Anda di halaman 1dari 15

KESEHATAN KARYAWAN

Ns. Luh Made Ratnayuniari,S.Kep


PENDAHULUAN
KESEHATAN KARYAWAN
Petugas kesehatan sangat berisiko
terpasar Darah, Cairan tubuh, sekresi dan
ekskresi
Healthcare Associated Infections dapat
terjadi pada Petugas kesehatan akibat
pekerjaannya.
Perlindungan kesehatan karyawan
termasuk program PPI dalam
Kewaspadaan Standar
STRATEGI PENCEGAHAN
RISIKO KECELAKAAN KERJA
• Kebersihan tangan sebelum dan sesudah melakukan
tindakan harus dilakukan petugas medis yang memeriksa
pasien.
• Gunakan dan pilih APD sesuai besar paparan jenis
tindakan atau dinamika transmisi(Droplet,
Kontak,Aerosol,Chemical)
• Jangan manipulasi jarum bekas pakai!
• Gunakan nampan bila memberikan benda tajam
• Tidak menyarungkan kembali jarum yang telah dipakai!
Bila terpaksa one hand recapping
• Pendidikan &latihan berkesinambungan
• Berhati2 saat melepas APD setelah keluar dari ruang
Rawat Isolasi
Maksud Perlindungan Tenaga Kesehatan
• Dimaksud agar terciptanya”tatanan kerja di setiap
FKTP”yang mempertimbangkan aspek “Keselamatan
dan kesehatan petugas kesehatan” Agar tujuan PPI
untuk mengidentifikasi dan menurunkan risiko infeksi
yang didapat dan ditularkan diantara pasien, staf,
tenaga profesional kesehatan, tenaga kontrak,tenaga
sukarela, mahasiswa dan pengunjung tercapai

• Tujuan : Melindungi kesehatan dan keselamatan


petugas baik tenaga medis, perawat, bidan maupun
petugas penunjang sebagai orang yang paling berisiko
terpapar penyakit infeksi.
Prosedur Perlindungan Kesehatan
A. Semua petugas kesehatan menggunakan APD ( sesuai indikasi)saat
memberi pelayanan yang berisiko terjadi paparan darah, produk
darah, cairan tubuh, bahan infeksius atau bahan berbahayalainnya.

B. Petugas kesehatan saat melaksanakan tugas, agar memperhatikan


hal-hal sebagai berikut:

• - Segera lakukan kebersihan tangan saat tiba ditempaat kerja


• - Menggunakan baju kerja saat tiba difasilitas kesehatan dan ditukar di
unit pelayanan yang berhadapan langsung dengan pasien atau dengan
risiko pajanan tinggi.
• - Tidak menggunakan asesoris di tangan(cincin, gelang, jam tangan,
pewarna kuku,dll) kuku tidak panjangpada saat akan melakukan
tindakan medis.
KESEHATAN PETUGAS
1. Pemahaman petugas terhadap risiko penularan
penyakit/infeksi
2. Pemeriksaan berkala terhadap semua petugas
kesehatan terutama pada area risiko tinggi.
3. Pemberian immunisasi vaksin (terutama pada area
risiko tinggi)
4. Tersedia APD dan penggunaan baju kerja
5. Tersedia kebijakan penatalaksanaan paska luka
tertusuk jarum bekas pakai.
6. Kepatuhan petugas terhadap standar prosedur
operasional
7. Program medical cek- up karyawan
8. Vaksinasi berkala untuk karyawan
KESEHATAN PETUGAS
1. MEDICAL CHECK UP
2. - DILAKUKAN SEBELUM
BEKERJA( PENERIMAAN KARYAWAN /STAF
BARU)
3. - MEDICAL CEK UP BERKALA ( UNTUK
RUANGAN YANG BERESIKO TINGGI)
4. - MEDICAL CEK UP KHUSUS ( PETUGAS DI
INSTALASI GISI REKTAL SWAB, PETUGAS
DIRADIOLOGI –UU NO 6 TAHUN 2010
TENTANG PEMANTAUAN KESEHATAN UNTUK
PEKERJA RADIASI)..
KESEHATAN PETUGAS
YANG PERLU DIPERHATIKAN :
 Pertahankan kondisi kesehatan prima saat bekerja, jika flu /sakit tidak boleh
bekerja
 Memantau aspek kesehatan pekerja dengan penekanan pada surveilans ISPA
pada petugas kesehatan
 Pemantauan kesehatan pada petugas kesehatan secara berkala sesuai indikasi
medis.
 Melakukan penilaian kelayakan kerja untuk petugas dengan komorbid dan
kondisi khusus seperti kehamilan, sebelum ditugaskan memberikan
pelayanan di ruang isolasi
 Pertahankan menggunakan pakaian seragam dalam kondisi bersih
 Tidak bekerja dengan waktu berlebihan, waktu kerja maksimal 40 jam
seminggu dengan waktu kerja harian 7-8 jam dan tidak melebihi 12 jam
KESEHATAN PETUGAS

