Anda di halaman 1dari 28

Pelaksanaan dan Revisi Anggaran

Kanwil Ditjen Perbendaharaan


Prov. Aceh
2017
Langkah – Langkah Strategis Pelaksanaan
Anggaran Kementerian/Lembaga Tahun 2017

Berdasarkan Surat Kementerian Keuangan Nomor S-153/MK.05/2017


Reviu atas Perencanaan kegiatan,penyerapan, dan
capaian kinerja
• Melakukan reviu atas rencana output pencapaian output dan
penyerapan anggaran serta jangka waktu pelaksanaannya untuk
memenuhi kinerja yang telah ditetapkan
a. Memperbaiki informasi rencana penarikan dana dan rencana
penerimaan yang tercantum dalam DIPA
b. Memperbaiki rencana pelaksanaan kegiatan untuk mendukung
pencapaian target kinerja
c. Melakukan revisi hal III DIPA dalam hal terdapat perubahan rencana
pelaksanaan kegiatan dan rencana penarikan dana
d. Memastikan rencana pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana
penarikan dana yang ada di hal III DIPA
e. Memperhatikan capaian Output dan tidak hanya fokus pada
penyerapan anggaran
Memastikan ketepatan waktu penyelesaian tagihan

• Menyelesaikan dan tidak menunda proses pembayaran untuk


pekerjaan yang telah selesai terminnya atau kegiatan yang telah
selesai pelaksanaannya .
• Memastikan batas waktu penyelesaian tagihan terpenuhi sesuai
dengan ketentuan dan mengendalikan penyelesaiannya dengan
melakukan pengawasan
• Tagihan paling lambat diselesaikan 17 hari kerja setelah timbul pada
hak tagih kepada negara
• Memastikan Norma waktu penyelesaian tagihan
• Memastikan KPPN telah menerima SPM selambat-lambatnya 2 (dua)
hari kerja setelah diterbitkan SPM pada Satker
Meningkatkan ketertiban penyampaian data kontrak

• Memastikan data supplier yang didaftarkan ke KPPN tidak terdapat


kesalahan
• Penyampaian data kontrak paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah
tanggal kontrak
• Terhadap data kontrak yang terlambat diajukan oleh satker,
pendaftaran dapat diproses setelah memperoleh dispensasi KPPN.
Pengendalian pengelolaan uang persediaan (UP) / tambahan uang persediaan (TUP)

• Pengajuan Uang persediaan dilakukan secara rasional dengan


mempertimbangkan kebutuhan operasional Satker dalam 1 (satu) bulan.
• Segera melakukan revolving UP jika penggunaan telah mencapai minimal
50 %
• Hal-hal yang dapat dilakukan oleh satker apabila rencana kegiatan lebih
besar daripada UP adalah dengan mempercepat UP dan mengajukan
TUP
• Pertanggung jawaban TUP harus sesuai dengan penggunaan TUP
• Dalam hal penggunaan TUP tidak sesuai dengan rencana, maka KPA
harus menjelaskan dengan KPPN.
• Pengelolaan UP/TUP akan direviu dan menjadi dasar pencairan
berikutnya
Revisi Anggaran
Berdasarkan
PMK NO. 10/PMK.02/2017
dan
PMK NO. 93/PMK.02/2017
SATKER = UNIT PELAKSANA
≠ UNIT PERENCANA
 Satker melaksanakan penugasan secara top-down dalam
pencapaian kinerja penganggaran (output dan volume output)
 Satker di bawah eselon I harus mendapat persetujuan Eselon I
dalam hal melakukan revisi output dan/atau volume output

