Anda di halaman 1dari 15

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI

Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang


Penyusunan Kajian Fungsi Jalan

BAB II GAMBARAN UMUM


WILAYAH

2.1. BATAS ADMINISTRATIF DAN LETAK GEOGRAFIS

Kabupaten Ngawi merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Pulau Jawa
bagian Timur. Merupakan salah satu dari 38 Kabupaten/kota yang membagi habis
wilayah Provinsi Jawa Timur.
Kabupaten Ngawi berada di sebelah Selatan Khatulistiwa, terletak pada 110 010’-
111040’ Bujur Timur dan 7021’-7031” Lintang Selatan dengan batas wilayah sebagai
berikut:
Utara : Kabupaten Grobogan, Kabupaten Blora (Provinsi Jawa tengah)
Timur : Kabupaten Madiun
Selatan : Kabupaten Madiun dan Kabupaten Magetan
Barat : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sragen (Jawa Tengah)
Kabupaten Ngawi memiliki luas 1.295.98 km 2, dengan wilayah terluas terdapat pada
Kecamatan Karanganyar 138.29 km2. Hamparan wilayah Kabupaten Ngawi merupakan
daerah dengan ketinggian rata-rata ±100 meter di atas permukaan air laut, dengan
distribusi wilayah menurut ketinggian yaitu:
1. 63.16 persen kecamatan berada pada ketinggian antara <100 meter di atas
permukaan air laut
2. 21.05 persen kecamatan berada pada ketinggian antara <300 meter di atas
permukaan air laut; dan
3. 15.79 persen kecamatan berada pada ketinggian antara 100->200 meter di atas
permukaan laut.
Ada 4 kecamatan yang wilayahnya berada pada ketinggian > 300 meter di atas
permukaan air laut. Detail data tinggi wilayah berdasarkan kecamatan di Kabupaten
Ngawi akan ditampilkan pada tabel 2.1.

II-1
Penyusunan Kajian Fungsi Jalan Kabupaten Ngawi 2020

Gambar 2. 1 Peta Administratif Kabupaten Ngawi

II-2
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Kajian Fungsi Jalan Kabupaten Ngawi 2020

Tabel 2. 1 Luas Wilayah Berdasarkan Kecamatan


Luas
Kecamatan Tinggi Wilayah
(Km²)
Sine 80,22 465,00
Ngrambe 57,49 431,20
Jogorogo 65,84 397,60
Kendal 84,56 331,00
Geneng 52,52 84,00
Gerih 34,52 100,50
Kwadungan 30,30 83,70
Pangkur 29,41 83,00
Karangjati 66,67 95,50
Bringin 62,62 98,30
Padas 50,22 80,80
Kasreman 31,49 82,90
Ngawi 70,56 95,00
Paron 101,14 82,60
Kedunggalar 129,65 111,40
Pitu 56,01 73,80
Widodaren 92,26 108,00
Mantingan 62,21 90,00
Karanganyar 138,29 96,00
  1295,98 157,38
Sumber: Kabupaten Ngawi Dalam Angka, 2020
2.2. KONDISI FISIK

2.2.1. Kondisi Topografi


Kabupaten Ngawi berbatasan dengan Kabupaten Grobogan, Kabupaten Blora
(keduanya termasuk wilayah Provinsi Jawa Tengah), dan Kabupaten Bojonegoro di utara,
Kabupaten Madiun di timur, Kabupaten Magetan dan Kabupaten Madiun di selatan, serta
Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar (keduanya termasuk wilayah Provinsi
Jawa Tengah) di barat. Bagian utara merupakan perbukitan, bagian dari Pegunungan
Kendeng. Bagian barat daya adalah kawasan pegunungan, bagian dari sistem Gunung
Lawu. Tercatat 4 kecamatan terletak pada dataran tinggi yaitu Sine, Ngrambe, Jogorogo
dan Kendal yang terletak di kaki Gunung Lawu.
Kabupaten Ngawi Merupakan dataran rendah dan dataran tinggi dengan ketinggian
antara 81 – 465 Meter dari permukaan air laut. Tekstur tanah di Kabupaten Ngawi
cenderung sedang dan halus dengan prosentase 64.58 % untuk tekstur tanah sedang dan
35.42 % untuk tekstur tanah halus.

