Anda di halaman 1dari 35

Pencegahan dan Penanggulangan

Bahaya Kebakaran
pada Bangunan Gedung

“Mekanisme Penegakan
Peraturan Hukum
Daerah di Kota Bandung”
Dr. R. BAGUS WAHYUDIONO, SH, MH
KEPALA BIDANG PENEGAKAN
PRODUK HUKUM DAERAH
SATPOL PP KOTA BANDUNG

Kamis, 16 November 2023


Pencegahan dan Penanggulangan
Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung

DASAR HUKUM

PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG


NOMOR 3 TAHUN 2022
TENTANG
PENCEGAHAN, PENANGGULANGAN BAHAYA
KEBAKARAN DAN BENCANA

PERATURAN WALI KOTA BANDUNG


NOMOR 1205 TAHUN 2018
TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA
KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG
Pencegahan dan Penanggulangan
Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 3 Tahun 2022


Tentang Pencegahan, Penanggulangan Bahaya Kebakaran dan Bencana
Pasal 1 Angka 11
Kebakaran adalah suatu peristiwa yang tidak terkendali sebagai akibat reaksi oksidasi isotermis yang berlangsung
dengan cepat yang disertai dengan timbulnya api/penyalaan yang dapat menimbulkan kerugian harta benda, jiwa dan
ekologi.

Pasal 1 Angka 12
Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran yang selanjutnya disingkat RISPK adalah segala hal yang berkaitan dengan
perencanaan tentang sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran dalam lingkup kota, lingkungan dan
bangunan.

Pasal 1 Angka 13
Rencana Sistem Pencegahan Kebakaran yang selanjutnya disingkat RSCK adalah bagian dari Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran yang merupakan rencana kegiatan untuk mengantisipasi sebelum kebakaran terjadi.
Pencegahan dan Penanggulangan
Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 3 Tahun 2022


Tentang Pencegahan, Penanggulangan Bahaya Kebakaran dan Bencana
Pasal 1 Angka 14
Rencana Sistem Penanggulangan Kebakaran yang selanjutnya disingkat RSPK adalah bagian dari RISPK yang
merupakan rencana kegiatan untuk mengantisipasi saat kebakaran dan bencana terjadi.

Pasal 1 Angka 17
Pemilik Bangunan Gedung adalah Orang, badan hukum, kelompok orang, atau perkumpulan, yang menurut hukum sah
sebagai Pemilik Bangunan Gedung..

Pasal 1 Angka 18
Pengguna Bangunan Gedung adalah Pemilik Bangunan Gedung dan/atau bukan Pemilik Bangunan Gedung
berdasarkan kesepakatan dengan Pemilik Bangunan Gedung, yang menggunakan dan/atau mengelola bangunan
gedung atau bagian bangunan gedung sesuai dengan fungsi yang ditetapkan
Pencegahan dan Penanggulangan
Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 3 Tahun 2022


Tentang Pencegahan, Penanggulangan Bahaya Kebakaran dan Bencana
Pasal 1 Angka 23
Pencegahan bahaya kebakaran adalah upaya yang dilakukan dalam rangka mencegah terjadinya bahaya kebakaran.

Pasal 1 Angka 24
Penanggulangan bahaya kebakaran adalah upaya yang dilakukan dalam rangka memadamkan bahaya kebakaran.

Pasal 1 Angka 32
Sarana Penyelamatan Jiwa adalah sarana yang terdapat pada bangunan gedung yang digunakan untuk menyelamatkan
jiwa dari kebakaran dan bencana lain.

Pasal 1 Angka 33
Akses Pemadam Kebakaran adalah akses/jalan atau sarana lain yang terdapat pada bangunan gedung yang khusus
disediakan untuk masuk petugas dan unit pemadam ke dalam bangunan gedung.
Pencegahan dan Penanggulangan
Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 3 Tahun 2022


Tentang Pencegahan, Penanggulangan Bahaya Kebakaran dan Bencana
Pasal 1 Angka 34
Proteksi Kebakaran adalah peralatan sistem perlindungan/pengamanan bangunan gedung dari kebakaran yang di
pasang pada bangunan gedung.

Pasal 1 Angka 39
Manajemen Keselamatan Kebakaran Gedung atau MKKG adalah bagian dari manajemen gedung untuk mewujudkan
keselamatan penghuni bangunan gedung dari kebakaran dengan mengupayakan kesiapan instalasi proteksi kebakaran
agar kinerjanya selalu baik dan siap pakai..

Pasal 1 Angka 40
Rekomendasi adalah Petunjuk Teknik Pemasangan alat Proteksi Kebakaran, serta besarannya yang harus dibangun
atau disediakan oleh pemilik bangunan atau perusahaan untuk memenuhi persyaratan pencegahan dan
penanggulangan kebakaran pada bangunan.
Pencegahan dan Penanggulangan
Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 3 Tahun 2022


Tentang Pencegahan, Penanggulangan Bahaya Kebakaran dan Bencana
Pasal 1 Angka 42
Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang
dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban perpajakan daerah dan retribusi dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah dan retribusi daerah.

Pasal 1 Angka 44
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis...

Pasal 1 Angka 45
Pencegahan Bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko
bencana, baik melalui pengurangan ancaman bencana maupun kerentanan pihak yang terancam bencana...
Pencegahan dan Penanggulangan
Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 3 Tahun 2022


Tentang Pencegahan, Penanggulangan Bahaya Kebakaran dan Bencana

Pengendalian Keselamatan Kebakaran


Paragraf 1
Bangunan Gedung Baru
Pasal 54
Dinas bersama Perangkat Daerah yang menyelenggarakan urusan di bidang bangunan dan penataan ruang
memberikan masukan pada tahap perencanaan dan melakukan Pemeriksaan pada tahap perancangan, pelaksanaan,
dan penggunaan Bangunan Gedung baru.

Pasal 55
Pada tahap perencanaan pembangunan gedung baru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54, Dinas memberikan
masukan rekomendasi teknis kepada Perangkat Daerah yang menyelenggarakan urusan di bidang bangunan dan
penataan ruang mengenai sistem proteksi kebakaran, akses mobil pemadam, sumber air untuk pemadaman, pos
pemadam kebakaran untuk dijadikan acuan pemberian perizinan blok plan.
Pencegahan dan Penanggulangan
Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 3 Tahun 2022


Tentang Pencegahan, Penanggulangan Bahaya Kebakaran dan Bencana
Pasal 56
Pada tahap perancangan pembangunan gedung baru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55, Dinas memberikan
masukan kepada Perangkat Daerah yang menyelenggarakan urusan dibidang bangunan dan penataan ruang melalui
keanggotaannya pada Tim Penilai Teknis (TPT) yang meliputi:
a. sarana penyelamatan;
b. akses pemadam;
c. konsep proteksi pasif dan aktif; dan
d. konsep manajemen penyelamatan.

Pasal 57
1)Pada tahap pelaksanaan pembangunan gedung baru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54, Dinas melaksanakan
pengawasan berkala dan/atau pengawasan bersama Perangkat Daerah yang menyelenggarakan urusan di bidang
bangunan dan penataan ruang dan/atau Tim Penilai Teknis (TPT) untuk memeriksa kesesuaian antara gambar instalasi
bangunan yang merupakan lampiran Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) dengan pelaksanaan di lapangan..
Pencegahan dan Penanggulangan
Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 3 Tahun 2022


Tentang Pencegahan, Penanggulangan Bahaya Kebakaran dan Bencana
Pasal 57
2)Apabila terdapat ketidaksesuaian antara gambar-gambar instalasi bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dengan pelaksanaan pembangunan di lapangan, Dinas memberikan peringatan kepada pemilik bangunan dan/atau
pemborong untuk menyesuaikan dengan PBG.

