Digital Latar Belakang Dalam era digital, penyebaran ajaran agama melalui media sosial dan platform online telah menjadi umum. Namun, kemudahan akses ini juga menimbulkan berbagai isu terkait etika, terutama terkait dengan cara-cara penyebaran ajaran agama yang dapat menyebabkan polarisasi, konflik, atau bahkan kebencian di antara pengguna. 06 | Koalas And we will talk about this last. Studi Kasus Sebuah kelompok keagamaan yang besar menggunakan media sosial untuk menyebarkan ajaran agamanya. Mereka sering mengunggah konten yang menyoroti kebaikan dan kebijaksanaan agama mereka, tetapi sering kali tanpa memperhatikan konteks dan sensitivitas budaya lokal. Konten mereka sering kali bersifat meremehkan terhadap keyakinan agama lain dan sering kali memicu konflik dan ke tidak percayaan antar kelompok masyarakat. Dampaknya Dampaknya, masyarakat menjadi terpecah belah, dan konflik yang berpotensi merugikan secara sosial dan politik muncul. Para pemimpin agama dari komunitas lain merespons dengan meningkatkan upaya dialog dan rekonsiliasi, namun seruan mereka terhadap perdamaian sering kali terabaikan atau diabaikan. Solusi Solusi: Dalam menghadapi masalah ini, diperlukan pendekatan yang berimbang. Kelompok keagamaan tersebut harus menyadari dampak dari konten yang mereka sebarkan dan mempertimbangkan sensitivitas budaya dan keyakinan yang berbeda. Selain itu, pemerintah setempat harus melakukan upaya untuk menggalang kerja sama antar agama dan mempromosikan dialog serta pemahaman antar kelompok. Hal ini dapat dilakukan melalui pengaturan kebijakan yang memastikan penyebaran informasi yang bertanggung jawab dan pengawasan terhadap konten yang dapat memicu konflik agama. Terima Kasih