II-3
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Kajian Fungsi Jalan Kabupaten Ngawi 2020

2.2.2. Iklim
Seperti wilayah lain di Indonesia yang berada di garis khatulistiwa, Kabupaten
Ngawi memiliki 2 jenis musim, musim penghujan dan musim kemarau. Musim
penghujan terjadi pada bulan januari sampai juni dan musim kemarau terjadi pada bulan
juli sampai dengan September.
Curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan geografi dan
perputaran/pertemuan arus udara. Oleh karena itu jumlah curah hujan beragam menurut
bulan dan letak stasiun pengamat.
Tabel 2. 2 menampilkan data curah hujan Kabupaten Ngawi selama 12 bulan yang
diamati pada 26 stasiun penangkar berbeda. Nilai rata-rata curah hujan Kabupaten Ngawi
tertinggi terjadi pada bulan Desember yaitu sebesar 20.74 mm 3. Bila ditinjau dari stasiun
penangkarnya, curah hujan tertinggi terjadi pada Bulan Maret di Stasiun Kd. Urung
sebesar 47.50 mm3. Lebih lengkapnya data curah hujan dapat dilihat pada Tabel 2. 2
Curah Hujan (mm3) Menurut Lokasi Penangkar Kabupaten Blitar.

II-4
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Kajian Fungsi Jalan Kabupaten Ngawi 2020

Tabel 2. 2 Curah Hujan (mm3) Menurut Lokasi Penangkar Kabupaten Blitar


Lokasi Bulan
No
Penangkar Hujan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Mantingan 24.07 26.00 30.60 27.38 - - - - - - 7.67 38.00
2 Ngrambe 15.83 12.53 21.50 19.00 - - - - - - 15.43 20.48
3 Tretes 19.35 13.75 23.95 15.64 - - - - - - 8.75 30.35
4 Kd. Urung 14.00 11.80 47.50 30.75 - - - - - - 15.83 16.53
5 Kedunggalar 13.36 16.89 10.19 10.29 22.00 - - - - - 12.11 15.29
6 Walikukun 23.41 28.93 15.71 18.08 - - - - - - 21.67 25.00
7 Jogorogo 9.75 18.30 10.00 10.33 13.67 - - - - - 10.57 9.44
8 Bekoh 8.29 9.56 11.43 7.50 4.00 - - - - - 14.14 20.21
9 Kendal 11.00 18.16 15.00 20.31 15.00 - 78.00 - - - 15.00 18.62
10 Kedung Bendo 25.87 23.50 26.17 20.67 30.67 - - - - - 31.22 22.09
11 Soco 11.50 13.53 8.12 9.00 13.50 - - - - - 9.25 11.14
12 Ngale 12.00 19.44 8.10 14.20 19.40 - - - - - 16.00 21.00
13 Paron 12.18 20.41 13.44 16.14 25.00 - - - 8.16 - 18.50 20.79
14 Mardiasri 11.62 15.87 13.21 19.38 18.00 - - - - - 24.89 16.79
15 Padas 19.67 15.33 26.86 23.25 21.00 - - - - - 20.00 33.13
16 Karangjati 6.64 18.77 17.72 14.00 9.50 - - - - - 12.60 23.93
17 Sambiroto 12.27 16.18 18.45 8.60 25.33 - - - - - 13.80 16.31
18 Babadan 13.43 9.93 31.17 15.00 - - - - - - 18.50 25.05
19 Begal 11.69 11.74 11.65 12.50 17.50 - - - - - 14.25 11.96
20 Papungan 11.00 12.61 11.82 6.25 10.20 - - - - - 7.75 11.43
21 Kricak 15.58 12.56 8.24 7.50 13.00 - - - - - 9.00 12.77
22 Guyung 16.00 23.11 16.19 17.50 23.00 - 5.00 - - - 28.60 20.25
23 Sudhono 14.15 14.48 18.76 14.77 36.50 - 2.00 - - - 28.71 13.47
24 Budug 30.71 32.25 50.80 24.00 - - - - - - 20.50 37.22
25 Keras Kulon 18.08 25.76 26.41 33.10 24.50 - 3.00 - - - 20.67 21.00
26 Sangiran 12.53 12.36 21.84 9.04 22.63 - - - - - 18.55 26.99
Rata-Rata Curah Hujan 26,69 17,45 19,80 16,31 19,18 - 22,00 - 8,16 - 16,69 20,74
Sumber : Kabupaten Ngawi Dalam Angka 2020

II-5
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Kajian Fungsi Jalan Kabupaten Ngawi 2020

2.3. KONDISI TRANSPORTASI

Jalan merupakan salah satu infrastruktur yang menjadi indicator berkembangnya


suatu daerah. Jalan dibagi menjadi 3 jenis yaitu jalan Negara, jalan provinsi, dan jalan
kabupaten. Sementara menurut jenisnya dibedakan menjadi permukaan aspal, kerikil,
tanah dan tidak terinci. Sedangkan kondisi jalan dikelompokkan ke dalam keadaan baik,
sedang, rusak dan rusak berat.
Tabel 2. 3 Panjang Jalan Menutur Tingkat Kewenangan Pemerintahan di Kabupaten
Ngawi (km), 2017 - 2019
Tingkat
Kewenangan 2017 2018 2019
Pemerintah
Negara 90.72 90.72 90.72
Provinsi - - -
Kabupaten/Kota 744.17 744.17 744.17
Jumlah 834.89 834.89 834.89

Tabel 2. 4 Panjang Jalan (Jalan Kabupaten) Menurut Jenis Permukaan, Kondisi &
Kelas Jalan (Km)
Kondisi Jalan 2014 2015 2018
Jenis Permukaan Jalan
Aspal 724.559 727.529 545.968
Kerikil/Makadam 22.829 22.829 -
Tanah 1.000 1.000 120.507
Lainnya 86.503 86.533 168.416
Jumlah 834.891 837.891 834.891
Kondisi Jalan
Baik 228.473 268.335 186.654
Sedang 183.943 145.387 320.758
Rusak Ringan 138.014 105.99 114.451
Rusak Berat 193.741 224.459 122.308
Jumlah 744.171 744.171 744.171

Panjang jalan Kabupaten di Kabupaten Ngawi tahun 2019 adalah 839,89 Km dengan
kondisi jalan baik sebesar 186,65 Km sedangkan jalan yang telah diaspal sepanjang
545,97 Km.

II-6
Laporan Pendahuluan
2.4. KEBIJAKAN TRANSPORTASI

Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana transportasi di Kabupaten Ngawi


meliputi jaringan jalan dan jaringan kereta api. Sedangkan system jaringan transportasi
udara di wilayah udara Kabupaten Ngawi merupaka bagian territorial dari wilayah
pertahanan udara Republik Indonesia sehingga tertutup untuk transportasi. Jaringan jalan
meliputi sistem jaringan jalan, fungsi jalan, status jalan, kelas jalan, prasarana terminal
penumpang dan barang, serta angkutan massal perkotaan.
2.4.1 Rencana Sistem Jaringan Jalan
Pembahasan mengenai prasarana jalan pada subbbab ini meliputi 3 hal sebagai
berikut:
1. Status Jalan
Berdasarkan statusnya, jaringan jalan dapat dibedakan menjadi jalan nasional,
jalan propinsi dan jalan kabupaten/kota.
2. Fungsi Jalan
Berdasarkan fungsinya, jaringan jalan dibedakan menjadi jalan arteri, jalan
kolektor, jalan lokal dan jalan lingkungan.
3. Sistem Jaringan Jalan
Berdasarkan sistemnya, jaringan jalan dibedakan menjadi jalan primer dan jalan
sekunder.
Rencana pengembangan prasarana jalan di wilayah Kabupaten Ngawi meliputi
arahan pengembangan bagi jalan nasional, jalan bebas hambatan (tol) , jalan nasional
bukan jalan bebas hambatan, jalan provinsi, jalan lintas Kabupaten dan jalan lingkar.
Dalam subbab ini hanya akan dibahas mengenai jaringan jalan yang memiliki
klasifikasi fungsi primer. Jaringan jalan yang memiliki klasifikasi fungsi primer di
Kabupaten Ngawi, meliputi:
1. Rencana jaringan jalan nasional yang berfungsi sebagai:
a. Jalan nasional sebagai jalan Arteri Primer meliputi : jalan Mantingan – Batas
Kota Ngawi, Jalan Gubernur Suryo, Jalan PB. Sudirman, Jalan Basuki
Rahmat, Jalan Sukowati, Jalan Batas Kota Ngawi – Batas Kab. Madiun.
b. Jalan nasional yang dikembangkan sebagai jalan kolektor primer : meliputi
ruas jalan A. Yani, Jalan Klitik – Banyakan, Jalan Lombok, Jalan Batas
Kota Ngawi – Batas Kab. Magetan, Jalan Padangan – Batas Kab. Ngawi,
Batas Kab. Bojonegoro – Batas Kota Ngawi dan Jalan Raya Padangan.
2. Rencana jaringan jalan kabupaten yang berfungsi sebagai jalan lokal primer,
meliputi:

II-7
Laporan Pendahuluan
a. Jalan-jalan yang menghubungkan antar kecamatan dan menghubungkan
sistem perkotaan;
b. Rencana pengembangan jalan lingkar (ring road) utara ngawi;
c. Jalan-jalan utama yang menghubungkan antara jalan lingkar (ring road),
jalan arteri primer dan jalan kolektor primer dengan jalan-jalan yang
menghubungkan sistem perkotaan;
d. Rencana pengembangan jalan lokal primer yang berfungsi sebagai
jalan lintas strategis kabupaten dan jalan penghubung antar kabupaten,
meliputi :
1) Jalan yang menghubungkan Kabupaten Ngawi dengan Kabupaten
Bojonegoro.
2) Jalan yang menghubungkan Kabupaten Ngawi dengan Kabupaten Blora.
3) Jalan yang menghubungkan Kabupaten Ngawi dengan Kabupaten
Grobogan.
4) Jalan yang menghubungkan Kabupaten Ngawi dengan Kabupaten
Karanganyar.
3. Rencana pengembangan jalan bebas hambatan meliputi : ruas jalan bebas
hambatan Solo – Mantingan – Ngawi dan Ngawi – Kertosono.
4. Mengendalikan secara ketat pemanfaatan ruang dan kecenderungan perubahan
fungsi ruang di sepanjang jalan arteri primer.

2.4.2 Rencana Prasarana Lalu Lintas


Berdasarkan Undang-undang no 22 tahun 2009, Prasarana lalu lintas dan angkutan
adalah ruang lalu lintas, terminal dan perlengkapan jalan yang meliputi marka, rambu,
alat pemberi isyarat lalu lintas, alat pengendali dan pengaman jalan serta fasilitas
pendukung. Keberadaan prasarana lalu lintas sangat penting karena merupakan Ruang
Lalu Lintas Jalan untuk pergerakan kendaraan dan orang. Rencana prasarana lalu lintas di
Kabupaten Ngawi meliputi beberapa hal sebagai berikut:
1. Rencana pengembangan terminal penumpang, meliputi:
a. Memperbaiki, meningkatkan pelayanan dan mengembangkan terminal Tipe
C, di Ngrambe, Geneng, Karangjati dan Gendingan;
b. Memperbaiki, meningkatkan pelayanan dan mengembangkan terminal
barang di Kecamatan Ngawi, Mantingan dan Karangjati;
c. Memelihara dan meningkatkan pelayanan Terminal Kertonegoro Tipe A di
tepi jalan lingkar Kecamatan Ngawi; dan
d. Peningkatan infrastruktur pendukung pelayanan terminal yang memadai.

II-8
Laporan Pendahuluan
2. Rencana pengembangan terminal barang, meliputi:
a. Memperbaiki, meningkatkan pelayanan dan mengembangkan terminal
barang di Kecamatan Ngawi, Mantingan dan Karangjati;
b. Peningkatan infrastruktur pendukung pelayanan terminal yang memadai.
3. Rencana jaringan trayek angkutan penumpang akan dikembangkan untuk
menghubungkan jalur antar kecamatan dan mendukung akses antar sistem
perkotaan.

2.5. KEBIJAKAN TATARUANG

Arahan pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Ngawi merupakan perwujudan


rencana tata ruang yang dijabarkan kedalam indikasi program utama
penetapan/pengembangan wilayah Kabupaten Ngawi. Kegiatan ini berfungsi untuk:
1. Acuan bagi pemerintah dan masyarakat dalam pemrogaman
penataan/pengembangan wilayah kabupaten;
2. Arahan untuk sektor dalam penyusunan program (besaran, lokasi, sumber
pendanaan, instansi pelaksana, dan waktu pelaksanaan)
3. Dasar estimasi kebutuhan pembiayaan setiap jangka waktu 5 tahun
4. Acuan bagi masyarakat dalam melakukan investasi
Arahan pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Ngawi meliputi Arahan rencana
pemanfaatkan struktur ruang dan arahan pemanfaatan pola ruang wilayah. Arahan
rencana pemanfaatan struktur ruang meliputi : arahan pemanfaatan sistem perkotaan,
arahan pemanfaatan sistem perdesaan, arahan pemanfaatan sistem transportasi, arahan
pemanfaatan sistem jaringan energy, arahan pemanfaatan sistem jaringan telekomunikasi,
arahan pemanfaatan sistem jaringan sumber daya air, arahan pemanfaatan sistem
prasarana pengelolaan lingkungan.
2.5.1 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Ngawi
Arahan rencana pemanfaatan struktur ruang, meliputi :
1. Arahan pemanfaatan sistem transportasi, meliputi sistem jaringan jalan dan kereta
api yang mendukung pengembangan pertanian dan kawasan strategis, dilakukan
melalui :
a. Pengembangan jalan lintas strategis antar wilayah dan jalan sirip perkotaan;
b. Pengembangan jalan bebas hambatan Solo – Mantingan – Ngawi dan Ngawi –
Mojokerto;
c. Pengembangan dan peningkatan kualitas jalan arteri, jalan kolektor, jalan local,
jalan penghubung desa dan kota serta Jalan Lingkar (ring road);

II-9
Laporan Pendahuluan
d. Pengembangan terminal, pemeliharaan Terminal Kertonegoro type A,
Peningkatan pelayanan terminal dan Infrastruktur pendukung terminal;
e. Pengembangan trayek angkutan penghubung akses antar kecamatan dan
penghubung sistem perkotaan; dan
f. Pengembangan sistem transportasi massal & infrastruktur pendukungnya bagi
transportasi kereta api, melalui pengembangan jaringan double track dan
pengembangan jalur kereta api regional antar kota.
2. Arahan pemanfaatan sistem jaringan energi, peningkatan kapasitas listrik yang
mendukung pengembangan pertanian dan kawasan strategis, melalui penambahan
dan perbaikan jaringan, peningkatan infrastruktur pendukung, dan pengembangan
sumber listrik baru.
3. Arahan pemanfaatan sistem jaringan telekomunikasi, meliputi:
a. Pengembangan prasarana penunjang yang mendukung pengembangan pertanian
dan kawasan strategis, melalui penyediaan tower BTS (Base Transceiver
Station) secara bersama dan pengadaan sistem internet, 3G dan GPS; dan
b. Peningkatan jumlah dan mutu telekomunikasi yang mendukung
pengembangan pertanian dan kawasan strategis, melalui penerapan teknologi
telekomunikasi berbasis teknologi modern dan pembangunan teknologi
telekomunikasi pada wilayah - wilayah pusat pertumbuhan seperti di
Kecamatan Ngawi, Ngrambe, Widodaren dan Karangjati.
4. Arahan pemanfaatan sistem jaringan sumber daya air, meliputi peningkatan sarana
dan prasarana yang mendukung pengembangan pertanian dan kawasan strategis,
melalui pengembangan waduk, bendung, cek dam, pengelolaan DAS Bengawan
Solo dan Kali Madiun, penanaman pohon pencegah longsor dan perbaikan pintu air.
5. Arahan pemanfaatan sistem prasarana pengelolaan lingkungan, meliputi peningkatan
sarana dan prasarana pendukung, melalui pengadaan TPA regional dan pengadaan
TPS skala lokal.
6. Arahan pemanfaatan pola ruang wilayah, meliputi :
a. Arahan pemanfaatan kawasan lindung meliputi :
1) Pemantapan kawasan lindung bernilai strategis dalam penyediaan air,
melalui pengembalian fungsi lindung dengan reboisasi, penanganan secara
teknis, pengembangan hutan dan tanaman tegakan tinggi terutama pada
kawasan kaki Gunung Lawu seperti Kendal, Jogorogo, Sine, Ngrambe,
Mantingan;

II-10
Laporan Pendahuluan
2) Pemantapan kawasan perlindungan setempat, melalui perlindungan setempat
sepanjang sungai dibatasi untuk kepentingan pariwisata dan mengupayakan
sungai sebagai latar belakang kawasan fungsional, pengelolaan DAS
Bengawan Solo untuk air baku, waduk dan mata air dibatasi untuk
pariwisata dan menghindari bangunan radius pengamanan kawasan dan
mengutamakan vegetasi yang memberikan perlindungan waduk dan mata
air, pemanfaatan sumber air dan waduk untuk irigasi; dan
3) Pemantapan kawasan Cagar Budaya, melalui memelihara nilai dan
fungsinya sebagai peninggalan sejarah, objek penelitian dan pariwisata, serta
pelaksanaan kerjasama pengelolaan kawasan.
b. Arahan pemanfaatan kawasan budidaya meliputi :
1) Pengembangan hutan produksi bernilai ekonomi tinggi dengan fungsi
lindung, melalui reboisasi tanaman untuk menahan tanah, pengembangan
aneka produk olahan dan mengembangkan hutan rakyat;
2) Pengembangan kawasan pertanian dan pengolahan dihasil produksi
berorientasi peningkatan nilai ekonomi dan ekspor, melalui pengembangan
hortikultura untuk eksport, pengembangan breeding centre, serta
pengembangan Industri Perikanan di Kecamatan Ngawi dan Kecamatan
Bringin;
3) Pengembangan kawasan peruntukan industri, melalui pengembangan
kawasan industri di kawasan potensial yaitu Ngawi, Pitu, Geneng dan
Karangjati; dan
4) Pengembangan kawasan pariwisata, melalui pengembangan obyek wisata
utama yaitu Wisata Pemandian Tawun, Waduk Pondok, Museum Trinil,
Benteng Van Den Bosch, Air Terjun Srambang, Perkebunan Teh Jamus dan
Monumen Suryo, serta mengkaitkan kalender wisata nasional dan
pengadaan kegiatan festival wisata atau gelar seni budaya.
2.5.2 Rencana Pengembangan Struktur Ruang Kabupaten Ngawi
Pengembangan Struktur Ruang Kabupaten Ngawi meliputi pengembangan kawasan
perkotaan dan pengembangan kawasan perdesaan. Rencana pengembangan struktur ruang
pada kawasan perdesaan berbasis pada hasil agroindustri dan pariwisata pada wilayah
pengembangan kawasan Agroindustri pada kecamatan potensial dan dijadikan sebagai
pengembangan pusat pengolahan hasil pertanian, serta pengembangan ekonomi
masyarakat berbasis Agroindustri pada kawasan pendukung.
1. Arahan pemanfaatan sistem perkotaan, meliputi:

