Anda di halaman 1dari 56

SAFETY MANAGEMENT SYSTEMS (SMS)

Modul 2 – Konsep Dasar Keselamatan

DITJEN PERHUBUNGAN UDARA –


DEP. PERHUBUNGAN
Building an SMS

Safety Module 10
Phased approach to SMS

Management implementation

System Module 8
SMS planning
Module 9
SMS operation

Module 5 Module 6 Module 7


Risks SMS regulation Introduction to SMS

Module 3
Module 1 Module 2 Module 4
Introduction to safety
SMS course introduction Basic safety concepts Hazards
management

Ditjen Hubud – Safety Management Systems


Dep. Perhubungan Modul 2 2
Tujuan

 Pada akhir modul, peserta dapat menguraikan


batasan metode tradisional dalam mengelola
keselamatan dan menguraikan sudut pandang
dan metode baru dalam mengelola keselamatan.

Ditjen Hubud – Safety Management Systems


Dep. Perhubungan Modul 2 3
Cakupan Materi:

 Konsep keselamatan
 Perkembangan evolusi pemikiran tentang keselamatan
 Konsep penyebab kecelakaan – model Reason
 Manusia dan keselamatan – model SHEL
 Kesalahan dan pelanggaran
 Budaya organisasi
 Penyelidikan keselamatan
 Hal-hal penting untuk diingat

Ditjen Hubud – Safety Management Systems


Dep. Perhubungan Modul 2 4
Konsep Keselamatan

 Apa yang dimaksud dengan KESELAMATAN


 Zero accidents (atau zero serious incidents)?
 Bebas dari bahaya atau resiko?
 Penghindaran kesalahan?
 Pemenuhan aturan?
 . . . .?

Ditjen Hubud – Safety Management Systems


Dep. Perhubungan Modul 2 5
Konsep Keselamatan

 Mohon dipertimbangkan:
 Eliminasi kesalahan atau kecelakaan adalah sesuatu
yang tidak dapat dicapai
 Kegagalan akan terjadi, meskipun upaya pencegahan
yang paling komprehensif telah dilakukan.
 Tidak ada sistem buatan manusia yang bebas dari
resiko dan kesalahan
 Resiko dan kesalahan yang terkendali dapat diterima
pada lingkungan yang pada dasarnya aman

Ditjen Hubud – Safety Management Systems


Dep. Perhubungan Modul 2 6
Konsep Keselamatan (ICAO Doc. 9859)

 Safety is the state in which the risk of harm to persons

or property damage is reduced to, and maintained at or


below, an acceptable level through a continuing process
of hazard identification and risk management.

Ditjen Hubud – Safety Management Systems


Dep. Perhubungan Modul 2 7
Keselamatan
Pendekatan tradisional – Pencegahan kecelakaan
 Terfokus hanya pada kemungkinan penyebab kecelakaan
 Kegiatan yang tidak aman hanya dilakukan oleh personil
operasional
 Memberikan sanksi bagi setiap kegagalan untuk dapat bekerja
dengan selamat
 Menunjuk hal-hal terkait keselamatan secara ekslusif
 Hanya mengidentifikasi:

WHAT? WHO? WHEN?


 Tidak selalu mengidentifikasi:

WHY? HOW?
Ditjen Hubud – Safety Management Systems
Dep. Perhubungan Modul 2 8
Perkembangan pemikiran keselamatan

FAKTOR TEKNIS

SEKARANG
FAKTOR MANUSIA

FAKTOR
ORGANISASI

1950s 1970s 1990s 2000s


Ditjen Hubud – Safety Management Systems
Dep. Perhubungan Modul 2 9
Konsep penyebab kecelakaan

Organisasi Tempat kerja Manusia Barikade A


c
Management Errors c
Working
decisions and and i
conditions
organizational violations d
processes e
n
t

Sumber: James Reason Pergerakan kondisi laten


Ditjen Hubud – Safety Management Systems
Dep. Perhubungan Modul 2 10
Kecelakaan organisasi

Proses organisasi

 Pembuatan kebijakan
 Perencanaan
 Komunikasi
 Alokasi sumber daya
 Pengawasan
 …

Sejumlah kegiatan dimana organisasi


memiliki kendali langsung
Ditjen Hubud – Safety Management Systems
Dep. Perhubungan Modul 2 11
Kecelakaan organisasi

