Anda di halaman 1dari 47

P2TL

PERATURAN PENCEGEHAN
TUBRUKAN DI LAUT & DINAS
JAGA
Rule 26 - 41
Aturan 26
Kapal penangkap ikan

(A) kapal yang sedang menangkap ikan, apakah sedang berlayar


atau berlabuh jangkar , harus memperlihatkan lampu-lampu
dan sosok-sosok benda yang hanya ditentukan oleh aturan ini.

(B) Kapal yang sedang mendogol, maksudnya sedang menarik


pukat taruk atau pekakas lain di dalam air yang digunakan
sebagai alat untuk menangkap ikan , harus memperlihatkan :
I) Dua penerangan keliling bersusun tegak lurus, yang diatas hijau dan yang
dibawah putih, atau sosok benda yang terdiri dari dua kerucut yang titik-titik
puncaknya berimpit, bersusun tegak lurus.
(Ii) Penerangan tiang lebih kebelakang dan lebih tinggi daripada penerangan
hijau keliling kapal yang panjangnya kurang dari 50 meter tidak wajib
memperlihatkannya.
(Iii) Bilamana mempunyai laju di air sebagai tambahan atas penerangan
yang ditentukan di dalam paragraf ini penerangan-penerangan lambung dan
penerangan buritan.
(C) Kapal yang sedang menangkap ikan kecuali yang sedang mendogol , harus
memperlihatkan :

(I) Dua lampu keliling bersusuntegak lurus , yang diatas merah dan di bawah putih
atau sosok benda yang terdiri dari dua kerucut yang titik-titik puncaknya berimpit ,
bersusun tegak lurus.
(Ii) Bilamana ada alat penangkap ikan yang terjulur mendatar dari kapal lebih dari
50 meter , lampu putih keliling atau kerucut yang titik puncaknya ke atas di arah
alat penangkap.
(Iii) Bilamana mempunyai kecepatan di air, di samping lampu-lampu yang
ditentukan di dalam paragraf ini, lampu-lampu lambung dan lampu buritan.
(D) Kapal yang sedang menangkap ikan berdekatan sekali dengan kapal-kapal
lain yang menangkap ikan , boleh memperlihatkan isyarat-isyarat tambahan
yang di uraikan dengan jelas di dalam lampiran II aturan ini.

(E) Bilamana sedang tidak menangkap ikan tidak boleh memperlihatkan lampu-
lampu atau sosok-sosok benda yang ditentukan di dalam aturan ini tetapi
hanya lampu-lampu atau sosok benda yang ditentukan bagi kapal yang
panjangnya sama dengan panjang kapal itu.
Aturan 27
Kapal yang tidak terkendalikan atau yang berkemampuan olah
geraknya terbatas

(A) Kapal yang tidak terkendalikan harus memperlihatkan :

(I) Dua lampu merah keliling bersusun tegak lurus di suatu tempat yang dapat
kelihatan dengan sejelas-jelasnya.
(Ii) Dua bola atau sosok benda yang serupa bersusun tegak lurus di suatu
tempat yang dapat kelihatan dengan sejelas-jelasnya.
(Iii) Bilamana mempunyai laju di air, sebagai tambahan atas lampu-lampu
yang ditentukan didalam paragraf ini, lampu-lampu lambung dan lampu
buritan.
(B) Kapal yang kemampuan olah geraknya terbatas, kecuali kapal yang sedang melaksanakan pekerjaan
pembersihan ranjau, harus memperlihatkan :

