Anda di halaman 1dari 10

Pengantar Budaya Nusantara

Materi 9
Pengaruh Agama Hindhu dan Buddha terhadap
Kebudayaan Nusantara

Tim Dosen Budaya


Program Studi Desain Komunikasi Visual
Universitas Indraprasta PGRI
Penetrasi Agama Buddha
• Putra Raja India Suddhidana yang bernama Siddharta menafsirkan Weda (kitab suci agama Hindu) dari sudut
logika dan mengembangkan sistem yoga dan semadhi, sebagai jalan untuk mendekatkan diri dengan Tuhan.
Dari sini kemudian lahir agama Budha
• Agama Buddha merupakan perkembangan lebih lanjut dari agama Hindu. Buddha sebenarnya berarti sebutan
bagi seseorang yang mendapatkan pencerahan.Secara bahasa, dalam bahasa India, Buddha berarti yang
mencapai pencerahan sejati. Jadi, awalnya agama Buddha bukanlah sebuah agama, melainkan ajaran dari
seseorang yang mendapatkan pencerahan bernama Siddharta Gautama
• Sepeninggal Siddharta Gautama yang lebih dikenal dengan Buddha, para penganutnya menyebarkan ajarannya
sehingga lahirlah agama Buddha dengan kitab suci Tripitaka. Agama ini berkembang sangat pesat di wilayah
India di bawah pemerintaahan Raja Ashoka, yang semula beragama Hindu , dari Dinasti Maurya. Ia
menyebarkan banyak pendeta Buddha ke seluruh wilayah kekuasaannya, bahkan sampai di luar wilayah
kerajaan.
• Agama Buddha mengenal missi penyebaran ajaran
• Penyebaran agama Buddha diawali hubungan perdagangan antara negeri India dan Cina. Setelah mengenal
jalur laut, negara India dan Cina menjadikan selat Malaka sebagai tempat bersinggah.
• Karena selat Malaka menjadi tempat singgah, baik dari pedagang dan guru-guru India maupun Cina, bekerja
sama dengan orang pribumi Nusantara (Sriwijaya) untuk menjadi “mediator” antara negeri India dan Cina.
Teori tentang Penetrasi Agama Hindu ke
Nusantara
• Teori Brahmana menerangkan bahwa penyebaran agama Hindu oleh brahmana
(pemimpin agama) yang datang karena undangan dari kerajaan nusantara (J.C. van
Leur).
• Teori Kesatria menerangkan bahwa ada ksatria (bangsawan dan prajurit) India
yang datang ke Pulau Jawa untuk mendirikan kerajaan dan melalui perkawinan
dengan puteri raja dia menyebarkan ajaran Hindu (C.C. Berg).
• Teori Waisak menerangkan diterimanya agama Hindu di nusantara, khususnya
golongan atas, karena proses panjang dari para pedagang India yang singgah di
negeri ini dalam waktu yang lama dan melakukan perkawinan dengan orang
pribumi (N.J. Krom).
• Teori Sudra menerangkan bahwa penyebaran agama dan kebudayaan Hindu
diawali oleh kaum sudra atau budak yang bermigrasi ke wilayah Nusantara. Mereka
menetap dan menyebarkan ajaran agama mereka pada masyarakat pribumi (van
Faber).
• Teori Arus Balik menerangkan bahwa pada awalnya kaum Brahmana yang
menyebarkan agama Hindu namun kemudian para pribumi pergi ke India (atas
inisiatif sendiri maupun diutus oleh raja) untuk belajar agama Hindu dan kembali
ke nusantara untuk menyebarkannya (F.D.K. Bosch)
Bahasa

Sebagai hasil penetrasi bangsa India melalui ajaran Hindu,


bahasa adalah salah satu unsur kebudayaan yang diperkaya,
yaitu dengan adanya Bahasa Sansekerta. Bahasa Sansekerta
dikenal karena sebagai bahasa yang digunakan dalam kitab-
kitab Weda.
Sistem Pengetahuan
• Pengetahuan yang diajarkan dalam ajaran Hindu adalah perhitungan waktu, yaitu Tahun Saka. Perhitungan Tahun Saka
berjumlah 365 Hari.
• Selisih antara Tahun Saka dengan Tahun Masehi yaitu 78 tahun lebih cepat Tahun Masehi. Jika saat ini adalah tahun 2017
M maka bertepatan dengan 1939 S.
• Ditemukan pula perhitungan tahun Saka dengan menggunakan Chandrasangkala, yaitu susunan kalimat atau gambar yang
dapat dibaca sebagai angka.