Proses organisasi

 Manajemen resiko
Kondisi laten
dan identifikasi
bahaya yang kurang
 Normalisasi
penyimpangan

Kondisi yang sudah ada di dalam sistem sebelum


kecelakaan terjadi, akan tampak dengan sejumlah
faktor pemicu.
Ditjen Hubud – Safety Management Systems
Dep. Perhubungan Modul 2 12
Kecelakaan organisasi

Proses organisasi

Kondisi laten

Teknologi
Regulasi Barikade
Latihan & pengecekan

Sumber daya sebagai pelindung terhadap resiko yang


harus dihadapi organisasi dalam aktifitas produksi.
Ditjen Hubud – Safety Management Systems
Dep. Perhubungan Modul 2 13
Kecelakaan organisasi

Proses organisasi

Kondisi Stabilitas tenaga


kerja kerja
Kualifikasi &
pengalaman
Moral
Kredibilitas
…

Faktor yang secara langsung mempengaruhi efisiensi


manusia di lingkungan kerja penerbangan.
Ditjen Hubud – Safety Management Systems
Dep. Perhubungan Modul 2 14
Kecelakaan organisasi

Proses organisasi

Kondisi
kerja

Kegagalan  Kesalahan
aktif  Pelanggaran

Tindakan oleh manusia (pilots, controllers, engineers,


staf bandara, dll.) yang memiliki efek langsung yang
membahayakan.
Ditjen Hubud – Safety Management Systems
Dep. Perhubungan Modul 2 15
Kecelakaan organisasi

Organizational
Proses organisasi
processes
Perbaikan Identifikasi
Monitor
Workplace
Kondisi Latent
Kondisi laten
conditions
kerja conditions
Kungkung

Perkuat
Kegagalan
Active
Defences
Barikade
failures
aktif

Ditjen Hubud – Safety Management Systems


Dep. Perhubungan Modul 2 16
Manusia dan keselamatan

 Lingkungan kerja
penerbangan melibatkan
hubungan yang kompleks
antar komponennya.
 Untuk memahami kinerja
operasional, harus
dipahami bagaimana hal
tersebut dipengaruhi oleh
hubungan antar
komponen dalam
lingkungan kerja
penerbangan.
Ditjen Hubud – Safety Management Systems
Dep. Perhubungan Modul 2 17
A

Memahami
kinerja manusia
dalam
konteks operasional
di tempat kerjanya

Ditjen Hubud – Safety Management Systems


B
Dep. Perhubungan Modul 2 18
Proses dan hasil

Kesalahan:
penyebab dan
akibatnya tidak
selalu
berhubungan
secara linear

Ditjen Hubud – Safety Management Systems


Dep. Perhubungan Modul 2 19
Manusia dan keselamatan – model SHEL

 Software
S  Hardware
 Environment
H L L  Liveware

E Liveware (manusia
lain)

Ditjen Hubud – Safety Management Systems


Dep. Perhubungan Modul 2 20
Kinerja operasional dan teknologi

 Pada industri seperti


penerbangan, teknologi
sangat esensial.
 Konsekuensi operasional
dalam interaksi antara
manusia dan teknologi
kadang terabaikan, memicu
munculnya human error.

Ditjen Hubud – Safety Management Systems


Dep. Perhubungan Modul 2 21
Memahami kesalahan operasional

 ‘Human error’ sering menjadi


‘contributing factor’ dalam kejadian
kecelakaan penerbangan.
 Bahkan personil yang kompeten
dapat melakukan kesalahan.
 Kesalahan mesti diterima sebagai
komponen yang normal berada
dalam sistem dimana manusia dan
teknologi saling berhubungan.

Ditjen Hubud – Safety Management Systems


Dep. Perhubungan Modul 2 22
Errors & Violations (ITSAP – CASA)

 All people make errors.


 Errors cause property loss and injury so should be
investigated.
 Just Culture differentiates between acceptable error and
inexcusable errors which should attract punitive action.
 The line is between ‘negligent’ and ‘reckless’.

