Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA ANAK. V DENGAN FEBRIS DI RUANG DAHLIA


BLUD RSUD dr. H. SOEMARNO SOSROATMODJO
KUALA KAPUAS

O L EH :
RI KI A L FI A N S YA H
N I M . 05 6 201 5 06 8
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Demam merupakan suatu keadaan suhu tubuh diatas
normal sebagai akibat peningkatan pusat pengatur
suhu dihipotalamus
Penyakit - penyakit yang ditandai dengan adanya
demam dapat menyerang sistem tubuh
WHO memperkirakan jumlah kasus demam di
seluruh Dunia mencapai 16 - 33 juta dengan 500 - 600
ribu kematian tiap tahunnya
Di Indonesia, penyakit infeksi yang paling sering
ditandai dengan gejala demam adalah malaria, ISPA,
infeksi saluran pencernaan, campak, dan tifoid
PENGERTIAN

Demam adalah kenaikan suhu tubuh karena adanya


perubahan pusat termoregulasi hipotalamus.
Seseorang mengalami demam bila suhu tubuhnya
diatas 37,8ºC (suhu oral atau aksila) atau suhu rektal
(Donna L. Wong, 2008).
Demam adalah keadaan suhu tubuh di atas suhu
normal, yaitu suhu tubuh di atas 38º Celsius. Suhu
tubuh adalah suhu visera, hati, otak, yang dapat
diukur lewat oral, rektal, dan aksila. (Ismoedijanto,
2000)
Klasifikasi Febris (Demam)
 Demam septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada
malam hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi
hari
 Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai
suhu badan normal
 Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam
dalam satu hari
 Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat.
 Demam siklik
kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh
beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari
ETIOLOGI

1. Infeksi
2. Penyakit kolagen
3. Keganasan
4. Penyakit metabolik maupun penyakit lain
5. Penyakit-penyakit bakteri
6. Tumor otak
7. Dehidrasi .
BAGAN PATHWAY FEBRIS

agen infeksius
mediator inflamasi Dehidrasi

Monosit/makrofag Penurunan cairan


intrasel

Mempengaruhi
hipotalamus
Tubuh kehilangan
cairan
Aksi antipiretik

DEMAM (FEBRIS) Hipertermi

Peningkatan evaporasi
Gangguan rasa Meningkatnya
nyaman metabolik
Resiko defisit volume
cairan

Anak rewel Kelemahan

Orang tua cemas Resiko cidera

Ansietas

Gambar 2. Bagan Pathway Demam


(Sumber : Suriadi, 2008)
Tanda dan gejala

Tanda dan gejala demam antara lain :


Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,8 C – 40
C)
Kulit kemerahan
Hangat pada sentuhan
Peningkatan frekuensi pernapasan
Menggigil
Dehidrasi
Kehilangan nafsu makan
Penatalaksanaan
1. Secara Fisik
 Bukalah pakaian dan selimut yang berlebihan
 Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan.
 Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya
suplai oksigen ke otak yang akan berakibat rusaknya sel – sel
otak
 Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak–banyaknya
 Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang
 Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak, lipat paha.
2. Pemberian obat
Petunjuk pemberian antipiretik:
 Bayi 6 – 12 bulan : ½ – 1 sendok the sirup parasetamol
 Anak 1 – 6 tahun : ¼ – ½ parasetamol 500 mg atau 1 – 1 ½
sendokteh sirup parasetamol
 Anak 6 – 12 tahun : ½ 1 tablet parasetamol 5oo mg atau 2
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian

Diagnosa keperawatan

Intervensi

Implementasi

evaluasi
PENGKAJIAN
Identitas Klien
Nama : Anak. V
TTL : 13 November 2017
Umur : 7 Bulan
Nama Ayah : Tn. M
Pekerjaan : Polri
Pendidikan : SMA
Nama Ibu : Ny. F
Pekerjaan : PNS
Pendidikan : D III
Suku Bangsa : Dayak/Indonesia
Alamat : Jalan Nusa Indah
Tanggal MRS : 10 Juni 2018
Pengkajian : 10 Juni 2018
ANALISA DATA