Prioritas Sasaran
Nasional strategis

Program Sasaran Output


prioritas K/L Program Program

Kegiatan Sasaran Output


Prioritas kegiatan Kegiatan
BATASAN REVISI (1)
Pasal 7
 Revisi Anggaran dilakukan dengan memperhatikan
Standar
biaya
ketentuan mengenai:
 petunjuk penyusunan dan penelaahan RKA-K/L dan pengesahan
DIPA sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan
Rencana
an
mengenai petunjuk penyusunan dan penelaahan RKA-K/L dan
kebutuh
BM N pengesahan DIPA, dan/atau
 tata cara perencanaan, penelahaan dan penetapan alokasi
anggaran BA BUN dan Pengesahaan DIPA BUN sebagaimana diatur
dalam Peraturan Menteri Keuangan Tata Cara Perencanaan,
Penelahaan, Dan Penetapan Alokasi Anggaran BA BUN, Dan
Pengesahaan DIPA BUN.
 Revisi Anggaran dapat dilakukan setelah DIPA
Petikan dan/atau DIPA BUN ditetapkan
BATASAN REVISI (2) Pasal 4

 Revisi Anggaran dilakukan sepanjang tidak mengakibatkan pengurangan alokasi anggaran terhadap:
 alokasi gaji dan tunjangan yang melekat pada gaji kecuali untuk pemenuhan belanja pegawai
pada komponen 001 pada Satker yang sama dan/atau untuk pemenuhan alokasi gaji dan
tunjangan yang melekat pada gaji pada satker lain sepanjang pergeseran tersebut tidak
mengakibatkan pagu minus;
 pembayaran berbagai tunggakan;
 Rupiah Murni Pendamping sepanjang paket pekerjaan masih berlanjut (on-going); dan/atau
 paket pekerjaan yang telah dikontrakkan dan/atau direalisasikan dananya sehingga dananya
menjadi minus.
 Revisi Anggaran dapat dilakukan sepanjang tidak mengubah target kinerja dengan ketentuan sebagai
berikut:
 tidak mengubah sasaran Program;
 tidak mengubah Keluaran (Output) kegiatan yang sudah terdapat realisasi anggaran;
 tidak mengurangi volume Keluaran (Output); atau
 tidak menyebabkan volume Keluaran (Output) yang telah ditetapkan menjadi tidak tercapai.
BATASAN REVISI (3)

 Pagu = batas atas, yang tidak dapat dilampaui kecuali:


 Pembayaran bunga dan pokok utang
 Subsidi

Tidak dikenal adanya pagu minus dalam tahun


berjalan:
 Jika terdapat pagu minus, harus diselesaikan
tahun itu dengan mekanisme reguler
RUANG LINGKUP REVISI ANGGARAN
12 Pagu bertambah
Pagu Berubah

Pagu berkurang

Pergeseran dalam 1
program

Pagu Tetap Pergeseran antar program Kewenangan/


Revisi Anggaran dengan
persetujuan
DPR
Pergeseran antar BA

kesalahan administrasi
Revisi
Administratif
perubahan rumusan yang
tidak terkait dengan anggaran

pemenuhan persyaratan dalam


rangka pencairan anggaran
ILUSTRASI PERUBAHAN VOLUME OUTPUT YANG DIPERKENANKAN DALAM
PROSES REVISI ANGGARAN (1/2)

SEMULA MENJADI KETERANGAN


OUTPUT A OUTPUT A
Pagu: Rp600 M Pagu: Rp600 M Pagu tetap tetapi
Volume: 100 km Volume: 70 km Volume Output
berkurang karena
Kondisi Kahar

OUTPUT A OUTPUT A
Pagu: Rp600 M Pagu: Rp500 M Volume Output
Volume: 100 km Volume: 70 km berkurang karena
dampak pemotongan
anggaran atau
penurunan PHLN

* Perubahan volume output  hanya terjadi dalam 1 output yang sama


ILUSTRASI PERUBAHAN VOLUME OUTPUT YANG DIPERKENANKAN
DALAM PROSES REVISI ANGGARAN (2/2)

SEMULA MENJADI PERSYARATAN


OUTPUT A OUTPUT A Pagu Output B
Pagu: Rp600 M Pagu: Rp700 M berkurang (sehingga
Volume: 100 km Volume: 120 km volume Output B
berkurang) karena
OUTPUT B OUTPUT B digunakan untuk
Pagu: Rp200 M Pagu: Rp100 M menambah volume
Volume: 10 peraturan Volume: 8 peraturan Output A  Perubahan
prioritas penggunaan
anggaran