Ditjen Hubud – Safety Management Systems


Dep. Perhubungan Modul 2 23
Errors & Violations (ITSAP – CASA)
I forgot to Was error intentional? I didn’t ring
dial the because . . .
number Yes
No
Did the error involve Violation
Lapse willfully and consciously
Did the error involve a task breaking a rule or
or step being omitted? procedure?
Yes Yes
No No
Yes Yes
Did the error involve an Did the error involve an
incorrectly executed task or incorrect plan or incorrect
step? assessment of a situation? Mistake
Slip

I dialed the I thought I


wrong didn’t need
number to ring

Ditjen Hubud – Safety Management Systems


Dep. Perhubungan Modul 2 24
Kesalahan & keselamatan –
sebuah hubungan yang tidak linear

Statistik menunjukkan
bahwa jutaan kesalahan operasional
sudah terlebih dahulu dibuat
sebelum sebuah kecelakaan
besar terjadi

Ditjen Hubud – Safety Management Systems


Dep. Perhubungan Modul 2 25
Investigasi kecelakaan –
sekali dalam sejuta penerbangan
Flaps Checklist Warning
terlupa gagal diabaikan

Kesalahan Deviasi Perkuatan Degradasi/


kecelakaan
Ditjen Hubud – Safety Management Systems
Dep. Perhubungan Modul 2 26
Manajemen keselamatan –
pada hampir setiap penerbangan
Flaps Checklist Warning
terlupa berfungsi efektif

Kesalahan Deviasi Perkuatan Normal


operation
Ditjen Hubud – Safety Management Systems
Dep. Perhubungan Modul 2 27
Kesalahan dan akibatnya
 Tiga strategi mengendalikan ‘human
error’
 Strategi pengurangan kesalahan
berperan pada sumber kesalahan
dengan mengurangi atau
menghilangkan ‘contributing
factors’.
 Desain yang ‘manusiawi’
 Faktor ergonomis
 Pelatihan
…

Ditjen Hubud – Safety Management Systems


Dep. Perhubungan Modul 2 28
Kesalahan dan akibatnya
 Tiga strategi mengendalikan ‘human
error’
 Strategi penangkalan kesalahan
berperan pada kesalahan yang
telah dibuat, menangkal
kesalahan sebelum menimbulkan
efek yang lebih parah.
 Checklists
 Task cards
 Flight strips
…
Ditjen Hubud – Safety Management Systems
Dep. Perhubungan Modul 2 29
Kesalahan dan akibatnya

 Tiga strategi mengendalikan ‘human


error’
 Strategi toleransi kesalahan
berperan meningkatkan
kemampuan sistem untuk
menerima kesalahan tanpa
menimbulkan akibat yang serius.
 Sistem cadangan
 Pemeriksaan struktur
…
Ditjen Hubud – Safety Management Systems
Dep. Perhubungan Modul 2 30
Memahami pelanggaran – Siapkah kita?
Accident Incident Production objective(s)

Higher
Violation Technology

People
Risk Safety
Space Training

Procedures
Min
Max System output Min
Ditjen Hubud – Safety Management Systems
Dep. Perhubungan Modul 2 31
Budaya (kultur)

 Budaya mengikat manusia sebagai anggota kelompok


dan memberikan petunjuk tentang cara bersikap dalam
situasi normal maupun situasi yang tidak biasa.
 Budaya mempengaruhi nilai, kepercayaan dan perilaku
yang dibagi manusia dengan manusia lain dalam
berbagai kelompok sosial.

Ditjen Hubud – Safety Management Systems


Dep. Perhubungan Modul 2 32
Tiga budaya

Nasional

Organisasi

Profesi

Ditjen Hubud – Safety Management Systems


Dep. Perhubungan Modul 2 33
Tiga budaya yang berbeda
 Budaya nasional mencakup sistem nilai dari suatu
negara.
 Budaya organisasi/perusahaan membedakan nilai dan
perilaku suatu organisasi (misal organisasi pemerintah
vs. organisasi swasta).
 Budaya profesi membedakan nilai dan perilaku suatu
kelompok profesi (contoh pilot, ATC, teknisi, staf
bandara, dsb.).
 Tidak ada rekayasa manusia yang tanpa budaya

Ditjen Hubud – Safety Management Systems


Dep. Perhubungan Modul 2 34
Budaya organisasi/perusahaan

 Menetapkan batasan perilaku yang dapat diterima di


lingkungan kerja dengan penerapan norma dan aturan.
 Memberikan kerangka bagi proses pengambilan
keputusan baik oleh manajer maupun pekerja
 “This is how we do things here, and how we talk
about the way we do things here” .

Ditjen Hubud – Safety Management Systems


Dep. Perhubungan Modul 2 35
Budaya keselamatan
 Sebuah kerangka / bangunan
 Sebuah hasil, bukan sebuah proses
 Pengenalan konsep manajemen keselamatan akan
menjadi dasar pembentukan budaya keselamatan
 Budaya keselamatan tidak dapat “diamanatkan” atau
“didesain”, dia berkembang.
 Budaya keselamatan ditumbuhkan dengan pendekatan
“top-down”

Ditjen Hubud – Safety Management Systems


Dep. Perhubungan Modul 2 36
Budaya positif
Budaya tahu Budaya luwes
Mengetahui faktor manusia, teknis, organisasi dan lingkungan Dapat beradaptasi dengan
yang secara keseluruhan berperan terhadap keselamatan suatu proses organisasi saat
sistem. menghadapi suatu
perubahan, bergeser dari
model hirarki konvensional
menjadi model yang lebih
Budaya lapor datar.
Siap melaporkan
kesalahan dan Budaya
pengalaman yang Positif
Budaya belajar
dialami Punya kemauan dan
kemampuan untuk belajar
dari sistem informasi
Budaya adil
Ada dorongan (bahkan penghargaan) bagi pemberian informasi keselamatan dan bersedia
yang penting untuk keselamatan. Tetapi, tetap ada garis tegas menerapkan perubahan yang
yang membedakan antara perilaku yang dapat dan tidak dapat mendasar.
diterima.

Ditjen Hubud – Safety Management Systems


Dep. Perhubungan Modul 2 37
Tiga pilihan

 Organisasi dan manajemen informasi

 Patologis – Menyembunyikan informasi

 Birokratis – Menahan informasi

 Generatif – Menghargai informasi

Ditjen Hubud – Safety Management Systems


Dep. Perhubungan Modul 2 38
Tiga kemungkinan budaya organisasi

Patologis Birokratis Generatif

Informasi Dikurung Diacuhkan Dicari

Kurir Diteriaki Dibiarkan Dilatih

Tanggung jawab Dihindari Dikunci Dibagi

Laporan Ditekan Dibolehkan Dihargai

Kegagalan Ditutupi Diampuni Dipelajari

Ide baru Direjam Dipersulit Disambut

Hasil Conflicted “Red tape” Reliable


organization organization organization
Ditjen Hubud – Safety Management Systems
Dep. Perhubungan Modul 2 39
Investigasi keselamatan

 Untuk tujuan ‘lama’


 Menghilangkan kerugian
 Mengembalikan kepercayan pada sistem
 Melanjutkan aktifitas normal
 Memenuhi tujuan politis
 Untuk meningkatkan keandalan sistem
 Mempelajari kelemahan sistem
 Mengembangkan strategi perubahan
 Prioritasi alokasi sumber daya

Ditjen Hubud – Safety Management Systems


Dep. Perhubungan Modul 2 40
Investigasi

 Fakta-fakta
 Pesawat kargo tua turboprop bermesin empat terbang ke
dalam kondisi ‘icing’.
 Mesin 2 and 3 mati akibat penumpukan es, dan tujuh menit
kemudian mesin 4 mati.
 Flight crew berhasil menyalakan kembali mesin 2.
 Pembagian beban elektrik tidak dimungkinkan, dan sistem
elektrik berpindah ke tenaga baterei.

Ditjen Hubud – Safety Management Systems


Dep. Perhubungan Modul 2 41
Investigasi

 Fakta-fakta
 Saat mencoba mendarat darurat, seluruh sistem
elektrik padam.
 Yang tersisa hanyalah ‘self-powered standby gyro’,
sebuah senter dan ‘self-powered engine
instruments’.
 Flight crew tidak mampu mengendalikan pesawat,
dan pesawat jatuh akibat kehilangan kontrol.