(I) Tiga lampu keliling bersusun tegak lurus di suatu tempat yang dapat kelihatan dengan sejelas-
jelasnya, Lampu yang tertinggi dan yang terrendah harus merah, sedang lampu yang tengah harus
putih.
(Ii) Tiga sosok benda bersusun tegak lurus, di suatu tempat yang dapat kelihatan dengan sejelas-
jelasnya, Sosok benda yang tertinggi dan yang terrendah harus bola, sedang yang ditengah sosok
belah ketupat.
(Iii) Bilamana mempunyai laju di air, lampu atau lampu-lampu tiang, lampu-lampu lambung dan
lampu buritan, sebagai tambahan atas lampu-lampu yang di tentukan di dalam sub paragraf (i).
(Iv) Bilamana berlabuh jangkar, sebagai tambahan atas lampu-lampu atau sosok-sosok benda yang
di tentukan didalam sub paragraf (i) dan (ii) lampu-lampu atau sosok-sosok benda yang ditentukan
dalam aturan 30.
(C) kapal tenaga yang sedang melaksanakan pekerjaan penundaan sedemikian
rupa sehingga sangat membatasi kemampuan kapal yang sedang menunda
dan tundaannya itu untuk menyimpang dari haluannya yang ditentukan
didalam aturan 24 (a) harus memperlihatkan lampu-lampu atau sosok-sosok
benda yang ditentukan di dalam sub paragraf (b) (i) dan (ii) aturan ini.
Kapal yang sedang melaksanakan pengerukan atau pekerjaan di dalam air , bilamana
kemampuan olah geraknya terbatas, harus memperlihatkan lampu-lampu dan
sosok-sosok benda yang ditentukan di dalam sub paragraf (b)(i), (ii) dan (iii)
aturan ini dan sebagai tambahan bilamana ada rintangan harus memperlihatkan :

(I) Dua lampu merah keliling atau dua bola bersusun tegak lurus untuk
menunjukkan sisi tempat rintangan itu berada.
(Ii) Dua lampu hijau keliling atau dua sosok belah ketupat bersusun tegak lurus
untuk menunjukkan sisi kapal yang boleh dilewati kapal lain.
(Iii) Bilamana berlabuh jangkar, lampu atau sosok benda yang ditentukan di
dalam paragraf ini sebagai ganti lampu-lampu atau sosok benda yang ditentukan
di dalam aturan 30.
E) Bilamana kapal yang sedang melaksanakan pekerjaan-pekerjaan penyelaman itu
(

menbuatnya tidak mampu memperlihatkan semua lampu dan sosok benda yang
ditentukan didalam paragraf (d) aturan ini harus diperlihatkan yang berikut ini :

(I) Tiga lampu keliling bersusun tegak lurus di suatu tempat yang diperlihatkan
dengan sejelas-jelasnya. Lampu yang tertinggi dan yang terrendah harus merah ,
sedangkan lampu yang di tengah harus putih.
(Ii) Tiruan bendera kaku huruf " A " dari kode internasional yang tingginya tidak
kurang dari 1 meter . Langkah-langkah harus dilakukan untuk menjamin agar tiruan
itu dapat kelihatan keliling.
(F) Kapal yang sedang melaksanakan pekerjaan pembersihan ranjau , sebagai tambahan atas
lampu-lampu yang ditentukan bagi kapal tenaga di dalam aturan 23 atau atas lampu-lampu atau sosok
benda yang ditentukan bagi kapal yang harus berlabuh jangkar di dalam aturan 30 , mana yang sesuai
harus memperlihatkan tiga lampu hijau keliling atau tiga bola. Salah satu dari lampu-lampu atau
sosok-sosok benda ini harus diperlihatkan di puncak tiang depan atau di dekatnya, dan satu masing-
masing ujung andang-andang depan . Lampu-lampu atau sosok-sosok benda ini menunjukkan bahwa
berbahayalah kapal lain yang mendekat dalam jarak 1000 meter dari pembersih ranjau ini.

(G) Kapal-kapal yang panjangnya kurang dari 12 meter , kecuali kapal-kapal yang sedang menjalankan
pekerjaan penyelaman , tidak wajib memperlihatkan lampu-lampu dan sosok-sosok benda yang
ditentukan dalam aturan ini.

(H) Isyarat-isyarat yang ditentukan di dalam aturan ini bukan isyarat-isyarat dari kapal-kapal dalam
bahaya dan membutuhkan pertolongan, insyarat-isyarat demikian tercantum didalam lampiran IV
peraturan ini.
Aturan 28
Kapal yang terkendala oleh saratnya

Kapal yang terkendala oleh saratnya sebagai tambahan atas lampu-lampu


yang ditentukan bagi kapal-kapal tenaga di dalam aturan 23, boleh
memperlihatkan tiga lampu merah keliling bersusun tegak lurus atau
sebuah silinder di tempat yang dapat kelihatan dengan sejelas-jelasnya.
Aturan 29
Kapal Pandu

(A) Kapal yang sedang bertugas memandu harus memperlihatkan :

(I) Di puncak tiang atau di dekatnya , dua lampu keliling bersusun tegak lurus , yang diatas
putih dan yang dibawah merah.
(Ii) Bilamana sedang berlayar , sebagai tambahan lampu-lampu lambung dan lampu buritan.
(Iii) Bilamana berlabuh jangkar, sebagai tambahan atas lampu-lampu yang ditentukan di dalam
sub paragraf (i), lampu-lampu atau sosok benda yang ditentukan di dalam aturan 30 bagi kapal-
kapal yang berlabuh jangkar.

(B) Kapal pandu bilamana sedang tidak memandu, harus memperlihatkan lampu-lampu atau
sosok-sosok benda yang di tentukan bagi kapal yang serupa sesuai dengan panjangnya.
Aturan 30
Kapal yang berlabuh jangkar dan kapal yang kandas

(A) Kapal yang berlabuh jangkar harus memperlihatkan di suatu tempat yang dapat
kelihatan dengan sejelas-jelasnya
(I) Di bagian depan , lampu putih keliling dan satu bola.
(Ii) Di buritan atau di dekatnya dan di suatu ketinggian yang lebih rendah
daripada lampu yang ditentukan di dalam sub paragraf (i), sebuah lampu putih
keliling.

(B) Kapal yang panjangnya kurang dari 50 meter boleh memperlihatkan sebuah
penerangan putih keliling di suatu tempat yang dapat kelihatan dengan sejelas-
jelasnya sebagai ganti lampu-lampu yang ditentukan dalam paragraf (a) aturan
ini.
(C) Kapal yang berlabuh jangkar boleh juga mempergunakan lampu kerja atau
lampu-lampu yang sepadan yang ada di kapal untuk menerangi geladak-
geladaknya, sedangkan kapal yang panjangnya 100 meter keatas harus
memperlihatkan lampu-lampu demikian itu.

(D) Kapal yang kandas harus memperlihatkan lampu-lampu yang ditentukan


didalam paragraf (a) atau (b) aturan ini dan sebagai tambahan, di suatu
tempat yang dapat kelihatan dengan sejelas-jelasnya :
(I) Dua lampu merah keliling bersusun tegak lurus
(Ii) Tiga bola bersusun tegak lurus.
(E) Kapal yang panjangnya kurang dari 7 meter, bilamana berlabuh
jangkar tidak di dalam atau di dekat alur pelayaran sempit , air
pelayaran atau tempet berlabuh jangkar atau yang bisa di layari oleh
kapal-kapal lain , tidak diisyaratkan memperlihatkan lampu-lampu
atau sosok benda yang ditentukan didalam paragraf (a) dan (b)
aturan ini.

(F) Kapal yang panjangnya kurang dari 12 meter, bilamana kandas,


tidak di isyaratkan memperlihatkan lampu-lampu atau sosok-sosok
benda yang ditentukan didalam paragraf (d)(i) dan (ii) aturan ini.
Aturan 31
Pesawat Terbang Laut

Apabila pesawat terbang laut atau pesawat WIG tidak mampu


memperlihatkan lampu-lampu dan sosok-sosok benda dengan sifat-
sifat atau kedudukan-kedudukan yang ditentukan didalam aturan-
aturan bagian ini, pesawat terbang laut atau pesawat WIG itu harus
memperlihatkan lampu-lampu dan sosok-sosok benda yang sifat-
sifatnya semirip mungkin dan pada kedudukan yang
memungkinkan.
ISYARAT BUNYI DAN ISYARAT CAHAYA
Aturan 32
Definisi

(A) kata "suling" berarti setiap alat isyarat bunyi yang dapat menghasilkan tiupan-
tiupan yang ditentukan dan yang memenuhi perncian-perincian di dalam lampiran
3 peraturan-peraturan ini.

