Prioritas Sasaran
Nasional strategis
Revisi Anggaran dilakukan sepanjang tidak mengakibatkan pengurangan alokasi anggaran terhadap:
alokasi gaji dan tunjangan yang melekat pada gaji kecuali untuk pemenuhan belanja pegawai
pada komponen 001 pada Satker yang sama dan/atau untuk pemenuhan alokasi gaji dan
tunjangan yang melekat pada gaji pada satker lain sepanjang pergeseran tersebut tidak
mengakibatkan pagu minus;
pembayaran berbagai tunggakan;
Rupiah Murni Pendamping sepanjang paket pekerjaan masih berlanjut (on-going); dan/atau
paket pekerjaan yang telah dikontrakkan dan/atau direalisasikan dananya sehingga dananya
menjadi minus.
Revisi Anggaran dapat dilakukan sepanjang tidak mengubah target kinerja dengan ketentuan sebagai
berikut:
tidak mengubah sasaran Program;
tidak mengubah Keluaran (Output) kegiatan yang sudah terdapat realisasi anggaran;
tidak mengurangi volume Keluaran (Output); atau
tidak menyebabkan volume Keluaran (Output) yang telah ditetapkan menjadi tidak tercapai.
BATASAN REVISI (3)
Pagu berkurang
Pergeseran dalam 1
program
kesalahan administrasi
Revisi
Administratif
perubahan rumusan yang
tidak terkait dengan anggaran
OUTPUT A OUTPUT A
Pagu: Rp600 M Pagu: Rp500 M Volume Output
Volume: 100 km Volume: 70 km berkurang karena
dampak pemotongan
anggaran atau
penurunan PHLN
a. Surat Usulan Revisi Anggaran yang dilampiri matriks menyampaikan usulan Revisi Anggaran
18
PERGESERAN ANGGARAN BELANJA OPERASIONAL
DALAM SATKER YANG SAMA
19
PERGESERAN ANGGARAN BELANJA OPERASIONAL DALAM
RANGKA MEMENUHI KEBUTUHAN ALOKASI GAJI DAN
TUNJANGAN YANG MELEKAT PADA GAJI DAN/ATAU
Komp TUNJANGAN KINERJA
o
001 : nen
Gaji d
a
Tunja n ja
ngan la n
Be -
5.Hono Non na
ra
Non P rium
er a sio
6. T NS
unjan ; Op L
lain y gan
gs
l K/
7. L
embu ah; Komponen 001 :
8. U r;
ang m
akan;
Gaji dan Tunjangan
1. Gaji pokok;
2. Tunjangan jabatan
struktural/ fungsional;
3. Tunjangan keluarga;
4. Tunjangan kinerja;
Cada
n
BA B gan
g
ja B aran
Belan sional UN
a
Oper
20
Pasal 24 – Tunggakan (1/3)
Semula Menjadi
Pasal 24 Pasal 24
Ayat (1) Ayat (1)
Pergeseran anggaran dalam 1 (satu) Program yang sama dalam rangka Tetap
penyelesaian tunggakan tahun lalu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3)
huruf j dapat dilakukan sepanjang tidak mengurangi volume Keluaran (Output)
dalam DIPA.
22
Pasal 24 – Tunggakan (3/3)
Semula Menjadi
Ayat (5) Ayat (5)
Untuk tunggakan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat dibebankan Tetap
pada DIPA tahun anggaran berkenaan, dengan ketentuan:
a. tanpa melalui mekanisme revisi DIPA sepanjang alokasi anggaran untuk
peruntukan akun yang sama sudah tersedia; dan
b. tidak memerlukan surat pernyataan dari Kuasa Pengguna Anggaran,
hasil verifikasi dari APIP K/L maupun hasil verifikasi BPKP sebagaimana
dimaksud pada ayat (3).
