Anda di halaman 1dari 37

SISTEM PELAYANAN

INSTALASI GAWAT
DARURAT
RSUZA
Pembimbing:
dr. Fauzan Bachtiar Amin, SpAn-TI

Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif


Fakutas Kedokteran Universitas Syiah Kuala
RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
PENDAHULUAN

• IGD adalah pintu masuk dan cerminan dari sebuah Rumah Sakit
• Keberadaan IGD menjadi salah satu indikator bagi masyarakat dalam menilai performa Rumah
Sakit.
GAMBARAN UMUM IGD RSUZA
• Fasilitas IGD
• Staf IGD
• Struktur Organisasi IGD
• Denah IGD
• Alur Pasien di IGD
• Standar Pelayanan Minimal
• Indikator Mutu
FASILITAS IGD RSUZA
• Jumlah Bed : 25 ( Standar ) penambahan jika pasien meningkat 40 Bed
• Triase Hijau : 2 Bed
• Kuning : 12 Bed
• Resusitasi : 2 Bed
• Isolasi : 2 Bed
• Ponek : 2 Bed
• Pediatrik Neonatus : 2 Bed
• Anak : 3 Bed

* Pada Keadaan Tertentu IGD dapat Menampung Sampai 45-50 Pasien


SARANA DAN PRASARANA
Kondisi
No Sarana Jumlah
(Baik/Rusak)
1 Bedside Monitor 22 17 Baik 5 rusak
2 Baby Incubator 1 Baik
3 CTG 1 Baik
4 Defibrilator 3 Baik
5 EKG 3 Baik
6 Infant Warmer 2 1 Baik 1 rusak
7 Infus Pump 16 Baik
8 Tensi Meter 4 Baik
9 Timbangan Dewasa 1 Baik
10 Laringoscope 6 Baik
11 Monitor Mobile 3 Baik
12 Nebulizer 3 Baik
Kondisi
No Sarana Jumlah
(Baik/Rusak)

13 Monitor Portable 1 Baik

14 Syringe Pump 18 16 Baik 2 rusak

15 Syringe Pump Space 2 Baik

16 Troli Emergency 4 Baik

17 Monitor Patient 1 Baik

18 Ventilator 4 Baik

19 Vital sign monitor 6 Baik

20 Vital sign monitor anak 1 Baik

21 USG 2 Baik

22 Pulse oxymetri 2 Baik

23 Auto pulse 2 Baik

24 Blangket warmer 5 Baik


JUMLAH STAF IGD RSUZA
• Spesialis Emergensi Medik : 1 orang
• Dokter Umum : 17 orang
• Perawat : 48 orang
• Bidan : 17 orang
• Komponen Tambahan :
Peserta Didik Profesi
 PPDS
 Dokter Muda
 Ners/Penata(rekam medik)/Apoteker dll.
STRUKTUR ORGANISASI IGD RSU dr.ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH
DIREKTUR
WADIR
PELAYANAN CASE MANAGER :
Ns. Muhammad, S.Kep, MKM

PELAYANAN BIDANG
MEDIS KEPERAWATAN

KA.INSTALASI IGD :
dr.Fauzan Bachtiar Amien, Sp.An BED MANAGER:
1. Ns.Kurniati, SST, S.Kep
KA.RUANGAN IGD : 2. Ns.Ainal Mardhiah, SST, S.Kep
TIM DOKTER JAGA Ns.Masli Yuzar, S.Kep., M.Kep

WAKA.RUANGAN IGD :
Ns. Rahmat Ardianto, S.Kep
STRUKTUR ORGANISASI IGD RSU dr.ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

KA.TEAM I KA.TEAM II KA.TEAM III KA.TEAM IV

PERAWAT PELAKSANA : PERAWAT PELAKSANA : PERAWAT PELAKSANA : PERAWAT PELAKSANA :


TEAM JAGA I TEAM JAGA II TEAM JAGA III TEAM JAGA IV

TRANSPORTER TEAM I TRANSPORTER TEAM II TRANSPORTER TEAM III TRANSPORTER TEAM IV

ADMINISTRASI IGD
DENAH IGD RSUZA
ALUR MASUK IGD
DATANG SENDIRI TANPA RUJUKAN

TRIASE

TIDAK
DARURAT DARURAT

RAWAT JALAN POLIKLINIK


PENANGANAN IGD :
1. PENERIMAAN
DOKTER
1. PULANG
2. PEMERIKSAAN
RAWAT JALAN 2. (SARAN )
PENUNJANG
1. PULANG KONSULTASI
3. KONSULTASI
2. SARAN dr.SPESIALIS
DR.SPESIALIS
KONSULTASI
dr.SPESIALIS
RAWAT INAP
SKRINING DAN ALUR PASIEN
MASUK
• Pasien dilakukan triase oleh dokter umum  Penentuan divisi yang akan merawat  PPDS melapor ke
DPJP dengan respon time 30 menit
• Bila diluar jam kerja maka Ka.Tim akan menghubungi Manager On Duty (MOD) untuk menghubungi DPJP
• DPJP memutuskan penanganan pasien untuk:
- Rawat Inap
- Observasi di IGD
- Dipulangkan
- Rawat Jalan
- Tindakan Operasi dll.
• Observasi pasien di IGD maksimal 6 jam, lebih dari itu harus diputuskan rawat inap, pulang berobat jalan
(PBJ) atau tindakan lainnya
• Jika ruang rawat inap penuh  edukasi pasien dan keluarga untuk rencana pindah/rujuk ke RS lain
ALUR PASIEN RUJUKAN
PERUJUK MENGHUBUNGI IGD
HOTLINE call center IGD RSUZA
0651 (34571)
08124475044

Diterima/dicatat/konfirmassi ulang GP IGDZA

FASILITAS
FASILITAS
DIKIRIM DENGAN PENDAMPING KE TIDAK
TERSEDIA
RSUZA TERSEDIA

DIKIRIM Diterima GP IGDZA , dilakukan HUBUNGI


DENGAN Trease selanjut diteruskan ke DPJP RUMAH SAKIT
PENDAMPING untuk penanganan lanjutan LAIN
KE RSUZA
STANDAR PELAYANAN MINIMAL
(SPM)
1. Kemampuan Menangani Life Saving anak dan Dewasa
2. Jam Buka Pelayanan Gawat darurat (24 Jam)
3. Pemberi Pelayanan Kegawatdaruratan bersertifikat
ATLS/BTLS/ACLS/PPGD yang masih berlaku
4. Ketersediaan tim Penanggulangan bencana
5. Waktu tanggap pelayanan dokter digawat darurat sesuai ketentuan yang
berlaku
6. Kepuasan pelanggan pada pelayanan gawat darurat
7. Kematian Pasien ≤ 24 Jam
8. Tidak adanya Pasien yang diharuskan membayar uang muka
9. Pemberian pelayanan ahli pada pasien kegawatdaruratan ≤ 30 menit
10. Jumlah pasien yang pindah kepelayanan rawat inap dalam waktu ≤ 6 jam setelah
diputuskan akan dirawat inap
11. Jumlah pasien yang PAPS setelah ada keputusan tindak lanjut/tatalaksana
berikutnya/dirawat oleh DPJP
12. Jumlah Simulasi Siaga bencana yang dilakukan di IGD
13. Waktu tunggu operasi Cyto < 120 menit
INDIKATOR MUTU IGD

• Indikator Mutu Nasional:


- Kepatuhan Identifikasi Pasien
- Waktu Tanggap Operasi Seksio Caesarea < 30 menit
• Indikator Mutu Prioritas
- Respon Time PCI Emergency < 90 menit
• Indikator Mutu Unit
- Respon Time Konsul Ahli Pasien PONEK < 10 menit
TRIAGE
DEFINISI
• Triage berasal dari kata bahasa Perancis, trier yang secara literatur berarti
memisahkan, memilah atau memilih.

