Anda di halaman 1dari 21

Purwandi, AMK

Euis Tresnawati, AMK


Anna Verina Imanda Putri, Amd.Kep

ASKEP PADA PASIEN


DENGAN WOUND CARE
DAN COLOSTOMY
PENGERTIAN LUKA
terputusnya kontinuitas suatu jaringan oleh
karena adanya cedera atau pembedahan.
Luka ini bisa diklasifikasikan berdasarkan
struktur anatomis, sifat, proses
penyembuhan dan lama penyembuhan.
LUKA adalah rusaknya
kesatuan/komponen jaringan, dimana
secara spesifik terdapat substansi jaringan
yang rusak atau hilang
EFEK TERJADI
LUKA
• Hilangnya seluruh atau
sebagian fungsi organ
• Respon stres simpatis
• Perdarahan dan
pembekuan darah
• Kontaminasi bakteri
• Kematian sel
MEKANISME TERJADINYA LUKA
Luka Insisi
Luka Lecet
Luka memar

Luka Tusuk
Luka Gores

Luka Tembus
Luka Bakar
FASE PEYEMBUHAN LUKA
 Fase Inflamasi
 Hari ke 0-5
 Respon segera setelah terjadi injuri
 Pembekuan darah
 Untuk mencegah kehilangan darah
 Karakteristik : tumor, rubor, dolor, color, functio
laesa
 Fase awal terjadi haemostasis
 Fase akhir terjadi fagositosis
 Lama fase ini bisa singkat jika tidak terjadi
infeksi
 Fase Proliferasi atau epitelisasi
 Hari 3 – 14
 Disebut juga dengan fase granulasi adanya
pembentukan jaringan granulasi pada luka
 Luka nampak merah segar, mengkilat
 Jaringan granulasi terdiri dari kombinasi : Fibroblasts,
sel inflamasi, pembuluh darah yang baru, fibronectin
and hyularonic acid
 Epitelisasi terjadi pada 24 jam pertama ditandai
dengan penebalan lapisan epidermis pada tepian luka
 Epitelisasi terjadi pada 48 jam pertama pada luka insisi
 Fase maturasi atau remodelling
 Berlangsung dari beberapa minggu sampai
dengan 2 tahun
 Terbentuknya kolagen yang baru yang mengubah
bentuk luka serta peningkatan kekuatan
jaringan (tensile strength)
 Terbentuk jaringan parut (scar tissue)
 50-80% sama kuatnya dengan jaringan
sebelumnya
 Terdapat pengurangan secara bertahap pada
aktivitas selular and vaskularisasi jaringan yang
mengalami perbaikan.
Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka

 Status Imunologi
 Kadar gula darah (impaired white cell
function)
 Hidrasi (slows metabolisme)
 Nutrisi
 Kadar albumin darah (‘building blocks’ for
repair, colloid osmotic pressure – oedema)
 Suplai oksigen dan vaskularisasi
 Nyeri (causes vasoconstriction)
Corticosteroids (depress immune function)
Teori perawatan luka dengan suasana
lembab
 Mempercepat fibrinolisis
 Mempercepat angiogenesis
 Menurunkan resiko infeksi
 Mempercepat pembentukan Growth
factor
 Mempercepat terjadinya pembentukan
sel aktif.
PERAWATAN LUKA
PERAWATAN COLOSTOMY
 Tindakan pembedahan untuk membuka
kolon melalui dinding abdomen dan
dapat dilakukan pada salah satu
segmen intestinal. Dengan kolostomi
bagian kolon yang berpenyakit dipotong
lalu dibuang dan bagian yang sehat
dikeluarkan dari perut membentuk
stoma.
TIPE STOMA
 Loop colostomy
Lokasi di colon transversum, bersifat sementara,
dilakukan pada kondisi darurat medis dengan membuat 2
lubang usus yang dihubungkan
 End ostomy

Terdiri dari satu hubungan dimana bagian usus berikutnya


dibuang/ dijahit tetapi masih ada/ tetap dlm rongga
abdomen. Dilakukan untuk klien dg terapi colorectal
 Double barrel colostomy

Terdapat 2 hubungan dibagian proximal dan distal. Bagian


proximal untuk drain feses dan distal untdrain mucus
Pembagian bentuk Feses sesuai
tempatnya
 Colon Asenden : Bentuk feses cair dan
lebih untuk keluar
 Colon Tranversal : Bentuk feses lebih
padat
 Colon Sigmoid : Bentuk feses mendekati
bentuk feses normal
Keadaan yang diperbolehkan dilakukan
kolostomi
 Peradangan dibagian usus halus
 Cacat/ kelainan bawaan
 Kecelakaan atau trauma yg mengenai
bagian perut
 Adanya sumbatan di anus
 Kanker
Tujuan perawatan colostomy
 Untuk memantau adanya komplikasi
atau infeksi post operasi kolostomi.
 Untuk mempertahankan
 Untuk meningkatkan konsep diri
Pemeriksaan fisik abdomen

inspeksi

Auskultasi

Palpasi &
perkusi
Diagnosa Keperawatan yang muncul
 Gangguan citra tubuh b.d. Adanya stoma, takut ditolak,
faktor psikososial.
 Konstipasi kolon b.d. Tidak adekuatnya intake cairan,
penurunan gerakan, adanya penyakit, pengobatan,
kebiasaan individu.
 Diare b.d. Intake nutrisi, pengobatan, adanya penyakit.
 Kerusakan integritas kulit b.d. iritasi kulit, penggantian
kantong yang kurang tepat, inkontenensia atau diare.
 Defisit volume cairan b.d. pengeluaran dari ileus yang
berupa cairan atau lendir, pengeluaran cairan (enema) yang
berlebihan.
 Nyeri b.d. Adanya luka bekas pembedahan.
 Defisit pengetahuan b.d. Ketidak mampuan merawat
ostomy, konstipasi.
PROSEDUR
PERAWATAN COLOSTOMY
Dokumentasikan tindakan
dalam Catatan Perkembangan
Pasien Terintegrasi (CPPT)

Anda mungkin juga menyukai