Ayat (6) Ayat (6)
Untuk tunggakan selain tunggakan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Tetap
dapat dibebankan pada DIPA tahun anggaran berkenaan, dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. merupakan tagihan atas pekerjaan/penugasan yang alokasi anggarannya
cukup tersedia pada DIPA tahun lalu; dan
b. pekerjaan/penugasannya telah diselesaikan tetapi belum dibayarkan
sampai dengan akhir tahun anggaran lalu
23
Pasal 32 – Perubahan Catatan Halaman IV DIPA
Semula Menjadi
Ayat (1) Ayat (1)
penghapusan/ perubahan/ pencantuman catatan halaman IV DIPA berkaitan Tetap
dengan pemenuhan persyaratan pencairan anggaran, penggunaan Keluaran
(Output) cadangan, dan/ atau tunggakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (3) huruf u merupakan penghapusan/perubahan/pencantuman sebagian
atau seluruh catatan dalam halaman IV DIPA pada alokasi yang ditetapkan untuk
mendanai suatu Kegiatan
24
Kewenangan DJA - Pagu
Berubah - dengan penelaahan
Revisi Anggaran dalam hal Pagu Anggaran berubah termasuk perubahan rinciannya, terdiri atas:
1. perubahan Anggaran Belanja Yang Bersumber Dari PNBP, tidak termasuk revisi terkait dengan Satker Badan Layanan
Umum;
2. percepatan penarikan PHLN dan/atau PHDN, termasuk Pemberian Pinjaman;
3. penambahan hibah luar negeri atau hibah dalam negeri terencana yang diterima oleh Pemerintah c.q. Kementerian
Keuangan setelah Undang-Undang mengenai APBN atau Undang-Undang mengenai APBN Perubahan ditetapkan dan
kegiatannya dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga;
4. pengurangan alokasi pinjaman proyek termasuk pengurangan alokasi Pemberian Pinjaman, pengurangan alokasi hibah
luar negeri dan dalam negeri terencana termasuk hibah luar negeri atau hibah dalam negeri yang diterushibahkan,
dan/atau pinjaman yang diteruspinjamkan;
5. lanjutan pelaksanaan Kegiatan/proyek yang dananya bersumber dari sisa dana penerbitan SBSN yang tidak terserap
pada tahun sebelumnya;
6. perubahan anggaran Kegiatan Kementerian/ Lembaga yang sumber dananya berasal dari pinjaman atau hibah luar
negeri sebagai akibat dari penyesuaian kurs;
7. tambahan alokasi anggaran belanja pegawai sebagai akibat dari selisih kurs;
8. penambahan alokasi anggaran pembayaran kewajiban utang;
9. penambahan alokasi anggaran Subsidi Energi;
10. penambahan alokasi anggaran pembayaran cicilan pokok utang;
11. penambahan alokasi anggaran dalam rangka PMN;
12. perubahan Pagu Anggaran kewajiban penjaminan Pemerintah;
13. perubahan Transfer ke Daerah dan Dana Desa; dan/atau
14. perubahan Program, Kegiatan, proyek prioritas, Output, dan lokasi *).
*) baru
Kewenangan DJA - Pagu Tetap -
dengan penelaahan (1/3)
Pergeseran anggaran dalam hal Pagu Anggaran tetap, terdiri atas:
1. pergeseran anggaran dalam 1 (satu) Program yang sama atau antar Program dalam 1 (satu) bagian anggaran untuk memenuhi
kebutuhan Ineligible Expenditure atas Kegiatan yang dibiayai dari pinjaman dan/atau hibah luar negeri;
2. pergeseran anggaran Bagian Anggaran 999.08 (BA BUN Pengelola Belanja Lainnya) ke BA K/L;
3. pergeseran anggaran antar subbagian anggaran dalam Bagian Anggaran 999 (BA BUN);
4. pergeseran anggaran Bagian Anggaran 999.08 (BA BUN Pengelola Belanja Lainnya) ke BA K/L atau antar subbagian anggaran
dalam Bagian Anggaran 999 (BA BUN) terkait dengan pemberian penghargaan dan pengenaan sanksi atas pelaksanaan
anggaran belanja Kementerian/Lembaga dan/atau pembayaran kurang salur Transfer ke Daerah dan Dana Desa sebagai
dampak dari kebijakan penghematan dan/atau pemotongan anggaran dan kurang salur subsidi;
5. pergeseran anggaran belanja yang dibiayai dari PNBP yang berasal dari instansi penghasil berupa pergeseran anggaran antar
satker yang dibiayai dari PNBP *);
6. pergeseran anggaran dalam 1 (satu) Program dalam wilayah kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang
berbeda atau antar Program dalam 1 (satu) Bagian Anggaran yang bersumber dari rupiah murni dalam rangka memenuhi
kebutuhan Biaya Operasional;
7. pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian sisa kewajiban pembayaran Kegiatan/proyek yang dibiayai melalui SBSN yang
melewati tahun anggaran sesuai hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan;
8. pergeseran anggaran antara Program lama dan Program baru dalam rangka penyelesaian administrasi DIPA sepanjang telah
disetujui Dewan Perwakilan Rakyat;
9. pergeseran anggaran dalam 1 (satu) Program yang sama dalam rangka penyediaan dana untuk penyelesaian restrukturisasi
Kementerian/Lembaga;
10. pergeseran anggaran belanja Kementerian/ Lembaga dalam 1 (satu) Program dalam wilayah kerja Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Perbendaharaan yang berbeda dalam rangka memenuhi kebutuhan selisih kurs;
11. pergeseran anggaran dalam 1 (satu) Program dalam wilayah kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang
berbeda dalam rangka penyelesaian tunggakan tahun-tahun sebelumnya;
*) penegasan kewenangan
SPENDING REVIEW