Dwi Naga Rasa Tunggal


2 8 6 1 = 1682 Jawa /1756 Masehi
Sistem Peralatan Hidup
• Candi adalah salah satu bangunan hasil akulturasi dari
bangunan candi yang digunakan oleh umat Hindu dan
Buddha. Candi yang dibangun di Nusantara, tidaklah
sama seperti candi-candi yang di bangun oleh umat
Hindu maupun Buddha.
• Candi yang dibangun oleh kerajaan di Nusantara
memang meniru candi dari umat Hindu, hanya saja Candi Borobudur
yang ditiru adalah teknik pembangunan candi yang
didasarkan dari kitab Silpasastra sedang bentuk
bangunan tetap bercorak asli Nusantara, yaitu punden
berundak, salah satu bentuk bangunan peninggalam
zaman Megalithikum.
• Sama halnya dengan umat Hindu dan Buddha, candi di
Nusantara digunakan untuk memuliakan orang yang
sudah wafat, para raja atau orang terkemuka (nenek
moyang) dan para Dewa.
• Satu karakteristik candi Buddha adalah terdapat
bangunan stupa.
Candi Prambanan
Sistem Kepercayaan
• Sebelum adanya Hindu-Buddha, masyarakat
Nusantara menganut sistem kepercayaan animisme
dan dinamisme. Setelah pedagang India dan Cina
masuk ke Nusantara, bersamaan dengan
penyebaran ajaran Hindu dan Buddha, maka
mulailah masyarakat Nusantara mengenal agama,
dan mengikuti ajaran Hindu dan Buddha.
• Di Nusantara, terjadi sinkritisme, yaitu bagian dari
proses akulturasi, yang berarti perpaduan dua
kepercayaan yang berbeda menjadi satu. Oleh
sebab itu, agama Hindu-Buddha yang terdapat di
Nusantara tidak sama dengan agama Hindu-Buddha
yang terdapat di India maupun Cina.
• Misalnya, Umat Hindu di Indonesia merayakan
Nyepi sedang di India tidak.
Sistem Kekerabatan
• Pengauh ajaran Hindu terhadap sistem kemasyarakatan di Nusantara sangat terlihat dalam sistem politik,
yaitu sistem pemerintahan yang terdapat dalam kerajaan Nusantara, terutama dalam aspek penetapan
kekuasaan dan hukum-hukum kerajaan.
• Pengaruh selanjutnya adalah muncul pembagian kasta, antara lain:
• Kasta Brahmana (Golongan Pendeta)
• Kasta Kesatria (Golongan Bangsawan dan Prajurit)
• Kasta Waisya (Golongan Pedagang)
• Kasta Sudra (Golongan Rakyat Jelata)
• Kasta-kasta tersebut pada dasarnya tidak benar-benar diterapkan seperti di India. Di Nusantara kasta-kasta
ini bersifat longgar dan hanya muncul pada upacara-upacara keagamaan dan perjodohan.
Kesenian
• Salah satu wujud akulturasi dalam bidang kesenian
adalah seni rupa, yaitu relief yang terdapat di candi-
candi, baik candi bercorak agama Hindu maupun
Buddha.
• Relief di candi-candi tersebut memang berceritakan
mengenai ajaran-ajaran di masing-masing agama,
seperti kisah Buddha Gaotama dalam ajaran Agama
Buddha di Candi Borobudur dan kisah Ramayana
dalam ajaran Hindu di Candi Prambanan.
• Namun demikian, terdapat satu hal yang menjadi
ciri khas negeri Nusantara di relief tersebut, yaitu
keadaan alam atau suasana yang menjadi latar
belakang peristiwa-peristiwa yang terjadi di setiap
relief yang menggambarkan kondisi alam di
Nusantara.
Pengantar Budaya Nusantara

Sekian
Ada pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai