Konsep Pemberantasan Korupsi Susilawati
Konsep Pemberantasan Korupsi Susilawati
KORUPSI
Banyak strategi dan upaya dilakukan untuk memberantas korupsi, tetapi perlu
diingat bahwa strategi tersebut harus disesuaikan dengan konteks masyarakat
maupun organisasi yang dituju. Dengan kata lain, setiap negara, masyarakat,
maupun organisasi harus mencari strategi yang tepat untuk mencari
pemecahannya. Untuk melakukan pemberantasan korupsi yang sangat penting
sekali diingat adalah karakteristik dari berbagai pihak yang terlibat serta
lingkungan tempat mereka bekerja.
STRATEGI PEMBERANTASAN
KORUPSI
Rencana Strategi Nasional Pencegahan Dan Pemberantasan
Korupsi
1. Pencegahan;
2. Penegakan hukum;
3. Harmonisasi peraturan perundang-undangan;
4. Kerja sama internasional dan penyelamatan aset hasil tindak pidana korupsi;
5. Pendidikan budaya antikorupsi;
6. Mekanisme pelaporan pelaksanaan pemberantasan korupsi.
Strategi Pemberantasan Korupsi menurut KPK
1. Strategi Represif
Strategi ini adalah strategi penindakan tindak pidana korupsi di mana seseorang
diadukan, diselidiki, disidik, dituntut, dan dieksekusi berdasarkan saksi-saksi dan
alat bukti yang kuat.
2. Strategi Perbaikan
Sistem Perbaikan sistem dilakukan untuk mengurangi potensi korupsi. Caranya
dengan kajian sistem, penataan layanan publik melalui koordinasi, supervisi,
pencegahan, serta mendorong transparansi penyelenggara negara.
3. Strategi Edukasi dan Kampanye
Strategi ini merupakan bagian dari upaya pencegahan yang memiliki peran strategis
dalam pemberantasan korupsi. Melalui strategi ini akan dibangun perilaku dan
budaya antikorupsi. Edukasi dilakukan pada segenap lapisan masyarakat sejak usia
dini. Ketiga strategi tersebut harus dilaksanakan secara bersamaan.
UPAYA PENCEGAHAN KORUPSI
Berikut adalah berbagai upaya pencegahan yang saat ini tengah
dilaksanakan.
Kebebasan media baik cetak maupun elektronik dalam menginfor- masikan bahaya
korupsi
Keberadaan lembaga swadaya
1. Percepatan Penyelesaian Ketidaksesuaian Pemanfaatan Ruang dan Tumpang Tindih Perizinan Berbasis Lahan
Melalui Implementasi Kebijakan Satu Peta.
2. Pengendalian Ekspor Impor
3. Peningkatan Kualitas Data Pemilik Manfaat serta Pemanfaatan untuk Perizinan, Pengadaan Barang/Jasa.
4. Perbaikan Tata Kelola di Kawasan Pelabuhan.
5. Percepatan Proses Digitalisasi Sertifikasi Pendukung Kemudahan Berusaha.
6. Penguatan Digitalisasi Perencanaan Penganggaran di Tingkat Pusat, Daerah, dan Desa.
7. Peningkatan Efektifitas Pencegahan Korupsi Dalam Pengadaan Barang dan Jasa.
8. Optimalisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Melalui Intensifikasi danEkstensifikasi di sub-Sektor
Mineral dan Batubara (Minerba).
9. Penataan Aset Pusat.
10. Penguatan Partai Politik dalam Pencegahan Korupsi.
11. Optimalisasi Interoperabilitas Data Berbasis NIK Untuk Program Pemerintah.
12. Penguatan Aparat Pengawasan Interen Pemerintah (APIP) Dalam Pengawasan Program Pemerintah.
13. Penguatan Sistem Penanganan Perkara Tindak Pidana.
14. Optimalisasi Pengawasan Keuangan Desa dan Penataan Aset Desa.
15. Penguatan Integrasi Sistem Informasi Aparatur Sipil Negara (ASN).
KERJASAMA INTERNASIONAL
DALAM PEMBERANTASAN
KORUPSI
1. GERAKAN ORGANISASI INTERNASIONAL
Undang-undang ini dibentuk di era Presiden BJ Habibie pada tahun 1999 sebagai komitmen
pemberantasan korupsi pasca tergulingnya rezim Orde Baru. Dalam UU no 28 tahun 1999
tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN ini dijelaskan definisi soal
korupsi, kolusi dan nepotisme, yang kesemuanya adalah tindakan tercela bagi penyelenggara
negara.
Dalam UU juga diatur pembentukan Komisi Pemeriksa, lembaga independen yang bertugas
memeriksa kekayaan penyelenggara negara dan mantan penyelenggara negara untuk mencegah
praktik korupsi. Bersamaan pula ketika itu dibentuk Komisi Pengawas Persaingan Usaha
(KPPU) dan Ombudsman
4. UU NOMOR 20 TAHUN 2001 JO UU NO. 31/1999 TENTANG
PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI
UU ini kemudian disempurnakan dengan revisi UU KPK pada 2019 dgn terbitnya
Undang-Undang No 19 Tahun 2019. Dalam UU 2019 diatur soal peningkatan
sinergitas antara KPK, kepolisian dan kejaksaan untuk penanganan perkara tindak
pidana korupsi
7. UU NO 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA
PENCUCIAN UANG
Dalam UU ini juga pertama kali diperkenalkan lembaga Pusat Pelaporan dan
Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) yang mengkoordinasikan pelaksanaan
upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang di Indonesia.
8. PERATURAN PRESIDEN NOMOR 54 TAHUN 2018 TENTANG
STRATEGI NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI (STRANAS
PK)
Perpres ini merupakan pengganti dari Perpres No 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka
Menengah Tahun 2012-2014 yang dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan
kebutuhan pencegahan korupsi.
Ada tiga fokus dalam Stranas PK, yaitu Perizinan dan Tata Niaga, Keuangan Negara, dan
Penegakan Hukum dan Demokrasi Birokrasi.
9. PERATURAN PRESIDEN NO.102/2020 TENTANG TENTANG
PELAKSANAAN SUPERVISI PEMBERANTASAN TINDAK
PIDANA KORUPSI.
Diterbitkan Presiden Joko Widodo, Perpres ini mengatur supervisi KPK terhadap instansi
yang berwenang melaksanakan pemberantasan tindak pidana korupsi, yaitu Kepolisian
Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia.
Perpres ini juga mengatur wewenang KPK untuk mengambil alih perkara tindak pidana
korupsi yang sedang ditangani oleh Polri dan Kejaksaan. Perpres ini disebut sebagai bagian
dari upaya untuk memperkuat kinerja KPK dalam pemberantasan korupsi.
10. PERMENRISTEKDIKTI NOMOR 33 TAHUN 2019 TENTANG
KEWAJIBAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANTI
KORUPSI (PAK) DI PERGURUAN TINGGI