noorhidayati79@gmail.com
Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal
kerja untuk membelanjai operasinya sehari-hari,
misalkan untuk memberikan persekot pembelian bahan
mentah/bahan baku, membayar upah buruh, gaji
pegawai dan lain sebagainya, dimana uang atau dana
yang telah dikeluarkan itu diharapkan akan dapat
kembali masuk dalam perusahaan dalam waktu yang
pendek melalui hasil penjualan produksinya.
Pengertian Modal Kerja
Menurut Kasmir (2011), Modal Kerja diartikan
sebagai investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar
atau aktiva jangka pendek, seperti kas, bank, surat-surat
berharga, piutang, persediaan, dan aktiva lancar lainnya.
Menurut Ambarwati (2010) menyatakan bahwa
Modal Kerja adalah modal yang seharusnya tetap ada dalam
perusahaan sehingga operasional perusahaan menjadi lebih
lancar serta tujuan akhir perusahaan untuk menghasilkan
laba akan tercapai.
Menurut Irawati (2006), Modal Kerja merupakan
investasi perusahaan dalam bentuk aktiva lancar atau
current assets.
Menurut Arthur dkk (2018), Modal Kerja
merupakan Investasi total perusahaan pada aktiva
lancar atau aktiva yang diharapkan dapat
dikonversi menjadi kas dalam waktu satu tahun
atau kurang dari satu tahun.
Konsep Modal Kerja
Modal kerja dibagi menjadi beberapa konsep, menurut B.
Riyanto (2001) ada tiga konsep modal kerja yaitu:
a.Modal Kerja Kuantitatif
Adalah keseluruhan elemen aktiva lancar, sehingga
disebut modal kerja bruto karena tidak memperhatikan utang
jangka pendeknya. Misalnya: kas, efek, piutang dan persediaan.
b.Modal Kerja Kualitatif
Adalah semua elemen aktiva lancar dikurangi seluruh
utang jangka pendek yang harus dibayar perusahaan.
c.Modal Kerja Fungsional
Adalah dana yang digunakan perusahaan dalam mencapai
laba. Misalnya: kas, piutang dagang, persediaan, penyusutan
mesin, penyusutan bangunan dan gedung. Sedangkan efek akan
menjadi modal kerja jika sudah terjual.
Jenis-Jenis Modal Kerja
Modal kerja mempunyai jenis-jenis tertentu yang
disesuaikan dengan kapasitas atau kondisi kebutuhan modal kerja
dalam suatu perusahaan. Menurut WB Taylor (B.Riyanto:2001)
modal kerja digolongkan menjadi dua, yaitu:
1.Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital), yaitu modal
kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat
menjalankan fungsinya, atau modal kerja yang secara terus-menerus
diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal Kerja Permanen dapat
dibedakan menjadi:
a. Modal Kerja Primer (Primary Working Capital) yaitu jumlah
modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk
menjamin kontinuitas usaha.
b. Modal Kerja Normal (Normaly Working Capital) yaitu jumlah
modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi
normal.
2. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital), yaitu
modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan
perubahan keadaan. Modal kerja Variabel dibedakan
menjadi :
a. Modal Kerja Musiman (Season Working Capital), yaitu
modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan
karena fluktuasi musim
b. Modal Kerja Siklis (Cyclical Working Capital), yaitu
modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan
karena fluktuasi konjungtur
c. Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital), yaitu
modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena adanya
keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya (misalnya
adanya pemogokan karyawan, banjir, perubahan ekonomi)
Modal
Kerja Darurat
Modal
Kerja Siklis