(B) Istilah " Tiup Pendek " berarti tiupan yang lamanya kira-kira satu detik.

(C) Istilah " Tiup Panjang " berarti tiupan yang lamanya empat sampai dengan enam
detik.
Aturan 33
Perlengkapan untuk isyarat bunyi

(A) Kapal yang panjangnya 12 meter atau lebih harus dilengkapi dengan suling, kapal yang
panjangnya 20 meter atau lebih sebagai tambahan suling harus di lengkapi sebuah genta dan
kapal yang panjangnya 100 meter atau lebih sebagai tambahan harus di lengkapi dengan
sebuah gong yang bunyinya tidak dapat di kacaukan dengan nada dan bunyi genta. Suling,
genta dan gong harus memenuhi perincian-perincian didalam lampiran III peraturan ini, genta
atau gong atau kedua-dua nya boleh digantikan dengan perlengkapan lain yang mempunyai
sifat-sifat khas yang sama , dengan ketentuan harus selalu memungkinkan di bunyikan dengan
tangan.

(B) Kapal yang panjangnya kurang dari 12 meter tidak wajib memasang alat-alat isyarat bunyi
yang ditentukan di dalam paragraf (a) aturan ini, tetapi jika tidak memasangnya , kapal itu
harus dilengkapi dengan beberapa sarana lain yang menghasilkan isyarat bunyi yang efisien.
Aturan 34
Isyarat olah gerak dan isyarat peringatan

(A) Bilamana kapal-kapal dalam keadaan saling melihat, kapal tenaga yang
sedang berlayar bilamana sedang berolah gerak sesuai yang diharuskan atau
dibolehkan atau diisyaratkan oleh aturan-aturan ini harus menunjukkan olah
gerak tersebut dengan isyarat-isyarat berikut dengan menggunakan suling
nya :
- Satu tiupan pendek berarti "Saya mengubah haluan saya ke kanan".
- Dua tiupan pendek berarti "Aku mengubah haluan saya ke
kiri".

- Tiga tiupan pendek berarti "Saya sedang menjalankan


mundur mesin penggerak".
(B) Setiap kapal boleh menambahi isyarat-isyarat suling yang
ditentukan di dalam paragraf (a) aturan ini, dengan isyarat cahaya
di ulang-ulang seperlunya , sementara olah gerak sedang di
lakukan :

(I) Isyarat-siyarat cahaya ini harus mempunyai arti berikut :


- Satu kedipan berarti "Saya mengubah haluan saya ke kanan"
- Dua kedipan berarti "Saya mengubah haluan saya ke kiri".
- Tiga kedipan berarti "Saya sedang menjalankan mundur mesin
penggerak".
(Ii) Lamanya masing-masing kedipan harus kira-kira satu detik
, selang waktu antara kedip-kedip itu harus kira-kira satu
detik , serta selang waktu antara isyarat-isyarat berurutan
tidak boleh kurang dari 10 detik.

(Iii) Lampu yang digunakan untuk isyarat ini, jika dipasang


harus lampu putih keliling, dapat kelihatan dari jarak
minimal 5 mil dan harus memenuhi ketentuan-ketentuan
lampiran I peraturan ini.
(C) Bila dalam keadaan saling melihat dalam alur pelayaran sempit :

(I) Kapal yang sedang bermaksud menyusul kapal lain, sesuai


dengan aturan 9 (e)(i), harus menyatakan maksudnya itu dengan
isyarat berikut dengan sulingnya :
- Dua tiup panjang di ikuti dengan satu tiup pendek untuk
menyatakan " saya bermaksud menyusul anda di sisi kanan anda
".
- Dua tiup panjang di ikuti dua tiup pendek untuk menyatakan "
saya bermaksud menyusul anda di sisi kiri anda ".
(ii) Kapal yang sedang disusul itu bilamana sedang melakukan
tindakan sesuai dengan aturan 9(e)(i), harus menyatakan
persetujuannya dengan isyarat-isyarat dengan sulingnya.
(D) Bilamana kapal-kapal yang dalam keadaan saling melihat sedang saling
mendekat dan karena suatu sebab, apakah salah satu dari kapal-kapal itu
atau keduanya tidak berhasil memahami maksud-maksud atau tindakan-
tindakan kapal yang lain, atau dalam keadaan ragu-ragu apakah kapal yang
lain sedang melakukan tindakan yang memadai untuk menghindari
tubrukan, kapal yang dalam keadaan ragu-ragu itu harus segera menyatakan
keragu-raguannya dengan memperdengarkan sekurang-kurangnya 5 tiup
pendek dan cepat dengan suling . Isyarat demikian boleh ditambahkan
dengan isyarat cahaya yang sekurang-kurangnya terdiri dari 5 kedip pendek
dan cepat.
(E) Kapal yang sedang mendekati tikungan atau daerah alur
pelayaran yang ditempat itu kapal-kapal lain dapat
terhalang oleh alingan, harus memperdengarkan satu tiup
panjang. Isyarat demikian itu harus di sambut dengan tiup
panjang oleh setiap kapal yang mendekat yang sekiranya
ada di dalam jarak dengar di sekitar tikungan atau di balik
alingan itu.
(F) Jika suling-suling dipasang di kapal secara terpisah
dengan jarak lebih dari 100 meter , hanya satu suling saja
yang harus di gunakan untuk memberikan isyarat olah
gerak dan isyarat peringatan.
Aturan 35
Isyarat Bunyi dalam Penglihatan Terbatas

Di dalam atau di dekat daerah yang penglihatan terbatas baik


pada siang hari atau malam hari, isyarat-isyarat yang
ditentukan di dalam aturan ini harus digunakan sebagai
berikut :

