Anda di halaman 1dari 21

PENYIMPANAN & PEMUSNAHAN

Pengenalan Alat Kesehatan


KELOMPOK 1
Farmasi E
NAMA ANGGOTA

1 2

JIHAN FAHIRA ALMAS ZAQINA ERIN SETYA FAZRI


201710410311211 201710410311213
PENYIMPANAN
OBAT
PENYIMPANAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN PREKURSOR

Tempat penyimpanan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi di fasilitas produksi, fasilitas
distribusi, dan fasilitas pelayanan kefarmasian harus mampu menjaga keamanan, khasiat, dan mutu Narkotika, Psikotropika,
dan Prekursor Farmasi.

1. Tempat penyimpanan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi dapat berupa gudang, ruangan, atau lemari khusus.
2. Tempat penyimpanan Narkotika dilarang digunakan untuk menyimpan barang selain Narkotika.
3. Tempat penyimpanan Psikotropika dilarang digunakan untuk menyimpan barang selain Psikotropika.
4. Tempat penyimpanan Prekursor Farmasi dalam bentuk bahan baku dilarang digunakan untuk menyimpan barang selain
Prekursor Farmasi dalam bentuk bahan baku.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015


PENYIMPANAN

01 02 03 04 05

Obat/bahan Obat harus disimpan Semua Obat/bahan Tempat penyimpanan Sistem penyimpanan Pengeluaran Obat
dalam wadah asli dari pabrik. Obat harus disimpan obat tidak dipergunakan dilakukan dengan memakai sistem FEFO
Dalam hal pengecualian atau pada kondisi yang untuk penyimpanan memperhatikan bentuk (First Expire First Out)
darurat dimana isi dipindahkan sesuai sehingga barang lainnya yang sediaan dan kelas terapi dan FIFO
pada wadah lain, maka harus terjamin keamanan dan menyebabkan Obat serta disusun secara (First In First Out)
dicegah terjadinya kontaminasi stabilitasnya. kontaminasi alfabetis.
dan harus ditulis informasi yang
jelas pada wadah baru. Wadah
sekurang- kurangnya memuat
nama Obat, nomor batch dan
tanggal kadaluwarsa.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016


PEMUSNAHAN
OBAT
PEMUSNAHAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN PREKURSOR

Pemusnahan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi hanya


dilakukan dalam hal:

a. diproduksi tanpa memenuhi standar dan persyaratan yang berlaku


dan/atau tidak dapat diolah kembali;

b. telah kadaluarsa;

c. tidak memenuhi syarat untuk digunakan pada pelayanan


kesehatan dan/atau untuk pengembangan ilmu pengetahuan,
termasuk sisa penggunaan;

d. dibatalkan izin edarnya; atau

e. berhubungan dengan tindak pidana.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015


PEMUSNAHAN & PENARIKAN
 Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan bentuk sediaan. Pemusnahan Obat
kadaluwarsa atau rusak yang mengandung narkotika atau psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Pemusnahan Obat selain narkotika dan psikotropika dilakukan oleh
Apoteker dan disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat izin praktik atau surat izin kerja.
Pemusnahan dibuktikan dengan berita acara pemusnahan menggunakan Formulir 1 sebagaimana terlampir.

 Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat dimusnahkan. Pemusnahan Resep
dilakukan oleh Apoteker disaksikan oleh sekurang-kurangnya petugas lain di Apotek dengan cara dibakar atau
cara pemusnahan lain yang dibuktikan dengan Berita Acara Pemusnahan Resep menggunakan Formulir 2
sebagaimana terlampir dan selanjutnya dilaporkan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.
 Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang tidak dapat digunakan harus
dilaksanakan dengan cara yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

 Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi standard/ketentuan peraturan perundang-undangan dilakukan
oleh pemilik izin edar berdasarkan perintah penarikan oleh BPOM (mandatory recall) atau berdasarkan inisiasi
sukarela oleh pemilik izin edar (voluntary recall) dengan tetap memberikan laporan kepada Kepala BPOM.

 Penarikan Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan terhadap produk yang izin edarnya dicabut
oleh Menteri.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016
ALAT
KESEHATAN
Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin,
implan yang tidak mengandung obat yang digunakan
untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan
meringankan penyakit, merawat orang sakit serta
memulihkan kesehatan pada manusia dan atau untuk
membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.

