Anda di halaman 1dari 20

SISTEM SARAF OTONOM

Elta Diah
Terbagi menjadi 2 kelompok besar :

Susunan saraf otonom bagian tepi :


• Simpatis (thorakolumbal)
• Parasimpatis (kraniosakral)
Susunan saraf otonom bagian pusat :
• Hipotalamus
• Hipofisis
• Korteks limbik
Perbedaan sistem saraf simpatis dan parasimpatis secara
anatomik

• Issue from different


regions of the CNS
– Sympathetic – also
called the
thoracolumbar
division
– Parasympathetic –
also called the
craniosacral
division
Copyright © 2005 Pearson
Education, Inc., publishing as
Benjamin Cummings
Comparison of Somatic and Autonomic
Nervous Systems

Copyright © 2003 Pearson Education, Inc. publishing as Benjamin Cummings


Pembagian persarafan simpatis pada
manusia
• Saling tumpang tindih, segmen simpatis
terutama pada segmen T1-L2
• Segmen T1  daerah kepala
• Segmen T2  daerah leher
• Segmen T3-T6  daerah thoraks
• Segmen T7-T11  abdomen
• Segmen T12-L2  tungkai
SISTEM SARAF
SIMPATIS
Sistem Saraf Parasimpatis
• Pada segmen cranio-sacral
• Cranial  Meninggalkan SSP melalui N.III, VII,
IX&X
• Sacral  terutama S2-3, terkadang melibatkan
S3-4
• 75% saraf parasimpatis terdapat pada N.vagus
Sistem Saraf Parasimpatis
• Cranial :
- N.III  sfingter pupil
- N.VII  glandula lakrimalis, nasalis dan
submandibularis
- N.IX  glandula parotis
• Sacral (pada segmen S2-3)  kolon desenden,
rectum, kandung kemih, ureter bagian bawah,
genitalia eksterna
RESEPTOR SISTEM SARAF OTONOM
• Parasimpatis  bersifat kolinergik
• Simpatis  hampir semua bersifat adrenergik,
kecuali pada kelenjar keringat, otot pilorectal
dan otot beberapa pembuluh darah.
• Asetilkolin mempunyai 2 reseptor :
1. Muskarinik : berada pada efektor
2. Nikotinik : berada pada sinaps antara
preganglion dan post ganglion
• Reseptor adrenergik mempunyai 2 reseptor :
1. Reseptor alfa (dirangsang oleh norefinefrin)
 vasokonstriksi, dilatasi iris, relaksasi usus,
kontraksi sfingter usus, kontraksi pilomotor
dan sfingter kandung kemih.
2. Reseptor beta (dirangsang oleh efinefrin,
terdiri dari beta1 dan beta 2)  vasodilatasi,
relaksasi usus, bronkodilatasi.
FUNGSI SARAF OTONOM BAGIAN TEPI :

• Miksi : peran saraf simpatis sebagai inhibisi


dari eksitasi komponen parasimpatis.
Kontraksi otot detrusor kandung kemih 
parasimpatis.
• Defekasi : saraf parasimpatis membangkitkan
kontraksi otot polos sigmoid, rektum serta
relaksasi sfingter internus. Terbuka atau
tertutupnya sfingter eksternus  n.pudendus.
Inkotinensia alvi  kerusakan pada S2-4.
• Gangguan otonom pada kulit  kulit tidak
bisa ‘merinding’, tidak bisa mengeluarkan
keringat (anhidrosis), kulit terasa panas dan
memerah  gangguan simpatis pada
preganglioner
• Dilatasi pupil  tidak ada reaksi terhadap
refleks cahaya atau akomodasi  hiperaktivasi
simpatis atau lesi parasimpatis, ex : kompresi
thdp N.III yang mengandung komponen
parasimpatis.
• Miosis pupil : hiperaktifitas parasimpatis atau
blokade simpatis. Tes homatropin  ditetesi
bila tdk ada perubahan  akibat blokade
simpatis, bila menjadi miridiasis  akibat
hiperaktifitas parasimpatis.
SISTEM SARAF OTONOM PUSAT
• Regulasi suhu tubuh  diatur oleh
hipotalamus
• Regulasi makan minum  nukleus
ventromedialis dan lateralis
• Fungsi neurohormonal  ADH, oksitosin
• Emosi  korteks limbik
Penyakit yang disertai gangguan otonom

• Pancoast tumor  sindroma Horner (ptosis,


miosis pupil, enoftalmus, annhidrosis)
• Frey syndrome : hiperhidrosis dan kulit
kemerahan pada wajah dengan persarafan
n.aurikulotemporalis pada bayi dengan trauma
saat lahir atau dewasa dengan truma sekitar
parotis
• Craniofaringioma : diabetes insipidus (ADH
kurang)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai