Anda di halaman 1dari 23

STRATEGI UMUM PENATAAN

DAERAH INDONESIA :
SUDUT PANDANG SOSIAL-
EKONOMI
Dosen : Zul Azhar / 4240
NIDN : 0005085905
Sumber : Buku Sjafrizal
Meningkatnya Keinginan
Pemekaran Daerah

a. Adanya keinginan untuk meningkatkan


jangkauan pelayanan publik.
b. Aspek keuangan
c. Aspek politis
Metode Analisa

A. Pemicu Pemekaran Daerah


1. Ketimpangan Pembangunan
2. Luas Daerah
3. Perbedaan Agama
4. Perbedaan Budaya

B. Kelayakan Pemekaran Daerah


1. Kemampuan Keuangan daerah
2. Pertumbuhan Ekonomi Daerah
3. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Bobot dan Skor Faktor Pemicu Pemekaran Daerah
Menurut Faktor Penentu

Faktor Satuan Interval Bobot Skor


A. Pemicu Pemekaran
1. Ketimpangan Pembangunan Indeks <0.20 1
0.20 - 0.40 30 2
>0.40 3

2. Luas Daerah Ribu Km2 <30.0 1


30.0 – 50.0 30 2
>50.0 3

3. Perbedaan Agama Persen <70 3


70-90 20 2
>90 1

4. Perbedaan Budaya Persen <70 3


70-90 20 2
>90 1
Bobot dan Skor Faktor Kelayakan Pemekaran Daerah
Menurut Faktor Penentu

Faktor Satuan Interval Bobot Skor


B. Kelayakan Pemekaran
1. Kemampuan Keuangan daerah Persen <0.50 1
0.50 - 1.0 40 2
>1.0 3

2. Pertumbuhan Ekonomi Daerah Persen <3.00 1


3.00 – 5.00 30 2
>5.00 3

3. Indeks Pembangunan Manusia Persen <65.00 1


(IPM) 65.00-70.00 30 2
>70.00 3
Faktor Pemicu Pemekaran Daerah

Perbedaan
Perbedaan Luas
Etnis Ketimpangan
No Provinsi Agama daerah
(Budaya) Pembangunan
(%) (1000 m2)
(%)
1 NAD 97.3 82.5 0.210 56.5

2 Sumatera Utara 65.4 63.9 0.385 72.4

3 Sumatera Barat 97.8 88.4 0.173 42.2

4 Riau 88.6 59.1 0.250 95.9

5 Jambi 96.2 63.0 0.271 54.3

6 Sumatera Selatan 97.0 68.7 0.195 60.3

7 Bengkulu 97.5 70.0 0.161 20.0

8 Lampung 95.6 25.5 0.152 38.0

9 Bangka-Belitung 87.0 88.9 0.173 16.4

10 Kepulauan Riau dtt dtt 0.179 8.0

11 DKI Jakarta 85.7 27.6 dtt 0.7

12 Jawa Barat 97.6 73.7 0.302 37.0


Lanjutan…
Perbedaan
Perbedaan Luas
Etnis Ketimpangan
No Provinsi Agama daerah
(Budaya) Pembangunan
(%) (1000 m2)
(%)
13 Jawa Tengah 96.8 98.0 0.138 33.0
14 DI. Yogyakarta 91.8 96.81 0.263 3.1
15 Jawa Timur 97.1 78.4 0.412 47.0
16 Banten dtt dtt 0.511 dtt
17 Bali 89.7 92.11 0.118 5.4
18 NTB 96.6 97.8 0.341 20.0
19 NTT 8.8 98.7 0.075 46.1
20 Kalimantan Barat 57.6 80.0 0.272 120.1
21 Kalimantan Tengah 74.1 52.6 0.297 153.5
22 Kalimantan Selatan 97.0 76.3 0.170 39.0
23 Kalimantan Timur 85.0 35.1 0.380 195.0
24 Sulawesi Utara 29.5 97.0 0.152 14.0
Lanjutan…
Perbedaan
Perbedaan Luas
Etnis Ketimpangan
No Provinsi Agama daerah
(Budaya) Pembangunan
(%) (1000 m2)
(%)
25 Sulawesi Tengah 78.4 76.4 0.232 68.0
26 Sulawesi Selatan 89.2 41.9 0.308 46.1
27 Sulawesi Tenggara 95.3 72.5 0.522 37.0
28 Sulawesi Barat dtt dtt dtt 16.8
29 Gorontalo 98.1 97.1 0.308 12.1
30 Maluku 49.0 94.1 0.224 47.3
31 Maluku Utara 85.2 95.2 0.271 40.0
32 Papua 24.1 82.3 0.184 310.0
33 Papua Barat dtt dtt 0.148 dtt