(A) Kapal tenaga yang mempunyai laju di air memperdengarkan


satu tiup panjang dengan selang waktu tidak lebih dari 2
menit.
 (B) Kapal tenaga yang sedang berlayar tetapi berhenti
dan tidak mempunyai laju di air harus memperdengarkan
dua tiup panjang beruntun dengan selang waktu tiup-tiup
panjang itu kira-kira 2 detik.
(c). Kapal yang tidak terkendalikan, kapal yang kemampuan olah
geraknya terbatas, kapal yang terkendala oleh saratnya, kapal
layar, kapal yang sedang menangkap ikan dan kapal yang sedang
menunda atau mendorong kapal lain sebagai pengganti isyarat-
isyarat yang ditentukan didalam paragrap (a) atau (b) Aturan ini
harus memperdengarkan tiga tiup beruntun, yakni satu tiup
panjang diikuti oleh dua tiup pendek dengan selang waktu tidak
lebih dari 2 menit.
(d). Kapal yang sedang menangkap ikan bilamana berlabuh jangkar
dan kapal yang kemampuan olah geraknya terbatas bilamana
sedang menjalankan pekerjaannya dalam keadaan berlabuh jangkar,
sebagai pengganti isyarat-isyarat yang ditentukan didalam paragrap
(g) Aturan ini, harus memperdengarkan isyarat yang ditentukan
dadalam paragrap (c) Aturan ini.
(e). Kapal yang ditunda atau jika yang kapal ditunda itu lebih dari
satu, maka kapal yang paling belakang dari tundaan itu jika
diawaki, harus memperdengarkan 4 tiup beruntun, yakni 1 tiup
panjang diikuti 3 tiup pendek, dengan selang waktu tidak lebih
dari 2 menit. Bilamana mungkin, isyarat ini harus diperdengarkan
oleh kapal yang menunda.
(f). Bilamana kapal yang sedang mendorong dan kapal yang
sedang didorong maju diikat erat-erat dalam kesatuan gabungan,
kapal-kapal itu harus dianggap sebagai sebuah kapal tenaga dan
harus memperdengarkan isyarat-isyarat yang ditentukan didalam
paragrap (a) atau (b) Aturan ini.
 (g). Kapal yang berlabuh jangkar harus membunyikan genta dengan
cepat selama kira-kira 5 detik dengan selang waktu tidak lebih dari
1 menit.
 Di kapal yang panjangnya 100 meter atau lebih genta itu harus
dibunyikan dibagian depan kapal dan segera setelah pembunyian
genta, gong harus dibunyikan cepat-cepat selama kira-kira 5 detik
dibagian belakang kapal.
 Kapal yang berlabuh jangkar, sebagai tambahan boleh
memperdengarkan tiga tiup beruntun, yakni satu tiup pendek, satu
tiup panjang dan satu tiup pendek untuk mengingatkan kapal lain
yang mendekat mengenai kedudukannya dan adanya kemungkinan
tubrukan.
 (h). Kapal yang kandas harus memperdengarkan isyarat genta dan jika
dipersyaratkan, isyarat gong yang ditentukan didalam paragrap (g) Aturan
ini, dan sebagai tambahan harus memperdengarkan tiga ketukan terpisah
dan jelas dengan genta sesaat sebelum dan segera setelah pembunyian
genta yang cepat itu. Kapal yang kandas, sebagai tambahan boleh
memperdengarkan isyarat suling yang sesuai.
(i). Kapal yang panjangnya kurang dari 12 meter tidak
wajib memperdengarkan isyarat-isyarat tersebut diatas,
tetapi jika tidak memperdengarkannya, kapal itu harus
memperdengarkan isyarat bunyi lain yang efisien dengan
selang waktu tidak lebih dari 2 menit.
(j). Kapal pandu bilamana sedang bertugas memandu,
sebagai tambahan atas isyarat-isyarat yang ditentukan
didalam paragraph (a), (b) atau (g) Aturan ini boleh
memperdengarkannya isyarat pengenal yang terdiri dari 4
tiup pendek.
 ATURAN 36
 ISYARAT UNTUK MENARIK PERHATIAN
 Jika perlu untuk menarik perhatian kapal lain, setiap kapal boleh
menggunakan isyarat cahaya atau isyarat bunyi yang tidak dapat
terkelirukan dengan setiap isyarat yang diharuskan atau dibenarkan
dimanapun didalam Aturan ini, atau boleh mengarahkan berkas cahaya
lampu kejurusan manapun. Sembarang cahaya yang digunakan untuk
menarik perhatian kapal lain harus sedemikian rupa sehingga tidak dapat
terkelirukan dengan alat bantu navigasi manapun. Untuk memenuhi maksud
Aturan ini penggunaan penerangan berselang-selang atau penerangan
berputar dengan intensitas tinggi, misalnya penerangan-penerangan stroba,
harus dihindarkan.
ATURAN 37
ISYARAT BAHAYA
 Bilamana kapal dalam bahaya dan membutuhkan
pertolongan, kapal itu harus menggunakan atau
memperlihatkan isyarat-isyarat yang ditentukan didalam
Lampiran IV Peraturan ini.
PEMBEBASAN – PEMBEBASAN
ATURAN 38
PEMBEBASAN

