Anda di halaman 1dari 14

PERBANDINGAN PERMENKES NO 24 TAHUN 2016 (PERSYARATAN

TEKNIS BANGUNAN DAN SARANA RUMAH SAKIT) DAN


PERMENKES NO 40 TAHUN 2022 (PERSYARATAN TEKNIS
BANGUNAN, PRASARANA, DAN PERALATAN RUMAH SAKIT)

KEBIJAKAN REHABILITASI DAN PEMELIHARAAN


BANGUNAN

Oleh:
MELLYNIA SAPUTRI
NIM S942308029

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2023
I. Pendahuluan

World Risk Report merilis riset tentang tingkat resiko bencana di sejumlah negara di
dunia.Penilaian berbasis lima indikator yang terdiri dari paparan (exposure),
kerentanan, kerawanan, kurangnya kapasitas penanganan, dan minimnya kemampuan
adaptasi terhadap bencana[1]. Berdasarkan riset tersebut, pada tahun 2023 Indonesia
berada pada peringkat ke 2 sebagai negara dengan negara yang beresiko terkenan
bencana dengan skor indeks 43,5 dari 100. Sebagai negara dengan resiko bencana
yang cukup tinggi, tentu nya juga berpengaruh terhadap keamanan dan kelaikan
bangunan. Keamanan dan kelaikan bangunan tentunya perlu diperhatikan terutama
bangunan bangunan publik seperti Rumah sakit.
Rumah sakit memiliki peranan kunci dalam menanggulangi kegawatdaruratan dan
bencana. Selama keadaan darurat atau bencana, rumah sakit dan fasilitas kesehatan
lainnya harus tetap selamat, dapat diakses dan berfungsi untuk melayani korban
bencana. Rumah Sakit harus dinyatakan aman dan layak untuk digunakan, terutama
saat terjadi bencana.
Untuk menyatakan sebuah rumah sakit aman dan laik digunakan adalah dilakukan
pemeriksaan keamanan dan keandalan rumah sakit, mulai dari bagian struktural,
arsitektural dan peralatan kesehatan yang ada di rumah sakit. Bukti telah dilakukan
pemeriksaan adalah dengan diterbitkannya Sertifikat Laik fungsi (SLF).
Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung yang selanjutnya disingkat SLF adalah
sertfikat yang diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk menyatakan kelaikan fungsi
Bangunan Gedung sebelum dapat dimanfaatkan. Masa berlaku SLF untuk bangunan
Rumah Sakit, klinik dan fasilitas layanan kesehatan adalah 5 tahun. Sebelum masa
berlaku SLF habis, pemilik bangunan gedung atau manajemen Rumah sakit harus
mengajukan perpanjangan SLF.
Secara umum Sertifikat Laik Fungsi atau SLF Bangunan Gedung diatur oleh
peraturan Pemerintan No 16 Tahun 2021[2]. Namun untuk Standar Operasional
prosedur tergantung jenis gedung yang ditinjau, biasanya setiap gedung punya
peraturan sendiri yang mengatur pemeriksaan keamanan dan keandalan bangunan.
Pada Bangunan Rumah sakit terdapat 2 referensi peraturan yang saat ini masih
digunakan yaitu Permenkes No 24 Tahun 2016 tentang Persyaratan Teknis Bangunan
dan Prasarana Rumah Sakit dan Permenkes No 40 Tahun 2022 tentang persyaratan
Teknis Bangunan, Prasarana dan Peralatan Rumah Sakit, karena di Indonesia
Peraturan-peraturan yang ada seringkali tumpang tindih, maka peneliti tertarik untuk
mengkaji isi dari dua permenkes yang berlaku tersebut.

II. Landasan Teori

Berdasarkan PP No 16 Tahun 2021[3]


Ketentuan Keandalan bangunan Gedung meliputi Aspek Keselamatan, Kesehatan,
Kenyamanan, dan kemudahan Bangunan Gedung.

Pasal 28
Aspek Keselamatan bangunan Gedung meliputi :
a. Ketentuan Bangunan Gedung terhadap Beban Muatan
b. Ketentuan Bangunan Gedung Terhadap Bahaya Kebakaran
c. Ketentuan Kemampuan Bangunan Gedung terhadap bahaya petir dan bahaya
kelistrikan

Pasal 31
Ketentuan Kemampuan Kebakaran Bangunan Gedung terhadap bahaya kebakaran
meliputi ketentuan teknis mengenai:
a. Sistem Proteksi Pasif
b. Sistem Proteksi Aktif
c. Manajemen Kebakaran

Pasal 32
Ketentuan sistem proteksi petir pada Bangunan Gedung digunakan untuk
perancangan, intstalasi, dan pemeliharaan sistem proteksi petir pada Bangunan
Gedung.
Pasal 35
Ketentuan Aspek kesehatan bangunan Gedung meliputi ketentuan :
a. Sistem penghawaan Bangunan Gedung
b. Sistem Pencahayaan Bangunan Gedung
c. Sistem pengelolaan air Bangunan Gedung
d. Sistem Pengelolaan Sampah Bangunan Gedung
e. Penggunaan Bahan Bangunan Gedung

Pasal 41
Setiap Bangunan Gedung sesuai dengan fungsi dan klasifikasi nya , harus memenuhi
aspek kenyamanan Bangunan Gedung yang meliputi :
a. Kenyamanan Ruang gerak dalam Bangunan Gedung
b. Kenyamanan kondisi udara dalam ruang
c. Kenyamanan pandangan dari dan ke dalam Bangunan Gedung
d. Kenyamanan terhadap tingkat getaran dan kebisingan dalam Bangunan Gedung

Pasal 46
Setiap Bangunan Gedung sesuai fungsi dan klasifikasinya, harus memenuhi aspemk
kemudahan Bangunan Gedung yang meliputi :
a. Kemudahan hubungan ke, dari, dan di dalam Gedung
b. Kelengkapan prasarana dan sarana pemanfaatan Bangunan Gedung

Pasal 48
Sarana penunjang kemudahan hubungan horizontal meliputi :
a. Pintu
b. Selasar
c. Koridor
d. Jalur pedestrian
e. Jalur pemandu
f. Jembatan Penghubung antar ruang
Pasal 49
Sarana penunjanga kemudahan hubungan vertikal meliputi :
a. Tangga
b. Ram
c. Lift
d. Eskalator
e. Lantai berjalan
f. List Tangga

III. Metode Penelitian


Metode yang akan digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan metode
kualitatif, peneliti akan membandingan isi dari dua peraturan, kemudian dianalisis
untuk mengetahui apakah dua peraturan tersebut saling bertentangan atau sejalan,
kemudian diidentifikasi peraturan mana yang lebih sesuai dengan PP No 16 tahun
2021. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah Permenkes No 24 tahun 2016
dan Permenkes No 40 tahun 2022.
IV. Hasil Dan Pembahasan

Gambar 1. Garis Besar Permenkes No 24 tahun 2016[4]

Gambar 2. Garis Besar Permenkes No 40 Tahun 2022[5]


1. Aspek Tata dan Bentuk Bangunan

a. Lokasi dan Lahan Rumah Sakit

Permenkes No 16 Tahun 2016 Permenkes No 40 Tahun 2022


 Secara geografis, kontur tanah  Secara geografis lokasi rumah
mempengaruhi perencanaan sakit tidak berada pada area
struktur, arsitektur dan berbahaya atau rawan terhadap
mekanikal rumah sakit. bencana
 Lokasi rumah sakit berada pada  Kontur Lahan Rumah Sakit
lingkungan bersih, bebas dari relatif datar
kebisingan dan tidak berada  luas lahan kawasan harus
pada area bahaya memperhatikan fasilitas
 bangunan rumah sakit harus parkir, area terbuka untuk
diselenggarakan pada lokasi penanganan bencana
yang sesuai dengan
peruntukannya yang diatur
dalam ketentuan tata ruang