Perubahan prioritas penggunaan anggaran juga dapat dilakukan antara output


generik/internal dengan output teknis  volume output generik/internal tetap.
REVISI OTOMATIS Pasal 53

 Dapat dilakukan jika dalam penyelesaian revisi anggaran ditemukan


kesalahan dan DIPA belum direalisasikan;
 Kesalahan yang dapat direvisi secara otomatis antara lain:
 kesalahan pencantuman kantor bayar (KPPN);
 kesalahan pencantuman kode lokasi;
 kesalahan pencantuman sumber dana;
 terlanjur memberikan approval/persetujuan revisi;
 tidak tercantumnya catatan pada halaman IV DIPA.
 Revisi otomatis tersebut dilakukan oleh unit yang memproses usul revisi.
DOKUMEN YANG DIBUTUHKAN UNTUK MENGAJUKAN
USUL REVISI KE KANWIL DJPB

KPA menyampaikan usulan Revisi Anggaran kepada Kepala


Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan dengan Untuk memperoleh surat persetujuan

melampirkan dokumen pendukung sebagai berikut: Eselon I Kementerian/Lembaga, KPA

a. Surat Usulan Revisi Anggaran yang dilampiri matriks menyampaikan usulan Revisi Anggaran

perubahan (semula-menjadi); kepada Unit Eselon I

b. arsip data komputer RKA-K/L DIPA Revisi; Kementerian/Lembaga dengan

c. copy DIPA Petikan terakhir; melampirkan dokumen pendukung sebagai

d. dokumen pendukung terkait persetujuan unit berikut:

Eselon I; dan a. Surat Usulan Revisi Anggaran yang

e. dokumen pendukung lainnya dilampiri matriks perubahan (semula-


menjadi);
b. arsip data komputer RKA-K/L DIPA
Revisi;
c. rencana kerja dan anggaran Satker;
d. copy DIPA terakhir; dan
e. dokumen pendukung terkait
ALUR MEKANISME REVISI DI DJPB
PERGESERAN BELANJA OPERASIONAL ANTAR SATKER
Pergeseran anggaran belanja operasional dalam peruntukan akun yang sama

Komponen 001 : Komponen 001 :


Gaji dan Tunjangan Gaji dan Tunjangan
1. Gaji pokok; 1. Gaji pokok; Gaji dan
2. Tunjangan jabatan 2. Tunjangan jabatan tunjangan
struktural/fungsional; struktural/fungsional;
3. Tunjangan keluarga; melekat
3. Tunjangan keluarga;
4. Tunjangan kinerja; pada gaji
4. Tunjangan kinerja;
5. Honorarium Non PNS; 5. Honorarium Non PNS;
6. Tunjangan lain yg sah; 6. Tunjangan lain yg sah;
7. Lembur; 7. Lembur;
8. Uang makan; 8. Uang makan;

Komponen 002 : Komponen 002 :


Operasional Penyelenggaraan Satker Operasional Penyelenggaraan Satker

1. Kebutuhan sehari-hari perkantoran; 1. Kebutuhan sehari-hari perkantoran;


2. Bel. Barang Operasional; 2. Bel. Barang Operasional;
3. Langganan daya dan jasa; 3. Langganan daya dan jasa;
4. Biaya sewa; 4. Biaya sewa;
5. Biaya pemeliharaan peralatan perkantoran; 5. Biaya pemeliharaan peralatan perkantoran;
6. Biaya perjalanan dinas biasa/tetap; 6. Biaya perjalanan dinas biasa/tetap;
7. Honorarium pejabat perbendaharaan; 7. Honorarium pejabat perbendaharaan;

18
PERGESERAN ANGGARAN BELANJA OPERASIONAL
DALAM SATKER YANG SAMA

Komponen 001 : Komponen 001 :