Ditjen Hubud – Safety Management Systems


Dep. Perhubungan Modul 2 42
Investigasi

 Temuan
 Crew tidak menggunakan radar cuaca.
 Crew tidak membaca ‘emergency check-list’.
 Situasi yang timbul menuntut pemikiran yang cepat
dan tindakan yang tepat.
 Kondisi yang terjadi melampaui kondisi sertifikasi
mesin pesawat tersebut.
 Tidak meminta pengalihan tujuan pendaratan ke
bandara yang lebih dekat.

Ditjen Hubud – Safety Management Systems


Dep. Perhubungan Modul 2 43
Investigasi

 Temuan
 …
 Crew tidak menggunakan istilah yang tepat saat
menyatakan ‘emergency’.
 Crew resource management (CRM) yang buruk.
 Mismanajemen sistem pesawat.
 Emergency checklist – tampilan dan informasi visual.
 Prosedur pengawasan operasi penerbangan internal.

Ditjen Hubud – Safety Management Systems


Dep. Perhubungan Modul 2 44
Investigasi
 Penyebab
 Mesin mati lebih dari satu
 Pelaksanaan ‘emergency drills’ yang tidak lengkap
 Tindakan crew dalam mengamankan dan menyalakan
kembali mesin
 Hambatan (drag) dari ‘unfeathered propellers’
 Berat es
 CRM yang buruk
 Kurangnya antisipasi
 Hilangnya ‘situational awareness’

Ditjen Hubud – Safety Management Systems


Dep. Perhubungan Modul 2 45
Investigasi

 Rekomendasi keselamatan
 Otorita / regulator agar mengingatkan pilot untuk
menggunakan terminologi / istilah yang tepat.
 Otorita / regulator agar meriset bentuk materi
referensi dalam kondisi ‘emergency’ yang paling
efektif.

Ditjen Hubud – Safety Management Systems


Dep. Perhubungan Modul 2 46
Kesalahan ...

Ditjen Hubud –
adalah serupa
Safety Management Systems
nyamuk …
Dep. Perhubungan Modul 2 47
Untuk melawannya …

... musnahkan tempat pembiakannya.


Ditjen Hubud – Safety Management Systems
Dep. Perhubungan Modul 2 48
Q&A

 Q: Bagaimana definisi ‘safety’ dalam ICAO Doc. 9859?

 A: ?

Slide number:
Ditjen Hubud – Safety Management Systems
Dep. Perhubungan Modul 2 50
Q&A

 Q: Sebutkan lima bagian dari model Reason.


 A: ?

Slide number:
Ditjen Hubud – Safety Management Systems
Dep. Perhubungan Modul 2 51
Q&A

 Q: Terangkan komponen model SHEL(L)


 A: ?

Slide number:
Ditjen Hubud – Safety Management Systems
Dep. Perhubungan Modul 2 52
Q&A
 Q: Sebutkan minimum tiga faktor budaya positif
 A: ?

Slide number:
Ditjen Hubud – Safety Management Systems
Dep. Perhubungan Modul 2 53
Q&A

 Q: Bagaimana organisasi dapat dibedakan, ditinjau dari


manajemen informasi keselamatan organisasi tersebut?

 A: ?

Slide number:
Ditjen Hubud – Safety Management Systems
Dep. Perhubungan Modul 2 54
Hal-hal penting untuk diingat

1. Kecelakaan organisasi.
2. Konteks operasional dan kinerja manusia
3. Kesalahan dan pelanggaran.
4. Budaya dan keselamatan organisasi.
5. Manajemen informasi keselamatan dan budaya
keselamatan.

Ref.: ICAO Doc 9859, Chapters 1, 2 and 4

Ditjen Hubud – Safety Management Systems


Dep. Perhubungan Modul 2 55
SAFETY MANAGEMENT SYSTEMS (SMS)
Modul 2 – Konsep Dasar Keselamatan

DITJEN PERHUBUNGAN UDARA –


DEP. PERHUBUNGAN

Anda mungkin juga menyukai