DEFINISI
PENGGOLONGAN ALAT KESEHATAN

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 116/SK/79 :
1. Preparat untuk pemeliharaan dan perawatan
kesehatan
2. Pestisida dan insektisida pembasi hama
manusia dan binatang piaraan
3. Alat kecantikan yang digunakan dalam salon
kecantikan
4. Wadah dari plastik dan kaca untuk obat dan
injeksi, juga karet tutup botol infus
5. Peralatan obstetri dan gynekologi
6. Peralatan anestesi
7. Peralatan dan perlengkapan kedokteran gigi
8. Peralatan dan perlengkapan kedokteran THT
9. Peralatan dan perlengkapan kedokteran mata
LANJUTAN….

10. Peralatan Rumah Sakit


11. Peralatan Kimia
12. Peralatan Hematologi
13. Peralatan Imunologi
14. Peralatan Mikrobiologi
15. Peralatan Patologi
16. Peralatan Toksikologi
17. Peralatan Orthopedi
18. Peralatan Rehabilitasi
19. Peralatan Bedah Umum dan Bedah Plastik
20. Peralatan Kardiologi
21. Peralatan Neurologi
22. Peralatan Gastro Enterologi dan Urologi
23. Peralatan Radiologi
Alat-alat untuk perawatan

Alat-alat yang dipergunakan untuk perawatan baik di rumah atau di


rumah sakit dapat dikelompokan menjadi :

1. Alat Pembalut Luka

2. Alat Perawatan Pasien


1. Alat Pembalut Luka No. Nama
Bahan
Nama Alat Kesehatan

1. ZnO Leukoplas

2. Elastik Handyplas, Band Aid,


a. Plester Elastikon

Fungsi : untuk menutupi luka dilengkapi pelekat 3. Sutera Leukosilk


Berdasarkan bahannnya Plester dapat dibagi ke
dalam 7 macam, yaitu : 4. Rayon Micropore, Dermisel

5. Kertas Leukopor, Dermilite

6. Plastik Leukofix, Transfor

7. Plastik Setonplast, Blenderm


Waterprof
2. Alat Perawatan Pasien

Botol Panas/ Buli-buli Panas. Ice Bag (Ing.) Eskap (Ind.)

Fungsi : untuk kompres panas


Fungsi : untuk kompres
dingin.

Pompa Susu (Ind.) Air Cusion (Ing.)


Fungsi : untuk membantu Fungsi : sebagai tempat
memompa air susu keluar dari duduk pada penderita
payudara wanita yang sedang wasir/ ambeien.
menyusui.
LANJUTAN…

Colostomy Bag Bedpan

Fungsi : untuk menampung feses Fungsi : untuk menampung


pada pasien setelah operasi colon feses pada pasien yang tidak
boleh/bisa ke WC.

Pus basin, Emesis basin Pelindung Puting Susu


Fungsi : untuk menampung Fungsi : untuk melindungi
muntah, nanah, kapas bekas putting susu yang lecet pada
dll. waktu menyusui sehingga si
bayi dapat menghisap air susu
melewati alat tsb.
3. Alat Untuk Tindakan Medis

Feeding Tube
Fungsi : untuk nutrisi/
pemberian cairan
makanan melalui mulut
Urine Bag atau hidung.
Fungsi : untuk
menampung urine yang
dihubungkan dengan
Cathether Balloon Cathether/
Fungsi : untuk Foley Cathether untuk
mengeluarkan/ mengeluarkan/
pengambilan urine pengambilan urine pada
sistem tertutup
3. Alat Untuk Tindakan Medis

Spuit / Syringe
Fungsi : untuk
menyuntik

Infusion set
Fungsi : selang untuk
pemberian cairan infus

Wing needle
Fungsi : sebagai
perpanjangan vena
untuk pemberian cairan
infus atau obat intra
vena dalam jangka
lama.
Alat Untuk Diagnosa Penyakit

Thermometer klinik Sphygmomanometer Stethoscope binaural


Fungsi : untuk mengukur Fungsi : untuk mendengar bunyi
Fungsi : mengukur suhu tekanan darah organ tubuh mis. jantung, paru-
tubuh/ badan paru

Alat-alat Bedah

Scalpel (Beld.) Bistoury/ Arteri clamp/Haemostatic


Bistouries (Ing.) Pisau operasi Forceps
(Ind.)
Fungsi: digunakan untuk
Fungsi : pegangan pisau menjepit (memegang dan
operasi menekan)
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015


Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA tahun 2019 BAB III Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai
THANK YOU 

Anda mungkin juga menyukai