Anda di halaman 1dari 7

BAGIAN PERTAMA : ARTI SEJARAH PENGERTIAN SEJARAH Sejarah dalam bahasa Inggeris digunakan kata History yang berasal

dari Yunani Istoria berarti ilmu. Kata istoria digunakan bagi pemaparan mengenai gejala-gejala, terutama hal ihwal manusia, dalam urutan kronologis. Sekarang kata history menurut definisi umum berarti masa lampau umat manusia. Dalam bahasa Arab digunakan kata Tarikh. Kata tarikh awalnya berarti penentuan awal berita khusus berdasarkan masa, perhitungan zaman, dan penentuan waktu terjadinya peristiwa secara cepat. Dalam perkembangannya, tarikh berarti ilmu yang berusaha menggali peristiwa-peristiwa masa lalu agar tidak dilupakan. (Badri Yatim, 1997: 1) Gilbert J. Garaghan, Sejarah mengandung tiga konsep, yaitu: 1. Peristiwa masa lampau umat manusia yang benar-benar pernah terjadi. dimensi ini sejarah sebagai peristiwa. 2. Rekaman mengenai peristiwa masa lampau. dimensi ini sejarah sebagai cerita 3. Proses atau teknik untuk membuat rekaman peristiwa masa lampau. dimensi ini sejarah sebagai ilmu. (R. Moh Ali, 1963: 8) Menurut Murtadha Muthahhari, sejarah dapat didefinisiskan dengan tiga cara, yaitu: 1. Pengetahuan tentang kejadian-kejadian, persitiwa-peristiwa, dan keadaan-keadaan kemanusiaan di masa lampau dalam kaitannya dengan dengan keadaan-keadaan masa kini. Tipe sejarah ini dinamakan sejarah tradisional (tarikh naqli). 2. Pengetahuan tentang hukum-hukum yang tampak menguasai kehidupan masa lampau, yang diperoleh melalui penyelidikan dan analisis atas persitiwa-peristiwa masa lampu. Sejarah dalam pengertian ini dinamakan sejarah ilmiah. 3. Pengetahuan tentang perubahan-perubahan yang bertahap yang membawa masyarakat dari satu tahap ke tahap lain. Dalam tipe ini dinamakan falsafah kesejarahan. (Murtadha Muthahhari, 1998: 65) Menurut Taufik Abdullah, sejarah sebagai ilmu perlu pembatasan-pembatasan, yaitu: 1. Pembatasan yang menyangkut dimensi waktu. Seperti ada penggunanaan istilah masa prasejarah dan masa sejarah.

2. Pembatasan yang menyangkut peristiwa. 3. Pembatasan yang menyangkut tempat. 4. Pembatasan yang menyangkut seleksi. (Badri Yatim, 1997: 2) OBYEK SEJARAH 1. Obyek dari sejarah adalah umat manusia, mengungkap pengalaman manusia baik sebagai individu maupun secara kelompok. 2. Sejarah menekankan manusia kaitannya dengan waktu. 3. Studi manusia secara mendalam dengan memberikan perspektif masa lampau serta kepastian perubahan atas sesuatu. METODOLOGI SEJARAH 1. Metode sejarah konvensional. Bersifat naratif, menekankan segi kesastraannya, mengungkap persitiwa masa lampau bertolak dari persoalan apa, kapan, dimana dan bagiamana persitiwa itu terjadi. 2. Metode sejarah kritis-analitis. Bersifat sistematis dalam mengungkap masa lalu, mencari jawaban atas pertanyaan mengapa suatu persitiwa itu terjadi, mengungkap sebab akibat dari setiap peristiwa yang terjadi. TUJUAN MEMPELAJARI SEJARAH 1. Sir John Seeley, Mengatakan , History ought surely in some degree to anticipate the lesson of time. We shall no doubt be wise after the event; we study history that we may be wise before the event. (Roeslan Abdulgani, 1980: 4) 2. Cicero mengatakan, Tidak belajar sejarah berarti kita akan tetap menjadi kanak-kanak untuk selamanya. (Ibrahim Alfian, 1985: 20) 3. Menjadi lebih bijaksana dalam melangkah ke masa yang akan datang. TOKOH SEJARAH 1. Herodotus (490-430 SM) dianggap oleh Barat sebagai Bapak Sejarah.

2. Ibn Khaldun (1332-1406 M), dianggap sebagai bapak Sejarah dan Sosiolog Modern. Karyanya Muqaddimah Ibn khaldun.

FAKTOR-FAKTOR PENENTU SEJARAH 1. Teori Serba Kebetulan. Semua perubahan, kemajuan, kemorosotan dan revolusi yang dialami manusia adalah akibat dari kebetulan. Bagdad dihancurkan pasukan Mongol kebetulan Bagdad sedang lemah. 2. Teori Determinisme Sejarah. Menurut teori ini sejarah dan manusia sejak awal mulanya sampai sekarang adalah bagaikan sebatang pohon, tidak mempunyai kemauan sendiri. Asalnya dari sebutir benih, bertunas, berakar, beranting, bercabang, berdaun, tumbuh menjadi sebatang pohon besar, berubah, layu, mekar, tumbuh dan kemudian ambruk. Bahwa terdapat faktor-faktor dan hukum-hukum yang menentukan kehidupan manusia sepanjang sejarah, yang berada di luar kemampuan manusia seperti halnya hukum mengenai alam. 3. Teori faktor orang Besar. Satu-satunya faktor fundamental yang merubah dan memajukan masyarakat ataupun yang mengakibatkan kemorosotan manusia adalah pribadi besar. Teori ini terbagi dua, yaitu: a. Faktor perubah masyarakat manusia adalah tokoh besar agama/spiritual. Seperti Ibrahim as tokoh agama hanif, Musa as bagi Yahudi, Isa as bagi Nasrani, Muhammad saw bagi umat Islam, Sidarta untuk umat Budha, Zarasustra untuk Zoroaster. b. Faktor perubah masyarakat manusia adalah tokoh pemimpin/penguasa negara. Seperti Alexander, Firaun raja mesir kuno, Napoleon, Soekarno, dll. 4. Teori rakyat atau al-nas. Satu-satunya faktor fundamental yang yang merubah perkembangan sosial adalah rakyat sebagai porosnya. Teori dipegang oleh Ali Syariati. Teori didasarkan al-Quran, yaitu: a. Untuk mereka apa yang mereka usahakan, dan untuk kalian apa yang kalian perbuat, QS. 2: 134. b. Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum hingga mereka merobah keadaan mereka sendiri, QS. 13: 11. c. Setiap orang bertanggungjawab atas usahanya, QS. 74: 38. (Ali Syariati, 1982: 39)

TEORI-TEORI HUKUM SEJARAH Di dalam sejarah terdapat struktur atau suatu tema yang mendasari semuanya yang disebut hukum atau pola sejarah. Ada hukum yang mengatur perjalanan sejarah dan hukum itu bersifat universal serta konstan, bahwa gerak atau perubahan dalam sejarah itu mempunyai pola-pola tertentu. Ada tiga tentang hukum atau pola sejarah, yaitu: 1. Teori Linier. Teori ini menjelaskan bahwa sejarah itu mengikuti bergerak mengikuti garis lurus yang akan menuju kepada suatu tujuan tertentu. Teori ini tidak mengakui adanya pengulangan dalam sejarah ataupun pasang surut dalam sejarah. 2. Teori Siklus. Teori menjelaskan bahwa sejarah bergerak dengan pola siklus: lahir, tumbuh berkembang dan akhirnya mati. Teori ini menganalogikan sejarah dengan kehidupan biologis. Ibn Khaldun merupakan salah satu penganut teori siklus. 3. Teori Spiral. Teori ini kombinasi dari teori linier dan teori siklus. Bahwa peristiwa-peristiwa sejarah saling berkaitan dan perjalanannya mengalami pasang surut. Pasang surut itu akan selalu terjadi dalam sejarah dan terjadi pengulangan di dalamnya, bukan pada peristiwanya tetapi pada pola umumnya.

BAGIAN KEDUA : ARTI PERADABAN PENGERTIAN KEBUDAYAAN DAN PERADABAN M. Marmaduke Picktchall, kebudayaan berarti perkembangan. Kata kultur berarti perkembangan pikiran manusia. Kultur Islam tidak mengarah kepada mempercantik dan memperhalus perlengkapan kehidupan manusia. Kebudayaan Islam mengarah kepada memperindah dan memuliakan kehidupan manusia itu sendiri. (M.M. Picktchall, t.t.: 7) Aren Jan Wensinck menjelaskan bahwa istilah kebudayaan (culture) lebih luas artinya daripada istilah peradaban (civilization). Menurutnya, kebudayaan adalah akal budi yang bersifat batiniyah, akallah yang menciptakan seni, ilmu, teknologi dll. Adapun peradaban adalah hasil pengolahan akal budi dalam bentuk lahiriyah. M.Z. Siddiqi, Kebudayaan adalah perkembangan intelektual, adapun peradaban adalah tingkat kemajuan dalam perkembangan sosial. Apa peradaban/kebudayaan Islam itu? A.A. Fyzee, peradaban atau kebudayaan Islam adalah semua produk budaya yang dihasilkan di bawah naungan pemerintahan Islam. M.Z. Siddiqi, peradaban atau kebudayaan Islam adalah satu sikap khusus yang berangkat dari dasar-dasar Islam. Nourzaman Siddiqi, sebuah kebudayaan dinamakan kebudayaan Islam apabila memiliki ciri : bernapaskan tauhid dan hasil buah pikir dan pengolahannya dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan manusia sesuai prinsip dimana Islam adalah rahmatan lil alamin. Karena struktur kebudayaan Islam merupakan perpaduan antara wahyu dan hasil akal.

BAGIAN KETIGA : AL-QURAN DAN SEJARAH Anjuran al-Quran kepada manusia agar menyelidiki dan merenungkan peristiwa-peristiwa sejarah agar manusia menemukan hukum-hukum dan norma-norma sejarah. --arab-Maka tidakkah mereka bepergian di muka bumi lalu melihat bagiamana kesudahan orang-orang sebelum mereka?. QS. Yusuf, 12: 109. --arab-Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi lalu mereka mempunyai hati yang dengannya mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang denganya mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta adalah hati yang ada di dalam dada. QS. Al-Hajj, 22: 46. --arab Maka apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi sehingga mereka dapata memperhatikan kesudahan orang-orang sebelum mereka? Allah telah menimpakan kebinasaan atas mereka dan orang-orang kafir akan menerima (akibat-akibat) seperti itu. QS. Muhammad, 47: 10. Hukum Allah itu bersifat universal dan konstan. --arab Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah. Karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasuk).Qs. Ali Imran, 3: 137. --arab

Daftar Rujukan: R. Moh Ali, Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia, Jakarta: Bharata, 1963. Roeslan Abdulgani, Kesadaran Sejarah dan Hari depan Indonesia, Jakarta: Arsip Nasional RI, 1980. Ibrahim Alfian, Sejarah dan Permasalahan Masa Kini, Yogyakarta: UMG, 1985. Ali Syariati, Tentang Sosiologi Islam, Yogyakarta: Ananda, 1982. Murtadha Muthahhari, Masyarakat dan Sejarah, Bandung: Mizan, 1998. M.M. Picktchall, Kebudayaan Islam, Surabaya: Bungkul Indah, t.t. Badri Yatim, Historiografi Islam, Jakarta: Logos, 1997.

Anda mungkin juga menyukai