• Triage adalah tindakan untuk memilih/ mengelompokkan korban


berdasarkan beratnya cidera, kemungkinan untuk hidup, dan keberhasilan
tindakan berdasarkan sumber daya (SDM dan sarana) yang tersedia.
KEBIJAKAN
SK Direktur RSUDZA Banda Aceh No:701/60/2022, Tanggal 07 Mart 2022
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional (SPO) di Rumah Sakit
Umum Daerah dr. Zainoel Abidin.
TUJUAN TRIAGE
• Untuk memastikan bahwa korban ditolong sesuai dengan urutan skala
prioritas berdasarkan urutan kegawat daruratannya.
• Untuk memastikan pengobatan terhadap korban tepat guna dan tepat
waktu
• Untuk memindahkan pasien ke lokasi yang lebih aman dan ke lokasi
pengobatan (Rumah Sakit)
• Untuk mengumpulkan informasi dalam penanggulangan pasien multi
kasus
KATEGORI TRIASE

• Metode triase rumah sakit yang saat ini berkembang dan banyak diteliti
reliabilitas, validitas efektivitasnya adalah
1. Triase Australia (Australia Triage System/ATS)
2. Triase Kanada (Canadian Triage Acquity System/CTAS)
3. Triase Amerika Serikat (Emergency Severity Index/ESI)
4. Triase Inggris dan sebagian besar Eropa (Manchester Triage Scale)
Kondisi yang mempengaruhi TRIAGE
1. Multiple Casualties
Musibah massal dengan jumlah penderita dan beratnya perlukaan tidak
melampaui kemampuan petugas dan peralatan. Dalam keadaan ini
penderita dengan masalah yang mengancam jiwa dan multiple trauma akan
dilayani terlebih dahulu
2. Mass Casualties
Musibah massal dengan jumlah penderita dan beratnya luka melampaui
kemampuan petugas dan peralatan. Dalam keadaan ini yang akan dilayani
terlebih dahulu adalah penderita dengan kemungkinan hidup/survival
terbesar, serta membutuhkan waktu perlengkapan dan tenaga paling sedikit
NORMAL BENCANA
• Korban paling berat ditolong • Korban paling mudah
lebih dulu dengan semua sarana diselamatkan, ditolong dulu
yang ada dengan sarana minimal yang ada
• Korban paling ringan ditolong • Korban paling berat ditolong
belakangan/ ditunda belakangan/ditunda
Kode International dalam Triage

PRIORITAS
PRIORITAS
1 PRIORITAS 3 PRIORITAS 4
2 DELAYED/
IMMEDIATE MINIMAL EXPEXTANT
TUNDA
/ SEGERA
Emergency Severity Index
Pengertian ESI?
 Merupakan singkatan Emergency Severity Index.

5 skala prioritas untuk membagi pasien berdasarkan


tingkat keparahan dan penggunaan sumber daya dalam
mendiagnosa penyakit.
PROSEDUR
1. Perawat dan dokter triase IGD melakukan pengamatan dan
penilaian sejak pasien diturunkan dari tempt penurunan pasien,
yaitu pengamatan dan penilaian terhadap jalan nafas (airway),
pernafasan (breathing) dan sirkulasi (circulation) pasien untuk
dapat menetapkan prioritas pasien.
2. Respon Time triase kurang dari 4 menit
3. Triase ini menggunakan TOOL"ESI" yaitu Emergency Severity
Index.
Penentuan Pasien di IGD Berdasarkan Prioritas

ESI level 1 Kondisi Hemodinamik tidak stabil dengan penyulit ABC

ESI level 2 Risiko tinggi untuk terjadinya kerusakan organ secara permanen dan hemodinamik tidak stabil tanpa penyulit
ABC.

Hemodinamik stabil, membutuhkan pemantaatan sumber daya minimal 2 atau lebih selama
ESI level 3
evaluasi.