Catatan : dtt = data tak tersedia


Nilai Faktor Pemicu Pemekaran daerah Menurut Propinsi
Di Indonesia 2007
Variabel Pemicu Pemekaran Daerah
Ketimpangan Perbedaan
Luas Perbedaan
Pembangunan Total
Propinsi Daerah Agama Budaya Potensi
Ekonomi Nilai
(30) (20) (20) Pemekaran
(30)
Skor NIlai Skor NIlai Skor NIlai Skor NIlai
NAD 2 60 3 90 1 20 2 40 210 Ada
Sumatera Utara 2 60 3 90 3 60 3 60 270 Ada
Sumatera Barat 1 30 2 60 1 20 2 40 150 TIdak Ada
Riau 2 60 3 90 2 40 3 60 250 Ada
Jambi 2 60 2 60 1 20 3 60 200 Ada
Sumatera Selatan 1 30 3 90 1 20 3 60 200 Ada
Bengkulu 1 30 1 30 1 20 2 40 120 Tidak Ada
Lampung 1 30 2 60 1 20 3 60 170 Tidak Ada
Bangka-Belitung 1 30 1 30 2 40 2 40 140 Tidak Ada
Kepulauan Riau 1 30 1 30 dtt dtt - -
DKI Jakarta - - 1 30 2 40 2 40 - -
Jawa Barat 2 60 2 60 1 20 2 40 180 Tidak Ada
Jawa Tengah 1 30 2 60 1 20 1 20 130 Tidak Ada
DI. Yogyakarta 2 60 1 30 1 20 1 20 130 Tidak Ada
Jawa Timur 3 90 2 60 1 20 2 40 210 Ada
Banten 3 90 1 30 dtt dtt - -
Variabel Pemicu Pemekaran Daerah
Ketimpangan Perbedaan
Luas Perbedaan
Pembangunan Total
Propinsi Daerah Agama Budaya Potensi
Ekonomi Nilai
(30) (20) (20) Pemekaran
(30) (100)
Skor NIlai Skor NIlai Skor NIlai Skor NIlai

Bali 1 30 1 30 2 40 1 20 120 Tidak Ada


NTB 2 60 1 30 1 20 1 20 130 Tidak Ada
NTT 1 60 2 60 3 60 1 20 200 Ada
Kalimantan Barat 2 60 3 90 3 60 2 40 250 Ada
Kalimantan Tengah 2 60 3 60 2 40 3 60 220 Ada
Kalimantan Selatan 1 30 2 60 1 20 2 40 150 Tidak Ada
Kalimantan Timur 2 60 3 90 2 40 3 60 250 Ada
Sulawesi Utara 1 30 1 30 2 40 1 20 120 Tidak Ada
Sulawesi Tengah 2 60 3 90 2 40 2 40 230 Ada
Sulawesi Selatan 2 60 2 60 2 40 3 60 220 Ada
Sulawesi Tenggara 3 90 2 60 1 20 2 40 210 Ada
Sulawesi Barat dtt 1 30 dtt dtt - -
Gorontalo 2 60 1 30 1 20 1 20 130 Tidak Ada
Maluku 2 60 2 60 3 60 1 20 210 Ada
Maluku Utara 2 60 2 60 2 40 1 20 180 Tidak Ada
Papua 1 30 3 90 2 40 2 40 200 Ada
Papua Barat dtt dtt dtt dtt - -
Faktor Penentu Kelayakan
Pemekaran Daerah
Rasio Laju Indeks
Kapasitas dan Pertumbuhan Pembangunan
No Propinsi
kebutuhan Fiskal Ekonomi Manusia
2005 2001-2005 2005
1 NAD 0.305 -1.64 69.05
2 Sumatera Utara 0.528 4.91 72.03
3 Sumatera Barat 0.260 4.96 71.19
4 Riau 1.234 2.72 73.63
5 Kepulauan Riau 0.457 6.52 72.23
6 Jambi 0.301 5.69 70.95
7 Sumatera Selatan 0.505 3.74 70.23
8 Bengkulu 0.101 5.09 69.09
9 Lampung 0.328 4.76 68.85
10 Bangka-Belitung 0.151 6.19 70.68
11 DKI Jakarta 3.649 5.32 76.07
12 Jawa Barat 0.777 4.66 69.93
13 Jawa Tengah 0.507 4.52 69.78
14 DI. Yogyakarta 0.287 4.67 73.50
15 Jawa Timur 0.697 4.80 69.42
Rasio Laju Indeks
Kapasitas dan Pertumbuhan Pembangunan
No Propinsi
kebutuhan Fiskal Ekonomi Manusia
2005 2001-2005 2005
16 Banten 0.578 4.93 68.80
17 Bali 0.397 4.06 69.78
18 Kalimantan Barat 0.144 3.95 66.20
19 Kalimantan Tengah 0.109 4.92 73.22
20 Kalimantan Selatan 0.329 4.54 67.44
21 Kalimantan Timur 1.262 2.57 72.94
22 Sulawesi Utara 0.129 3.56 74.21
23 Sulawesi Tengah 0.093 6.29 68.47
24 Sulawesi Selatan 0.362 5.16 68.06
25 Sulawesi Tenggara 0.093 6.81 67.52
26 Gorontalo 0.043 6.57 67.46
27 Sulawesi Barat 0.080 dtt 65.72
28 NTB 0.171 4.56 62.42
29 NTT 0.101 4.41 63.59
30 Maluku 0.064 3.33 69.24
31 Maluku Utara 0.064 3.55 66.95
32 Papua 0.264 7.43 64.83
33 Papua Barat 0.115 5.36 62.08
Nilai Kelayakan Pemekaran daerah Menurut Propinsi Di Indonesia
Rasio
Pertumbuhan Indeks
Kapsitas dan
Ekonomi Pembangunan
Kebutuhan
2001-2005 manusia Total
Fiskal 2005 Potensi
Propinsi (30) (30) Nilai
(40) Pemekaran

