KEFARMASIAN
DAN
PENGGUNAAN
OBAT
(PKPO)
1
8 (Fokus area) 16 standar, 61 EP
• Standar Pelayanan Kefarmasian meliputi pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan
medis habis pakai (BMHP), serta pelayanan farmasi klinik.
• Pengaturan Standar Pelayanan Kefarmasian di rumah sakit bertujuan untuk:
1. Meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian
2. Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian
3. Melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional dalam rangka
keselamatan pasien (patient safety).
• Sistem pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat di rumah sakit dirancang, diimplementasikan, dan
dilakukan peningkatan mutu secara berkesinambungan terhadap proses-proses: pemilihan,
perencanaan dan pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, peresepan/permintaan obat/instruksi
pengobatan, penyalinan (transcribing), penyiapan, pemberian dan pemantauan terapi obat.
• Masalah resistansi antimikroba merupakan masalah global yang disebabkan penggunaan antimikroba
yang berlebihan dan tidak tepat. Untuk mengurangi laju resistansi antimikroba dan meningkatkan
patient outcome, maka rumah sakit harus melaksanakan program pengendalian resistansi antimikroba
sesuai peraturan perundang-undangan. Salah satu program kerja yang harus dilakukan adalah
optimalisasi penggunaan antimikroba secara bijak melalui penerapan penatagunaan antimikroba
(PGA).
STANDAR PKPO 1
Sistem pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat dikelola untuk memenuhi kebutuhan
pasien sesuai dengan peraturan perundang-undangan
STANDAR PKPO 2
Rumah sakit menetapkan dan menerapkan formularium yang digunakan
untuk peresepan/permintaan obat/instruksi pengobatan.
Obat dalam formularium senantiasa tersedia di rumah sakit.
STANDAR PKPO 3
Rumah sakit menetapkan dan menerapkan regulasi penyimpanan
sediaan farmasi dan BMHP disimpan dengan benar dan aman
sesuai peraturan perundang-undangan dan standar profesi.
Dokumen
Laporan penggunaan Narkotik dan psikotropik
Narkotika dan psikotropika PP
P sesuai peraturan perundang-undangan.
disimpan dan dilaporkan 10
Kepala Instalasi Farmasi
E b. penggunaannya sesuai peraturan 5
N perundang-undangan.
Observasi
0
Y Rumah sakit
Tempat penyimpanan obat Narkotika dan
menetapkan PL
I psikotropika sesuai peraturan perundang-
dan
M menerapkan
undangan
P Rumah sakit melaksanakan - Kepala Instalasi
regulasi
A supervisi secara rutin oleh 10
penyimpanan Farmasi Dokumen
apoteker untuk memastikan - Apoteker 5
N c.
penyimpanan sediaan farmasi
PP Hasil pelaksanaan supervisi oleh apoteker
0
A - Staf instalasi farmasi tempat penyediaan sediaaan farmasi dan BMHP
dan BMHP dilakukan dengan
N benar dan aman.
Regulasi
Obat dan BMHP untuk kondisi Pengelolaan obat dan BMHP
emergensi yang tersimpan di emergensi di luar instalasi farmasi
luar Instalasi Farmasi termasuk dikelola secara seragam dalam hal
di ambulans dikelola secara - Kepala Instalasi Farmasi penyimpanan, pemantauan,
Rumah sakit 10
seragam dalam hal - Apoteker penggantian karena digunakan,
P menetapkan dan a. PK
Penyimpanan, pemantauan, - Staf instalasi farmasi rusak atau kedaluwarsa, dan
E menerapkan 0
penggantian karena dilindungi dari kehilangan dan
N regulasi digunakan, rusak atau pencurian (Pedoman Pelayanan
Y pengelolaan obat, kedaluwarsa, dan dilindungi Farmasi).
I dan BMHP untuk dari kehilangan dan pencurian.
M kondisi emergensi
P yang disimpan di
A luar Instalasi
N Farmasi untuk Wawancara
A memastikan selalu PP Penjelasan tentang tata laksana
N tersedia, dimonitor obat emergensi
Rumah sakit menerapkan tata -Kepala Instalas Farmasi 10
dan aman.
laksana obat emergensi untuk -Kepala unit pelayanan 5
b.
meningkatkan ketepatan dan 0
kecepatan pemberian obat. Observasi
PL Daftar obat emergensi di setiap
tempat penyimpanan
Dokumen
10
Rumah sakit menerapkan PP Pelaksanaan dan berita acara
d. Kepala instalasi farmasi
pemusnahan sediaan farmasi dan BMHP
5
proses pemusnahan 0
sediaan farmasi dan
BMHP.
STANDAR PKPO 4
Rumah sakit menetapkan dan menerapkan
regulasi rekonsiliasi obat.
• Untuk mencegah terjadinya kesalahan obat (medication error) akibat adanya diskrepansi
(perbedaan) tersebut, maka rumah sakit harus menetapkan dan menerapkan proses
rekonsiliasi obat.
• Rekonsiliasi obat di rumah sakit adalah proses membandingkan daftar obat yang
digunakan oleh pasien sebelum masuk rumah sakit dengan obat yang diresepkan
pertama kali sejak pasien masuk, saat pindah antar unit pelayanan (transfer) di dalam
rumah sakit dan sebelum pasien pulang.
