Kabupaten Ngawi merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Pulau Jawa
bagian Timur. Merupakan salah satu dari 38 Kabupaten/kota yang membagi habis
wilayah Provinsi Jawa Timur.
Kabupaten Ngawi berada di sebelah Selatan Khatulistiwa, terletak pada 110 010’-
111040’ Bujur Timur dan 7021’-7031” Lintang Selatan dengan batas wilayah sebagai
berikut:
Utara : Kabupaten Grobogan, Kabupaten Blora (Provinsi Jawa tengah)
Timur : Kabupaten Madiun
Selatan : Kabupaten Madiun dan Kabupaten Magetan
Barat : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sragen (Jawa Tengah)
Kabupaten Ngawi memiliki luas 1.295.98 km 2, dengan wilayah terluas terdapat pada
Kecamatan Karanganyar 138.29 km2. Hamparan wilayah Kabupaten Ngawi merupakan
daerah dengan ketinggian rata-rata ±100 meter di atas permukaan air laut, dengan
distribusi wilayah menurut ketinggian yaitu:
1. 63.16 persen kecamatan berada pada ketinggian antara <100 meter di atas
permukaan air laut
2. 21.05 persen kecamatan berada pada ketinggian antara <300 meter di atas
permukaan air laut; dan
3. 15.79 persen kecamatan berada pada ketinggian antara 100->200 meter di atas
permukaan laut.
Ada 4 kecamatan yang wilayahnya berada pada ketinggian > 300 meter di atas
permukaan air laut. Detail data tinggi wilayah berdasarkan kecamatan di Kabupaten
Ngawi akan ditampilkan pada tabel 2.1.
II-1
Penyusunan Kajian Fungsi Jalan Kabupaten Ngawi 2020
II-2
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Kajian Fungsi Jalan Kabupaten Ngawi 2020
II-3
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Kajian Fungsi Jalan Kabupaten Ngawi 2020
2.2.2. Iklim
Seperti wilayah lain di Indonesia yang berada di garis khatulistiwa, Kabupaten
Ngawi memiliki 2 jenis musim, musim penghujan dan musim kemarau. Musim
penghujan terjadi pada bulan januari sampai juni dan musim kemarau terjadi pada bulan
juli sampai dengan September.
Curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan geografi dan
perputaran/pertemuan arus udara. Oleh karena itu jumlah curah hujan beragam menurut
bulan dan letak stasiun pengamat.
Tabel 2. 2 menampilkan data curah hujan Kabupaten Ngawi selama 12 bulan yang
diamati pada 26 stasiun penangkar berbeda. Nilai rata-rata curah hujan Kabupaten Ngawi
tertinggi terjadi pada bulan Desember yaitu sebesar 20.74 mm 3. Bila ditinjau dari stasiun
penangkarnya, curah hujan tertinggi terjadi pada Bulan Maret di Stasiun Kd. Urung
sebesar 47.50 mm3. Lebih lengkapnya data curah hujan dapat dilihat pada Tabel 2. 2
Curah Hujan (mm3) Menurut Lokasi Penangkar Kabupaten Blitar.
II-4
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Kajian Fungsi Jalan Kabupaten Ngawi 2020
II-5
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Kajian Fungsi Jalan Kabupaten Ngawi 2020
Tabel 2. 4 Panjang Jalan (Jalan Kabupaten) Menurut Jenis Permukaan, Kondisi &
Kelas Jalan (Km)
Kondisi Jalan 2014 2015 2018
Jenis Permukaan Jalan
Aspal 724.559 727.529 545.968
Kerikil/Makadam 22.829 22.829 -
Tanah 1.000 1.000 120.507
Lainnya 86.503 86.533 168.416
Jumlah 834.891 837.891 834.891
Kondisi Jalan
Baik 228.473 268.335 186.654
Sedang 183.943 145.387 320.758
Rusak Ringan 138.014 105.99 114.451
Rusak Berat 193.741 224.459 122.308
Jumlah 744.171 744.171 744.171
Panjang jalan Kabupaten di Kabupaten Ngawi tahun 2019 adalah 839,89 Km dengan
kondisi jalan baik sebesar 186,65 Km sedangkan jalan yang telah diaspal sepanjang
545,97 Km.
II-6
Laporan Pendahuluan
2.4. KEBIJAKAN TRANSPORTASI
II-7
Laporan Pendahuluan
a. Jalan-jalan yang menghubungkan antar kecamatan dan menghubungkan
sistem perkotaan;
b. Rencana pengembangan jalan lingkar (ring road) utara ngawi;
c. Jalan-jalan utama yang menghubungkan antara jalan lingkar (ring road),
jalan arteri primer dan jalan kolektor primer dengan jalan-jalan yang
menghubungkan sistem perkotaan;
d. Rencana pengembangan jalan lokal primer yang berfungsi sebagai
jalan lintas strategis kabupaten dan jalan penghubung antar kabupaten,
meliputi :
1) Jalan yang menghubungkan Kabupaten Ngawi dengan Kabupaten
Bojonegoro.
2) Jalan yang menghubungkan Kabupaten Ngawi dengan Kabupaten Blora.
3) Jalan yang menghubungkan Kabupaten Ngawi dengan Kabupaten
Grobogan.
4) Jalan yang menghubungkan Kabupaten Ngawi dengan Kabupaten
Karanganyar.
3. Rencana pengembangan jalan bebas hambatan meliputi : ruas jalan bebas
hambatan Solo – Mantingan – Ngawi dan Ngawi – Kertosono.
4. Mengendalikan secara ketat pemanfaatan ruang dan kecenderungan perubahan
fungsi ruang di sepanjang jalan arteri primer.
II-8
Laporan Pendahuluan
2. Rencana pengembangan terminal barang, meliputi:
a. Memperbaiki, meningkatkan pelayanan dan mengembangkan terminal
barang di Kecamatan Ngawi, Mantingan dan Karangjati;
b. Peningkatan infrastruktur pendukung pelayanan terminal yang memadai.
3. Rencana jaringan trayek angkutan penumpang akan dikembangkan untuk
menghubungkan jalur antar kecamatan dan mendukung akses antar sistem
perkotaan.
II-9
Laporan Pendahuluan
d. Pengembangan terminal, pemeliharaan Terminal Kertonegoro type A,
Peningkatan pelayanan terminal dan Infrastruktur pendukung terminal;
e. Pengembangan trayek angkutan penghubung akses antar kecamatan dan
penghubung sistem perkotaan; dan
f. Pengembangan sistem transportasi massal & infrastruktur pendukungnya bagi
transportasi kereta api, melalui pengembangan jaringan double track dan
pengembangan jalur kereta api regional antar kota.
2. Arahan pemanfaatan sistem jaringan energi, peningkatan kapasitas listrik yang
mendukung pengembangan pertanian dan kawasan strategis, melalui penambahan
dan perbaikan jaringan, peningkatan infrastruktur pendukung, dan pengembangan
sumber listrik baru.
3. Arahan pemanfaatan sistem jaringan telekomunikasi, meliputi:
a. Pengembangan prasarana penunjang yang mendukung pengembangan pertanian
dan kawasan strategis, melalui penyediaan tower BTS (Base Transceiver
Station) secara bersama dan pengadaan sistem internet, 3G dan GPS; dan
b. Peningkatan jumlah dan mutu telekomunikasi yang mendukung
pengembangan pertanian dan kawasan strategis, melalui penerapan teknologi
telekomunikasi berbasis teknologi modern dan pembangunan teknologi
telekomunikasi pada wilayah - wilayah pusat pertumbuhan seperti di
Kecamatan Ngawi, Ngrambe, Widodaren dan Karangjati.
4. Arahan pemanfaatan sistem jaringan sumber daya air, meliputi peningkatan sarana
dan prasarana yang mendukung pengembangan pertanian dan kawasan strategis,
melalui pengembangan waduk, bendung, cek dam, pengelolaan DAS Bengawan
Solo dan Kali Madiun, penanaman pohon pencegah longsor dan perbaikan pintu air.
5. Arahan pemanfaatan sistem prasarana pengelolaan lingkungan, meliputi peningkatan
sarana dan prasarana pendukung, melalui pengadaan TPA regional dan pengadaan
TPS skala lokal.
6. Arahan pemanfaatan pola ruang wilayah, meliputi :
a. Arahan pemanfaatan kawasan lindung meliputi :
1) Pemantapan kawasan lindung bernilai strategis dalam penyediaan air,
melalui pengembalian fungsi lindung dengan reboisasi, penanganan secara
teknis, pengembangan hutan dan tanaman tegakan tinggi terutama pada
kawasan kaki Gunung Lawu seperti Kendal, Jogorogo, Sine, Ngrambe,
Mantingan;
II-10
Laporan Pendahuluan
2) Pemantapan kawasan perlindungan setempat, melalui perlindungan setempat
sepanjang sungai dibatasi untuk kepentingan pariwisata dan mengupayakan
sungai sebagai latar belakang kawasan fungsional, pengelolaan DAS
Bengawan Solo untuk air baku, waduk dan mata air dibatasi untuk
pariwisata dan menghindari bangunan radius pengamanan kawasan dan
mengutamakan vegetasi yang memberikan perlindungan waduk dan mata
air, pemanfaatan sumber air dan waduk untuk irigasi; dan
3) Pemantapan kawasan Cagar Budaya, melalui memelihara nilai dan
fungsinya sebagai peninggalan sejarah, objek penelitian dan pariwisata, serta
pelaksanaan kerjasama pengelolaan kawasan.
b. Arahan pemanfaatan kawasan budidaya meliputi :
1) Pengembangan hutan produksi bernilai ekonomi tinggi dengan fungsi
lindung, melalui reboisasi tanaman untuk menahan tanah, pengembangan
aneka produk olahan dan mengembangkan hutan rakyat;
2) Pengembangan kawasan pertanian dan pengolahan dihasil produksi
berorientasi peningkatan nilai ekonomi dan ekspor, melalui pengembangan
hortikultura untuk eksport, pengembangan breeding centre, serta
pengembangan Industri Perikanan di Kecamatan Ngawi dan Kecamatan
Bringin;
3) Pengembangan kawasan peruntukan industri, melalui pengembangan
kawasan industri di kawasan potensial yaitu Ngawi, Pitu, Geneng dan
Karangjati; dan
4) Pengembangan kawasan pariwisata, melalui pengembangan obyek wisata
utama yaitu Wisata Pemandian Tawun, Waduk Pondok, Museum Trinil,
Benteng Van Den Bosch, Air Terjun Srambang, Perkebunan Teh Jamus dan
Monumen Suryo, serta mengkaitkan kalender wisata nasional dan
pengadaan kegiatan festival wisata atau gelar seni budaya.
2.5.2 Rencana Pengembangan Struktur Ruang Kabupaten Ngawi
Pengembangan Struktur Ruang Kabupaten Ngawi meliputi pengembangan kawasan
perkotaan dan pengembangan kawasan perdesaan. Rencana pengembangan struktur ruang
pada kawasan perdesaan berbasis pada hasil agroindustri dan pariwisata pada wilayah
pengembangan kawasan Agroindustri pada kecamatan potensial dan dijadikan sebagai
pengembangan pusat pengolahan hasil pertanian, serta pengembangan ekonomi
masyarakat berbasis Agroindustri pada kawasan pendukung.
1. Arahan pemanfaatan sistem perkotaan, meliputi:
II-11
Laporan Pendahuluan
a. Pengembangan ibukota kabupaten sebagai PKL, melalui peningkatan akses ke
arah pusat;
b. Pengembangan perkotaan Ngawi, melalui pengembangan kawasan industri,
pengembangan permukiman, pengembangan jalan kolektor, pembangunan jalan
lingkar (ring road);
c. Kecamatan Ngawi sebagai PKL yang memberikan pelayanan kepada PKLp
dengan fungsi kegiatan primer, dengan orientasi pelayanan regional, melalui
peningkatan sarana-prasarana penunjang perkotaan;
d. Mendorong pembentukan pusat pelayanan yang mendukung pengembangan
pertanian dan kawasan strategis, melalui peningkatan akses ke arah pusat
pelayanan;
e. Pengembangan perkotaan Kabupaten Ngawi, melalui pengembangan
infrastruktur kawasan;
f. Mewujudkan jalan internal provinsi melalui pengembangan jalan tembus,
melalui Peningkatan kelas jalan dari kolektor menjadi arteri dan Peningkatan
kualitas jalan;
g. Pengembangan perkotaan sebagai pusat pelayanan sosial – ekonomi yang
mendukung pengembangan pertanian dan kawasan strategis, melalui Ngawi
sebagai ibukota kabupaten dan Ngrambe sebagai kota kawasan Agropolitan;
dan
h. Pemenuhan fasilitas perkotaan dan peningkatan interaksi kawasan yang
mendukung pengembangan pertanian dan kawasan strategis, melalui
Penyediaan sarana penunjang.
2. Arahan pemanfaatan sistem perdesaan, meliputi:
a. Pengembangan kawasan perdesaan berbasis hasil perkebunan di Kecamatan
Sine, Kendal, Ngrambe, Jogorogo dan Padas (Kabupaten Ngawi bagian
selatan), melalui Pengembangan pusat perkebunan dan pasar perkebunan di
kecamatan Ngrambe;
b. Mendorong pertumbuhan kawasan perdesaan di Kecamatan Ngrambe, melalui
promosi hasil produk pertanian, pengadaan infrastruktur penunjang, berbasis
teknologi modern;
c. Mendorong eksport hasil pertanian unggulan daerah, melalui pengembangan
sentra produksi- pemasaran pada pusat kegiatan ekonomi di Kecamatan Ngawi;
dan
II-12
Laporan Pendahuluan
d. Pengembangan produk unggulan, pengolahan dan perluasan jaringan di
Kecamatan Ngrambe sebagai Kota Tani Utama dan desa/kecamatan dikawasan
sekitarnya sebagai penunjang, melalui Pengembangan pasar, pengembangan
sub terminal agribisnis, dan pengembangan kelembagaan sistem agribisnis
(penyedian agroinput, pengolahan hasil, pemasaran dan penyedia jasa).
2.5.3 Perwujudan Kawasan Strategis Kabupaten Ngawi
1. Perwujudan kawasan strategis aspek ekonomi meliputi:
a. Kawasan Agropolitan di Kecamatan Ngrambe; dan
b. Kawasan Perikanan di Kecamatan Bringin.
2. Perwujudan kawasan strategis aspek sosial budaya meliputi kawasan Candi
Pendem, Arca Banteng, Musium Trinil dan Benteng Vanden Bosch,
Pesanggrahan Srigati, Monumen Suryo.
3. Perwujudan kawasan strategis aspek fungsi dan daya dukung lingkungan hidup
meliputi:
a. Kawasan Sekitar Lereng Gunung Lawu;
b. Kawasan Sekitar Sungai Bengawan Solo; dan
c. Kawasan Sekitar Waduk Pondok, Waduk Sangiran dan Waduk Kedung Bendo.
Angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku
(ADHB) di Kabupaten Ngawi merupakan agregat nilai tambah yang dihasilkan oleh unit
produksi yang beroperasi pada wilayah tersebut, dan juga untuk mengetahui tingkat
kesejahteraan masyarakat umum dan menjadi tolak ukur tingkat pembangunan suatu
wilayah. Pada tahun 2019 PDRB Kabupaten Ngawi menunjukkan angka 20.433,97
milyar rupiah, ada kenaikan sebesar 6.33% bila dibandingkan tahun 2018.
Sektor ekonomi Kabupaten Ngawi memberikan peran nilai terbesar pada kategori
usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan. Pada tahun 2019 mencapai 34.40%. Sektor
pertanian menjadi sektor unggulan bagi Kabupaten Ngawi dengan total PDRB selalu
diatas 30 persen semenjak tahun 2015. Sektor lainnya yang memberikan sumbangan
cukup besar adalah sektor perdagangan dengan sumbangan hampir 20%.
II-13
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Kajian Fungsi Jalan Kabupaten Ngawi 2020
Tabel 2. 5 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Ngawi (Juta Rupiah)
Kategori Lapangan Usaha 2015 2016 2017 2018* 2019**
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5,958,818.1 6,448,347.8 6,393,146.8 6,772,530.1 7,028,550.9
B Pertambangan dan Penggalian 191,479.2 211,624.6 233,816.5 247,761.4 259,118.8
C Industri Pengolahan 1,289,361.5 1,404,714.4 1,557,836.0 1,712,097.0 1,843,737.4
D Pengadaan Listrik dan Gas 13,055.0 14,161.4 16,507.4 17,770.9 19,336.4
E Pengadaan air, Pengalolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang 16,829.9 18,617.5 19,613.1 20,975.0 22,688.6
F Konstruksi 1,124,485.8 1,298,754.8 1,568,664.0 1,726,987.9 1,889,143.7
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan sepeda motor 2,255,230.7 2,560,798.1 2,842,707.0 3,148,596.6 3,414,647.7
H Transportasi dan Pergudangan 182,307.0 204,557.4 232,947.8 257,831.4 289,679.0
I Penyediaan akomodasi dan Makan minum 351,249.1 406,170.4 455,160.1 499,804.2 542,502.7
J Informasi dan Komunikasi 917,885.0 1,019,516.5 1,145,905.2 1,218,723.2 1,305,368.3
K Jasa Keuangan dan Asuransi 370,193.6 414,499.5 457,439.4 497,295.5 524,567.5
L Real Estate 209,532.1 227,027.8 244,401.8 261,645.6 278,269.2
M,N Jasa Perusahaan 50,291.2 55,787.1 61,408.8 68,114.5 74,128.4
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan jaminan sosial wajib 793,207.0 866,622.5 9,448,065.0 1,032,154.7 1,121,431.6
P Jasa Pendidikan 830,752.8 893,897.9 994,990.5 1,060,909.0 1,152,469.0
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 123,648.7 134,904.8 153,074.5 166,927.5 185,923.8
R,S,T,U Jasa Lainnya 316,169.3 349,643.0 387,986.6 431,361.0 482,408.6
PDRB 14,994,496.0 16,529,645.5 26,213,670.5 19,141,485.5 20,433,971.6
Catatan : *) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
Sumber : Kabupaten Ngawi Dalam Angka 2020
II-14
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Kajian Fungsi Jalan Kabupaten Ngawi 2020
Contents
2.1. BATAS ADMINISTRATIF DAN LETAK GEOGRAFIS.............................1
2.2.2. Iklim.......................................................................................................3
II-15
Laporan Pendahuluan