Skor NIlai Skor NIlai Skor NIlai

NAD 1 30 2 60 1 40 130 Tidak Layak


Sumatera Utara 2 60 3 90 2 80 230 Layak
Sumatera Barat 2 60 3 90 1 40 190 Tidak Layak
Riau 1 30 3 90 3 120 240 Layak
Kepulauan Riau 3 90 3 90 2 80 260 Layak
Jambi 3 90 3 90 1 40 220 Layak
Sumatera Selatan 2 60 3 90 2 80 230 Layak
Bengkulu 3 90 2 60 1 40 190 Tidak Layak
Lampung 2 60 2 60 1 40 180 Tidak Layak
Bangka-Belitung 3 90 3 90 1 40 220 Layak
DKI Jakarta 3 90 3 90 3 120 300 Layak
Jawa Barat 2 60 2 60 2 80 200 Layak
Jawa Tengah 2 60 2 60 2 80 200 Layak
DI. Yogyakarta 2 60 3 90 1 40 190 Tidak Layak
Rasio
Pertumbuhan Indeks
Kapsitas dan
Ekonomi Pembangunan
Kebutuhan
2001-2005 manusia Total
Fiskal 2005 Potensi
Propinsi (30) (30) Nilai
(40) Pemekaran

Skor NIlai Skor NIlai Skor NIlai

Bali 2 60 2 60 1 40 160 Tidak Layak


Kalimantan Barat 2 60 2 60 1 40 160 Tidak Layak
Kalimantan Tengah 2 60 3 90 1 40 190 Tidak Layak
Kalimantan Selatan 2 60 2 60 1 40 160 Tidak Layak
Kalimantan Timur 1 30 3 90 3 120 240 Layak
Sulawesi Utara 2 60 3 90 1 40 190 Tidak Layak
Sulawesi Tengah 3 90 2 60 1 40 190 Tidak Layak
Sulawesi Selatan 2 60 2 60 1 40 160 Tidak Layak
Sulawesi Tenggara 3 90 2 60 1 40 190 Tidak Layak
Gorontalo 3 90 2 60 1 40 190 Tidak Layak
Sulawesi Barat - - 2 60 1 40 - -
NTB 2 60 1 30 1 40 130 Tidak Layak
NTT 2 60 1 30 1 40 130 Tidak Layak
Maluku 2 60 2 60 1 40 160 Tidak Layak
Maluku Utara 2 60 2 60 1 40 160 Tidak Layak
Papua 3 90 1 30 1 40 160 Tidak Layak
Perkiraan Jumlah Propinsi Max.
Di Indonesia Sampai Dengan Tahun 2025
Potensi Tingkat Tambahan Jumlah
No Propinsi
Pemekaran Kelayakan Propinsi Baru Propinsi
1 NAD Ada Tidak Layak - 1
2 Sumatera Utara Ada Layak 2 3
3 Sumatera Barat Tidak Ada Tidak Layak - 1
4 Riau Ada Layak 1 2
5 Jambi Ada Layak 1 2
6 Sumatera Selatan Ada Layak 1 2
7 Bengkulu Tidak Ada Tidak Layak - 1
8 Lampung Tidak Ada Tidak Layak - 1
9 Bangka-Belitung Tidak Ada Layak - 1
10 Kepulauan Riau Tidak Ada Layak - 1
11 DKI Jakarta Tidak Ada Layak - 1
12 Jawa Barat Tidak Ada Layak - 1
13 Jawa Tengah Tidak Ada Layak - 1
14 DI. Yogyakarta Tidak Ada Tidak Layak - 1
15 Jawa Timur Ada Layak 1 2
16 Banten Tidak Ada Layak - 1
17 Bali Tidak Ada Tidak Layak - 1
Lanjutan…
Potensi Tingkat Tambahan Jumlah
No Propinsi
Pemekaran Kelayakan Propinsi Baru Propinsi
18 Kalimantan Barat Ada Tidak Layak - 1
19 Kalimantan Tengah Ada Tidak Layak - 1
20 Kalimantan Selatan Tidak Ada Tidak Layak - 1
21 Kalimantan Timur Ada Layak 1 2
22 Sulawesi Utara Tidak Ada Tidak Layak - 1
23 Sulawesi Tengah Ada Tidak Layak - 1
24 Sulawesi Selatan Tidak Ada Tidak Layak - 1
25 Sulawesi Tenggara Tidak Ada Tidak Layak - 1
