- Industri Obat Tradisional (IOT) adalah industri yang memproduksi obat tradisional dengan
total aset diatas Rp. 600.000.000,- (Enam ratus juta rupiah), tidak termasuk harga tanah dan
bangunan.
- Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT) adalah industri obat tradisional dengan total aset tidak
lebih dari Rp. 600.000.000,- (Enam ratus juta rupiah), tidak termasuk harga tanah dan
bangunan.
- Usaha jamu Racikan adalah suatu usaha peracikan pencampuran dan atau pengolahan obat
tradisional dalam bentuk rajangan, serbuk, cairan, pilis, tapel atau parem dengan skala kecil,
dijual di suatu tempat tanpa penandaan dan atau merek dagang.
- Usaha jamu gendong adalah usaha peracikan, pencampuran, pengolahan dan pengedaran
obat tradisional dalam bentuk cairan, pilis, tapel, tanpa penandaan dan atau merk dagang
serta dijajakan untuk langsung digunakan.
Untuk mendirikan Usaha Industri Obat Tradisional diperlukan izin dari Menteri Kesehatan
(sekarang Kepala Badan Pengawas dan Makanan republik Indonesia disingkat Badan
POM). Sedangkan untuk mendirikan usaha jamu racikan dan usaha jamu gendong tidak
diperlukan izin. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan izin usaha Industri
Obat Tradisional dan Usaha Industri Kecil Obat Tradisional sebagai berikut:
Usaha Industri Obat Usaha Industri kecil Obat
Jenis Persyaratan
Tradisional Tradisional
A. Lokasi Didirikan ditempat yang Didirikan ditempat yang bebas
bebas pencemaran dan pencemaran dan tidak mencemari
mencemari lingkungan lingkungan
B. Bentuk Perusahaan Dilakukan oleh badan hukum Dilakukan oleh perorangan badan
PT. Atau Koperasi harus hukum PT atau koperasi harus
memiliki Nomor Pokok memiliki Nomor Pokok Wajib
Wajib Pajak pajak
C. Penanggng Jawab Apoteker warga negara Boleh bukan apoteker jika hanya
Teknis Indonesia memproduksi obat tradisional
rajangan, pilis, tapel dan parem.
D. Pedoman Cara Wajib mengikuti CPOTB dan Wajib mengikuti CPOTB dan
Produksi Obat Tradisional pemenuhan persyaratan telah pemenuhan persyaratan telah
yang Baik (CPOTB) mengikuti CPOTB dinyatakan mengikuti CPOTB dinyatakan oleh
oleh petugas yang berwenang petugas yang berwenang melalui
melalui pemeriksaan setempat pemeriksaan setempat dan
dan pemberian Sertifikat pemberian sertifikat CPOTB
CPOTB
Untuk mendapatkan izin usaha Industri obat btradisional dan Industri kecil OT harus melalui
2 (dua) tahap yaitui :
Adapun pengajuan permohonan persetujuan Prinsip dan Izin Usaha Industri Obat
Tradisional dan Industri Kecil Obat Tradisional sebagai berikut :
Industri Obat Tradisional Industri Kecil Obat Tradisional
2. Izin Usaha Diajukan ke Dirjen POM Diajukan ke Kanwil Dep Kes (sekarang
(Sekarang Kepala Badan POM) Dinas Kesehatan) wilayah setempat
dengan tembusan ke Kanwi
DepKes (sekarang Dinas
Kesehatan) wilayah setempat
Izin Usaha Industri Obat Tradisional dan Industri Kecil Obat Tradisional dapat dicabut jika terjadi
hal-hal sebagai berikut :
1. Pabrik dipindah tangankan atau lokasi pabrik dipindahkan tanpa persetujuan pemberi iizin.
3. Tidak mendaftarkan obat tradisisional yang diproduksi yang diedarkan di wilayah Indonesia
maupun yang diekspor, kecuali bagi Obat Tradisional yang dibebaskan wajib daftar.
Personalia
Bangunan
Peralatan
Pengawasan mutu
Inspeksi diri
Dokumentasi
1. Industri Obat Tradisional atau Industri Kecil Obat Tradisional dilarang memproduksi:
a. segala jenis obat tradisional yang mengandung bahan kimia hasil isolasi atau sintetik
yang berkhasiat obat.
b. obat tradisional dalam bentuk supositoria, intravaginal, tetes mata atau sediaan
parenteral.
c. obat tradisional dalam bentuk cairan obat dalam yang mengandung etanol dengan
kadar lebih dari 1%.
2. Industri Kecil Obat Tradisional dilarang memproduksi Obat Tradisional Lisensi
Pasal 40
3. Obat Tradisional tidak boleh mengandung bahan lain yang tidak tercantum dalam
komposisi sebagaimana yang dilaporkan dalam permohonan pendaftaran.
a. Jamu
- Kelompok Jamu harus mencantumkan logoo dan tulisan “Jamu” yang ditempatkan dibagian atas sebelah
kiri dari wadah/ pembungkus / brosur logo berupa ranting daun terletak dalam lingkaran
B. Obat Herbal Terstandar adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan secara ilmiah
dengan praklinik dan bahan bakunya telah distandarisasi
- Kelompok obat herbal terstandar harus dicantumkan logo dan tulisan “OBAT HERBAL TERSTANDAR” yang
ditempatkan dibagian atas sebelah kiri dari wadah / pembungkus / brosur. Logo berupa jari-jari daun (tiga
pasang) terletak dalam lingkaran
C. Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara
ilmiah dengan uji klinik, bahan baku dan produk jadinya telah distandarisasi
- Kelompok Fitofarmaka harus dicantumkan logo dan tulisan “FITOFARMAKA” yang ditempatkan dibagian
atas sebelkah kiri dari wadah / pembungkus/ brosur. Logo berupa jari jari daun (yang kemudian membentuk
bintang) terletak dalam lingkaran.
- Uji Fitofarmaka adalah uji toksisitas, uji farmakologik
eksperimental dan klinik fitofarmaka
- Uji farmakologik eksperimental adalah pengujian pada
hewan coba untuk emmastikan khasiat fitofarmaka
- Uji Klinik adalah pengujian pada manusia untuk
mengetahui atau memastikan adanya efek farmakologik,
tolerabilitas, keamanan dan manfaat klinik untuk
pencegahan penyakit, pengobatan penyakit atau gejala
penyakit.
Didalam Lampiran Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 761/
Menkes / SK/ IX/ 1992 tentang pedoman Fitofarmaka dijelaskan
bahwa prioritas pemilihan fitorfarmaka
Bahan bakunya relatif mudah diperoleh
Bentuk sediaan fitofarmaka harus dipilih sesuai dengan sifat bahan baku
dan tujuan penggunaan, sehingga bentuk sediaan tersebut dapat memberikan
keamanan khasiat dan mutu yang paling tinggi, bahan baku sebelum digunakan
harus dilakukan pengujian melalui analisis kualitatif dan kuantitatif.
Persyaratan Ramuan Fitofarmaka
Fase IV :
Langkah IV : Uji klinik pada orang sakit dan atau orang sehat.