Anda di halaman 1dari 55

Peserta mengetahui tentang Kesehatan dan

Keselamatan Kerja serta Patient Safety


Peserta mampu melaksanakan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja

Peserta mampu melaksanakan Patient Safety


Landasan Hukum

Tentang
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
DI RUMAH SAKIT
Kesehatan & Keselamatan Kerja
di Laboratorium

Melindungi kemungkinan dampak negatif akibat


proses pelayanan laboratorium, maupun
keberadaan sarana, prasarana dan logistik lainnya
yang ada di lingkungan laboratorium sehingga tidak
timbulkan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja
dan kedaruratan termasuk kebakaran dan bencana
yang berdampak pada pekerja laboratorium
Bahaya Pada Petugas
Sebelum instalasi, pastikan alat-alat listrik
diinspeksi seorang terlatih (steker, sekering, dan
kabel listrik sesuai dan berfungsi ; steker serta
kabel tidak dekat dengan air kran)
Siapkan fire extinguisher dan fire blanket di dekat
pintu ruangan dan di koridor pada tempat strategis
Terbanyak penyebab kebakaran : substansi
alkohol
Pastikan alkohol dan jauh dari nyala api
Beri lambang “RISIKO TERBAKAR”
Pastikan dalam open bench : volume
maksimal (400 ml)
Simpan asam kuat dan alkali kuat di rak
bawah
Zat kimia yang mudah bereaksi satu sama
lain harus disimpan terpisah
Zat beracun simpan di lemari terkunci
Miliki MSDS (Material safety data sheet):
saran penanganan bila terpapar
Penting untuk petugas

Zat-zat Kimia Berbahaya Simpan Dekat


Eyewash Facility
Standard Precautions
Hygiene Personal
Hindari makan, minum dan penggunaan kosmetik di
tempat kerja
Jangan memakai perhiasan, jam dan cincin
Selama penanganan dan pemeriksaan spesimen :
disposable latex rubber atau sarung tangan plastik
Gown harus menutupi baju petugas
Cuci tangan
Setiap spesimen harus dianggap infeksius
Waspadai HIV, Hepatitis B dan C
Gunakan APD
Cara pemakaian masker
•Ditempatkan menutupi hidung, mulut dan dagu
•Tempatkan dengan mantap pada bagian tulang
hidung
•Ikatkan dengan elastik atau tali di belakang kepala
•Sesuaikan letak dan bentuknya
KEGIATAN YANG BERISIKO
MENIMBULKAN LUKA BENDA TAJAM ?

•Menutup kembali jarum suntik


•Memindahkan cairan tubuh ke wadah lain
•Membuka tabung
•Tidak membuang benda tajam ke tempat
sampah tidak tahan tusuk
LIMBAH TAJAM
Pada lanset/jarum/siring, tidak boleh
•Mematahkan
•Menekuk
•Memasang kembali penutup
•Memakai ulang
Jangan mengocok
•Wadah benda tajam (berusaha memuat
jarum lebih banyak)
Paparan bahan infeksius
•Segera melaporkan paparan terhadap bahan
infeksius pada supervisor
•Segera mencuci kulit yang terpapar dengan
air dan sabun
•Lakukan pertolongan pertama pada luka
•Laporkan pada komite K3
•Darah yang sumber paparan diperiksa
HIV/HBV/HCV
Tindakan Desinfeksi dan
Antiseptik
Bila tempat tertusuk tampak kotor, cuci area dengan air
dan sabun, keringkan dengan handuk sekali pakai
Prosedur satu langkah (direkomendasikan ± satu menit)
Gunakan kombinasi chlorhexidine gluconatein 2% dan
isopropyl alcohol 70%
Yakinkan bahwa kulit kontak dengan disinfektan
sedikitnya 30 detik
Biarkan area kering sempurna, atau minimal 30 detik
Prosedur 2 langkah :(bila chlorhexidine gluconatein
dalam 70% isopropyl alcohol tidak tersedia, gunakan
prosedur 2 langkah dengan lama ± 2 menit)
Gunakan isopropyl alcohol 70%
Yakinkan bahwa kulit kontak dengan
antiseptik sedikitnya 30 detik
Biarkan area kering sempurna (± 20 detik)
Langkah kedua: gunakan iodine, lebih efektif dari
povidone iodine atau chlorhexidine 2%
Alkohol
Etyl dan isopropyl alcohol 60-90% merupakan
antiseptik terbaik, tersedia dan murah.
Kemampuannya membunuh dengan cepat tanpa sisa
kimia menjadi disinfektan ideal bagi berbagai alat
medis
Keuntungan : dapat membunuh semua fungi dan
bakteri, termasuk mikobakteria dengan cepat
Kerugian : cepat menguap
Natrium Hipoklorit
Keuntungan : tidak mahal dan tersedia di mana-
mana, mudah disiapkan dan digunakan, cepat
inaktivasi semua virus (HBV, HCV, HIV), membunuh
bakteri TBC. Sangat berguna untuk dekontaminasi
sarung tangan , benda lain dan permukaan kotor yang
luas
Kerugian : korosi pada alat-alat logam dengan
paparan lama pada konsentrasi lebih dari 0,5%
Peralatan darurat