26 Sulawesi Barat Tidak Ada Tidak Layak - 1
27 NTB Tidak Ada Tidak Layak - 1
28 NTT Ada Tidak Layak - 1
29 Gorontalo Tidak Ada Tidak Layak - 1
30 Maluku Ada Tidak Layak - 1
31 Maluku Utara Tidak Ada Tidak Layak - 1
32 Papua Ada Tidak Layak - 1
33 Papua Barat Tidak Ada Tidak Layak - 1
Jumlah 7 40
Kebijakan dan Prosedur
Pemekaran Daerah
Masalah yang sering timbul akibat pemekaran wilayah :
(1). Kurang lancarnya administrasi pemerintah karena
relatif rendahnya kualitas sumberdaya manusia yang
terdapat pada daerah pemekaran bersangkutan
(2). Kesulitan keuangan daerah karena rendahnya rasio
kapasitas dan kebutuhan fiskal yang kemudian
mengakibatkan pelayanan publik dan pelaksanaan
pembangunan belum dapat dilakukan secara optimal
(3). Kegiatan ekonomi pada daerah asal mundur karena
sebahagian potensi ekonomi daerah termasuk ke
dalam daerah pemekaran
(4). Terjadi konflik sosial karena sebahagian masyarakat
tidak setuju dengan pemekaran yang telah dilakukan.
Kebijakan Umum Pemekaran Daerah

Kriteria kelayakan pemekaran daerah dari sudut


pandang sosial-ekonomi yang hurus dipenuhi :
(a).Rasio kapasitas dan kebutuhan fiskal ≥ 1 untuk
menjaga kemampuan keuangan daerah otonom
baru.
(b).Pertumbuhan ekonomi daerah ≥ 5% untuk
menjaga agar pemekaran daerah tidak
menyebabkan menurunnya pertumbuhan
ekonomi pada daerah otonom baru.
(c). Indeks Pembangunan Manusia ≥ 70 untuk
menjaga agar pelaksanaan pemerintahan dan
kegiatan pembangunan pada daerah otonom baru
nantinya akan dapat terlaksana dengan baik
Prosedur Pelaksanaan Pemekaran

(1).Usul pemekaran daerah sebaiknya berasal


dari pemerintah
(2).Pengusulan harus memenuhi persyaratan
administrasi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
(3).Prosedur yang dilaksanakan dalam menjaring
aspirasi masyarakat harus jelas dan
transparan
(4).Persetujuan pemekaran daerah diberikan
secara bertahap
Lanjutan…

(5).Setelah pemekaran daerah berjalan dengan


baik dan aman selama lebih kurang 5 tahun
perlu dilakukan evaluasi oleh departemen
dalam negri dan Dewan Pertimbangan
Otonomi daerah (DPOD) untuk menilai kinerja
dari daerah tersebut.
(6).Bila hasil evaluasi ternyata baik dan tidak
terdapat aspek yang menghawatirkan, status
daerah pemekaran tersebut dapat dinaikkan
menjadi daerah permanen dan ditetapkan
dengan undang-undang
Tugas Saudara
• Buatlah perhitungan seperti yang dijelaskan
di PPT ini untuk kasus Kabupaten dan Kota di
Sumatera Barat.
• Setelah diukur Kabupaten dan Kota mana
yang wajar di mekarkan.
• Hitunglah Berkelompok ;
a) Kabupaten Agam
b) Kabupaten Pesisir Selatan
c) Kota Bukittinggi
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai