Anda di halaman 1dari 7

RESUSITASI BAYI BARU LAHIR

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman

00 1 dari 1

RSP
SEBATIK

itetapkan,
SPO Direktur RSP Sebatik
( Standar Tanggal terbit :
Prosedur
Operasional )
drg. Andi Askandar
NIP. 19790914 200902 1 005

1. Pengertian Usaha untuk membantu bayi agar bisa bernafas secara


spontan untuk mempertahankan kelangsungan hidup bayi
2. Tujuan Memberikan ventilasi yang adekuat, pemberian oksigen,
dan curah jantung yang cukup, untuk menyalurkan oksigen
ke otak, jantung dan alat vital lainnya
3. Kebijakan 3.1. SK Direktur RS Pratama Sebatik No…….ttg kebijakan
Pelayanan Rumah Sakit.
3.2. SK Direktur RS Pratama Sebatik No…..ttg Pedoman
Pelayanan Unit Kamar bayi
4. Referensi Undang – Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan
5. Alat dan 5.1 Selimut hangat/tebal yang bersih/popok serta kain
bahan penyeka muka.
5.2 Sungkup no.1 untuk bayi cukup bulan dan no.0 untuk
bayi kurang bulan
5.3 Penghisap lendir.slym dan penekan lidah : 1 set
5.4 Meja kering, bersih dan hangat
5.5 Pemotong dan pengikat tali pusat : 1 set-
5.6 Timer ( jam tangan yang ada detiknya )
5.7 Oxygen, ventilasi dengan oxygen
6. Prosedur 6.1 PERSIAPAN

Perlengkapan resusitasi harus selalu tersedia dan siap


digunakan pada setiap persalinan. Penolong telah mencuci
tangan dan mengenakan sarung tangan DTT/ steril.
Persiapan lainnya adalah sebagai berikut ini:

6.1.1 Antisipasi bayi baru lahir dengan asfiksia (lihat


kondisi ibu dengan risiko tinggi asfiksia pada bayi)
6.1.1.1 Tempat resusitasi datar, rata, bersih, kering dan
hangat
6.1.1.2 Handuk atau kain bersih dan kering (2) untuk
mengeringkan dan menutup tubuh dan kepala
bayi dan handuk atau kain kecil (1) untuk ganjal
bahu
6.1.1.3 Alat pengisap lendir
6.1.1.4 Alat penghantar udara/oksigen
6.1.1.5 Lampu 60 watt dengan jarak dari lampu ke bayi
sekitar 60 cm
6.2 PENILAIAN BAYI BARU LAHIR
6.2.1 Lakukan penilaian (selintas):
6.2.1.1 Apakah bayi cukup bulan?
6.2.1.2 Apakah air ketuban jernih, tidak tercampur
mekonium?
6.2.1.3 Apakah bayi menangis kuat dan/ atau bernafas
tanpa kesulitan?
6.2.2.4 Apakah bayi bergerak dengan aktif?
Bila salah satu jawaban adalh ”TIDAK,” lanjut ke
lngkah resusitasi pada asfiksia bayi baru lahir

6.3 BILA AIR KETUBAN BERCAMPUR MEKONIUM:


 Lakukan penilaian apakah bayi menangis/
bernafas normal/ megap-megap/ tak bernafas:
6.3.1 Jika menangis atau bernafas normal, potong tali
pusat dengan cepat, tidak diikat dan tidak
dibubuhi apapun, dilanjutkan dengan langkah
awal.
6.3.2 Jika megap-megap atau tidak bernafas, buka
mulut lebar-lebar, usap mulut dan isap lendir,
otong tali pusat dengan cepat, tidak diikat & tidak
dibubuhi apapun, dilanjutkan dengan Langkah
Awal.
6.4 LANGKAH AWAL
6.4.1 Selimuti bayi dengan handuk/ kain yang
diletakkan di atas perut ibu, bagian muka dan
dada bayi tetap terbuka
6.4.2 Letakkan bayi di tempat resusitasi
6.4.3 Posisikan kepala bayi pada posisi menghidu
yaitu kepala sedikit ekstensi dengan mengatur
tebal handuk/ kain ganjal bahu yang telah
disiapkan
6.4.4 Bersihkan jalan nafas dengan menghisap lendir
pada mulut sedalam <5 cm dan kemudian
hidung bayi sedalam <3 cm
6.4.5 Keringkan bayi (dengan sedikit tekanan) dan
gosok-gosok dada/ perut/ punggung bayi
sebagai rangsangan taktil untuk merangsang
pernafasan. Ganti kain yang basah dengan kain
yang bersih dan kering. Biarkan muka dan dada
terbuka
6.4.6 Mereposisikan kepala bayi dan nilai kembali
usaha nafas
6.4.7 Bila menangis kuat atau bernafas spontan,
lakukan Asuhan Bayi Baru Lahir
6.4.8 Bila tetap tidak bernafas atau megap-megap
maka lakukan ventilasi
Perhatikan → Langkah 2-8 dilakukan dalam waktu 30
detik

6.5 VENTILASI
6.5.1 Mulai ventilasi
6.5.1.1 Beritahu pada ibu dan keluarga bahwa bayi
mengalami masalah (seperti telah diprediksi
sebelumnya) sehingga perlu dilakukan
tindakan resusitasi
6.5.1.2 Minta ibu dan keluarga memahami upaya ini
dan minta mereka ikut membantu
(pengawasan ibu dan pertolongan bagi bayi
baru lahir dengan asfiksia)
6.5.2 Ventilasi dapat dilakukan dengan tabung dan
sungkup ataupun dengan balon dan sungkup.
Langkah-langkahnya adalah sama.
Perbedaannya hanya pada beberapa hal berikut
ini. Dengan tabung dan sungkup:
6.5.2.1 Udara sekitar harus dihirup ke dalam mulut
dan hidung penolong kemudian
dihembuskan lagi ke jalan nafas bayi melalui
mulut-tabung-sungkup
6.5.2.2 Untuk memasukkan udara baru, penolong
harus melepaskan mulut dari pangkal tabung
untuk menghirup udara baru dan baru
memasukkannya kembali ke jalan nafas bayi
(bila penolong tidak melepas mulutnya dari
pangkal tabung, mengambil nafas dari
hidung dan langsung meniupkan udara,
maka yang masuk adalah udara ekspirasi
dari paru penolong)
6.5.2.3 Pemenuhan frekuensi 20 kali dalam 30 detik
menjadi sulit karena penghisapan udara
6.5.3 Sisihkan kain yang menutup bagian dada agar
penolong dapat menilai pengembangan dada
bayi waktu dilakukan peniupan udara
6.5.4 Uji fungsi tabung dan sungkup atau balon dan
sungkup dengan jalan meniup pangkal tabung
atau menekan balon sambil menahan corong
sungkup
6.5.5 Pasang sungkup melindungi hidung, mulut dan
dagu (perhatikan perlekatan sungkup dan
daerah mulut bayi)
Ventilasi Percobaan

6.5.6 Tiup pangkal tabung atau tekan balon untuk


mengalirkan udara (20 cm air) ke jalan nafas
bayi
6.4.6.1 Perhatikan gerakan dinding dada
6.4.6.1.1 Naiknya dinding dada mencerminkan
mengembangnya paru dan udara
masuk dengan baik
6.4.6.1.2 Bila dinding dada tidak naik/
mengembang periksa kembali:
 Kemungkinan kebocoran perlekatan
sungkup dan hidung
 Posisi kepala dan jalan nafas
 Sumbatan jalan nafas oleh lendir pada
mulut atau hidung
6.4.6.2 Lakukan koreksi dan ulangi ventilasi
percobaan

Ventilasi Definitif

6.4.7 Setelah ventilasi percobaan berhasil maka


lakukan ventilasi definitif dengan jalan meniupkan
udara dengan frekuensi 20 kali dalam waktu 30
detik
 Nilai hasil ventilasi (pernafasan setiap 30 detik)
6.4.8 Lakukan penilaian ventilasi dan lanjutkan
tindakan:
6.4.8.1 Jika setelah 30 detik pertama bayi menangis
kuat dan bergerak aktif maka selimuti bayi
dan serahkanpada ibunya untuk menjaga
kehangatan tubuh dn inisiasi menyusu dini
6.4.8.2 Jika setelah 30 detik pertama bayi belum
bernafas spontan atau megap-megap maka
lanjutkan tindakan ventilasi
6.4.8.3 Jika bayi mulai bernafas tetapi disertai
dengan tarikan atau retraksi dinding dada
bawah maka segera rujuk ke fasilitas rujukan
sambil tetap diberikan ventilasi
6.4.9 Jika bayi belum bernafas spontan atau megap-
megap, lanjutkan ventilasi 20 kali dalam 30 detik
selanjutnya danlakukan penilaian ulang → lihat
16 a-c
6.4.9.1 Bayi tidak bernafas dan telah diventilasi lebih
dari 2 menit → siapkan rujukan
6.4.9.2 Hentikan resusitasi sesudah 10 menit bayi
tidak bernafas dan tidak ada denyut jantung
6.5 TINDAKAN PASCA RESUSITASI

6.5.1 Bila resusitasi berhasil, melanjutkan


penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga
sesuai penuntun persalinan normal
6.5.2 Bila perlu rujukan:
6.5.2.1 Melakukan konseling untuk merujuk bayi
beserta ibu dan keluarga
6.5.2.2 Melanjutkan resusitasi
6.5.2.3 Memantau tanda bahaya
6.5.2.4 Mencegah hipotermi
6.5.2.5 Memberikan vitamin K1
6.5.2.6 Mencegah infeksi
6.5.2.7 Membuat surat rujukan
6.5.2.8 Melakukan pencatatan dan pelaporan
kasus
6.5.3 Bila resusitasi tidak berhasil:
6.5.3.1 Melakukan konseling pada ibu dan keluarga
6.5.3.2 Memberikan petunjuk perawatan payudara
6.5.3.3 Melakukan pencatatan dan pelaporan kasus
6.5.4 Lakukan dekontaminasi seluruh peralatan
yang telah digunakan
6.5.4.1 Penghisap lendir direndam setelah dibilas
dengan larutan klorin 0,5% dengan semprit
6.5.4.2 Seka sungkup dengan larutan klorin 0,5%
6.5.4.3 Rendam kain ganjal dan pengering tubuh
bayi
6.6 REKAM MEDIK TINDAKAN RESUSITASI
6.7.1 Catat secara rinci:
6.7.1.1 Kondisi saat lahir
6.7.1.2 Tindakan untuk memulai pernafasan
6.7.1.3 Waktu antara lahir dengan tindakan langkah
awal daan ventilasi
6.7.1.4 Proses resusitasi dan hasilnya
6.7.1.5 Bila resusitasi gagal, apa penyebabnya
6.6.1.6 Keterangan rujukan apabila dirujuk
7. Unit 7.1 Ruang Bayi
Terkait 7.2 Ruang Nifas
8. Dokumen 8.1 Status bayi
terkait 8.2 Rakam medik
9. Rekaman
No Yang Isi Tanggal mulai
historis
diubah Perubahan diberlakukan
perubahan

Anda mungkin juga menyukai