Anda di halaman 1dari 3

Nama : Putri Novita Munthe

NIM : 712020132

Mata Kuliah : Agama Digital

Ide pokok penelitian :

Media sosial menjadi wahana yang memfasilitasi penciptaan atau pertukaran informasi, ide,
minat karier, dan bentuk ekspresi lainnya melalui komunitas dan jaringan virtual. Para penganut
agama bahkan memiliki keleluasaan dalam memilih pola-pola pengkonsumsian agama secara
online. Media sosial juga digunakan untuk mentransmisi paham dan ideologi keagamaan yang
terjadi di tengah fenomena keagamaan online misalnya, untuk menyebarkan pemahaman
konservatif, fundamentalisme beragama, radikalisme, islamisme, hingga ekstremisme. Bahkan
pada tingkat yang ekstrim, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi ini membantu
kelompok terorisme untuk mengembangkan jaringannya dan memobilisasi individu-individu
agar melakukan berbagai tindakan teror baik online maupun offline.

Propaganda dalam arti yang paling netral dapat didefinisikan sebagai menyebarkan atau
mempromosikan ide-ide tertentu. Media Massa apapun bentuknya termasuk media sosial,
memiliki peluang untuk berperan sebagai media propaganda dalam menyebarkan ide-ide tertentu
termasuk ide dan paham keagamaan. Selain itu, Popularitas media sosial yang terus meningkat
telah menunjukan bahwa media sosial bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga alat penghubung.
Media sosial memungkinan orang berafiliasi, membentuk kelompok kepentingan dan solidaritas
kelompok.

Hubungan antara media sosial dan keragaman pandangan telah banyak dikaji oleh berbagai
sarjana. Beberapa temuan penelitian menunjukan nada yang positif terkait peran media sosial
dalam memfasilitasi penyebaran dan keterpaparan orang terhadap opini atau pandangan yang
berbeda. Media sosial dalam hal ini berperan untuk menguatkan bias konfirmasi ini dengan
hanya menampilkan informasi yang sejalan.
Selain itu peneliti juga, melihat agama melalui paham dan narasi keagamaan di media sosial
dengan Hashtag keagamaan di Indonesia. Hashtag merupakan tanda pagar (#).Hashtag juga bisa
digunakan untuk mengungkapkan perasaan atau sentimen yang ingin disampaikan oleh si penulis
pada pernyataan yang dia buat. Oleh karena itu, kata-kata dalam hashtag seringkali dipandang
sebagai prediktor yang kuat untuk memahami pandangan seseorang terkait hal tertentu. Terdapat
beberapa kategori Hashtag keagamaan yaitu hashtag keagamaan umum, hashtag keagamaan
konservatif, hashtag agama dan politik dan hashtag terkait kelompok-kelompok yang sering
diperdebatkan.

Tinjauan Kritis : Terhadap Agama Kristen

Internet menjadi sebuah sistem jaringan yang mengantar manusia ke dalam dunia baru.
Kehidupan di dunia maya adalah kelanjutan dengan “kehidupan nyata”. Orangorang melakukan
online hampir seperti apa yang mereka lakukan saat offl ine, tetapi mereka melakukannya secara
berbeda.Perkembangan Teknologi pada saat ini semakin berkembang dengan begitu cepat, yang
dimana pada awalnya masyarakat hanya bisa berkomunikasi melalui suara, tetapi pada saat ini
masyarakat sudah bisa melihat wajah seseorang ketika melakukan Video call. Selain itu, media
sosial juga menjangkau berita-berita yang begitu cepat sehingga masyarakat dapat mengetahui
hal-hal yang terjadi diluar kota maupun di luar negeri. Dengan adanya perkembangan teknologi
ini agama juga memiliki keleluasaan dalam pengonsumsian agama secara online. Melalui hal ini,
dengan adanya media sosial dapat menginformasikan pemahaman-pemahaman mengenai agama
tersebut.

Sejak revolusi industri dan muncul berbagai macam teknologi baru, membuka peluang bagi
manusia untuk mengembangkan imannya melalui media yang lebih modern. Penggunaan
teknologi sebagai alat berkomunikasi dengan sesama manusia, dapat pula membawa manusia
untuk berkomunikasi dengan Sang Pencipta. Upacara peribadatan yang mulanya dilakukan
dalam ruang fi sik, dapat pula muncul di ruang virtual tanpa batasan tembok-tembok. Di
indonesia pada awalnya perkembangan teknologi dalam keagamaan masih minimal. Tetapi pada
saat terjadi pandemic COVID-19, terdapat perdebatan teologis yang dimana saat itu harus
beribadah di rumah apalagi ketika PGI (Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia) yang
merekomendasikan jemaat untuk melakukan ibadah online yang dimana memakai teknologi
sebagai sarana bagi jemaat untuk memakai teknologi sebagai sarana untuk mengalami Tuhan.
Dalam hal ini, banyak gereja yang menolak untuk melakukan ibadah online. Dalam hal ini, tidak
dapat dibatasi bahwa agama juga dapat masuk kedalam media massa. Selain itu, dalam
mengetahui banyaknya penganut agama yang ada saat ini juga dapat dilihat melalui Hashtag
yang dimana kita dapat melihat berapa orang yang memakai itu contohnya #Alkitab. Maka dari
itu, pada saat ini agama tidak bisa dipungkiri memang harus masuk kedalam media massa.

Anda mungkin juga menyukai