b. Tata dan Bentuk Bangunan

Permenkes No 16 Tahun 2016 Permenkes No 40 Tahun 2022


 Bentuk bangunan Rumah sakit  Tata letak bangunan harus
sedapat mungkin simetris guna memenuhi syarat zonasi
mengantisipasi kerusakan oleh berdasarkan tingkat risiko
gempa penularan penyakit, zonasi
 Massa bangunan rumah sakit berdasarkan privasi, dan
harus mempertimbangkan zonasi berdasarkan pelayanan
sirkulasi udara, pencahayaan,  pemilihan bentuk dan material
kenyamanan dan keselarasan yang digunakan harus
dengan lingkungan memperhatikan fungsi ruang,
 perencanaan bangunan rumah penerapan kriteria gedung
sakit harus mengikuti Rencana hijau, dan kemudahan
Tata Bangunan dan Lingkunga konstruksi
(RTBL), yang meliputi  Peruntukan dan intensitas
Koefisien Dasar Bangunan bangunan gedung harus
(KDB), Koefisien lantai berdasarkan RDTR dan/ atau
Bangunan (KLB), Koefisien RTBL. Intensitas bangunan
daerah Hijau (KDH) gedung merupakan pemenuhan
Kepadatan dan ketinggian
bangunan Gedung yang
meliputi KDB, KLB, KBG,
KDH dan KTB
c. Kebutuhan Total Luas Lantai Bangunan

Permenkes No 16 Tahun 2016 Permenkes No 40 Tahun 2022


 Rumah Sakit kelas A Minimal Perhitungan perkiraan
100 m2/tempat tidur kebutuhan total luas lantai
 Rumah Sakit kelas B minimal bangunan rumah sakit minimal
80 m2/tempat tidur 80m2/tempat tidur yang
 Rumah Sakit kelas C minimal dimiliki oleh rumah sakit.
60m2/tempat tidur luasan dapat bertambah
 Rumah Sakit Kelas D minimal disesuaikan kapasitas dan
50 m2/tempat tidur kebutuhan pelayanan rumah
 Rumah sakit khusus dan sakit serta pengembangan
rumah sakit pendidikan ruang-ruang penunjang
disesuaikan kebutuhan pelayanan.

d. Zonasi dan Pola Hubungan antar ruang

Permenkes No 16 Tahun 2016 Permenkes No 40 Tahun 2022


Pengkategorian Pembagian area Zonasi Area-area di rumah sakit
Rumah Sakit terdiri Atas dikeompokkan menjadi 3 Zonasi

 Zonasi Berdasarkan Tingkat  Zona Merah ( Area pelayanan


resiko (Rendah, sedang tinggi pasien penyakit infeksi
dan sangat tinggi) emerging)
 Zonasi Berdasarkan Privasi  Zona Kuning (Area pelayanan
kegiatan (Area Publik, Area Umum)
Semi publik, dan area privat)  Zona Hijau (Area Penunjang
 Zonasi Berdasarkan Pelayanan manajemen)
(Zona pelayanan medik, Zona
Penunjang dan operasional dan
zona penunjang umum dan
administrasi)
e. Desain Komponen Bangunan

Permenkes No 16 Tahun 2016 Permenkes No 40 Tahun 2022


 Atap  Atap
 langit-Langit  Langit-Langit
 Dinding dan partisi  Dinding dan Partisi
 lantai  lantai
 Pintu dan jendela  Pintu dan Jendela
 Toilet/kamar mandi  Toilet/Kamar Mandi
 koridor  Koridor dan Selasar
 Tangga
 Ram

2. Prasarana rumah Sakit

a. Instalasi Air Bersih

Permenkes No 16 Tahun 2016 Permenkes No 40 Tahun 2022


 Perencanaan sistem distribusi  Perencanaan penyediaan dan
air minum/bersih harus distribusi air bersih.
memenuhi debit air dan  Kapasitas Air Bersih
tekanan minimal yang  Sumber Air Bersih
disyaratkan  Distribusi
 Penampungan air bersih  Outlet
diupayakan sedemikian rupa  Air Reverse Osmosis
agar menjamin kualitas air

b. Instalasi air Limbah

Permenkes No 16 Tahun 2016 Permenkes No 40 Tahun 2022


 Sistem Instalasi air limbah harus  Sumber-sumber buangan
direncanakan dengan air kotor.
mempertimbangkan jenis dan tingkat  Kapasitas Air Limbah
bahayanya  Distribusi
 Pemilihan sistem pemgaliran dan  Sumber dan karakteristik
penggunaan peralatan yang dibutuhkan
Limbah cair
 sistem pengolahan dan pembuangannya
 Proses Penyaluran air
 air limbah yang mengandung racun
tidak boleh digabung dengan air kotor
limbah
 Penanganan penyaluran
 ir limbah yang mengandung B3 harus
diproses sesuai dengan ketentuan Air limbah Terkait Green
peraturan perundang-undangan Hospital
 pertimbangan dalam
pemilihan teknologi
IPAL
c. sistem drainase air hujan dan lingkungan

Permenkes No 16 Tahun 2016 Permenkes No 40 Tahun 2022


 Sistem Instalasi air Hujan  Perencanaan
harus direncanakan dengan  Penanganan Air Hujan
mempertimbangkan  Kolam/danau Resapan
ketinggian permukaan air  Rainwater harvesting
tanah, permeabilitas tanah,  Bioport
ketersediaan jaringan drainase  permeable Surface
lingkungan/kota.  Pemanfaatan air hujan
 Untuk daerah tertentu, air
hujan harus diresapkan ke
dalam tanah pekarangan dan
atau dialirkan ke sumur
resapan sebeleum dialirkan ke
jaringan drainase
lingkungan/Kota.
 Pmenfaatan kembali air hujan
dilakukan sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan.

d. Sistem Transportasi Dalam Gedung

Permenkes No 16 Tahun 2016 Permenkes No 40 Tahun 2022


 Lift (Lift Pasiet, Lift  Lif ( Lif pasien, Lif
pengunjung dan Lift service Pengunjung dan Lif servis)
 Eskalator  Tangga
 RAM
 Pneumatic tube

e. Instalasi gas Medik

Permenkes No 16 Tahun 2016 Permenkes No 40 Tahun 2022


 Instalasi gas medik  Jenis Gas medik di Rumah
 Sumber gas Medik Sakit
 Silinder Medik  Perencanaan pada sitem
 Terminal sistem gas medik instalasi gas medik
 Keandalan penyaluran
 Wall Outlet gas medik dan inlet
vakum medik
f. Sistem Proteksi Kebakaran

Permenkes No 16 Tahun 2016 Permenkes No 40 Tahun 2022


 Pencegahan dan  Sistem Proteksi Aktif
penanggulangan kebakaran  Perencanaan
(sistem proteksi aktif dan  Sistem Alarm dan Deteksi
pasif) Kebakaran
 Penerapan Sistem proteksi  Alat pemadam Api Ringan
pasif  Hidran halaman
 penerapan Sistem proteksi  Sistem Proteksi Pasif
aktif  perencanaa
 Bangunan dan Fitur Proteksi
Kebakaran

g. Sistem Tata Udara

Permenkes No 16 Tahun 2016 Permenkes No 40 Tahun 2022


 Instalasi tata udara pada 1. Perencanaan
bangunan rumah sakit
 Instalasi ventilasi  Temperatur
 Sistem Intalasi tata udara  Kelembaban Relatif
 pemasangan instalasi tata  Kelas kebersihan
udara  Jumlah Udara Ventilasi
 Tekanan udara
 Distribusi udara di dalam
ruangan

2. Persyaratan teknis

h. Sistem Kelistrikan

Permenkes No 16 Tahun 2016 Permenkes No 40 Tahun 2022


 Instalasi Kelistrikan  Sumber Listrik
 sumber daya Listrik  Kapasitas Listrik
 panel hubung bagi  Kurva beban Listrik
 Jaringan distribusi listrik  Kualitas listrik
 keamanan sintalasi listrik  Kesinambungan/ kontnuitas suplai
 perlindungan lingkungan listrik
dari bahaya listrik  Kelompok dan klasifikai
keselamatan di Lokasi medik
 distribusi
 Outlet/ Terminal/Stop kontak
 Grounding/Pembumian
i. Sarana Elektronika

Permenkes No 16 Tahun 2016 Permenkes No 40 Tahun 2022


 sistem Informasi Rumah Sakit  Sistem deteksi dan alarm
 Sistem Komunikasi dalam kebakaran
Bangunan Rumah Sakit  Sistem tata suara
 Sistem komunikasi antara  Sistem pemanggil perawat
lain, sistem telepon, sistem  Sistem Gigabit Capable passive
tata suara, sistem panggil optical Network
perawat, dan sistem voive  Integrated Building
evacuation. management System
 Persyaratan teknis elektronika