Gaji dan Tunjangan Gaji dan Tunjangan
Gaji dan
1. Gaji pokok; 1. Gaji pokok; tunjangan
2. Tunjangan jabatan 2. Tunjangan jabatan
struktural/fungsional; struktural/fungsional;
melekat
3. Tunjangan keluarga; 3. Tunjangan keluarga; pada gaji
4. Tunjangan kinerja; 4. Tunjangan kinerja;
5. Honorarium Non PNS; 5. Honorarium Non PNS;
6. Tunjangan lain yg sah; 6. Tunjangan lain yg sah;
7. Lembur; 7. Lembur;
8. Uang makan; 8. Uang makan;

Komponen 002 : Komponen 002 :


Operasional Penyelenggaraan Satker Operasional Penyelenggaraan Satker

1. Kebutuhan sehari-hari perkantoran; 1. Kebutuhan sehari-hari perkantoran;


2. Bel. Barang Operasional; 2. Bel. Barang Operasional;
3. Langganan daya dan jasa; 3. Langganan daya dan jasa;
4. Biaya sewa; 4. Biaya sewa;
5. Biaya pemeliharaan peralatan perkantoran; 5. Biaya pemeliharaan peralatan perkantoran;
6. Biaya perjalanan dinas biasa/tetap; 6. Biaya perjalanan dinas biasa/tetap;
7. Honorarium pejabat perbendaharaan; 7. Honorarium pejabat perbendaharaan;

19
PERGESERAN ANGGARAN BELANJA OPERASIONAL DALAM
RANGKA MEMENUHI KEBUTUHAN ALOKASI GAJI DAN
TUNJANGAN YANG MELEKAT PADA GAJI DAN/ATAU
Komp TUNJANGAN KINERJA
o
001 : nen
Gaji d
a
Tunja n ja
ngan la n
Be -
5.Hono Non na
ra
Non P rium
er a sio
6. T NS
unjan ; Op L
lain y gan
gs
l K/
7. L
embu ah; Komponen 001 :
8. U r;
ang m
akan;
Gaji dan Tunjangan

1. Gaji pokok;
2. Tunjangan jabatan
struktural/ fungsional;
3. Tunjangan keluarga;
4. Tunjangan kinerja;
Cada
n
BA B gan
g
ja B aran
Belan sional UN
a
Oper

20
Pasal 24 – Tunggakan (1/3)
Semula Menjadi
Pasal 24 Pasal 24
Ayat (1) Ayat (1)
Pergeseran anggaran dalam 1 (satu) Program yang sama dalam rangka Tetap
penyelesaian tunggakan tahun lalu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3)
huruf j dapat dilakukan sepanjang tidak mengurangi volume Keluaran (Output)
dalam DIPA.

Ayat (2) Ayat (2)


Untuk tiap-tiap tunggakan tahun lalu harus dicantumkan dalam catatan-catatan Untuk tiap-tiap tunggakan tahun lalu harus
terpisah per kode akun dalam halaman IV DIPA pada tiap-tiap alokasi yang dicantumkan dalam catatan-catatan terpisah
ditetapkan untuk mendanai suatu Kegiatan per DIPA per Satker. per tagihan dalam halaman IV DIPA pada tiap-
tiap alokasi yang ditetapkan untuk mendanai
suatu Kegiatan per DIPA per Satker.

Ayat (3) Ayat (3)


