Anda di halaman 1dari 24

BUKU PEDOMAN PEMERIKSAAN

Buku pedoman ini menjelaskan apa yang perlu dilaksanakan oleh organisasi
pemeriksa. Buku tersebut harus mengemukakan perlunya kepatuhan kepatuhan
terhadap standar pemeriksaan dan perlu adanya kontinuitas, stabilitas, koordinasi
diantara karyawan atau unit-unit dalam organisasi pemeriksa. Pedoman dibuat
harus memuat tahap-tahap kegiatan pemeriksaan, mulai perencanaan sampai
dengan pemantauan tindak lanjut.
Pedoman pemeriksaan diperlukan untuk:
1. menghindari pemeriksa menyimpang dari yang telah ditetapkan
2. mengukur tingkat kemajuan pelaksanaan pekerjaan
3. mengevaluasi prestasi pemeriksa
4. menjamin bahwa hasil pemeriksaan intern selaras dengan Tujuan
perusahaan

Buku pedoman tersebut memuat pedoman pokok yang memuat


prinsip-prinsip saja, sedangkan materinya perlu dikembangkan sesuai
dengan penugasan dalam pemeriksaan sesuai dengan profesi seorang
pemeriksa.
PENGENDALIAN TUGAS PEMERIKSAAN
Pemeriksaan yang direncanakan dan dikendalikan dengan baik mempunyai
kemungkinan lebih besar untuk dapat mencapai sasaran dan tujuan pemeriksaan.
Oleh karena itu, setiap pemeriksaan harus direncanakan dengan baik.
Perencanaan pemeriksaan perlu dituangkan dalan rencana Jangka panjang, yang
merupakan rencana induk, serta rencana jangka pendek yang secara operasional
tertuang dalan Plan Of Action berupa Program Kerja Pemeriksaan Tahunan dan
rencana penugasan dalam bentuk langkah-langkah kerja. Setiap melaksanakan
pemeriksaan, pemeriksa harus berpedoman dan menyesuaikan pemeriksaannya
dengan rencana induk dan Plan of action atau program kerja pemeriksaan
tahunan tersebut agar terdapat kesesuaian dengan tujuan pemeriksaan secara
keseluruhan. Selain itu pemeriksa harus mengerti manfaat dan nilai pemeriksaan
yang dilakukan dalam hubungannya dengan tujuan dan kebutuhan pemeriksaan.
PROSES AUDIT
Proses audit internal pada prinsipnya
merupakan serangkaian tahapan
pelaksanaan audit yang dimulai sejak
penerimaan penugasan sampai dengan
terbitnya laporan hasil audit. Adapun
tahapan-tahapan dari proses audit tersebut
secara ringkas dapat dilihat di bawah ini:
Proses Audit
Dari Urutan Proses di atas maka kita dapat melihat bahwa ada 6 (enam)
tahapan proses audit untuk dapat menghasilkan sebuah laporan hasil
audit. Tahapan-tahapan inilah yang nantinya akan dilalui auditor dalam
setiap penugasannya. Mengenai penjelasan untuk masing-masing
tahapan akan disajikan di bawah ini.
1. Persiapan Penugasan Audit
2. Survey Audit Pendahuluan
3. Pelaksanaan Pengujian
4. Penyelesaian Penugasan Audit
5. Pelaporan hasil audit
6. Pemantauan tindaklanjut
1. Persiapan Penugasan Audit
Persiapan penugasan audit adalah proses awal yang dilaksanakan
pada proses audit. Dalam tahap ini dimulai dengan penunjukan tim
yang akan terlibat dalam suatu penugasan oleh Satuan Audit
Internal. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar tim yang akan