•Gaun sekali pakai


•Sarung tangan
•Pelindung muka/mata
•Kantong merah (biohazard)
•Material penyerap sekali pakai
•Pakaian sekali pakai
•Disinfektan
Prosedur Tumpahan
•Kenakan APP yang tepat
•Tumpahan disiram dengan
larutan hipoklorit 10%
•Biarkan selama 10-15 menit
•Tutupi tumpahan dengan
absorber.
•Buang semua material ke dalam
kantong biohazard
•Perlakukan sebagai sampah
medis
•Bilas area tumpahan dengan air
bersih
Limbah medis
Tidak boleh :
•Mencampur limbah cair dan limbah
padat
•Mencampur limbah medis dan non
medis
•Mencampur limbah tajam dan non
tajam

Harus dilakukan :
•Memisahkan limbah cair dan padat
•Bedakan warna plastik untuk limbah
medis dan non medis
•Tempelkan stiker “biohazard” untuk
limbah medis
•Sediakan wadah tahan tusuk yang
sudah diisi hipoklorit (2/3 penuh)
Kelalaian kita :

Bahaya untuk semua !


Tempat kerja yang rapi dan
bersih :
Mengurangi risiko kecelakaan
kerja
Perilaku kerja yang aman
Buanglah glove pada
tempat pembuangannya dan
ganti gloves sesudah kontak
setiap pasien
Mencuci tangan dan kulit
segera sesudah
terkontaminasi darah atau
cairan tubuh lain
Buanglah sampah tajam
pada tempat sampah khusus
Perilaku kerja yang aman
Sampah medis dibuang
pada tempat sampah khusus
yang dilabel
Sampah cair dibuang pada
tempat limbah cair atau
wadah yang tidak bocor
Disinfeksi permukaan kerja
dan peralatan sebelum dan
sesudah kerja dengan
hipoklorit 10%
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1691 / MENKES / PER / VIII / 2011

TENTANG

KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT


Definisi
Suatu sistem dimana RS membuat asuhan pasien lebih
aman yang meliputi : asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko
pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya
risiko dan mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil.
Insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut
insiden adalah
“setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera
yang dapat dicegah pada pasien”, terdiri dari
 Kejadian Tidak Diharapkan (KTD),
Kejadian Nyaris Cedera (KNC),
Kejadian Tidak Cedera (KTD) dan
Kejadian Potensial Cedera (KPC).
Sasaran Keselamatan Pasien
1. Ketepatan identifikasi pasien;
2. Peningkatan komunikasi yang efektif;
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadai;
4. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien
operasi;
5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan; dan
6. Pengurangan risiko pasien jatuh.
Tujuh Langkah Menuju
Keselamatan Pasien
1. membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien;
2. memimpin dan mendukung staf;
3. mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko;
4. mengembangkan sistem pelaporan;
5. melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien;
6. belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan
pasien; dan
7. mencegah cedera melalui implementasi sistem
keselamatan pasien.
Hazard (Bahaya) dan Risiko

Hazard (Bahaya) : suatu keadaan yang berpotensi


menyebabkan kerugian (cedera, sakit, kerusakan
harta-lingkungan kerja-atau kombinasi)

Risiko : suatu kemungkinan terjadi


kerusakan/kerugian pada individu atau kelompok
yang terpajan hazard
Bahaya apa yang kemungkinan terdapat di
laboratorium ?

Besarnya efek dari laboratory error ini pada


pasien tidak bisa diabaikan, karena informasi
dari laboratorium mempengaruhi 60-70%
treatment oleh klinisi. Penanganan yang salah
dapat menyebabkan kejadian tidak diharapkan
(KTD) pada pasien
Fakta Hasil Penelitian
 11,9% spesimen salah diberi label identitas

 1 dari 18 spesimen yang salah diidentifikasi


menyebabkan kejadian tak diharapkan (KTD)

 Prevalensi kesalahan di laboratorium dapat


mencapai 1 dari 330 pemeriksaan, dan 46-48 %
kesalahan terjadi pada tahap praanalitik, 7-13%
pada tahap analitik.
Contoh KTD di laboratorium
Spesimen analisa gas darah yang salah diberi label
identitas menyebabkan kesalahan dalam tata
laksana pasien

