KOMPLEKS
Pertemuan 2
1
1
1. Bilangan identik:
Hanya jika:
2. Penjumlahan
zt x1 x2 i y1 y2
2
Penjumlahan
pengurangan
3
3. Pengurangan
𝑧 𝑡 = ( 𝑥1 − 𝑥 2) + 𝑗 ( 𝑦 1 − 𝑦 2 )
4. Perkalian dengan konstanta
𝑟 ( 𝑥+ 𝑗𝑦 ) =( 𝑟 ∙ 𝑥 ) + ( 𝑟 ∙ 𝑗𝑦 ) =𝑟𝑥 +𝑟𝑦𝑗
𝑟 =𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎 𝑟𝑖𝑖𝑙
CONTOH SOAL
( 𝑎 ) . ( 4 − 3 𝑗 ) + ( 2 𝑗 − 8 )= ¿− 4 − 𝑗
4
5) Perkalian z1 z 2
hasil perkalian dirumuskan sebagai:
𝑧𝑡 = ( 𝑥1 +𝑦 1 𝑗 ) . ( 𝑥 2 +𝑦 2 𝑗 )
atau
zt r1r21 2 z1 z2 1 2
5
CONTOH SOAL
( 3+ 2 𝑗 ) ( 2− 𝑗 )=¿8 + 𝑗
b. − 9+7 𝑗
15 √ 2 45
°
c.
6
Bilangan konjugat komplek
◦ Bilangan komplek
𝑧=𝑥+ 𝑗 𝑦
◦ Akan mempunyai bilangan komplek konjugat
7
6. Pembagian
z1
z2
atau
z1
zt 1 2
z2
8
Contoh soal:
( 11 −10 𝑗 )
a). 17
( 2+ 𝑗 ) ( 3 − 2 𝑗 ) (1+2 𝑗) 15
b). =¿ − +5 𝑗
(1 − 𝑗) 2 2
5+5 𝑗 20
c). + =¿ 3 − 𝑗
3 − 4 𝑗 4 +3 𝑗
d). if
Z1 = 2 + i
Z2 = 3 - 2i
|3 𝑧 1 − 4 𝑧 2|=¿ √ 157
9
5+5 𝑗 20
+ =¿
3 − 4 𝑗 4 +3 𝑗
10
if
Z1 = 2 + i
Z2 = 3 - 2i
|3 𝑧 1 − 4 𝑧 2|=¿
11
7. Perpangkatan: 𝑛 𝑛
𝑧 =( 𝑥 + 𝑦𝑗 )
z z n
n n
𝑛 𝑛
𝑧 =𝑟 ( cos 𝑛 𝛼+ 𝑗 sin 𝑛𝛼 )
◦ Untuk De Moivre’s Formula
( cos 𝛼+ 𝑗 sin 𝛼 )𝑛 =( cos 𝑛 𝛼+ 𝑗 sin 𝑛 𝛼 )
◦ Misalkan untuk n = 2!
dan
12
8. Akar pangkat
Suatu bilangan w dinamakan akar ke-n dari bilangan z jika wn = z
Kita tuliskan:
Menurut teorema De ‘Moivre, jika n adalah bilangan bulat positif, maka:
dimana
Nilai dicari dengan mengambil nilai prinsip dari Arg z dan k = 0, dengan dan Arg z = 0
sehingga:
nilai ini disebut sebagai nth roots of unity (akar ke-n dari satuan) yang terletak pada
lingkaran satuan.
13
9. Rumus Euler
Dari deret tak hingga:
Jika , maka :
Secara umum:
Dimana adalah bilangan kompleks dan n adalah bilangan bulat positif, dan disebut
orde (derajat) polinomial
𝑎 0 ( 𝑧 − 𝑧 1 ) ( 𝑧 − 𝑧 2 ) ⋅ ⋯ ( 𝑧 − 𝑧 𝑛 )= 0 14
Hukum-hukum aljabar bilangan kompleks
Jika termasuk himpunan bilangan kompleks
1 ¿ 𝑧 1 + 𝑧 2 dan 𝑧 1 𝑧 2 termasuk 𝑑𝑖 𝑆 Hukum ketertutupan
2 ¿ 𝑧 1 + 𝑧 2= 𝑧 2 + 𝑧 1 Hukum komutatif untuk penjumlahan
3 ¿ 𝑧 1+ ( 𝑧 2+ 𝑧 3 ) = ( 𝑧 1+ 𝑧 2 ) + 𝑧 3 Hukum asosiatif untuk penjumlahan
4 ¿ 𝑧 1 ∙ 𝑧 2= 𝑧 2 ∙ 𝑧 1 Hukum komutatif untuk perkalian
5 ¿ 𝑧 1 ∙ ( 𝑧 2 ∙ 𝑧 3 ) =( 𝑧 1 ∙ 𝑧 2 ) ∙ 𝑧 3
Hukum asosiatif untuk perkalian
6 ¿ 𝑧 1 ∙ ( 𝑧 2+ 𝑧 3 ) = 𝑧 1 𝑧 2+ 𝑧 1 𝑧 3 Hukum distributif
7 ¿ 𝑧 1+ 0=0+ 𝑧 1= 𝑧 1 Unsur kesatuan terhadap penjumlahan
𝑧 1 ∙ 1 =1 ∙ 𝑧 1= 𝑧 1 Unsur kesatuan terhadap perkalian
9)
15
1. Aljabar Bilangan Komplek
Contoh soal
1.
2.
3.
16
1. Interpretasi vektor
Suatu bilangan kompleks dapat dipandang sebagai suatu vektor OP dengan titik pangkal
O dan titik ujung P(x, y). Vektor OP disebut sebagai vektor posisi dari P.
𝑦
𝐵 Dua vektor dengan Panjang sama dan arah sama tetapi
titik pangkal beda dianggap SAMA.
𝐴
𝑃 (𝑥 , 𝑦 ) Vektor OP = vektor AB
𝑂 𝑥
Proyeksi Stereografik
𝑦 𝑦 𝑧2
𝐴 𝐴
𝑧1
OA + OB : 𝑧1
𝐵 𝐵
𝑧2
𝑥 𝑂 𝑥
𝑂
𝑦 𝑧2
Bisa juga dilakukan dengan meletakkan
pangkal satu vektor ke ujung vektor lain, 𝐴
terutama jika melibatkan banyak vektor 𝑧1
OB – OA: 𝐵
𝑧2
𝑦 𝐴 𝑂 − 𝑧1 𝑥
− 𝑧1
𝑧1
𝑧2
𝐵
𝑧2
𝑂 𝑥
3. Hasil kali titik dan hasil kali silang
Hasil kali titik dinamakan hasil kali skalar, misalkan z1 x1 jy1 dan z 2 x2 jy 2
Hasil kali skalar:
1
𝑧 1 ∙ 𝑧 2=| 𝑧 1||𝑧 2|cos 𝜃 =𝑥 1 𝑥 2 + 𝑦 1 𝑦 2=ℜ { 𝑧 1 𝑧 2 }= { 𝑧 𝑧 + 𝑧 1 𝑧2 }
2 1 2
Dimana θ adalah sudut antara z1 dan z2 , 0 < θ < π
Hasil kali silang :
1
𝑧 1 × 𝑧 2=|𝑧 1||𝑧 2|sin 𝜃=𝑥1 𝑦 2 − 𝑥 2 𝑦 1=ℑ { 𝑧 1 𝑧 2 } = { 𝑧 1 𝑧 2 − 𝑧 1 𝑧 2 }
2𝑗
Jelaslah bahwa:
𝑧 1 𝑧 2 =( 𝑧 1 ∙ 𝑧 2 ) + 𝑗 ( 𝑧 1 × 𝑧 2) =| 𝑧 1||𝑧 2| 𝑒
𝑗𝜃