Anda di halaman 1dari 14

HUKUM LAUT

VEPRIMANTO
211150109
ILMU HUKUM
SEJARAH LAUT INDONESIA (SEBELUM
DEKLARASI DJUANDA 1957)
MASA KOLONIAL BELANDA
Membuat Teritoriale Zeeën en Maritieme Kringen
Ordonantie 1939 (TZMKO 1939)
√ Wilayah nusantara Indonesia dipisah oleh laut
√ Setiap wilayah di Indonesia memiliki laut teritorial
masing-masing selebar 3 mil
√ Permasalahan:
 Setiap wilayah di Indonesia dipisahkan oleh laut bebas
 Kapal-kapal asing bebas berlayar di wilayah perairan laut lepas
 Mengganggu keutuhan NKRI
DEKLARASI DJUANDA
Perdana Menteri Indonesia pada saat itu, Ir. Djuanda
Kartawidjaja, mendeklarasikan sebuah pernyataan
pada tanggal 13 Desember 1957 bahwa “Laut
Indonesia adalah termasuk laut sekitar, di antara dan di
dalam kepulauan Indonesia menjadi satu kesatuan
wilayah NKRI.”
Indonesia menganut prinsip-prinsip dalam negara
kepulauan (archipelagic state)
ISI DEKLARASI DJUANDA 1957
1. Bahwa Indonesia menyatakan sebagai negara kepulauan
yang mempunyai corak tersendiri
2. Bahwa sejak dahulu kala kepulauan nusantara ini sudah
merupakan satu kesatuan
3. Ketentuan ordonansi 1939 tentang Ordonansi, dapat
memecah belah keutuhan wilayah Indonesia dari
deklarasi tersebut mengandung suatu tujuan :
a. Untuk mewujudkan bentuk wilayah Kesatuan Republik
Indonesia yang utuh dan bulat
b. Untuk menentukan batas-batas wilayah NKRI, sesuai
dengan asas negara Kepulauan
c. Untuk mengatur lalu lintas damai pelayaran yang lebih
menjamin keamanan dan keselamatan NKRI
SETELAH DEKLARASI DJUANDA 1957
KONSEKUENSI DEKLARASI
DJUANDA 1957
Laut lepas yang berada di antara pulau-pulau di
Indonesia berubah menjadi laut kepulauan
Jurisdiksi di wilayah laut tersebut berubah dari tidak
ada jurisdiksi menjadi jurisdiksi mutlak
 Jurisdiksi mutlak artinya bahwa Indonesia memiliki
kewenangan untuk menegakkan hukum di wilayah
tersebut
 Jurisdiksi mutlak terdiri dari 3 elemen:
1. Jurisdiksi to prescribe
2. Jurisdiksi to enforce
3. Jurisdiksi to adjudicate
SELAT INTERNASIONAL
Adalah selat yang terletak di antara dua
atau lebih negara-negara
NEGARA KEPULAUAN
Adalah negara yang seluruh bagiannya terdiri dari satu atau
lebih kepulauan dan dapat mencakup pulau-pulau lain
HAK LINTAS DAMAI DI ALUR LAUT
KEPULAUAN (INDONESIA)
ZONA EKONOMI EKSKLUSIF
KASUS ILLEGAL FISHING DI ZEE
INDONESIA
Pemerintah Indonesia melakukan penahanan terhadap
para awak kapal yang tertangkap.
Ilegal Fishing di ZEE Papua Nugini
illegal fishing di Laut Natuna Utara dan Laut Arafuru
Provokasi Tiongkok di Laut Natuna
PRAKTIK ILLEGAL TRANSHIPMENT DI LAUT
LEPAS
BEBERAPA PENGATURAN DI LAUT
LEPAS
Pasal 87: Kebebasan di laut lepas
Pasal 88: Penggunaan laut lepas untuk tujuan damai
Pasal 89: Tidak ada jurisdiksi negara di laut lepas
Pasal 90: Hak untuk berlayar
Pasal 91: Kewarganegaraan kapal
Pasal 92: Status kapal
Pasal 94: Kewajban bendera negara kapal
Pasal 95: Imunitas kapal perang di laut lepas
Pasal 96: Imunitas kapal negara
KASUS LOTUS (PERANCIS v.
TURKI)
 kasus Lotus
1. Konsep floating island atas kapal yang berada di laut lepas
2. Turki menganggap bahwa kapal Lotus telah masuk ke wilayah
jurisdiksinya (menabrak dan menyebabkan pelaut Turki meninggal)
sehingga Turki memiliki kewenangan mengadili Kapten kapal Lotus
3. Alasan lain berkaitan dengan kewenangan Turki adalah Kapten kapal
Lotus secara sukarela masuk wilayah Turki
4. Perancis keberatan atas penahanan Kapten kapal karena kewenangan
tersebut ada pada bendera kapal
5. Putusan PCIJ menyatakan bahwa “negara tidak dapat melaksanakan
jurisdiksinya di luar wilayah teritorial maupun ekstrateritorial,
namun hal ini tidak berarti bahwa hukum internasional melarang
negara untuk melaksanakan jurisdiksinya atas kasus yang terjadi di
luar wilayahnya
a. Asas personal pasif
b. Prinsip jurisdiksi teritorial obyektif

Anda mungkin juga menyukai