Anda di halaman 1dari 27

Salam Cinta untuk Para Bidadari

Dari seorang yang sangat berharap


bertemu kembali di syurga yang luasnya
seluas langit dan bumi 
Ika Fitrianingsih

Jum’at, 13 November 2015


Hijab is My
Crown
Sungguh beruntung bagi wanita-wanita sholehah
karena ketika di dunia hidupnya penuh kemuliaan,
hatinya bercahaya dg cahaya yang mampu
menyejukkan hati siapapun.

Mendengar namanya disebut, senantiasa menyejukkan


dan melembutkan hati yang mendengarnya.

Tutur katanya teruntai bagaikan intan permata indah


berharga, penuh dengan kemuliaan.

Auratnya terbungkus rapi, karena neraka tak akan


sanggup membakar sesuatu yang tertutup di jalan
Setinggi apapun ilmu agamamu, kau akan tetap sulit melangkah jika hatimu penuh dengan
Allah…
Wajahnya terpelihara dan selalu sadar bahwa wajah
ini bukanlah miliknya. Diberikan wajah yang indah
membuatnya semakin banyak takutnya kepada Allah
karena jelas bagitu banyak manusia dengan
wajahnya yang indah membuatnya menjadi calon-
calon penghuni neraka yang abadi.
Diberi rambut yang indah, ia tutupi serapi-rapinya
karena sadar rambut ini akan menjadi api yang
membara kelak sekiranya tidak bisa memelihara
kesuciannya.
tidak ada jaminan kesuksesan, namun tidak mencobanya adalah jaminan
Diberi tubuh yang indah dipakai hanya untuk bersujud
kepada Allah. Diberi kecerdasan membuat ia semakin
tawadhu, merendah diri kepada Allah karena ia tau otak ini
hanyalah pemberian dari Nya dan amat mudah bagi Nya
untuk menghilangkan akal dalam seketika.

Diberi mata yang indah, selalu ditundukkan pandangannya.


Lebih banyak dipakai untuk membaca surat-surat Allah
karena sesungguhnya orang yang jatuh cinta akan selalu
membaca surat orang yg dicintainya. Apalagi dengan surat
Allah itulah yang akan menyelamatkan dunia dan akhiratnya.

“Hidup dengan melakukan kesalahan akan tampak lebih terhormat


daripada selalu benar karena tidak melakukan apa-apa .”
Diberi telinga, amat gemar mendengarkan
suara-suara yang mengajak kembali
kepadaNya. Diberi mulut, selalu dipelihara
karena tidak mau meminum darah dan
nanah yang busuk, yang pasti terjadi bagi
orang-orang yang tak bisa menjaga mulutnya.
Dipakai untuk menyebut nama Allah karena
begitulah yang paling baik diucapkan oleh
lisan seseorang yang mencintaiNya.

Hidup itu seperti kita sedang bersepeda. Jika ingin seimbang, kau harus terus melaju.
Ketika diberi nikmat, walaupun hanya sedikit, akan
membuatnya tersungkur, bersujud kepada Allah
karena ia tau bahwa setiap nikmat bagaimanapun
kecilnya akan menjadi azab yang pedih kalau tidak
disyukuri.

Pantas Rasulullah saw menjanjikan bahwa syurga


dunia adalah wanita sholehah karena ternyata ia
adalah orang yang penuh pemeliharaan diri, penuh
dengan cahaya kemuliaan, dan akhlaknya benar-
benar mempesona. Hidup di dunia ini menjadi syurga
bagi keluarganya. Tidak ada hasil yang besar tanpa ujian dan usaha yang besar
Bahkan begitu sering Rasulullah mengatakan
bahwa seorang wanita sholehah tak akan
pernah merasakan cemasnya melewati
jembatan shiratthal mustaqim atau
merasakan cemas pada saat ditimbang
amalnya karena bagi wanita sholehah begitu
banyak peluang masuk syurga tanpa perlu
harus ditimbang terlebih dahulu.

Kekawatiran seperti kursi goyang.


Memberimu sesuatu untuk dilakukan tetapi tidak membawamu kemanapun.
Begitulah tidak akan ada siksaan neraka
Jahannam bagi wanita sholehah, yang ada
hanya harum semerbak disyurga yang benar-
benar nikmat. Ditempat yang kekal abadi.
Bahkan ia berhak menjadi bidadari di syurga
yang cahayanya saja sudah bisa meluluhkan
lima sampai tujuh kali kenikmatan syurga.
Cahaya dari wanita sholehah yang sangat
memelihara dirinya di dunia.