3. Pembahasan

Pada Permenkes No 40 Tahun 2022 di bahas secara khusus tentang peralatan kesehatan
meliputi, persiapan, pengoperasian, pemeliharaan sampai dengan kalibrasi alat. Namun,
pada permenkesn No 24 Tahun 206 hal tersebut tidak dibahas, hanya disebutkan
prasarana lain seperti ambulance. Pembahasan pada Permenkes terbaru yaitu No 40
Tahun 2022 lebih detail dan sesuai dengan PP Nomor 16 Tahun 2021. Isi dari masing-
masing peraturan sebagian besar sama dan sejalan, hanya saja mungkin urutan
pembahasannya berbeda dan terkadang masuk kategori yang berbeda, contohnya Ram
pada permenkes No 24 tahun 2016 masuk dalam kategori desain komponen gedung
sedangkan pada Permenkes No 40 Tahun 2022 masuk ke dalam kategori alat transportasi
dalam Gedung. Perbandingan antara Permenkes No 24 tahun 2016, Permenkes No 40
Tahun 2022 dan PP No 16 Tahun 2021. Contoh pada peraturan tentang instalasi air
bersih.

Permenkes No 24 tahun 2016 Permenkes No 40 tahun 2022 PP No 16 Tahun 2021


 Perencanaan sistem  Perencanaan penyediaan dan  Sumber Air Bersih
distribusi air minum/bersih distribusi air bersih.  Sistem Distribusi
harus memenuhi debit air  Kapasitas Air Bersih Air bersih
dan tekanan minimal yang  Sumber Air Bersih  Kualitas air bersih
disyaratkan  Distribusi  Debit air bersih
 Penampungan air bersih  Outlet
diupayakan sedemikian rupa  Air Reverse Osmosis
agar menjamin kualitas air
Pada Tabel diatas dapat dilihat bahwa Permenkes No 40 Tahun 2022 lebih sesuai
dengan PP No 16 Tahun 2021.

V. Kesimpulan

1. Permenkes No 24 Tahun 2016 dan Permenkes No 40 Tahun 2022 memiliki isi


yang sebagian besar sama dan tidak bertentangan satu sama lain, oleh karena itu
dapat dikatakan peraturan ini tidak tumpang tindih.
2. Permenkes No 40 Tahun 2022 sesuai dengan PP No 16 tahun 2021 dan lebih detail
isinya dibandingkan dengan Permenkes No 24 Tahun 2016.
3. Penilaian Keandalan Bangunan Gedung Rumah sakit mengacu pada Peraturan No
24 Tahun 2022 maupun Permenkes No 40 Tahun 2022 hasilnya tidak akan jauh
berbeda.

VI. Saran

1. Disarankan Menggunakan Peraturan terbaru untuk penilaian keandalan dan


kelaikan Rumah Sakit yaitu Permenkes No 40 Tahun 2022
DAFTAR PUSTAKA

[1] P. . D. P. T. Dr. Ilona Auer Frage, WorldRiskReport 2023. 2023.


[2] N. Churniadita, C. Widiyaningsih, and S. Supardjo, “Evaluasi Pemenuhan Persyaratan Sertifikat
Laik Fungsi Gedung Rumah Sakit Palang Merah Indonesia Tahun 2023,” J. Manaj. dan Adm.
Rumah Sakit Indones., vol. 7, no. 3, pp. 248–255, 2023, doi: 10.52643/marsi.v7i3.3386.
[3] P. P. R. INDONESIA and N. 16 T. 2021, “Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16
Tahun 2021,” Peratur. Pemerintah Republik Indones., no. 223, pp. 1–9, 2021.
[4] Peraturan Menteri Kesehatan RI, “Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 24 Tahun
2016 Tentang Persyaratan Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit,” Menteri Kesehat.
Republik Indones. Peratur. Menteri Kesehat. Republik Indones., vol. Nomor 65, no. 879, pp.
2004–2006, 2016.
[5] Permenkes, “Peraturan Menteri Kesehatan No. 40 Tahun 2022 tentang Persyaratan Teknis
Bangunan, Prasarana, dan Peralatan Kesehatan Rumah Sakit,” no. 1309, pp. 1–290, 2022,
[Online]. Available: www.peraturan.go.id

Anda mungkin juga menyukai