Dalam hal jumlah tunggakan tahun yang lalu sebagaimana dimaksud pada ayat Tetap
(2) nilainya:
a. sampai dengan Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah), harus dilampiri surat
pernyataan dari Kuasa Pengguna Anggaran;
a. di atas Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) sampai dengan
Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah), harus dilampiri hasil verifikasi dari
APIP K/L; dan
b. di atas Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah), harus dilampiri hasil verifikasi
dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
Pasal 24 – Tunggakan (2/3)
Semula Menjadi
Ayat (4) Ayat (4)
Dalam hal tunggakan tahun yang lalu sebagaimana dimaksud pada Dalam hal tunggakan tahun yang lalu sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) terkait dengan: ayat (1) terkait dengan:
a. belanja pegawai khusus gaji dan tunjangan yang melekat pada a. belanja pegawai khusus gaji dan tunjangan yang melekat pada
gaji; gaji;
b. tunjangan kinerja sesuai dengan peraturan yang berlaku; b. tunjangan kinerja sesuai dengan peraturan yang berlaku;
c. uang makan; c. uang makan;
d. belanja perjalanan dinas pindah; d. belanja perjalanan dinas pindah;
e. langganan daya dan jasa; e. langganan daya dan jasa;
f. tunjangan profesi guru/dosen; f. tunjangan profesi guru/dosen;
g. tunjangan kehormatan profesor; g. tunjangan kehormatan profesor;
h. tunjangan tambahan penghasilan guru Pegawai Negeri Sipil; h. tunjangan tambahan penghasilan guru Pegawai Negeri Sipil;
i. tunjangan kemahalan hakim; i. tunjangan kemahalan hakim;
j. tunjangan hakim adhoc; j. tunjangan hakim adhoc;
k. honor pegawai honorer/pegawai pemerintah non PNS/guru tidak k. honor pegawai honorer/pegawai pemerintah non PNS/guru
tetap; tidak tetap;
l. imbalan jasa layanan Bank/Pos Persepsi; l. imbalan jasa layanan Bank/Pos Persepsi;
m. pembayaran jasa bank penatausaha pemberian pinjaman; m. pembayaran jasa bank penatausaha pemberian pinjaman;
n. bahan makanan dan/atau perawatan tahanan untuk n. bahan makanan dan/atau perawatan tahanan untuk
tahanan/narapidana; dan/atau tahanan/narapidana;
o. pembayaran provisi benda meterai, o. pembayaran provisi benda meterai;
yang alokasi dananya tidak cukup tersedia atau belum dibayarkan p. bahan makanan pasien rumah sakit;
pada tahun sebelumnya, dapat dibebankan pada DIPA tahun q. pengadaan bahan obat-obatan rumah sakit; dan/atau
anggaran berkenaan. r. pembayaran tagihan pengadaan obat untuk rumah sakit.
yang alokasi dananya tidak cukup tersedia atau belum dibayarkan
pada tahun sebelumnya, dapat dibebankan pada DIPA tahun
anggaran berkenaan.

22
Pasal 24 – Tunggakan (3/3)
Semula Menjadi
Ayat (5) Ayat (5)
Untuk tunggakan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat dibebankan Tetap
pada DIPA tahun anggaran berkenaan, dengan ketentuan:
a. tanpa melalui mekanisme revisi DIPA sepanjang alokasi anggaran untuk
peruntukan akun yang sama sudah tersedia; dan
b. tidak memerlukan surat pernyataan dari Kuasa Pengguna Anggaran,
hasil verifikasi dari APIP K/L maupun hasil verifikasi BPKP sebagaimana
dimaksud pada ayat (3).
Ayat (6) Ayat (6)
Untuk tunggakan selain tunggakan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Tetap
dapat dibebankan pada DIPA tahun anggaran berkenaan, dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. merupakan tagihan atas pekerjaan/penugasan yang alokasi anggarannya
cukup tersedia pada DIPA tahun lalu; dan
b. pekerjaan/penugasannya telah diselesaikan tetapi belum dibayarkan
sampai dengan akhir tahun anggaran lalu

23
Pasal 32 – Perubahan Catatan Halaman IV DIPA
Semula Menjadi
Ayat (1) Ayat (1)
penghapusan/ perubahan/ pencantuman catatan halaman IV DIPA berkaitan Tetap
dengan pemenuhan persyaratan pencairan anggaran, penggunaan Keluaran
(Output) cadangan, dan/ atau tunggakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (3) huruf u merupakan penghapusan/perubahan/pencantuman sebagian
atau seluruh catatan dalam halaman IV DIPA pada alokasi yang ditetapkan untuk
mendanai suatu Kegiatan

Ayat (2) Ayat (2)


Penghapusan/perubahan/pencantuman catatan dalam halaman IV DIPA Penghapusan/perubahan/pencantuman catatan dalam halaman IV DIPA sebagaimana
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. penghapusan/perubahan/pencantuman catatan dalam halaman IV DIPA a. penghapusan/perubahan/pencantuman catatan dalam halaman IV DIPA karena
karena masih memerlukan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat; masih memerlukan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat;
b. penghapusan/perubahan/pencantuman catatan dalam halaman IV DIPA b. penghapusan/perubahan/pencantuman catatan dalam halaman IV DIPA karena
karena masih memerlukan reviu/audit auditor pemerintah dan/atau masih memerlukan reviu/audit auditor pemerintah dan/atau data/dokumen yang
data/dokumen yang harus mendapat persetujuan dari unit eksternal harus mendapat persetujuan dari unit eksternal Kementerian/Lembaga dan/atau
Kementerian/Lembaga dan/atau khusus untuk DIPA BUN berupa dasar khusus untuk DIPA BUN berupa dasar hukum pengalokasiannya;
hukum pengalokasiannya; c. penghapusan/perubahan/pencantuman catatan dalam halaman IV DIPA karena
c. penghapusan/perubahan/pencantuman catatan dalam halaman IV DIPA masih harus dilengkapi perjanjian pinjaman luar negeri (loan agreement) atau
karena masih harus dilengkapi perjanjian pinjaman luar negeri (loan nomor register;
agreement) atau nomor register; d. penghapusan/perubahan catatan dalam halaman IV DIPA yang direkomendasikan
d. penghapusan/perubahan catatan dalam halaman IV DIPA yang oleh APIP K/L karena masih harus dilengkapi dokumen pendukung;
direkomendasikan oleh APIP K/L karena masih harus dilengkapi dokumen e. penghapusan/perubahan/pencantuman catatan dalam halaman IV DIPA karena
pendukung; masih harus didistribusikan ke masing-masing Satker;
e. penghapusan/perubahan/pencantuman catatan dalam halaman IV DIPA f. penghapusan/perubahan/pencantuman catatan dalam halaman IV DIPA terkait
karena masih harus didistribusikan ke masing-masing Satker; dengan penyelesaian tunggakan tahun lalu;
f. penghapusan/perubahan/pencantuman catatan dalam halaman IV DIPA g. penghapusan/perubahan/pencantuman catatan dalam halaman IV DIPA terkait
terkait dengan penyelesaian tunggakan tahun lalu pencantuman volume pembangunan/renovasi bangunan /gedung negara dan
pengadaan kendaraan bermotor.
h. penghapusan/perubahan/pencantuman catatan dalam halaman IV DIPA terkait
g. penghapusan/perubahan/pencantuman catatan dalam halaman IV DIPA penggunaan dana Keluaran (Output) cadangan; dan/atau
terkait penggunaan dana Keluaran (Output) cadangan; dan/atau i. penghapusan/perubahan/pencantuman catatan dalam halaman IV DIPA karena
h. penghapusan/perubahan/pencantuman catatan dalam halaman IV DIPA masih memerlukan penelaahan dan/atau harus dilengkapi dokumen terkait
karena masih memerlukan penelaahan dan/atau harus dilengkapi dokumen (khusus DIPA BUN);
terkait (khusus DIPA BUN).