Belajarlah untuk berpikir besar, berlatihlah untuk bahagia dengan hal-hal


QS An Nur
1 : (Ini adalah) satu surat yang Kami turunkan dan Kami WAJIBKAN (menjalankan hukum-
hukum yang ada di dalam)nya, dan Kami turunkan di dalamnya ayat-ayat yang jelas, agar kamu
selalu mengingatinya.

31. Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak

dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung


kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka,
atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera
suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka,
atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- budak
yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap
wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka
memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah
kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-
isterimu, anak-anak perempuanmu
dan isteri-isteri orang mukmin:
"Hendaklah mereka mengulurkan
jilbab nya ke seluruh tubuh
mereka".
Yang demikian itu supaya mereka
lebih mudah untuk dikenal, karena
itu mereka tidak di ganggu. Dan
Allah adalah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.
“Dari Aisyah r.a.: Sesungguhnya Asma’i
binti Abu Bakar datang kepada Rasulullah
SAW dan dipakainya pakaian yang tipis,
maka Rasulullah SAW menyegahnya dan
berkata: Wahai Asma’i, sesungguhnya
wanita itu bila sudah datang masa haid
tidak pantas terlihat tubuhnya kecuali ini
dan ini. Beliau sambil menunjukkan muka
Khimar : kerudung
penutup kepala ,
leher hingga dada

Jilbab : pakaian
yang menutupi
seluruh tubuh

Hijab : tabir atau


penghalang

Niqab : cadar
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata:

“Semoga Allah merahmati para wanita generasi


pertama yang berhijrah, ketika turun ayat:

“dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung


kedadanya,” (Qs. An-Nuur: 31)

“Maka mereka segera merobek kain panjang/baju


mantel mereka untuk kemudian menggunakannya
sebagai khimar penutup tubuh bagian atas mereka.”

Bilamana menutup aurat merupakan suatu ketaatan, maka memakai pakaian yang
memperlihatkan aurat merupakan suatu keingkaran
“Pendapat yang masyhur di madzhab
kami (syafi’iyah) bahwa aurat pria
adalah antara pusar hingga lutut, begitu
pula budak wanita. Sedangkan aurat
wanita merdeka adalah seluruh
badannya kecuali wajah dan telapak
tangan. Demikian pula pendapat yang
dianut oleh Imam Malik dan
Rasulullah bersabda, “Wahai
anak ku Fatimah,
sesungguhnya wanita-wanita
yang digantung rambutnya
hingga otaknya mendidih
didalam neraka adalah
mereka yang ketika hidup di
dunia tidak mau menutupi
auratnya untuk menghindari
pandangan laki-laki yang
Rasululloh SAW bersabda ,
“Ada dua golongan penghuni neraka yang aku belum pernah
melihatnya: Laki-laki yang tangan mereka menggenggam cambuk
yang mirip ekor sapi untuk memukuli orang lain dan wanita-
wanita yang berpakaian namun telanjang dan berlenggak lenggok.
Kepalanya bergoyang-goyang bak punuk onta. Mereka itu tidak
masuk surga dan tidak pula mencium baunya. Padahal
sesungguhnya bau surga itu bisa tercium dari jarak sekian dan
sekian.” (HR. Muslim)

Rasulullah bersabda,
"Para wanita yang berpakaian tetapi
(pada hakikatnya) telanjang, lenggak-
lengkok, kepala mereka seperti punuk
unta, mereka tidak akan masuk surga
dan tiada mencium semerbak
Manakah yang benar ??
“…suami mereka, atau ayah
mereka,
atau ayah suami mereka,
atau putera-putera mereka,
atau putera-putera suami
mereka,
atau saudara-saudara laki-laki
mereka,
atau putera-putera saudara
lelaki mereka,
atau putera-putera saudara
perempuan mereka,
atau wanita-wanita islam, atau
budak- budak yang mereka
miliki,
atau pelayan-pelayan laki-laki
yang tidak mempunyai
keinginan (terhadap wanita)
atau anak-anak yang belum
mengerti tentang aurat
wanita…”
QS An Nur : 31
Pentingkah berhijab??

1. Bentuk ketaatan kepada Allah dan


RasulNya.

2. Menghindari murka Allah karena tak


menutup aurat adalah maksiat.

3. Menghindari fitnah

4. Menghindari gangguan

5. Menjaga diri
1. “Saya nggak mau jilbaban! 1. “Lha, itu zaman flinstones, lebih kuno lagi,
nggak pake jilbab”
Jilbaban itu kuno!”
2. “Yang besar-besar itu semua awalnya dari
2. “Tapi kan itu hal kecil, kenapa perkara kecil yang diremehkan”
jilbaban harus 3. “terus ngapain salonan tiap minggu? make-
dipermasalahin?!” upan? itu kan fisik?”
3. “Yang penting kan hatinya baik,
bukan lihat dari jilbabnya, 4. “Betul, yang jilbaban aja belum tentu baik,
fisiknya!” apalagi yang … (isi sendiri)”
4. “Jilbaban belum tentu baik” 5. “So what? yang nggak jilbaban juga banyak
5. Saya kemarin lihat ada yang yang nyuri, gak korelasi kali”
6. “Yup, ciri hati yang baik adalah jilbabin kepala
jilbaban nyuri!
dan tutup aurat”
6. “Artinya lebih baik jilbabin hati 7. “Kalo nggak jilbaban dan maksiat dosanya
dulu, buat hati baik!” malah 2. Malah nggak jilbaban itu dosa besar. ″
7. “Kalo jilbaban masih maksiat 8. “Oh, berarti lipstick, sanggul, dan ke salon itu
gimana? dosa kan?” membebaskan ya?”
8. Jilbaban itu buat aku nggak
bebas! 9. “Nah, sekarang kau sudah fanatik pada sekuler
9. Aku nggak mau dibilang fanatik dan ekstrim tidak mau taat”
dan ekstrimis! 10. “Banyak yang jilbaban dan mereka nikah kok”
10.“Kalo aku pake jilbab, nggak
11. “Berarti dia tak layak, bila didepanmu dia tak
ada yang mau sama aku!?” taat Allah, siapa menjamin dibelakangmu dia
11. “Kalo calon suamiku gak suka jujur?”
1. “Lalu enggan taat pada perintah Allah demi
1. “Susah cari kerja kalo pake jilbab!”
kerja? emang yang kasih rizki siapa sih? Bos
2. “Ngapa sih agama cuma diliat dari jilbab dan atau Allah?”
2. “Sama aja kayak sekulerisme melihat wanita
jilbab?” hanya dari paras dan lekuk tubuh”
3. “Aku nggak mau diperbudak pakaian arab!” 3. “Ini simbol ketaatan pada Allah, justru orang
arab dulu (di zaman jahiliyah) gak pake jilbab”
4. “Jilbab cuma akal-akalan lelaki menindas 4. “Perasaan yang adain miss universe laki-laki
deh, yang larang jilbab di prancis juga laki-laki
wanita”
″ `
5. “Aku nggak mau dikendalikan orang tentang apa 5. “Sayangnya sudah begitu, tv, majalah, sinetron,
kendalikan fashionmu”
yang harus aku pake!”
6. “Jilbab kan bikin panas, pusing, ketombean” 6. “Jutaan orang pake jilbab, nggak ada keluhan
begitu, mitos aja”
7. “Apa nanti kata orang kalo aku pake jilbab?!” 7. “Katanya tadi jadi diri sendiri, nggak peduli
kata orang laen…”
8. “Jilbab kan nggak gaul?!” 8. “Lha mbak ini mau gaul atau mau menaati
9. “Aku belum siap pake jilbab” Allah?”
9. “Kematian juga nggak akan tanya kamu siap
10. Mamaku bilang jangan terlalu fanatik! atau belum dear”
10. “Bilang ke mama dengan lembut dan santun,
11. Aku kan gak bebas ke mana-mana, gak bisa bahwa cintamu padanya dengan menaati Allah
nongkrong, clubbing, gosip, kan malu sama baju! penciptanya”
11. “Bukankah itu perubahan baik?”
12. Kasih aku waktu supaya aku yakin jilbaban dulu 12. “Yakin itu akan diberikan Allah kalo kita sudah
mau mendekat, yakin deh”.
Any
Quetions??

Fb : Kemuslimahan BKMI Untan /


Ika Fitrianingsih / 5782A18A
/089694112899
Setinggi apapun ilmu agamamu, kau akan tetap sulit melangkah jika hatimu penuh dengan

Anda mungkin juga menyukai