 Tidak berbagi barang pribadi kepada orang lain (sejadah, sepatu, sisir)
 Tidak berkeloni-koloni/ ber-kumpul2
 Saat makan tidak bercakap-cakap dan jaga Jarak > 1 m
 Tidak mengusap-usap wajah dengan tangan
 Setelah pulang kerja segera ke kamar mandi , baju kotor langsung direndam dalam
ember dengan detergen, mandi dan keramas ganti baju
 Makan bergizi buah dan sayur2an , minum banyak air putih.
 Tidak merokok
 Pertahankan tidak menggunakan asesoris di tangan saat bekerja
 Istirahat cukup ( 7-8 jam sehari)
PAJANAN DAN MACAMNYA
Pajanan
Pajanan yang memiliki risiko penularan infeksi
adalah:
• -Perlukaan kulit
• -Pajanan pada selaput mukosa
• -Pajanan melalui kulit yang luka
Bahan Pajanan
• Darah
• Cairan bercampur darah yang kasat mata
• Cairan yang potensial terinfeksi : cairan
cerebrospinal, cairan vagina,cairan sinovia,cairan
pleura,cairan peritoneal, cairan amnion
PAJANAN DAN MACAMNYA
Status Infeksi
Tentukan status infeksi sumber pajanan bila belum
diketahui.
Dilakukan pemeriksaan:
- HbsAg untuk hepatitis B
- Anti HCV untuk hepatitis C
Kerentanan
Tentukan kerentanan orang yang terpajan dengan cara:
- Pernahkah mendapat vaksinasi Hepatitis B
- Status serologi terhadap HBV( titer Anti HBs) bila pernah
mendapatkan vaksin
- Pemeriksaan AntiHCV ( untuk hepatitis C)
Tata laksana pasca pajanan
a. Jika tertusukbenda tajam bekas pakai maka:
- Bertindak tenang jangan panik
- Cuci dibawah air mengalir
- Lapor kepada atasan, buat laporan ke
PPI dan K3RS
- Lakukan penelusuran jarum bekas pakai dengan tujuan
memastikan betul bekas pakai pasien dan apakah
terpapar HIV Hep.B atau lainnya.
- Setelah imunisasai diawasi 3,6,12 bulan sesuai standar
yang ditetapkan fasyankes
b. Jika terpapar cairan tubuh
- Cuci bilas dengan air mengalir sebanyak banyaknya
- Jika ada luka pada area percikan maka lakukan prosedur
diatas
Tata laksana terkena cairan tubuh
- Bila darah/cairan tubuh mengenai kulit yang
utuhtanpa luka atau tusukan , cuci dengan
sabun dan air mengalir atau larutan garam
dapur
- Bila darah/cairan tubuh terpercik pada mata,
cucilah mata dengan air mengalir ( irigasi)
dengan posisi miring kearah mata yang terkena
percikanataugaram fisiologis
- Jika pecikan mengenai hidung, hembuskan
keluar dan bersihkan dengan air
SEMOGA
BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai