Anda di halaman 1dari 16

PENGUJIAN ASERSI

Pengujian Rinci Atas Saldo

Tedi – last 08/23


Review : PROSES AUDIT

Proses audit sektor publik terbagi atas 4 tahap, yaitu :


1. Merencanakan audit untuk memperoleh informasi
yang relevan dengan cara yang paling efisien.
2. Mengevaluasi efektivitas pengendalian internal
auditan.
3. Menguji asersi yang berkaitan dengan laporan
keuangan dan menguji kepatuhan pada undang-
undang atau peraturan yang mengikat.
4. Melaporkan hasil audit.
PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI

… lihat P.9
PROSEDUR ANALITIS

… lihat P.10
PENGUJIAN TERINCI ATAS SALDO

Pengujian terinci atas saldo menghasilkan bukti audit yang


andal karena diperoleh dari sumber yang independen.

Tujuan pengujian terinci atas saldo :


Menetapkan kebenaran jumlah uang (monetary
correctness) dari akun-akun yang berhubungan sehingga
dapat dikatakan sebagai pengujian substantif.

Fokus Pengujian :
Saldo-saldo akhir buku besar untuk LRA, LO, dan Neraca.

Faktor yang dipertimbangkan dalam merancang pengujian


terinci atas saldo adalah :
1. Kebutuhan untuk memperkirakan dampak dari
pengujian pengendalian, pengujian substantif atas
transaksi dan prosedur analitis sebelum pengujian-
pengujian ini dilakukan. Perkiraan ini penting karena
auditor seharusnya merancang pengujian terinci atas
saldo pada tahap perencanaan sedangkan rancangan
yang memadai bergantung dari hasil pengujian yang lain.
2. Perkiraan bahwa akan ada sedikit bahkan tidak ada
pengecualian dalam pengujian pengendalian, pengujian
substantif atas transaksi, dan prosedur analitis, kecuali
ada alasan yang lain untuk meyakini hal sebaliknya.

Metodologi dalam perancangan pengujian terinci atas saldo


berorientasi pada tujuan audit berkait saldo, yaitu :
1. Identifikasi risiko usaha/kegiatan auditan yang dapat
mempengaruhi saldo akun,
2. Menetapkan nilai tolerable misstatement dan menentukan inhern
risk dari akun tersebut.
3. Menetapkan risiko pengendalian untuk siklus transaksi yang
melibatkan akun tersebut.
4. Merancang dan melakukan pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi atas transaksi yang melibatkan akun
tersebut.
5. Merancang dan melakukan prosedur analitis untuk akun tersebut.
6. Merancang pengujian terinci atas saldo untuk memenuhi tujuan
audit berkait saldo *).

*) penjelasan :

Bila hasil dari pengujian pengendalian, pengujian substantif atas transaksi, dan
prosedur analitis tidak konsisten dengan perkiraan  maka pengujian terinci
atas saldo harus diubah sebagai bagian dari perkembangan pelaksanaan audit.

Keputusan dalam perancangan pengujian terinci atas saldo


mempertimbangkan faktor :
1. Risiko usaha/kegiatan auditan yang mempengaruhi saldo akun  Inhern risk
dari akun yang akan diuji,
2.Tolerable misstatement dari akun yang akan diuji,
3.Control risk untuk siklus transaksi yang melibatkan akun yang akan diuji,
4.Acceptable audit risk yang ditetapkan pada tingkat laporan keuangan yang
diaudit,
5.Hasil Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas transaksi atas
transaksi yang melibatkan akun yang akan diuji.
6.Hasil Prosedur Analitis untuk akun yang akan diuji.

Langkah perancangan Pengujian Terinci Atas Saldo :


1. Evaluasi terhadap faktor materialitas dan risiko audit, risiko fraud
yang mempengaruhi akun tertentu, hasil pengujian pengendalian
dan pengujian substantif atas transaksi atas transaksi yang
melibatkan akun yang akan diuji, serta hasil prosedur analitis
untuk akun yang akan diuji,
2.Menetapkan tujuan audit berkait saldo  existence ;
completeness ; accuracy, clasification ; cut-off ; details tie-in
realizable value ; rights and obligations
3.Menetapkan prosedur audit
4.Menetapkan ukuran sampel
5.Menetapkan item yang akan diuji
6.Menetapkan waktu pelaksanaan pengujian.
ALUR PERANCANGAN PENGUJIAN TERINCI ATAS SALDO

Sumber : Arens et al (2017)


…lanjutan

Catatan :
Luas dari pengujian terinci atas saldo bergantung dari
hasil pengujian pengendalian, pengujian substantif atas
transaksi, dan prosedur analitis untuk akun tersebut.

Pengujian terinci atas saldo relatif mahal dalam


pengiriman konfirmasi dan penghitungan fisik aktiva, 
oleh karena itu auditor biasanya mencoba untuk
merencanakan audit yang meminimalkan penggunaan
pengujian ini.
…lanjutan

Contoh Pengujian Terinci Atas Saldo Kas di Kas Daerah :


…lanjutan

Catatan :
1) Expanded Test pada Rekonsiliasi Bank :
Pengujian ini dilakukan bila auditor yakin bahwa
rekonsiliasi bank akhir tahun anggaran dengan
sengaja telah disalah-sajikan.

Tujuan pengujian :
a. Memverifikasi semua transaksi kas yang dicatat
dalam jurnal untuk bulan terakhir tahun anggaran
berjalan,
b. Memverifikasi kebenaran/kelengkapan pos-pos
yang dimasukan dalam rekonsiliasi.
…lanjutan

2) Pembuktian Kas :
Pembuktian kas dilakukan bila pengendalian internal
atas kas dinilai tidak memadai.

Pembuktian kas meliputi prosedur audit :


a. Rekonsiliasi saldo kas pada Rekening Koran dengan
saldo kas pada Buku Besar untuk periode tertentu.
b. Rekonsiliasi penerimaan kas yang disetor dengan
jurnal penerimaan kas untuk periode tertentu.
c. Rekonsiliwasi saldo kas pada Rekening Koran
dengan saldo kas pada Buku Besar pada akhir
periode pembuktian kas.
…lanjutan

3) Pengujian untuk menemukan Kitting.


Kitting merupakan tindak kecurangan penggelapan
kas dengan menutupi defalkasi atas kas melalui
transfer uang dari satu bank ke bank lain pada
periode mendekati akhir periode akuntansi, dan
mencatat transaksinya secara tidak pantas.

Dalam melaksanakan transfer tersebut, pelaku


mengupayakan agar cek disetorkan secara lambat
sehingga tidak dapat dikliring oleh bank pertama
sampai akhir periode akuntansi. Aktivitas transfer
tersebut akan dicatat pelaku sebagai aktiva (kas)
pada kedua bank tersebut.
.
tedi.doc

Disclaimer :
Sumber referensi dapat dilihat pada tautan
http.//tedirustendi32.wordpress.com/…  pada laman yg terkait

Anda mungkin juga menyukai