Salah komunikasi hasil pemeriksaan INR dapat


menyebabkan kesalahan dalam pengelolaan
pasien yang diberi obat antikoagulan
Jenis Kesalahan Di
Laboratorium
PRA ANALITIK
Permintaan yang keliru, atau Spesimen tidak layak
identitas pasien tidak lengkap
Salah menggunakan pemeriksaan (sampel beku,
wadah/tabung volume sampel kurang,
Spesimen tidak dikirim sampel lisis, rasio darah dan
Spesimen tidak diberi label antikoagulan tidak benar)
identitas Spesimen hilang
Label identitas salah
Tidak membacakan kembali Spesimen terlambat
permintaan pemeriksaan via diperiksa
telpon
Sampel tertukar Salah memasukkan data
Jenis Kesalahan Di Laboratorium

ANALITIK PASKA ANALITIK


Kesalahan dalam  Tidak melaporkan hasil
melaksanakan pemeriksaan pemeriksaan kritis ke klinisi
 Keterlambatan dalam pengeluaran
Alat pemeriksaan tidak
hasil pemeriksaan
bekerja dengan benar  Hasil dilaporkan kepada orang
Reagen pemeriksaan yang salah
bermasalah  Salah memasukkan hasil
Kontrol bermasalah pemeriksaan
 Gangguan dalam sistim
pelaporan/konektivitas LIS
terganggu
Seberapa sering bahaya yang menyebabkan
risiko pada pasien terjadi di laboratorium ?

Tentukan grading analisis bahaya


Grading Analisis Bahaya
Level Frekuensi Kejadian aktual

1 Sangat jarang Dapat terjadi dalam > 5 tahun

2 Jarang Dapat terjadi dalam 2-5 tahun

3 Mungkin Dapat terjadi dalam 1-2 tahun

Dapat terjadi beberapa x


4 sering
dalam setahun
Dapat terjadi tiap
5 Sangat sering
minggu/bulan
Di mana kita harus menyelesaikan insiden ini
(Analisi Akar Masalah) ?

Tergantung pada warna band


Tkt/band Tindakan

Ekstrim/ Risiko ekstrim, RCA paling lama 45 hari


sgt tinggi Dibutuhkan tindakan segera, perhatian sampai ke direktur

High/ Risiko tinggi, RCA paling lama 45 hari, kaji dengan detil
tinggi dan perlu tindakan segera, butuh perhatian top manajemen

Moderate/ Risiko sedang, Investigasi sederhana paling lama 2 minggu


sedang Pimpinan/manajer menilai dampak dan kelola risiko

Low/ Investigasi sederhana paling lama 1 minggu


rendah Diselesaikan dengan prosedur rutin
Langkah Analisis Akar Masalah
Langkah Analisis Akar Masalah
Langkah Analisis Akar Masalah
Investigasi Kejadian
Mengkaji ulang laporan insiden (IKP)
- kronologis insiden
- siapa yg terlibat kejadian
- tentukan siapa yg akan di-interview

Batasi masalah  mengarah


- kondisi/keadaan pasien
- dimana dan kapan insiden terjadi
- apa yang menyebabkan insiden
Komponen dalam Investigasi

Kumpulkan bukti-bukti terkait kejadian/insiden

Susun dan pertimbangkan data/bukti

Bandingkan temuan/bukti insiden dgn standar


pelayanan dan SOP/pedoman yg berlaku:
 temukan fakta penyebab insiden
 rekomendasi tindakan utk mengurangi resiko
kejadian
Komponen dalam Investigasi
Buat rencana perbaikan berdasarkan
prioritas: siapa yg bertanggung jawab
melaksanakan, waktu pelaksanaan, strategi
mengukur keberhasilan tindakan

Komunikasikan temuan dan rekomendasikan


tindakan kpd pihak terkait:
 laksanakan rencana tindakan perbaikan
 monitor perkembangan/efektifitas kegiatan
Resiko & Tindakan Pencegahan

RISK OF ERROR PREVENTIVE ACTION


Identifikasi pasien yang tidak Otomatisasi proses
benar
Kesalahan permintaan analitik Permintaan pemeriksaan
secara komputerisasi

Volume spesimen yang kurang Menunjukkan volume


spesimen per pemeriksaan

Misidentifikasi spesimen Labelling spesimen secara


otomatis
Pengambilan spesimen yang Informasi dan pelatihan materi
tidak benar kualitas
Prinsip Membangun Kesadaran Nilai
Keselamatan Pasien
Semua KTD terkait dengan sistem, mencari apa yang
salah pada sistem akan membantu laboratorium
menekan insiden.
Hal ini merupakan budaya organisasi yang
merupakan suatu kekuatan yang sangat besar dan
sesuatu yang tetap ada walaupun terjadi perubahan
tim dan perpindahan personil
Menghindari kecenderungan untuk menyalahkan
individu dan lebih melihat kepada sistem di mana
individu tersebut bekerja
Lakukan Briefing Team
 Briefing team adalah cara sederhana bagi staf
untuk berbagi informasi tentang isu-isu
keselamatan pasien yang potensial dapat
terjadi dalam kegiatan sehari-hari

Singkat, paling lama 15 menit setiap mulai


kerja, pergantian shif

Anda mungkin juga menyukai