempuan. • Mengamati
• Tidak ingin menggunakan metode sadar masa subur • Memberikan umpan balik positif
karena terlalu sulit untuk melacak kesuburan setiap hari.
Alur Cerita 6
Ny. A adalah perempuan yang sudah menikah berusia 25 tahun dengan dua anak. Ny. A telah mendengar tentang metode keluarga
berencana di klinik dan membaca brosur. Ny. A berpikir bahwa pil KB adalah metode yang baik untuknya, tetapi Ny. A ingin tahu
tentang metode lain yang tersedia.
Klien Konselor:
• Masih menyusui bayi yang berusia 8 bulan • Memberikan konseling kepada klien dengan
• Siklus menstruasi sudah dimulai 1 bulan yang lalu menggunakan lembar ABPK dan Roda KLOP hingga
• Tidak memiliki masalah kesehatan pasien dapat memutuskan metode KB yang paling
Suami: sesuai dengan kondisinya, terutama metode MKJP. .
• Mendukung keputusan untuk ber-KB dengan Observer:
menunda mempunyai anak selama beberapa tahun • Mengamati
• Merasa terganggu dengan benang AKDR saat • Memberikan umpan balik positif
berhubungan seksual
Alur Cerita 10
Ny. N adalah perempuan yang sudah menikah berusia 16 tahun. Ny. N baru saja mengalami
keguguran pada usia kehamilan 5 minggu. Ny. N dan suami datang ke klinik untuk menggunakan
metode keluarga berencana.
Klien Konselor:
• Kehamilan sebelumnya adalah tidak direncanakan • Memberikan konseling kepada klien dengan
• Keguguran 2 bulan yang lalu, tidak disertai infeksi menggunakan lembar ABPK dan Roda KLOP hingga
• Tidak memiliki masalah kesehatan pasien dapat memutuskan metode KB yang paling
• Tidak menginginkan anak selama beberapa tahun karena ingin sesuai dengan kondisinya, terutama metode MKJP. .
menyelesaikan masa studi di bangku SMA Observer:
• Mengaku keberatan jika harus sering kembali ke faskes untuk • Mengamati
mendapatkan layanan • Memberikan umpan balik positif
Suami:
• Mendukung keputusan untuk ber-KB dengan menunda
mempunyai anak selama beberapa tahun
• Membutuhkan metode KB yang tidak mengganggu hubungan
seksual
SELAMAT
BEKERJA!
PENUGASAN PRAKTIK MANDIRI
1. Setiap peserta diminta untuk membuat video melakukan konseling KB kepada
pasien di fasilitas kesehatan.
2. Pembuatan video dapat dilakukan menggunakan handphone atau video
rekaman otomatis dari komputer
3. Tidak ada batasan durasi dan ketentuan resolusi atau kualitas video, asalkan
jelas
4. Video dikirimkan melalui link yang telah disediakan oleh panitia
penyelenggara pelatihan