Pasal 58
1)Sebelum Bangunan Gedung baru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 akan digunakan,
dilakukan Pemeriksaan terhadap kinerja Sistem Proteksi Kebakaran terpasang, akses pemadam
kebakaran dan sarana penyelamatan jiwa.
2)Apabila berdasarkan hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah memenuhi
persyaratan, Dinas memberikan persetujuan berupa surat persetujuan sebagai dasar untuk
penerbitan Sertifikat Laik Fungsi.
Pencegahan dan
Penanggulangan Gedung DISPUSIP
Bahaya Kebakaran pada Kota Bandung
Bangunan Gedung

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 3 Tahun 2022


Tentang Pencegahan, Penanggulangan Bahaya Kebakaran dan Bencana
Gedung Eksisting
Pasal 59
(1)Setiap orang dan/atau Badan pengelola Bangunan Gedung dengan menunjuk Pengkaji Teknis harus melakukan
Pemeriksaan secara berkala untuk mengetahui kondisi keselamatan kebakaran pada Bangunan Gedung eksisting
berfungsi dengan baik.
(2)Hasil Pemeriksaan berkala yang dilakukan oleh Pengkaji Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan oleh
setiap orang dan/atau Badan, pengelola Bangunan Gedung kepada Dinas setiap tahun.
(3)Apabila dipandang perlu, berdasarkan laporan pemilik, pengguna dan/atau badan pengelola bangunan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), Dinas dapat melakukan Pemeriksaan ke lapangan.
(4)Selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Dinas dapat melakukan Pemeriksaan sewaktu-waktu dengan
atau tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada pemilik, pengguna dan/atau badan pengelola bangunan.
Pencegahan dan Penanggulangan
Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 3 Tahun 2022


Tentang Pencegahan, Penanggulangan Bahaya Kebakaran dan Bencana
Gedung Eksisting
Pasal 60
(1)Apabila berdasarkan Pemeriksaan, kinerja Sistem Proteksi Kebakaran terpasang, akses
pemadam kebakaran dan sarana penyelamatan jiwa sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, Dinas memberikan Sertifikat Keselamatan Kebakaran.
(2)Sertifikat Keselamatan Kebakaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan salah satu
persyaratan dalam perpanjangan Sertifikat Laik Fungsi.
(3)Apabila berdasarkan Pemeriksaan ke lapangan, kinerja Sistem Proteksi Kebakaran terpasang,
akses pemadam kebakaran dan sarana penyelamatan jiwa tidak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, Dinas memberikan peringatan tertulis dengan memasang papan peringatan
yang bertuliskan ”BANGUNAN INI TIDAK MEMENUHI KESELAMATAN KEBAKARAN”.
Pencegahan dan Penanggulangan
Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 3 Tahun 2022


Tentang Pencegahan, Penanggulangan Bahaya Kebakaran dan Bencana
Gedung Eksisting
Pasal 60
(4) Bangunan Gedung yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
selain dipasang papan peringatan juga diberikan sanksi administratif kepada pemilik/ pengelola
berupa:
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis;
c. pencabutan izin;
d. pengumuman di media massa.
(5) Selain sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (4), pemilik/pengelola dapat
dikenakan sanksi pembebanan biaya paksaan penegakan/pelaksanaan hukum.
(6) Ketentuan lebih lanjut pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud ayat (4) dan ayat diatur dalam
Peraturan Wali Kota
Pencegahan dan Penanggulangan
Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 3 Tahun 2022


Tentang Pencegahan, Penanggulangan Bahaya Kebakaran dan Bencana
Pasal 61
Apabila sewaktu-waktu berdasarkan laporan atau temuan pada Bangunan Gedung atau bagian Bangunan Gedung tertentu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (2) dan ayat (4), kinerja Sistem Proteksi Kebakaran terpasang, akses pemadam
kebakaran dan sarana penyelamatan jiwa tidak memenuhi persyaratan, Dinas melakukan tindakan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 60 ayat (3).

Pasal 62
(1)Pemilik, pengguna dan/atau badan pengelola Bangunan Gedung yang akan mengubah fungsi Bangunan Gedung atau bagian
Bangunan Gedung tertentu sehingga menimbulkan klasifikasi resiko kebakaran lebih tinggi wajib melaporkan kepada Perangkat
Daerah yang menyelenggarakan sub Urusan Pemerintahan bidang Bangunan Gedung dan yang menyelenggarakan urusan bidang
kebakaran dan bencana
(2)Bangunan Gedung atau bagian Bangunan Gedung tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilengkapi dengan Proteksi
Kebakaran, akses pemadam kebakaran dan sarana penyelamatan jiwa sesuai dengan Potensi Bahaya Kebakaran
(3)Dalam hal Bangunan Gedung atau bagian Bangunan Gedung tertentu sudah dilengkapi dengan Proteksi Kebakaran, akses
pemadam kebakaran dan sarana penyelamatan jiwa sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Dinas memberikan persetujuan berupa
Rekomendasi atas perubahan fungsi.
Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 3 Tahun 2022
Tentang Pencegahan, Penanggulangan Bahaya Kebakaran dan Bencana
Perizinan
Pasal 68
(1)Setiap perorangan dan badan usaha yang melaksanakan pemasangan sistem instalasi proteksi kebakaran harus mendapat izin
Wali Kota atau Dinas.
(2)Setiap perusahaan dan/atau badan usaha yang memasang, mendistribusikan, memperdagangkan atau mengedarkan segala jenis
alat pencegahan dan pemadam kebakaran dan atau usaha pemeliharaan, perawatan, perbaikan, pengisian kembali dan penggantian
alat pemadam kebakaran di Daerah Kota, harus mendapat izin dari Wali Kota atau Dinas.
(3)Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) berlaku 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang atau
diperbaharui dengan cara mengajukan permohonan kembali.
(4)Setiap orang atau Badan yang tidak memiliki izin sebagaimana dimaksud ayat (1) dan (2), dikenakan sanksi
administratif berupa:
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis;
c. penghentian sementara kegiatan;
d. penghentian tetap kegiatan;
e. pencabutan sementara izin;
f. pencabutan tetap izin
g. denda administratif, dan/ atau
h. sanksi administratif lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Pencegahan dan Penanggulangan
Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung

Ketentuan Larangan
Pasal 70
Setiap orang atau badan hukum dilarang:
a.mengambil dan atau menggunakan air dari hydrant/reservoir/tandon/ bak air kebakaran, untuk kepentingan apapun
selain kepentingan pemadam kebakaran;
b.membakar sampah atau barang-barang bekas lainnya pada tempat-tempat yang membahayakan;
c.menyalakan alat penerangan yang mempergunakan bahan bakar minyak tanpa pengamanan dari bahaya kebakaran;
d.memproduksi, memperdagangkan ataupun memakai kompor yang tidak memenuhi persyaratan keamanan dan
keselamatan dari bahaya kebakaran;
e.menyimpan bahan karbit atau bahan sejenis lainnya yang dalam keadaan basah dapat menimbulkan gas yang mudah
terbakar;
f.menyimpan benda dan seluloid (bahan untuk membuat plastik), kecuali etalase toko dan untuk penggunaan sehari-hari
dalam logam yang tertutup dengan jarak kurang dari 1 (satu) meter dari segala jenis alat penerangan kecuali
penerangan listrik minimal 10 (sepuluh) centimeter;
Pencegahan dan Penanggulangan
Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung

Ketentuan Larangan
Pasal 70
g.menyimpan film ditempat yang berdekatan dengan bahan lain yang mudah terbakar;
h.menggunakan sinar x diruang terbuka kecuali diruang khusus serta memperhatikan suhu tertentu
i.menempatkan benda dan atau cairan yang mudah terbakar di dalam ruangan tempat dipergunakan sinar x;
j.mengangkut bahan bakar bahan kimia dan bahan sejenis lainnya yang mudah terbakar dengan mempergunakan
kendaraan yang bukan peruntukannya atau bak terbuka;
k.menimbun atau membakar limbah kayu pengolahan maupun penggergajian dengan tidak memperhatikan
pengamanan dari bahaya kebakaran;
l.menggunakan peralatan dan/atau bahan pemadam kebakaran yang tidak sempurna lagi atau rusak;
m.menggunakan bahan pemadam kebakaran yang dalam penggunaannya dapat menimbulkan proses atau reaksi kimia
yang membahayakan; dan
n.memindahkan atau mengambil barang-barang dari daerah kebakaran tanpa izin dari petugas.
Pencegahan dan Penanggulangan
Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung

KETENTUAN PIDANA
Pasal 107
(1)Setiap orang dan/ atau Badan yang melanggar ketentuan dalam pencegahan dan
penanggulangan bahaya kebakaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 dapat diancam dengan
pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak Rp50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah).
(2)Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah pelanggaran.
(3)Selain sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terhadap pelanggaran dimaksud dapat
dibebankan biaya paksaan penegakan hukum seluruhnya atau sebagian.
(4)Besarnya biaya paksaan penegakan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan
dalam keputusan Wali Kota.
Pencegahan dan Penanggulangan
Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung

PENYIDIKAN
Pasal 108
(1)PPNS pada Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah Kota dapat diberi
kewenangan untuk melakukan penyidikan terhadap pelanggaran yang diancam
pidana dalam ketentuan Peraturan Daerah ini.
(2)Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyidikan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), dilaksanakan dengan berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pencegahan dan Penanggulangan
Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung

PERATURAN WALI KOTA BANDUNG NO. 1205 TAHUN 2018 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
BAHAYA KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG

BAB I
KETENTUAN UMUM (Pasal 1)
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN (Pasal 2)
BAB III
RUANG LINGKUP (Pasal 3)
BAB IV
PENCEGAHAN BAHAYA KEBAKARAN
Bagian Kesatu
Jarak Antar Bangunan Gedung
Pasal 4
Bagian Kedua
Akses Kendaraan Pemadam Kebakaran
Pasal 5 – Pasal 11
Bagian Ketiga
Penataan Lingkungan
Paragraf 1
Pencegahan dan
Penataan Lingkungan dan Gedung
Penanggulangan
Pasal 12 Bahaya Kebakaran pada
Paragraf 2 Bangunan Gedung
Pencegahan Kebakaran pada
Lingkungan Perumahan dan Bangunan Gedung
Pasal 13 sampai Pasal 15
Paragraf 3
Penempatan Alat Proteksi Kebakaran pada
Bangunan Gedung
Pasal 16 – Pasal 19
Bagian Ketiga
Persyaratan Umum, Jenis Kebakaran dan
Alat Pemadam Api Ringan
Paragraf 1
Persyaratan Umum
Pasal 20 – Pasal 28
Paragraf 2
Jenis Kebakaran
Pasal 29
Paragraf 3
APAR
Pencegahan dan
Pasal 30- Pasal 32
Penanggulangan
Bagian Kelima Bahaya Kebakaran pada
Alarm Kebakaran Bangunan Gedung
Pasal 33
Bagian Keenam
Klasifikasi Tingkat Ketahanan Api
Pasal 34 – Pasal 35
Bagian Ketujuh
Ketentuan Teknis dan Jenis Alat Proteksi Kebakaran
pada SPBU dan SPBE
Pasal 36-Pasal 37
Bagian Kedelapan
Sarana Penyelamatan Jiwa pada Bangungan Gedung
Paragraf 1
Sarana Jalan Keluar
Pasal 38 sampai Pasal 41
Paragraf 2
Akses Eksit
Pasal 42
Paragraf 3
Eksit Pelepasan Pencegahan dan
Pasal 43 Penanggulangan
Paragraf 4 Bahaya Kebakaran pada
Tanda Arah Bangunan Gedung
Pasal 44 s/d Pasal 45
Paragraf 5
Sistem Manajemen Asap
Pasal 46

BAB III
REKOMENDASI, PERIJINAN DAN SERTIFIKASI
Bagian Kesatu
Tata Cara Permohonan dan Pencabutan
Rekomendasi Pemasangan Alat Pencegahan dan
Penanggulangan Kebakaran
Paragraf 1
Rekomendasi Pemasangan
Alat Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
Pasal 47 s/d Pasal 48
Paragraf 2
Tata Cara Penerbitan Rekomendasi Teknis
Pasal 49 – Pasal 50
Paragraf 3
Tata Cara Pencabutan Rekomendasi Teknis
Pasal 51
Pencegahan dan
Bagian Kedua Penanggulangan
Tata Cara Permohonan dan Pencabutan Bahaya Kebakaran pada
Rekomendasi Rehabilitasi Bangunan/Gedung Bangunan Gedung
Paragraf 1
Rekomendasi Rehabilitasi
Pasal 52
Paragraf 2
Tata Cara Permohonan Rekomendasi Rehabilitasi
Pasal 53 s/d Pasal 54
Paragraf 2
Tata Cara Pencabutan Rekomendasi Rehabilitasi
Pasal 55
Bagian Ketiga
Ijin Penjualan Alat Pencegahan dan Pemadaman
Kebakaran
Paragraf 1
Tata Cara Penerbitan Izin
Pasal 56 s/d Pasal 58
Bagian Keempat
Tata Penerbitan dan Pencabutan Sertifikasi Kelaikan
Fungsi
Alat Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Pencegahan dan
Paragraf 1 Penanggulangan
Sertifikasi Kelaikan Fungsi Alat Pencegahan dan Bahaya Kebakaran pada
Penanggulangan Kebakaran Bangunan Gedung
Pasal 59 – Pasal 62
Paragraf 2
Tata Cara Permohonan Sertifikasi
Pasal 63
Paragraf 3
Masa Berlaku Sertifikat Sertifikasi
Pasal 64 – Pasal 66

BAB IV
PENANGANAN PERISTIWA KEBAKARAN
Bagian Kesatu
Laporan Peristiwa Kebakaran
Pasal 67
Bagian Kedua
Penanggulangan Pemadaman Kebakaran
Pasal 68 s/d Pasal 71

BAB V
Pencegahan dan
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
Penanggulangan
Bagian Kesatu Bahaya Kebakaran pada
Pembinaan dan Penyuluhan Bangunan Gedung
Pasal 72
Bagian Kedua
Kerja Sama dengan Pihak Ketiga
Pasal 74
Bagian Ketiga
Pembentukan Satwankar
Pasal 75
Bagian Keempat
Pembentukan Satwankar pada Lingkungan
Perumahan dalam Lingkungan Permukiman
Pasal 76
Bagian Ketiga
MPK pada Bangunan/Gedung
Pasal 77
Bagian Keenam
Pemeriksaan Berkala Pencegahan dan
Pasal 78 Penanggulangan
Bagian Ketujuh Bahaya Kebakaran pada
Prosedur Pemeriksaan Berkala Bangunan Gedung
Pasal 79
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 81
OMNIBUS LAW

Secara terminologi, omnibus berasal dari Bahasa Latin yang berarti untuk semuanya. Dalam konteks hukum, omnibus
law adalah hukum yang bisa mencakup untuk semua atau satu undang-undang yang mengatur banyak hal. Dengan kata
lain, omnibus law artinya metode atau konsep pembuatan regulasi yang menggabungkan beberapa aturan yang
substansi pengaturannya berbeda, menjadi satu peraturan dalam satu payung hukum.

KEMENTERIAN https://jakarta.kemenkumham.go.id/berita-kanwil-terkini-2/metode-omnibus-
HUKUM DAN HAM law-dalam-pembentukan-produk-hukum-daerah

Omnibus Law adalah suatu metode atau konsep pembuatan regulasi yang menggabungkan beberapa
aturan yang substansi pengaturannya berbeda, menjadi satu peraturan dalam satu payung hukum.
Regulasi yang dibuat senantiasa dilakukan untuk membuat undang-undang yang baru dengan
membatalkan atau mencabut juga mengamandemen beberapa peraturan perundang-undangan
sekaligus.

Konsep Omnibus Law ini dalam undang-undang bertujuan untuk menyasar isu besar yang
memungkinkan dilakukannya pencabutan atau perubahan beberapa undang-undang sekaligus (lintas
sektor) untuk kemudian dilakukan penyederhanaan dalam pengaturannya, sehingga diharapkan
tidak terjadi konkurensi/persengketaan dan atau perlawanan antara norma yang satu dengan yang
OMNIBUS LAW

PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG


NOMOR 3 TAHUN 2022
TENTANG
PENCEGAHAN, PENANGGULANGAN BAHAYA
KEBAKARAN DAN BENCANA

Beberapa Dasar Hukumnya sudah diubah oleh UU Cipta


UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
Kerja, antara lain:
1.UU Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung; NOMOR 6 TAHUN 2023
2.UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; TENTANG
3.UU Nomor Tahun 2011 tentang Perumahan dan PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH
Kawasan Permukiman; PENGGANTI UNDANG-UNDANG
4.UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan NOMOR 2 TAHUN 2022 TENTANG CIPTA
Daerah; KERJA
5.UU Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi MENJADI UNDANG-UNDANG
Pemerintahan

PERWAL segera
PP Terbaru
MENYESUAIKAN
Pasal 255 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah menegaskan bahwa
“Satuan Polisi Pamong Praja dibentuk untuk UU Nomor 23
menegakkan Perda dan Perkada, menyelenggarakan Tahun 2014
ketertiban umum dan ketenteraman, serta Tentang
Pemerintahan Daerah
menyelenggarakan perlindungan masyarakat

Peraturan Wali Kota Bandung Nomor


Pasal 16 ayat (2) disebutkan Kepala Bidang Penegakan Produk Hukum 68 Tahun 2022 tentang Kedudukan,
Daerah mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Satpol Susunan Organisasi, Tugas dan
Fungsi serta Tata Kerja Satuan Polisi
PP lingkup penegakan produk hukum daerah meliputi deteksi dini dan Pamong Praja Kota Bandung,
pencegahan, pengelolaan barang bukti, penyidikan dan penindakan.
BAB V
PERLINDUNGAN MASYARAKAT
Pasal 39 Perda Nomor 9 Tahun
(1)Wali Kota berwenang melaksanakan pembinaan teknis 2019 tentang
operasional Satlinmas. Ketertiban Umum,
(2)Satlinmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Ketenteraman dan
mempunyai tugas: Perlindungan
a.membantu dalam penanggulangan bencana; Masyarakat
b.membantu keamanan, ketentraman, dan ketertiban
masyarakat;
c.membantu penanganan keamanan, ketentraman, dan
ketertiban dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum; dan
d.membantu upaya pertahanan negara.
Perda Nomor 2 Tahun 2016
tentang Penyidik Pegawai Negeri
Sipil

Pasal 1
Angka 8
Penyidik adalah Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia atau Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi kewenangan
khusus olah Undang-Undang untuk melakukan penyidikan.

Angka 9
Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PPNS adalah Pejabat Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah
Kota Bandung yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang untuk melakukan penyidikan terhadappelanggaran Peraturan
Daerah yang memuat ketentuan tindak pidana.

Angka 10
Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1981 untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana yang terjadi dan guna
menemukan tersangkanya
Perda Nomor 2 Tahun 2016
tentang Penyidik Pegawai Negeri
Sipil

Pasal 1
Angka 13
Yustisi adalah operasi Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Perundang-undangan yang
dilakukan oleh PPNS secara terpadu dengan sistem peradilan di tempat.

Angka 14
Non Yustisi adalah operasi Penegakan Hukum yang tanpa melalui proses peradilan.
JENIS PELANGGARAN PERDA
(Sumber: LKPJ Th.2022)

Minol PPKS (Pemerlu


(Minuman Penyandang Penebangan Reklame Reklame Izin Izin
PKL Beralkohol Kesejahteraan Pohon Permanen Insidentil Usaha Bangunan
) Sosial)
1.118 42 40 18 144 369 9 21
KUK DISDAGI
TERTIB DINSOS
TERTIB DPKP, 4 OPD 4 OPD DPMPTS
TERTIB
DPMPTSP,
USAHA SOSIAL
M
TERTIB
N
TERTENTU SDA BM TERTIB P
USAHA CIPTA
TERTIB JALUR TERTENTU
PKL REKLAME BINTAR
TERTIB
HIJAU, TAMAN & RUANG
TEMPAT UMUM DLL
TERTIB
TERTIB Sungai, Drainase
10 Tertib LINGKUNGAN
dan Sumber air

TERTIB
BANGUNAN

BERKENAAN DENGAN
Sertifikasi Keselamatan Kebakaran (SKK)

Anda mungkin juga menyukai