No. Data Etiologi Masalah


1 Data subjektif Proses penyakit Peningkatan
- Orang tua klien mengatakan badan anaknya panas. suhu tubuh
- Orang tua klien mengatakan anaknya demam 1 hari (hipertermi)
Data Objektif
- Badan klien teraba panas
- Akral hangat
- Gusi tampak kemerahan
- Nadi 180 kali permenit
- Respirasi 40 kali permenit
- Suhu 39,4 0 C

2 Data subjektif Output yang Resiko


- Orang tua klien mengatakan anaknya demam 1 hari berlebihan kekurangan
- Orang tua klien mengatakan anaknya kurang minum volume
- Orang tua klien mengatakan anaknya BAB Cair 1 kali cairan
Data objektif
- Mukosa bibir kering
- Gusi tampak kemerahan
- CRT < 3 detik
- Nadi 130 kali permenit
- Klien BAB cair 1 kali
- Respirasi 40 kali permenit
- Suhu 39,4 0 C
- Urine tampung 300 cc/24 jam

3 Data subjektif Kurang informasi Orang tua


- Orang tua klien mengatakan cemas dengan keadaan anaknya yang didapat cemas
Data objektif tentang penyakit (Ansietas)
- Orang Klien tampak cemas
- Orang tua klien selalu bertanya apakah anaknya bisa sembuh
- Orang tua klien selalu bertanya tentang kondisi klien
- Suhu 39,4 0 C

4 Data subjektif
- Orang tua klien mengatakan anaknya tidak mau makan
Data objekif
- Klien tampak terbaring ditempat tidur
- Klien tampak lemah
- Klien hanya menghabiskan 1/3 dari porsi makanan yang
disediakan
- BB 8,6 kg

5 Data subjektif Anoreksia Resiko


- Orang tua klien anaknya dipasang infus. pemenuhan
Data objektif nutrisi kurang
- Klien terpasang infus di ekstremitas kiri dan tampak kemerahan dari
- Klien tampak rewel dan menangis kebutuhan
- Nadi 180 kali permenit tubuh
- Respirasi 38 kali permenit
- Suhu 39,4 0 C
- WBC 16,48
Lanjutan ........

No Data Etiologi Problem


6 Data Subjektif Peningkatan suhu Resiko kejang
Orang tua klien mengatakan tubuh
kalau klien baru pertama kali
demam
Data objektif
 Badan klien teraba panas
 Nadi 180 kali permenit
 Respirasi 40 kali permenit
 Suhu 39,4 0
PRIORITAS MASALAH

1. Peningkatan suhu tubuh (Hipertermi)


2. Resiko Infeksi
3. Resiko kejang
4. Resiko kekurangan volume cairan
5. Resiko pemenuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
6. Orang tua cemas (Ansietas)
PERENCANAAN

1. Observasi tanda vital


2. Observasi tanda kejang
3. Observasi adanya peningkatan suhu
4. Menganjurkan banyak minum
5. Memberi kompres
6. Menganjurkan memakai pakaian yang tipis
7. Memantau intake dan output cairan
8. Pemantauan hasil laboratorium
9. Kolaborasi dengan tim medis
10. Pendidikan kesehatan
EVALUASI
1. Diagnosa 1
Peningkatan suhu tubuh (Hipertermi) teratasi ditandai dengan klien
mengatakan badan tidak panas lagi, nadi 140 kali permenit respirasi 38 kali
permenit, suhu 36,60 C.
2. Diagnosa 2
Infeksi teratasi sebagian ditandai dengan tidak terdapat tanda infeksi.
3. Diagnosa 3
Resiko kejang, masalah tidak terjadi ditandai dengan klien tidak mengalami
kejang dan suhu normal.
4. Diagnosa 4
Resiko kurang volume cairan tidak terjadi ditandai dengan demam klien
hilang, tidak ada BAB Cair, mukosa bibir lembab, intake dan output cairan
seimbang.
5. Diagnosa 5
Resiko pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh tidak terjadi ditandai
dengan klien mau makan, klien menghabiskan ½ porsi makanan yang
disediakan.
6. Diagnosa 6
Orang tua cemas (ansietas) hilang ditandai dengan klien tenang dan keluarga
tidak bertanya lagi tentang kondisi klien.

Anda mungkin juga menyukai