KELUARGA BERENCANA
DISUSUN OLEH:
3. Sikap yang harus diberikan petugas kesehatan dalam melakukan konseling yaitu:
memperlakukan klien dengan baik, interaksi antara petugas dan klien, memberikan
informasi yang baik dan benar pada klien, menghindari pemberian informasi yg
berlebihan, membahas metode yang diinginkan klien, membantu klien mengerti dan
mengingat.
4. Tugas konseling dalam pelayanan KB: menyampaikan informasi dari pilihan pola
reproduksi, memilih metode KB yang diyakini, menggunakan metode KB yang
dipilih secara aman dan efektif, memulai dan melanjutkan KB, mempelajari tujuan
dan ketidakjelasan informasi tentang metode KB yang tersedia.
5. Manfaat konseling KB: klien dapat memilih metode kontrasepsi yang sesuai dengan
kebutuhannya, puas terhadap pilihannya, membangun rasa saling percaya,
menghormati hak klien dan petugas, menambah dukungan terhadap pelayanan KB,
menghilangkan rumor dan konsep yang salah.
6. Jenis kegiatan konseling: konseling umum (dilakukan oleh kader yang sudah
mendapat pelatihan), konseling spesifik (dilakukan oleh bidan, dokter, dan petugas
kesehatan di pelayanan), konseling pra dan pasca tindakan.
7. Prinsip konseling yaitu: percaya diri, tidak memaksa, informed consent, hak klien dan
kewenangan.
10. ABPK merupakan alat bantu yang berfungsi ganda, digunakan sebagai alat bantu
kerja bagi provider yang membantu pengambilan keputusan metode KB, membantu
pemecahan masalah dalam penggunaan KB. ABPK berbentuk booklet, yang terdiri
dari dua bagian. Bagian muka berisi informasi penting yang harus diketahui oleh
klien, sedangkan bagian belakang berisi informasi yang lebih detail tentang jenis alat
kontrasepsi yang sedang dijelaskan kepada klien pada bagian depan.
11. Fungsi ABPK yaitu: membantu pengambilan keputusan metode KB, membantu
pemecahan masalah dalam penggunaan KB, sebagai alat bantu kerja bagi provider,
menyediakan referensi/info teknis, sebagai alat bantu visual untuk pelatihan provider
baru.
12. Cara menggunakan ABPK: bidan membuka lembaran pengantar bagi petugas
kesehatan, bidan membuka lembaran yang sesuai dengan kesehatan klien, bila klien
membutuhkan informasi tentang AKDR maka bidan membuka lembaran tentang
AKDR, dan biila klien membutuhkan informasi tentang metode kontrasepsi pil, bidan
membuka lembaran tentang metode kontrasepsi tersebut. Demikian selanjutnya untuk
kontrasepsi lainnya.
13. Kriteria kelayakan medis kontrasepsi adalah alat bantu konseling KB oleh WHO.
Diagram lingkaran medis mencakup rekomendasi-rekomendasi untuk memulai
penggunaan 7 tipe kontrasepsi yang digunakan. Panduan dalam diagram lingkaran ini
digunakan untuk memilih metode kontrasepsi mana yang pertama kali akan dipakai.
Rekomendasi untuk melanjutkan penggunaan metode tersebut apabila perempuan itu
mempunyai kondisi medis tertentu ketika menggunakan metode tersebut.
16. Setelah mendapatkan informasi tentang kondisi dan masalah kesehatan klien pada saat
tahap konseling KB, lakukan penapisan kelayakan medis dengan menggunakan
Diagram Lingkaran Kriteria Kelayakan Medis. Dengan langkah sebagai berikut:
a. tanyakan kondisi dan masalah kesehatan klien
b. cocokkanlah kondisi-kondisi medis atau karakterstik khusus yang dimiliki,
diagram lingkaran ini mencocokan kontrasepsi, ditunjukan lingkaran yang
sebelah dalam, dengan kondisi-kondisi medis spesifik yang ditunjukan di
lingkaran sebelah luar. Nomor yang ditunjukan pada bagian tersebut
menunjukan apakah perempuan dengan kondisi medis tertentu dapat dimulai
menggunakan metode kontrasepsi itu.
c. lihatlah rekomendasi penggunaan metode-metode kontrasepsi yang ditunjukan
dengan nomor atau huruf, apakah klien dapat mulai menggunakan suatu
metode kontrasepsi. Beberapa kondisi medis atau karakteristik khusus tertentu
juga dapat dilihat pada diagram lingkaran sisi belakang.
d. Lihatlah deskripsi nomor dan huruf untuk rekomendasi penggunaan
kontrasepsi.
e. jika nomor atau huruf diikuti kode tertentu (misal 3A, Cb), lihatlah keterangan
kode tersebut pada diagram lingkaran sisi belakang.
f. jika diperlukan, buatlah table bantu untuk mempermudah penapisan kelayakan
medis.
g. berikanlah Informasi kepada klien tentang hasil penapisan kelayakan medis
sesuai kondisi medis dan karakteristik khusus yang dimiliki klien.
h. catat hasil penapisan dan keputusan klien pada rekam medis dan Buku KIA.