Setiap kapal ( atau kelas kapal-kapal ) dengan ketentuan bahwa kapal itu
memenuhi syarat-syarat Peraturan internasional tentang pencegahan tubrukan
di laut 1960 yang lunasnya diletakkan sebelum peraturan ini berlaku atau
yang pada tanggal itu dalam tahapan pembangunan yang sesuai, dibebaskan
dari kewajiban untuk memenuhi Peraturan ini sebagai berikut :
(a). Pemasangan penerangan-penerangan dengan jarak yang ditentukan
didalam Aturan 22, sampai 4 tahun setelah tanggal mulai berlakunya aturan
ini.
(b). Pemasangan penerangan-penerangan dengan perincian warna
sebagaimana yang ditentukan didalam seksi 7 Lampiran I Aturan ini, sampai
4 tahun setelah tanggal mulai berlakunya Peraturan.
(c). Penempatan kembali penerangan-penerangan sebagai akibat dari
pengubahan satuan-satuan imperial kesatuan-satuan metrik dan pembulatan
angka-angka ukuran, merupakan pembebasan tetap.
 (d). i. Penempatan kembali penerangan-penerangan tiang
di kapal-kapal yang panjangnya kurang dari 150 meter sebagai
akibat dari ketetapan-ketetapan Seksi 3 (a) Lampiran I
Peraturan ini merupakan pembebasan tetap.
 Penempatan kembali penerangan-penerangan tiang di kapal-
kapal yang panjangnya 150 meter atau lebih sebagai akibat dari
ketetapan-ketetapan Seksi 3 (a) Lampiran I Peraturan ini
sampai 9 tahun setelah tanggal mulai berlakunya peraturan ini.
 (e). Penempatan kembali penerangan-penerangan tiang,
sebagai akibat dari ketetapan-ketetapan Seksi 2 (b) Lampiran I
Peraturan ini, sampai 9 tahun setelah tanggal mulai berlakunya
Peraturan ini.
 (f). Penempatan kembali penerangan-penerangan
lambung, sebagai akibat dari ketetapan-ketetapan Seksi 2 (g)
dan 3 (b) Lampiran I Peraturan ini, sampai 9 tahun setelah
tanggal mulai berlakunya Peraturan ini.
 (g). Syarat-syarat tentang alat-alat isyarat bunyi yang
ditentukan didalam Lampiran III Peraturan ini, sampai 9 tahun
setelah tanggal mulai berlakunya Peraturan ini.
 (h). Penempatan kembali penerangan-penerangan keliling,
sebagai akibat dari ketetapan-ketetapan Seksi 9 (b) Lampiran I
Peraturan ini, merupakan pembebasan tetap.
 Aturan 39 ( Definisi- Definisi )

1. Audit berarti proses yang sistematis,Mandiri dan


terdokumentasi untuk memperoleh bukti audit dan
mengevaluasi secara objektif untuk menentukan sejauh mana
kriteria audit terpenuhi.
2. Audit skema berarti skema audit negara anggota IMO yang
sesuai dengan ketentuan organisasi dan memperhatikan
pedoman yang di buat oleh organisasi.
3. Kode pelaksanaan berarti kode penerapan Instrumen IMO
yang di adopsi oleh organisasi berdasarkan instrumen resolusi
A.1070(28)
4. Audit standart berarti Kode untuk pelaksanaan
 Aturan 40 ( penerapan )

Negara negara Pihak harus menggunakan ketentuan dari kode


penerapan dalam melaksanakan kewajiban dan tanggung jawabnya
terhadap ketentuan pada konvensi ini.
 Aturan 41 ( verifikasi kesesuaian )
1. Setiap negara pihak harus tunduk terhadapa ketentuan audit
berkala yang di buat organisasi sesuai dengan standart audit
memferivikasi kesesuaian dan pelaksanaannya sesuai dengan
konvensi ini.
2. Sekretaris jenderal Organisasi bertanggung jawab untuk
mengadministrasikan skema audit berdasarkan petunjuk yang di
buat oleh organisasi.
3. Setiap negara pihak bertanggung jawab memfasilitasi aksi
terhdapa adanya temuan, berdasarkan petunjuk yang di berikan
oleh organisasi.
4. Audit terhadap semua negara pihak harus;
- Didasarkan pada jadwal yang di buat oleh sekretaris jenderal
organisasi dengan memperhatikan petunjuk yang di beirkan oleh
organisasi
-Di laksanakan dengan jelang waktu secara berkala dengan
memperhatikan petunjuk yang di berikan oleh organisasi.
 Lampiran A , Annex I = Penempatan dan perincian tehnis
penerangan dan sosok benda )
 Lampiran B , Annex II =Isyarat tambahan bagi kapal nelayan
yang sedang menangkap ikan yang saling berdekatan
 Lampiran C, Anex III = Perincian perincian teknis tentang alat
alatisyarat bunyi suling.
 Lampiran D, Annex IV= Distress signal/Isyarat bahaya

 Lampiran E, Konvensi tentang peraturan international untuk


mencegah tubrukan di laut 1972.
 FINISH……………………….

•Thanks………………………
……….

Anda mungkin juga menyukai