24
Kewenangan DJA - Pagu
Berubah - dengan penelaahan
Revisi Anggaran dalam hal Pagu Anggaran berubah termasuk perubahan rinciannya, terdiri atas:
1. perubahan Anggaran Belanja Yang Bersumber Dari PNBP, tidak termasuk revisi terkait dengan Satker Badan Layanan
Umum;
2. percepatan penarikan PHLN dan/atau PHDN, termasuk Pemberian Pinjaman;
3. penambahan hibah luar negeri atau hibah dalam negeri terencana yang diterima oleh Pemerintah c.q. Kementerian
Keuangan setelah Undang-Undang mengenai APBN atau Undang-Undang mengenai APBN Perubahan ditetapkan dan
kegiatannya dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga;
4. pengurangan alokasi pinjaman proyek termasuk pengurangan alokasi Pemberian Pinjaman, pengurangan alokasi hibah
luar negeri dan dalam negeri terencana termasuk hibah luar negeri atau hibah dalam negeri yang diterushibahkan,
dan/atau pinjaman yang diteruspinjamkan;
5. lanjutan pelaksanaan Kegiatan/proyek yang dananya bersumber dari sisa dana penerbitan SBSN yang tidak terserap
pada tahun sebelumnya;
6. perubahan anggaran Kegiatan Kementerian/ Lembaga yang sumber dananya berasal dari pinjaman atau hibah luar
negeri sebagai akibat dari penyesuaian kurs;
7. tambahan alokasi anggaran belanja pegawai sebagai akibat dari selisih kurs;
8. penambahan alokasi anggaran pembayaran kewajiban utang;
9. penambahan alokasi anggaran Subsidi Energi;
10. penambahan alokasi anggaran pembayaran cicilan pokok utang;
11. penambahan alokasi anggaran dalam rangka PMN;
12. perubahan Pagu Anggaran kewajiban penjaminan Pemerintah;
13. perubahan Transfer ke Daerah dan Dana Desa; dan/atau
14. perubahan Program, Kegiatan, proyek prioritas, Output, dan lokasi *).

*) baru
Kewenangan DJA - Pagu Tetap -
dengan penelaahan (1/3)
Pergeseran anggaran dalam hal Pagu Anggaran tetap, terdiri atas:
1. pergeseran anggaran dalam 1 (satu) Program yang sama atau antar Program dalam 1 (satu) bagian anggaran untuk memenuhi
kebutuhan Ineligible Expenditure atas Kegiatan yang dibiayai dari pinjaman dan/atau hibah luar negeri;
2. pergeseran anggaran Bagian Anggaran 999.08 (BA BUN Pengelola Belanja Lainnya) ke BA K/L;
3. pergeseran anggaran antar subbagian anggaran dalam Bagian Anggaran 999 (BA BUN);
4. pergeseran anggaran Bagian Anggaran 999.08 (BA BUN Pengelola Belanja Lainnya) ke BA K/L atau antar subbagian anggaran
dalam Bagian Anggaran 999 (BA BUN) terkait dengan pemberian penghargaan dan pengenaan sanksi atas pelaksanaan
anggaran belanja Kementerian/Lembaga dan/atau pembayaran kurang salur Transfer ke Daerah dan Dana Desa sebagai
dampak dari kebijakan penghematan dan/atau pemotongan anggaran dan kurang salur subsidi;
5. pergeseran anggaran belanja yang dibiayai dari PNBP yang berasal dari instansi penghasil berupa pergeseran anggaran antar
satker yang dibiayai dari PNBP *);
6. pergeseran anggaran dalam 1 (satu) Program dalam wilayah kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang
berbeda atau antar Program dalam 1 (satu) Bagian Anggaran yang bersumber dari rupiah murni dalam rangka memenuhi
kebutuhan Biaya Operasional;
7. pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian sisa kewajiban pembayaran Kegiatan/proyek yang dibiayai melalui SBSN yang
melewati tahun anggaran sesuai hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan;
8. pergeseran anggaran antara Program lama dan Program baru dalam rangka penyelesaian administrasi DIPA sepanjang telah
disetujui Dewan Perwakilan Rakyat;
9. pergeseran anggaran dalam 1 (satu) Program yang sama dalam rangka penyediaan dana untuk penyelesaian restrukturisasi
Kementerian/Lembaga;
10. pergeseran anggaran belanja Kementerian/ Lembaga dalam 1 (satu) Program dalam wilayah kerja Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Perbendaharaan yang berbeda dalam rangka memenuhi kebutuhan selisih kurs;
11. pergeseran anggaran dalam 1 (satu) Program dalam wilayah kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang
berbeda dalam rangka penyelesaian tunggakan tahun-tahun sebelumnya;

*) penegasan kewenangan
SPENDING REVIEW

Anda mungkin juga menyukai