Anda di halaman 1dari 20

ALJABAR BILANGAN

KOMPLEKS

Pertemuan 2
1
1

Jl. A.Yani Pabelan, Kartasura, Surakarta – Indonesia 57162


Telp.: +62-271-717417, Fax. +62-271-715448
Website: www.ums.ac.id, email: ums@ums.ac.id
1. Aljabar Bilangan Komplek
Antara 2 bilangan komplek:

z1  x1  jy1 dan z 2  x2  jy 2 atau


z1  z1 1 dan z 2  z 2  2

1. Bilangan identik:

Hanya jika:

2. Penjumlahan

zt  x1  x2   i  y1  y2 
2
Penjumlahan

pengurangan

3
3. Pengurangan

𝑧 𝑡 = ( 𝑥1 − 𝑥 2) + 𝑗 ( 𝑦 1 − 𝑦 2 )
4. Perkalian dengan konstanta

𝑟 ( 𝑥+ 𝑗𝑦 ) =( 𝑟 ∙ 𝑥 ) + ( 𝑟 ∙ 𝑗𝑦 ) =𝑟𝑥 +𝑟𝑦𝑗
𝑟 =𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎 𝑟𝑖𝑖𝑙

CONTOH SOAL

( 𝑎 ) . ( 4 − 3 𝑗 ) + ( 2 𝑗 − 8 )= ¿− 4 − 𝑗

( 𝑏 ) . 3 ( −1+ 4 𝑗 ) − 2 ( 7 − 𝑗 ) =¿ −17 +14 𝑗

4
5) Perkalian z1  z 2
hasil perkalian dirumuskan sebagai:

𝑧𝑡 = ( 𝑥1 +𝑦 1 𝑗 ) . ( 𝑥 2 +𝑦 2 𝑗 )
atau
zt  r1r21   2   z1 z2 1   2 

Dalam bentuk trigonometri 𝑧 =𝑟 ( cos 𝛼+ 𝑗 sin 𝛼 )

𝑧 1 𝑧 2 =[ 𝑟 1 ( cos 𝛼1 + 𝑗 sin 𝛼 1 ) ] ⋅ [ 𝑟 2 ( cos 𝛼2 + 𝑗 sin 𝛼2 ) ]

𝑧 1 𝑧 2 =𝑟 1 𝑟 2 [ ( cos 𝛼1 cos 𝛼 2 − 𝑗 sin 𝛼1 sin 𝛼2 ) + 𝑗 (sin 𝛼 1 cos 𝛼2 + cos 𝛼1 sin 𝛼2 ) ]

𝑧 1 𝑧 2 =𝑟 1 𝑟 2 [ cos (𝛼1 +𝛼 2)+ 𝑗 sin (𝛼 1+ 𝛼2 ) ]

5
CONTOH SOAL

( 3+ 2 𝑗 ) ( 2− 𝑗 )=¿8 + 𝑗
b. − 9+7 𝑗

15 √ 2  45
°
c.

6
Bilangan konjugat komplek

◦ Bilangan komplek

𝑧=𝑥+ 𝑗 𝑦
◦ Akan mempunyai bilangan komplek konjugat

◦ Perkalian dengan konjugate:


¯𝑧 =𝑥 − 𝑗 𝑦

7
6. Pembagian
z1
z2

maka hasil pembagian dirumuskan sebagai:

atau
z1
zt  1   2 
z2
8
Contoh soal:
( 11 −10 𝑗 )
a). 17

( 2+ 𝑗 ) ( 3 − 2 𝑗 ) (1+2 𝑗) 15
b). =¿ − +5 𝑗
(1 − 𝑗) 2 2

5+5 𝑗 20
c). + =¿ 3 − 𝑗
3 − 4 𝑗 4 +3 𝑗

d). if
Z1 = 2 + i
Z2 = 3 - 2i

|3 𝑧 1 − 4 𝑧 2|=¿ √ 157

9
5+5 𝑗 20
+ =¿
3 − 4 𝑗 4 +3 𝑗

10
if
Z1 = 2 + i
Z2 = 3 - 2i

|3 𝑧 1 − 4 𝑧 2|=¿

11
7. Perpangkatan: 𝑛 𝑛
𝑧 =( 𝑥 + 𝑦𝑗 )
z  z n 
n n

𝑛 𝑛
𝑧 =𝑟 ( cos 𝑛 𝛼+ 𝑗 sin 𝑛𝛼 )
◦ Untuk De Moivre’s Formula
( cos 𝛼+ 𝑗 sin 𝛼 )𝑛 =( cos 𝑛 𝛼+ 𝑗 sin 𝑛 𝛼 )
◦ Misalkan untuk n = 2!

( cos 𝛼+ 𝑗 sin 𝛼 )2= ( cos 2 𝛼+ 𝑗 sin 2𝛼 )


2 2
𝑐𝑜𝑠 𝛼+ 2 𝑗 cos 𝛼 sin 𝛼 − 𝑠𝑖𝑛 𝛼=( cos 2 𝛼+ 𝑗 sin 2 𝛼 )
Dengan memisahkan bagian riil dan imajiner kita dapatkan persamaan:

dan

12
8. Akar pangkat
Suatu bilangan w dinamakan akar ke-n dari bilangan z jika wn = z
Kita tuliskan:
Menurut teorema De ‘Moivre, jika n adalah bilangan bulat positif, maka:

dimana
Nilai dicari dengan mengambil nilai prinsip dari Arg z dan k = 0, dengan dan Arg z = 0
sehingga:

nilai ini disebut sebagai nth roots of unity (akar ke-n dari satuan) yang terletak pada
lingkaran satuan.

13
9. Rumus Euler
Dari deret tak hingga:

Jika , maka :

Secara umum:

10. Persamaan polynomial


𝑛 𝑛− 1 𝑛 −2
𝑎 0 𝑧 + 𝑎1 𝑧 + 𝑎2 𝑧 + ⋯ +𝑎 𝑛 − 1 𝑧 + 𝑎𝑛 =0

Dimana adalah bilangan kompleks dan n adalah bilangan bulat positif, dan disebut
orde (derajat) polinomial

Akar persamaan = penyelesaian persamaan polynomial

Jika, akar-akar persamaan tersebut:

Maka bentuk persamaan polynomial dalam bentuk penfaktoran:

𝑎 0 ( 𝑧 − 𝑧 1 ) ( 𝑧 − 𝑧 2 ) ⋅ ⋯ ( 𝑧 − 𝑧 𝑛 )= 0 14
Hukum-hukum aljabar bilangan kompleks
Jika termasuk himpunan bilangan kompleks
1 ¿ 𝑧 1 + 𝑧 2 dan 𝑧 1 𝑧 2 termasuk 𝑑𝑖 𝑆 Hukum ketertutupan
2 ¿ 𝑧 1 + 𝑧 2= 𝑧 2 + 𝑧 1 Hukum komutatif untuk penjumlahan
3 ¿ 𝑧 1+ ( 𝑧 2+ 𝑧 3 ) = ( 𝑧 1+ 𝑧 2 ) + 𝑧 3 Hukum asosiatif untuk penjumlahan
4 ¿ 𝑧 1 ∙ 𝑧 2= 𝑧 2 ∙ 𝑧 1 Hukum komutatif untuk perkalian
5 ¿ 𝑧 1 ∙ ( 𝑧 2 ∙ 𝑧 3 ) =( 𝑧 1 ∙ 𝑧 2 ) ∙ 𝑧 3
Hukum asosiatif untuk perkalian
6 ¿ 𝑧 1 ∙ ( 𝑧 2+ 𝑧 3 ) = 𝑧 1 𝑧 2+ 𝑧 1 𝑧 3 Hukum distributif
7 ¿ 𝑧 1+ 0=0+ 𝑧 1= 𝑧 1 Unsur kesatuan terhadap penjumlahan
𝑧 1 ∙ 1 =1 ∙ 𝑧 1= 𝑧 1 Unsur kesatuan terhadap perkalian

9)

15
1. Aljabar Bilangan Komplek
 Contoh soal
1.

2.

3.

16
1. Interpretasi vektor
Suatu bilangan kompleks dapat dipandang sebagai suatu vektor OP dengan titik pangkal
O dan titik ujung P(x, y). Vektor OP disebut sebagai vektor posisi dari P.
𝑦
𝐵 Dua vektor dengan Panjang sama dan arah sama tetapi
titik pangkal beda dianggap SAMA.
𝐴
𝑃 (𝑥 , 𝑦 ) Vektor OP = vektor AB

𝑂 𝑥

Proyeksi Stereografik

→ memetakan bidang kompleks pada bola satuan (Riemann


sphere).
→ Bola Sp menyinggung bidang kompleks P pada z = 0
→ setiap titik pada bidang P terdapat pengaitan satu dan
hanya satu titik pada bola Sp
→ mis. Titik A pada bidang P → kita bisa membuat garis
lurus dari puncak bola ke titik A menembus bola pada titik A’
2 .P en ju m lah an d an p en g u ran g an v ek to r

𝑦 𝑦 𝑧2

𝐴 𝐴
𝑧1
OA + OB : 𝑧1
𝐵 𝐵
𝑧2

𝑥 𝑂 𝑥
𝑂
𝑦 𝑧2
Bisa juga dilakukan dengan meletakkan
pangkal satu vektor ke ujung vektor lain, 𝐴
terutama jika melibatkan banyak vektor 𝑧1
OB – OA: 𝐵
𝑧2
𝑦 𝐴 𝑂 − 𝑧1 𝑥
− 𝑧1
𝑧1
𝑧2
𝐵
𝑧2

𝑂 𝑥
3. Hasil kali titik dan hasil kali silang

 Hasil kali titik dinamakan hasil kali skalar, misalkan z1  x1  jy1 dan z 2  x2  jy 2
 Hasil kali skalar:
1
𝑧 1 ∙ 𝑧 2=| 𝑧 1||𝑧 2|cos 𝜃 =𝑥 1 𝑥 2 + 𝑦 1 𝑦 2=ℜ { 𝑧 1 𝑧 2 }= { 𝑧 𝑧 + 𝑧 1 𝑧2 }
2 1 2
 Dimana θ adalah sudut antara z1 dan z2 , 0 < θ < π
 Hasil kali silang :

1
𝑧 1 × 𝑧 2=|𝑧 1||𝑧 2|sin 𝜃=𝑥1 𝑦 2 − 𝑥 2 𝑦 1=ℑ { 𝑧 1 𝑧 2 } = { 𝑧 1 𝑧 2 − 𝑧 1 𝑧 2 }
2𝑗
 Jelaslah bahwa:
𝑧 1 𝑧 2 =( 𝑧 1 ∙ 𝑧 2 ) + 𝑗 ( 𝑧 1 × 𝑧 2) =| 𝑧 1||𝑧 2| 𝑒
𝑗𝜃

 Jika dan tak-nol, maka:


1. Suatu syarat perlu dan cukup agar dan tegaklurus adalah
2. Suatu syarat perlu dan cukup agar dan sejajar adalah
3. Panjang proyeksi pada adalah
4. Luas jajaran genjang yang sisinya dan adalah
Te r i m a k a s i h

Anda mungkin juga menyukai