II-11
Laporan Pendahuluan
a. Pengembangan ibukota kabupaten sebagai PKL, melalui peningkatan akses ke
arah pusat;
b. Pengembangan perkotaan Ngawi, melalui pengembangan kawasan industri,
pengembangan permukiman, pengembangan jalan kolektor, pembangunan jalan
lingkar (ring road);
c. Kecamatan Ngawi sebagai PKL yang memberikan pelayanan kepada PKLp
dengan fungsi kegiatan primer, dengan orientasi pelayanan regional, melalui
peningkatan sarana-prasarana penunjang perkotaan;
d. Mendorong pembentukan pusat pelayanan yang mendukung pengembangan
pertanian dan kawasan strategis, melalui peningkatan akses ke arah pusat
pelayanan;
e. Pengembangan perkotaan Kabupaten Ngawi, melalui pengembangan
infrastruktur kawasan;
f. Mewujudkan jalan internal provinsi melalui pengembangan jalan tembus,
melalui Peningkatan kelas jalan dari kolektor menjadi arteri dan Peningkatan
kualitas jalan;
g. Pengembangan perkotaan sebagai pusat pelayanan sosial – ekonomi yang
mendukung pengembangan pertanian dan kawasan strategis, melalui Ngawi
sebagai ibukota kabupaten dan Ngrambe sebagai kota kawasan Agropolitan;
dan
h. Pemenuhan fasilitas perkotaan dan peningkatan interaksi kawasan yang
mendukung pengembangan pertanian dan kawasan strategis, melalui
Penyediaan sarana penunjang.
2. Arahan pemanfaatan sistem perdesaan, meliputi:
a. Pengembangan kawasan perdesaan berbasis hasil perkebunan di Kecamatan
Sine, Kendal, Ngrambe, Jogorogo dan Padas (Kabupaten Ngawi bagian
selatan), melalui Pengembangan pusat perkebunan dan pasar perkebunan di
kecamatan Ngrambe;
b. Mendorong pertumbuhan kawasan perdesaan di Kecamatan Ngrambe, melalui
promosi hasil produk pertanian, pengadaan infrastruktur penunjang, berbasis
teknologi modern;
c. Mendorong eksport hasil pertanian unggulan daerah, melalui pengembangan
sentra produksi- pemasaran pada pusat kegiatan ekonomi di Kecamatan Ngawi;
dan

II-12
Laporan Pendahuluan
d. Pengembangan produk unggulan, pengolahan dan perluasan jaringan di
Kecamatan Ngrambe sebagai Kota Tani Utama dan desa/kecamatan dikawasan
sekitarnya sebagai penunjang, melalui Pengembangan pasar, pengembangan
sub terminal agribisnis, dan pengembangan kelembagaan sistem agribisnis
(penyedian agroinput, pengolahan hasil, pemasaran dan penyedia jasa).
2.5.3 Perwujudan Kawasan Strategis Kabupaten Ngawi
1. Perwujudan kawasan strategis aspek ekonomi meliputi:
a. Kawasan Agropolitan di Kecamatan Ngrambe; dan
b. Kawasan Perikanan di Kecamatan Bringin.
2. Perwujudan kawasan strategis aspek sosial budaya meliputi kawasan Candi
Pendem, Arca Banteng, Musium Trinil dan Benteng Vanden Bosch,
Pesanggrahan Srigati, Monumen Suryo.
3. Perwujudan kawasan strategis aspek fungsi dan daya dukung lingkungan hidup
meliputi:
a. Kawasan Sekitar Lereng Gunung Lawu;
b. Kawasan Sekitar Sungai Bengawan Solo; dan
c. Kawasan Sekitar Waduk Pondok, Waduk Sangiran dan Waduk Kedung Bendo.

2.6. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

Angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku
(ADHB) di Kabupaten Ngawi merupakan agregat nilai tambah yang dihasilkan oleh unit
produksi yang beroperasi pada wilayah tersebut, dan juga untuk mengetahui tingkat
kesejahteraan masyarakat umum dan menjadi tolak ukur tingkat pembangunan suatu
wilayah. Pada tahun 2019 PDRB Kabupaten Ngawi menunjukkan angka 20.433,97
milyar rupiah, ada kenaikan sebesar 6.33% bila dibandingkan tahun 2018.
Sektor ekonomi Kabupaten Ngawi memberikan peran nilai terbesar pada kategori
usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan. Pada tahun 2019 mencapai 34.40%. Sektor
pertanian menjadi sektor unggulan bagi Kabupaten Ngawi dengan total PDRB selalu
diatas 30 persen semenjak tahun 2015. Sektor lainnya yang memberikan sumbangan
cukup besar adalah sektor perdagangan dengan sumbangan hampir 20%.

II-13
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Kajian Fungsi Jalan Kabupaten Ngawi 2020

Tabel 2. 5 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Ngawi (Juta Rupiah)
Kategori Lapangan Usaha 2015 2016 2017 2018* 2019**
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5,958,818.1 6,448,347.8 6,393,146.8 6,772,530.1 7,028,550.9
B Pertambangan dan Penggalian 191,479.2 211,624.6 233,816.5 247,761.4 259,118.8
C Industri Pengolahan 1,289,361.5 1,404,714.4 1,557,836.0 1,712,097.0 1,843,737.4
D Pengadaan Listrik dan Gas 13,055.0 14,161.4 16,507.4 17,770.9 19,336.4
E Pengadaan air, Pengalolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang 16,829.9 18,617.5 19,613.1 20,975.0 22,688.6
F Konstruksi 1,124,485.8 1,298,754.8 1,568,664.0 1,726,987.9 1,889,143.7
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan sepeda motor 2,255,230.7 2,560,798.1 2,842,707.0 3,148,596.6 3,414,647.7
H Transportasi dan Pergudangan 182,307.0 204,557.4 232,947.8 257,831.4 289,679.0
I Penyediaan akomodasi dan Makan minum 351,249.1 406,170.4 455,160.1 499,804.2 542,502.7
J Informasi dan Komunikasi 917,885.0 1,019,516.5 1,145,905.2 1,218,723.2 1,305,368.3
K Jasa Keuangan dan Asuransi 370,193.6 414,499.5 457,439.4 497,295.5 524,567.5
L Real Estate 209,532.1 227,027.8 244,401.8 261,645.6 278,269.2
M,N Jasa Perusahaan 50,291.2 55,787.1 61,408.8 68,114.5 74,128.4
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan jaminan sosial wajib 793,207.0 866,622.5 9,448,065.0 1,032,154.7 1,121,431.6
P Jasa Pendidikan 830,752.8 893,897.9 994,990.5 1,060,909.0 1,152,469.0
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 123,648.7 134,904.8 153,074.5 166,927.5 185,923.8
R,S,T,U Jasa Lainnya 316,169.3 349,643.0 387,986.6 431,361.0 482,408.6
PDRB 14,994,496.0 16,529,645.5 26,213,670.5 19,141,485.5 20,433,971.6
Catatan : *) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
Sumber : Kabupaten Ngawi Dalam Angka 2020

II-14
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Kajian Fungsi Jalan Kabupaten Ngawi 2020

Contents
2.1. BATAS ADMINISTRATIF DAN LETAK GEOGRAFIS.............................1

2.2. KONDISI FISIK............................................................................................3

2.2.1. Kondisi Topografi..................................................................................3

2.2.2. Iklim.......................................................................................................3

2.3. KONDISI TRANSPORTASI.........................................................................6

2.4. KEBIJAKAN TRANSPORTASI...................................................................6

2.4.1 Rencana Sistem Jaringan Jalan...............................................................7

2.4.2 Rencana Prasarana Lalu Lintas...............................................................8

2.5. KEBIJAKAN TATARUANG........................................................................8

2.5.1 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Ngawi...........................................9

2.5.2 Rencana Pengembangan Struktur Ruang Kabupaten Ngawi................11

2.5.3 Perwujudan Kawasan Strategis Kabupaten Ngawi...............................12

2.6. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO.............................................13

Tabel 2. 1 Luas Wilayah Berdasarkan Kecamatan.....................................................3


Tabel 2. 2 Curah Hujan (mm3) Menurut Lokasi Penangkar Kabupaten Blitar............5
Tabel 2. 3 Panjang Jalan Menutur Tingkat Kewenangan Pemerintahan di Kabupaten
Ngawi (km), 2017 - 2019...................................................................................................6
Tabel 2. 4 Panjang Jalan (Jalan Kabupaten) Menurut Jenis Permukaan, Kondisi &
Kelas Jalan (Km)................................................................................................................6
Tabel 2. 5 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten
Ngawi (Juta Rupiah)........................................................................................................14

Gambar 2. 1 Peta Administratif Kabupaten Ngawi....................................................2

II-15
Laporan Pendahuluan

Anda mungkin juga menyukai