Etikolegal Kebidanan 24 Maret 2018
Etikolegal Kebidanan 24 Maret 2018
BERDASARKAN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 28 TAHUN 2017
TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK BIDAN
Kesehatan sebagai Ha
Asasi Iplementasi melalui
undang-undang :
RSAL F
IVE N O
UN RATI O
A H TS • UU no. 29/2004 ttg
L IG
DEC MAN R (1) Praktik Kedokteran
HU Psl.25
• UU no. 36/2009 ttg
Kesehatan
• UU no. 44 / 2009
ttg Rumah
“setiap orang berhak atas Sakit
taraf kehidupan yg memadai
u/kesehatan & kesejahteraan • UU 36/2014 ttg
diri dan keluarganya” Tenaga kesehatan
FILOSOFI PENYELENGGARAAN PRAKTIK KEBIDANAN
TTuu
jjuu
Memenuhi kebutuhan masyarakat akan tenaga kesehatan
aann
Mendayagunakan tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat
Memberikan pelindungan kepada masyarakat dalam menerima
penyelenggaraan upaya kesehatan
Mempertahankan dan meningkatkan mutu penyelenggaraan upaya
kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan
• Horisontal kontraktual
• Nakes dan klien sama-sama subjek hukum mempunyai
kedudukan yang sama
• Didasarkan pada sikap saling percaya
• Mempunyai hak dan kewajiban yang menimbulkan
tanggung jawab etik dan hukum {perdata,pidana & adm}
Standar profesi medik....!?
Tujuan
Standar profesi medik
1. Ut melindungi masyarakat (pasien) dari praktik yg
tdk sesuai dengan standar profesi medik
2. Ut melindungi profesi dr tuntutan masyarakat yg tdk
wajar
3. Sbg pedoman dlm pengawasan, pembinaan, dan
peningkatan mutu pelayanan kedokteran
4. Sbg pedoman ut menjalankan pelayanan kesehatan yg
efektif dan efisien
Kewenangan
Keseksamaan
[Ketelitian]
PERIZINAN
Pendidikan
Minimal Kompetensi STRB SIPB
D3
Kewenangan
Menghentikan pengobatan/perawatan
Menolak pengobatan/perawatan
Self determination
Menghormati hak pasien
Kewajiban Bidan
meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan
Hak Bidan
memperoleh informasi yang lengkap dan benar dari pasien
dan/atau keluarganya
M
ed
is
JANIN YANG BELUM LAIK HIDUP DI LUAR RAHIM IBU
(< 20 MINGGU ATAU < 1000 GRAM)
Jenis Abortus :
1. Spontan : (10 - 15 %)
kehamilan normal
2. Provocatus (disengaja):
ABORTUS PROVOCATUS :
4. MATUR : 32 MINGGU
◦ Orang awam penggugur langsung - ijin korban : < = 12 thn (hidup)/ < = 15 thn
(mati)
◦ Orang awam penggugur langsung + ijin korban : < = 7 tahun (hidup)/ < = 9 thn
(mati)
◦ Nakes (DR/SpOG, bidan, tukang obat) : idem + 1/3 maks & cabut SIP
◦ Penggugur tdk langsung (awam) : calo, pemilik klinik dll : < = 4 thn atau denda 3000
rph; (nakes) : + 1/3nya & cabut SIP
Lanjutan Pasal 75
Pasal 76
a. sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu dihitung dari hari pertama haid
terakhir, kecuali dalam hal kedaruratan medis;
b. oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan kewenangan yang memiliki
sertifikat yang ditetapkan oleh menteri;
c. dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan;
d. dengan izin suami, kecuali korban perkosaan; dan
e. penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Menteri.
Pasal 77
Pasal 194
Cita-cita
Profesi
Kesehatan
Terpaksa/kebetulan/
alternatif terakhir
Profesi Mulia
[officium nobile]
Etika sebagai instrument normatif
◦ Etika diartikan “sebagai ilmu yang mempelajari kebaikan dan
keburukan dalam hidup manusia khususnya perbuatan manusia
yang didorong oleh kehandak dengan didasari pikiran yang jernih
dengan pertimbangan perasaan”.
Hukum Pidana
Hukum Perdata
Hukum
Adm.Negara
1.Etik
Malpraktik
2.Yuridis
INFORMED
CONSENT
Hak memberikan
persetujuan
Appelbaum : IC bukan hanya sekadar formulir persetujuan yg didapat dari pasien tetapi merupakan suatu
proses komunikasi.
Tercapainya kesepakatan merupakan dasar dari seluruh proses tentang IC
formulir hanya merupakan pengukuhan dan pendokumentasian dari apa yg telah disepakati
Bentuk Informed Consent
Bentuk PTK
(Informed Consent)
Dassein
Transaksi
terapeutik
muncul kesadarn
informed consent
Mulai Muncul
bangku Masa
Pada akhirnya
Dokter Melakukan
Malpraktik
pendidikan khusus
Terhadap Pasien
Hippocrates
Pengendalian
bidang kedokteran (460-377 SM). Doktern
dan umumnya Orang-orang
Masa Puncak mengendalika
profesi ini Kedokteran kaya,
didominasi oleh memperlakuk n keputusan
laki-laki. Terjadi an dokter dan informasi
ketidak prognosis
seimbangan antara lebih sebagai
dokter dan pasien. pelayan “kelas Berlangsung
atas”. Sampai tahun 1980
Aspek Filosofis dan Pertanggungjawaban Hukum
Informed Consent Pada Tindakan Medis.
dilakukan
dilakukan
Tidak
Tidak dilakukan
dilakukan Informed
Informed
Informed
Informed consent
consent consent
consent
Pengobatan/Perawatan (Nakes)
Pelayanan Kesehatan
2. Adanya kesalahan
1. Telah dewasa
2. Sehat akalnya
(pasal 44, 45, 46 KUHP)
1. Reliability (kehandalan)
- layanan yang dijanjikan dgn segera dan memuaskan
- Jadwal pelayanan tepat waktu
- Prosedur pelayanan tidak berbelit
3. Assurance (jaminan)
- Jaminan keamanan, keselamatan, kenyamanan
- Pengetahuan dan Keterampilan petugas/Nakes tidak
diragukan
4. Emphaty
- Komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan pasien
- Menanggapi keluhan dan perhatian kpd pasien
Delegatif Dengan
TIDAK pelimpahan
DARURAT tanggung jawab
Mandat Dibawah
pengawasan dokter,
dan tanggung
jawab berada pd
GRAY AREA
pemberi mandat
TINDAKAN
MEDIS
Ps. 35 (1)
Dalam keadaan darurat untuk memberikan
pertolongan pertama, perawat dapat
DARURAT melakukan tindakan medis dan pemberian
obat sesuai kompetensinya
Terimakasih
Thank You
Maturnuwun
Kode Etik Bidan
◦ Secara umum kode etik tersebut berisi 7 bab yaitu:
◦ Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat (6 butir)
1) Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan
sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.
2) Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat
dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.
3) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada
peran, tugas dan tanggungjawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan
masyarakat.
4) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan
klien, menghormati hak klien dan menghormati nilai-nilai yang berlaku di
masyarakat.
5) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan
klien, keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan kemampuan yang dimilikinya
◦ Penutup (1 butir)
1) Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari senantiasa
menghayati dan mengamalkan Kode Etik Bidan Indonesia.