melaksanakan tugas di suatu unit mempunyai payung hukum yang
kuat bahwa tim tersebut melaksanakan audit atas perintah dari
atasan dan bukan karena kehendak pribadi.
2. Survey Audit Pendahuluan
Tujuan dari Survey pendahuluan adalah untuk mengenal dan memperoleh
gambaran terlebih dahulu mengenai aktivitas yang akan direview.
Survey pendahuluan merupakan proses yang bertujuan untuk mendapatkan
pemahaman yang mendalam mengenai risiko dari suatu unit yang akan diperiksa.
Oleh karena itu survey pendahuluan di sini meliputi langkah-langkah analisis
terhadap risiko mikro yang terkait dalam suatu unit yang akan diaudit.
Survey pendahuluan dapat dilakukan dengan sejumlah teknik audit. Penggunaan
berbagai teknik audit tersebut dimaksudkan agar tercapai kombinasi optimal dari
berbagai upaya untuk memperoleh dan menganalisis informasi yang relevan
dengan penilaian risiko secara efisien dan efektif. Terdapat dua klasifikasi utama
dari teknik-teknik audit pada tahap survey pendahuluan, yaitu yang berkaitan
dengan langkah-langkah survey pendahuluan di kantor unit auditor internal (on
desk/off site audit), dan di lokasi unit yang diaudit (on site audit).
3. Pelaksanaan Pengujian
Setelah melaksanakan survey pendahuluan, maka auditor dapat
menentukan cakupan dan luas audit yang hendak dilaksanakan
pengujiannya. Pada tahap survey pendahuluan auditor baru
mengumpulkan informasi informasi awal tentang kondisi auditee. Pada
tahap pelaksanaan pengujian ini auditor perlu mencari bukti yang akan
menguatkan informasi yang diperoleh pada survey pendahuluan tersebut.
Bukti audit yang cukup, kompeten, relevan dan catatan lainnya.
Bukti audit dapat menjadi bukti awal sebagai bukti hukum apabila bukti
tersebut ditemukan secara cermat, akurat dan tepat yang terkait dengan
temuan audit atau kesimpulan audit.
4. Penyelesaian Penugasan Audit
Penyelesaian penugasan audit ini merupakan tahapan terakhir
dari proses pekerjaan lapangan. Dalam tahap ini auditor
mematangkan berbagai temuan yang telah dirangkum selama
proses pekerjaan lapangan. Di sini auditor memperoleh
keyakinan yang memadai bahwa temuan yang dirangkumnya
telah dijalankan sesuai prosedur, obyektif dan independen.
Pada saat mengkonfirmasi temuan kepada auditee, auditor
telah menyiapkan berbagai data yang sekiranya dibutuhkan
untuk mendukung temuan yang diajukan beserta
rekomendasi yang disarankan kepada auditee. Setelah
proses diskusi selesai maka auditor meminta jawaban dalam
bentuk tertulis beserta dengan kesanggupan auditee untuk
menindaklanjuti rekomendasi. Dalam hal tanggapan tertulis
tersebut, auditee juga mencantumkan batas tindak lanjut
atas rekomendasi tersebut akan dilaksanakan serta personel
yang bertanggungjawab.
General Audit:
a. Audit Laporan Keuangan kewajaran
b. Audit Kepatuhan
c. Audit Operasional Manajemen Audit Efektifitas dan efisiensi

• Special Audit:
• Investigasi Investigator
• Forensik

• Special Audit:
• Investigasi Investigator
• Forensik
Tahapan akhir dari pekerjaan lapangan adalah pertemuan
akhir (exit meeting) yang dihadiri oleh seluruh tim yang
terlibat beserta manajemen dari pihak auditee terutama yang
terkait langsung dengan temuan dan rekomendasi audit. Pada
pertemuan akhir Tim Pemeriksa menyampaikan pokok-pokok
hasil pemeriksaan kepada Pimpinan Instansi/Unit Kerja yang
diperiksa/yang mewakili. Pada kesempatan ini auditor juga
membicarakan tentang pemantauan pelaksanaan
rekomendasi yang telah disepakati.
5. Pelaporan hasil audit
Laporan hasil audit ini merupakan media untuk menyampaikan
permasalahan serta temuan berikut dengan rekomendasi yang
terdapat dalam suatu unit kepada manajemen unit tersebut.
Manajemen auditee hendaknya mengetahui temuan-temuan
serta rekomendasi yang dihasilkan dari proses audit tersebut.
Hal ini karena laporan hasil audit akan sangat berguna bagi
manajemen dalam proses pembuatan keputusan di masa yang
akan datang.
Menurut standar pelaporan Audit, bahwa setiap pelaporan Audit
harus memenuhi syarat:
1. Memuat temuan dan simpulan pemeriksaan (Audit) secara objektif
dan saran tindak bersifat konstruktif jika diperlukan
2. Lebih mengutamakan usaha perbaikan atau penyempurnaan
daripada kritik
3. Mengungkapkan hal-hal yang masih merupakan masalah yang
belum dapat diselesaikan sampai berakhirnya pemeriksaan
4. mengemukakan suatu prestasi atau suatu tindakan perbaikan yang
telah diterapkan di unit kerja lain
5. menjelaskan mengenai hasil pemeriksaan kepada pejabat objek
yang diperiksa
Laporan hasil pemeriksaan harus dibuat secara tertulis, agar:
1.Pertimbangan, simpulan, dan atau saran tindak lanjut dari
pemeriksaan tidak mudah disalah artikan
2.Dapat menjadi bahan untuk pemeriksaan periode berikutnya
3.Fihak yang berkepentingan mudah mengambil tindak lanjut atas
saran pemeriksaan
4.Pembuktian menjadi mudah, jika ada keberatan dari fihak yang
merasa dirugikan
5.Tanggungjawab pemeriksa atas laporannya menjadi jelas
6. PEMANTAUAN TINDAKLANJUT

Tindak lanjut dilaksanakan berdasarkan kesepakatan yang


telah disetujui oleh auditee Terkait dengan pelaksanaan
rekomendasi yang telah diberikan.
Demikian proses audit internal secara ringkas yang
umumnya diterapkan di Audit Internal mengacu pada the
Institute of Internal Auditors (the IIA).
PENGENDALIAN TUGAS PEMERIKSAAN
Pemeriksaan yang direncanakan dan dikendalikan dengan baik mempunyai
kemungkinan lebih besar untuk dapat mencapai sasaran dan tujuan pemeriksaan. Oleh
karena itu, setiap pemeriksaan harus direncanakan dengan baik. Perencanaan
pemeriksaan perlu dituangkan dalan rencana Jangka panjang, yang merupakan rencana
induk, serta rencana jangka pendek yang secara operasional tertuang dalan Plan Of
Action berupa Program Kerja Pemeriksaan Tahunan dan rencana penugasan dalam
bentuk langkah-langkah kerja. Setiap melaksanakan pemeriksaan, pemeriksa harus
berpedoman dan menyesuaikan pemeriksaannya dengan rencana induk dan Plan of
action atau program kerja pemeriksaan tahunan tersebut agar terdapat kesesuaian
dengan tujuan pemeriksaan secara keseluruhan. Selain itu pemeriksa harus mengerti
manfaat dan nilai pemeriksaan yang dilakukan dalam hubungannya dengan tujuan dan
kebutuhan pemeriksaan.
Agar setiap tugas pemeriksaan dapat dilaksanakan dan diselesaikan dengan
baik secara efektif dan efisien, perlu upaya peningkatan pengendalian
tugas pemeriksaan, yang meliputi antara lain perencanaan dan pelaksanaan
pemeriksaan.
1. Perencanaan Pemeriksaan
Untuk memenuhi tanggungjawab pemeriksaannya Internal Auditor harus
menyusun rencana kerja. Rencana kerja pemeriksaan merupakan
perumusan yang menjelaskan sasaran dan tujuan yang hendak dicapai,
kegiatan harus dilaksanakan, penggunaan tenaga, waktu, dana, dan
perlengkapan yang dibutuhkan.
Penyusunan rencana pemeriksaan meliputi penentuan:
a.
b.

Anda mungkin juga menyukai