Anda di halaman 1dari 4

ADIK SIMBA (KATA TANYA=?

Menanyakan Menanyakan pelaku


mengenai suatu APA yang terlibat dalam
hal atau peristiwa sebuah peristiwa SIAPA
yang terjadi
MENGAPA Menanyakan alas
Menanyakan an/sebab dalam
DIMANA
tempat terjadinya suatu peristiwa
suatu peristiwa

Menanyakan BAGAIMANA
mengenai waktu
peristiwa yang
KAPAN Menanyakan keterangan
terjadi cara/proses, penjelasan ciri-
ciri/penjelasan tokoh karakter
Pengibar Sang Saka Merah Putih

Peristiwa proklamasi kemerdekaan melibatkan banyak


pihak. Salah satunya adalah mereka yang mengibarkan
sang Saka Merah Putih. Berkibarnya Sang Saka Merah
Putih menegaskan berdirinya Negara Indonesia yang
merdeka dan berdaulat.

Abduk Latief Hendraningrat adalah salah satu pengibar


Sang Saka Merah Putih pada tanggal 17 Agustus 1945 di
Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta. Ia merupakan seorang
prajurit PETA berpangkat Sudanco (Komandan Kompi).
Saat melakukan pengibaran bendera, ia dibantu oleh
Suhud Sastro Kusumo, seorang pemuda dari Barisan
Pelopor.
Abdul Latief mengenyam pendidikan di Sekolah Tinggi Hukum.
Saat menjadi mahasiswa, ia sekaligus mengajar Bahasa
Inggris di beberapa sekolah menengah swasta, seperti yang
dikelola oleh Muhammadiyah dan Perguruan Rakyat. Ia juga
ditugaskan ke New York untuk memimpin rombongan tari.
Semasa penjajahan, ia mengajar di berbagai perguruan yang
berorientasi pada pergerakan kemerdekaan.

Pada masa pendudukan Jepang, Abdul Latief giat dalam Pusat


Latihan Pemuda (Seinan kunrenshoo), kemudian menjadi
anggota Pasukan Pembela Tanah Air (PETA). Ketika PETA
dibentuk secara resmi pada tanggal 3 Oktober 1943, Abdul
Latief langsung diangkat sebagai Komandan Kompi (Sudanco)
karena paling senior, di bawah Komandan Batalyon (Daidanco)
Jakarta Mr. Kasman Singodimedjo. Ia juga menjadi salah
seorang pendiri Badan Keamanan Rakyat (BKR) di Jakarta
Setelah Proklamasi Kemerdekaan, Abdul Latief terlibat dalam
berbagai pertempuran. Ia menjabat Komandan Komando Kota
ketika Belanda menyerbu Yoygakarta (1948). Setelah berhasil
keluar dari Yogyakarta yang sudah terkepung, ia melakukan
gerilya. Setelah penyerahan kedaulatan, Abdul latief mula-
mula ditugaskan di Markas Besar Angkatan Darat. Abdul Latief
pernah duduk di sejumlah jabatan penting, seperti Direktur
Pusat Pendidikan Perwira TNI AD di Bandung, Direktur SSKAD
di Bandung, ditunjuk sebagai atase militer RI untuk Filipina
(1952), lalu dipindah ke Washington hingga tahun 1956,
anggota DPR GR, dan sejumlah jabatan lainnya termasuk
Rektor IKIP Jakarta tahun1965-1966. Abdul Latief pensiun dari
tugas militer pada tahun 1967 dengan pangkat terakhir
Brigadir Jenderal TNI.

Anda mungkin juga menyukai