• Rekonsiliasi obat merupakan proses kolaboratif yang dilakukan oleh dokter, apoteker dan
perawat, serta melibatkan pasien/keluarga.
Regulasi
Rumah sakit menerapkan
- Kepala Instalasi Rekonsiliasi obat saat
rekonsiliasi obat saat
pasien masuk rumah sakit,
P pasien masuk rumah Farmasi 10
- Apoteker pindah antar unit pelayanan
a. sakit, pindah antar unit PK
E pelayanan di dalam - Staf instalasi farmasi di dalam rumah sakit
0
R Rumah sakit dan sebelum pasien pulang
rumah sakit dan sebelum
E menetapkan dan (Pedoman Pelayanan Unit
pasien pulang.
Farmasi)
S menerapkan
E regulasi
P rekonsiliasi obat
- Kepala Instalasi
A
Farmasi
N Hasil rekonsiliasi obat - Apoteker Observasi 10
b. didokumentasikan di PL - Staf instalasi farmasi Bukti rekonsiliasi obat di 5
rekam medis. - Perawat rekam medis. 0
Wawancara
PP - Kepala Instalasi Farmasi Edukasi penggunaan obat pulang
Daftar obat pulang - Apoteker yang diserahkan kepada pasien. 10
diserahkan kepada pasien - Staf instalasi farmasi 5
e.
disertai edukasi 0
penggunaannya. Observasi
PL Bukti pengisian terapi pada surat
kontrol
STANDAR PKPO 5
Rumah sakit menetapkan dan menerapkan regulasi dispensing
sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai sesuai standar
profesi dan peraturan perundang-undangan.
• Penyiapan obat dilakukan oleh staf yang terlatih dalam lingkungan yang aman bagi pasien, staf
dan lingkungan sesuai peraturan perundang-undangan dan standar praktik kefarmasian untuk
menjamin keamanan, mutu, manfaat dan khasiatnya.
• Untuk menghindari kesalahan pemberian obat pada pasien rawat inap, maka obat yang
diserahkan harus dalam bentuk yang siap digunakan, dan disertai dengan informasi lengkap
tentang pasien dan obat.
Regulasi
Telah memiliki sistem distribusi
Sistem distribusi dan dispensing
dan dispensing yang Kepala Instalasi Farmasi 10
yang seragam sesuai peraturan
a. sama/seragam diterapkan di PK
perundang-undangan
rumah sakit sesuai peraturan 0
(Pedoman pelayanan unit
P perundang-undangan.
farmasi)
E
N
Y - Kepala Instalasi Farmasi Dokumen 10
Staf yang melakukan dispensing - Apoteker
I Rumah sakit Bukti pelatihan staf tentang 5
b. sediaan obat non steril PP - Staf instalasi farmasi
A menetapkan dan dispensing sediaan obat non 0
P kompeten. - Perawat
menerapkan steril
A regulasi
N dispensing sediaan
/ Dokumen
farmasi dan bahan
medis habis pakai - Kepala Instalasi Farmasi Bukti pelatihan staf tentang
D Staf yang melakukan dispensing PP 10
sesuai standar - Apoteker dispensing sediaan obat steril
I sediaan obat steril non 5
profesi dan c. - Staf instalasi farmasi non sitostatika
S sitostatika terlatih dan 0
P peraturan - Perawat
kompeten. Observasi tempat
E perundang-
N undangan. PL pencampuran obat steril non
S sitostatika
I
N Dokumen
G PP - Kepala Instalasi Farmasi Bukti pelatihan staf
- Apoteker 10
Staf yang melakukan pencampuran obat sitostatika
- Staf instalasi farmasi 5
d. pencampuran sitostatika terlatih
- Perawat 0
dan kompeten.
Observasi tempat
PL
pencampuran obat sitostatika
Tersedia fasilitas 10
P - Kepala Instalasi Farmasi Observasi
e. dispensing sesuai standar PL 5
E - Staf instalasi farmasi Lihat ruang fasilitas dispensing
praktik kefarmasian. 0
N
Rumah sakit
Y
menetapkan
I
dan
A Telah melaksanakan
menerapkan - Apoteker Observasi 10
P penyerahan obat dalam
regulasi PL - Staf instalasi farmasi Penyerahan obat yang siap 5
A f. bentuk yang siap
dispensing - Perawat diberikan untuk pasien rawat 0
N diberikan untuk pasien
sediaan - Pasien/Keluarga pasien inap
/ rawat inap
farmasi dan
bahan medis
D
habis pakai
I
sesuai Obat yang sudah
S Observasi
standar disiapkan diberi etiket
P Lihat obat untuk pasien telah
profesi dan yang meliputi identitas
E diberi etiket meliputi identitas
peraturan pasien, nama obat, dosis 10
N - Kepala Instalasi Farmasi pasien,nama obat, dosis atau
perundang- atau konsentrasi, cara 5
S g. PL - Staf instalasi farmasi konsentrasi, cara pemakaian,
undangan. pemakaian, waktu 0
I - Perawat waktu pemberian, tanggal
pemberian, tanggal
N dispensing dan tanggal
dispensing dan tanggal
G kedaluwarsa/beyond use date
kedaluwarsa/beyond use
(BUD).
date (BUD).
20