ESI level 4
Hemodinamik stabil dan membutuhkan pemanfaatan 1 sumber daya selama
evaluasi.

ESI level 5 Hemodinamik stabil tanpa membutuhkan pemanfaatan sumber daya.


OBSERVASI PASIEN GAWAT DARURAT
DI IGD RSUDZA
• DPJP Memutuskan bahwa pasien gawat darurat di IGD
• Menulis status dengan jelas hal-hal yang harus di observasi, Misalnya : GCS, Tekanan
darah, Nadi, Pernafasan, Suhu, Urine, Lingkar perut, Jalan nafas, Intake/output
• Melakukan pemeriksaan penunjang
• Informconsent pada pasien atau keluarga pasien
• Koordinasi dengan perawat perihal instruksi terapi atau tindakan dari DPJP
• Observasi dapat dilakukan maksimal selama 6 jam
• Hasil observasi di tuliskan pada lembaran pengawasan istimewa
RUANG BOARDING DI IGD
1. Jika IGD penuh maka case manager IGD melakukan evaluasi ulang terhadap pasien-pasien IGD saat itu untuk dapat
mengurai kondisi IGD.
2. Case manager juga dapat memindahkan pasien-pasien ke ruangan intermediate Word : Pasien yang sedang menunggu
antrian, pasien yang masih butuh observasi, pasien yang sudah di tetapkan rawat inap oleh DPJP namun tempat tidur
penuh.
3. Kepala IGD menginformasikan kepada keluarga pasien bahwa pasien akan segera di pindahkan ke ruang intermediate.
4. Selama perawatan di Intermediate Ward, pasien tetap mendapatkan pelayanan sesuai SPO, dan di visite oleh DPJP.
5. Admission center menghubungi perawat ruangan intermediate word untuk memberitahu bahwa ruangan sudah
tersedia.
6. Selanjutnya proses transfer pasien dari IGD ke ruangan
7. Bila kondisi pasien di intermediate word sudah ada perbaikan, maka DPJP bisa memulangkan pasien dari ruangan
tersebut.
PROSEDUR TRANSFER PASIEN ANTAR
UNIT PELAYANAN RSUDZA
o Dokter Penangung jawab Pelayanan (DPJP) memeriksa pasien, untuk memutuskan
kelayakan transfer ke unit pelayanan selanjutnya, pemeriksaan penunjang jika diperlukan
dan tindakan lain sesuai dengan pelayanan yg diperlukan untuk pasien.
o DPJP menyetujui kelayakan transfer ke unit pelayanan selanjutnya, pemeriksaan
penunjang jika diperlukan dan atau untuk tindakan lainnya.
o DPJP atau dokter lGD akan menjelaskan kondisi pasien kepada keluarga yang
bertanggung jawab sebelum proses transfer berlangsung .
o DPJP membuat dokumen transfer untuk penanganan lebih lanjut sebagai berikut :
a. Pengantar rawat jika pasien diputuskan rawat inap
b. Mengisi form permintaan pemeriksaan penunjang, jika dibutuhkan pemeriksaan penunjang.
c. Mengisi form dokumen persiapan operasi. jika pasien membutuhkan tindakan operasi.
d. mengisi form rujukan, jika pasien akan dirujuk baik vertikal maupun horizontal atau pasien
dipulangkan
o Perawat menghubungi unit pelayanan tujuan untuk kesiapan menerima pasien yang akan di
transfer.
DERAJAT PENDAMPINGAN PASIEN
NO PASIEN PETUGAS PENDAMPING MINIMAL

1 Derajat 0 Transporter dan Petugas Keamanan

2 Derajat 1 Transporter/Perawat/Dokter/ Petugas Keamanan

3 Derajat 2 Transporter/Perawat/Dokter/ yang Berkompetensi Penanganan Pasien Kritis/Petugas


Keamanan

4 Derajat 3 Transporter/Perawat/Dokter/ yang Berkompetensi Penanganan Pasien Kritis/Petugas


Keamanan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai