Anda di halaman 1dari 8

ATM (Automatic Teller Machine)

Disusun oleh: Astika Putri Roqimawati 11/316813/PA/13939

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (MIPA) UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2011

I.

Pengertian ATM

Pengertian ATM menurut Allen H. Lipis adalah alat kasir otomatis tanpa orang ditempatkan di dalam atau di luar pekarangan bank yang sanggup untuk mengeluarkan uang tunai dan menangani transaksi-transaksi perbankan yang rutin. Automatic Teller Machine di Indonesia juga dikenal dengan sebutan Anjungan Tunai Mandiri. ATM (Anjungan Tunai Mandiri/Automatic Teller Machine) adalah sebuah alat atau media elektronik yang menyediakan sebuah layanan kepada nasabah-nasabah bank dan mengizinkannya untuk mengambil uang atau mengecek saldo simpanan dari bank-bank tertentu tanpa pelayanan dari seorang Teller manusia. ATM merupakan salah satu teknologi yang menerapkan konsep proses data berbasis digital. Device ini mempunyai dua bagian penting yaitu hardware yang terdiri dari unit pemroses dalam hal ini PC, serta sistem device interface yag menghubungkan pemakai/User melalui suatu kartu magnetic, dan software yang berfungsi sebagai interface yang menghubungkan User dengan sistem dalam kaitan data (informasi). ATM sudah bukan merupakan benda asing lagi bagi rakyat negara ini. Penduduk kota maupun desa sudah sangat akrab dengan mesi pencetak uang otomatis ini. Dengan perkembangan teknologi yang pesat saat ini, ATM sudah menyediakan banyak kemudahan bagi semua orang, transaksi apapun dapat dilakukan melalui alat ini, mulai dari penarikan tunai, transfer uang, pemindah bukuan, pembayaran tagihan, bahkan setoran tunai maupun cetak buku dapat dilakukan di ATM, dan akses ATM juga dapat dilakukan via mobile bahkan internet.

Foto mesin ATM

II.

Sejarah ATM

Pada mulanya mesin pintar ini ditemukan oleh Don Wetzel, Vice President of Product Planning pada perusahaan Docutel, juga diterangkan bahwa konsep ATM pertama kali lahir pada tahun 1968, lalu prototipenya muncul setahun kemudian, dan akhirnya Ducotel mendaftarkannya pada kantor paten pada tahun 1973. Perusahaan Docutel membeli mesin ATM dari tiga orang pembuatnya, yaitu Don Wetzel, yang pada saat itu adalah seorang Vice President of Product Planning di Docutel, Tom Barnes, Kepala Mekanik, dan George Chastian, seorang insyinyur listrik. Ide awalnya berasal dari Wetzel, ketika mengantre di bank. Wetzel kerap kali merasa capai ketika berurusan dengan bank yang harus selalu mengantre untuk satu layanan sebagai nasabah bank. Hingga akhirnya ketiga penemu ini menciptakan mesin ATM yang di Indonesia dikenal dengan istilah Anjungan Tunai Mandiri. Dana yang dihabiskan untuk sebuah mesin ATM pertama kali adalah sekitar lima juta dollar. Kemudian peralatan penanganan bagasi secara otomatis pada tahun 1968. ATM pertama dipasang atau digunakan oleh sebuah bank di New York, yaitu Chemical Bank New York. Namun, fakta ini masih menjadi kontroversial oleh banyak pihak karena banyak bank yang mengklaim sebagai pengguna Automatic Teller Machine pertama, tetapi Chemical Bank New York menyatakan hal tersebut berdasarkan catatan yang dibuat oleh Wetzel. ATM pertama ini tidak diletakkan di lobi bank, melainkan di dinding luar bank yang menghadap ke jalan raya. Untuk melindungi mesin dari hujan dan sinar matahari, bank menggunakan kanopi. Saat ini perkembangan ATM telah merambah ke seluruh dunia termasuk Indonesia untuk melakukan berbagai transaksi perbankan. Secara umum ATM terdiri dari box ATM, tombol angka sebagai keyboard yang dilengkapi tombol cancel, enter, dan exit, kemudian sebuah layar atau monitor, dan kamera (optional) yang biasa terlihat dari luar bilik ATM. Sementara di dalam ATM itu sendiri terdiri dari sebuah CPU, keyboard, modem, kotak uang, printer mini, dan card reader.

Foto bagian-bagian mesin ATM

III.

Kartu ATM

Kartu ATM adalah kartu yang dapat digunakan untuk penarikan tunai baik di countercounter bank maupun pada anjungan ATM. Dalam kartu ATM ini terdapat Magnetic strip yang merupakan suatu bentuk plastik pendek yang dilapisi dengan sistem magnit dan biasanya dilekatkan pada kartu kredit ataupun kartu berharga lainnya. Pada magnetic strips biasanya tertulis data pribadi pemegang kartu, yang berisi nomor rekening, nomor pribadi serta kode access-nya, dan tulisan ini ditulis dalam bentuk kode-kode tertentu, dan hanya bisa dibaca oleh komputer yang dilengkapi dengan mesin khusus untuk kartu magnetic strip tersebut.

Foto kartu ATM IV. Manfaat ATM Manfaat dari kartu ATM antara lain: Praktis dan efisien dalam pelayanannya Pengoperasian mesin ATM relatif mudah Melayani 24 jam termasuk hari libur Menjamin keamanan dan privacy Memungkinkan mengambil uang lebih dari satu kali sehari Terdapat di berbagai tempat yang strategis Sedangkan manfaat atas pelayanan yang diberikan oleh mesin ATM antara lain: Penarikan uang tunai Dapat digunakan sebagai tempat untuk memesan buku cek dan bilyet giro Dapat digunakan sebagai tempat untuk meminta rekening koran Dapat digunakan sebagai tempat untuk mengecek saldo rekening nasabah

1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. V.

Jenis-jenis ATM Pada umumnya ATM dapat dibeda-bedakan menjadi dua jenis yaitu: 1. Menempel pada dinding 2. Berdiri sendiri dalam satu kesatuan a. On Premise ATM yaitu mesin ATM yang berada pada gedung yang sama dengan bank yang bersangkutan.

b. Off Premise ATM yaitu mesin ATM yang berada di luar gedung bank yang bersangkutan atau di tempat-tempat umum. VI. Proses Kerja ATM

Mesin uang yang digunakan untuk membaca kartu dengan plastik magnetic strips ini kemudian dikenal sebagai ATM (Automatic Teller Machine). Untuk menggunakannya proses kerja ATM pada umumnya sama dengan komputer melalui proses dan pengolahan data. Adapun proses kerja dari mesin ATM tersebut yaitu: 1. Kartu ATM dimasukkan ke dalam mesin ATM, maka kartu akan dibaca oleh magnetic card reader yang ada di dalam mesin. Fungsi dari magnetic card reader hanya sebagai pembaca dan penerima data. 2. Setelah dibaca, lalu data tersebut dikirim ke sistem komputerisasi bank karena fungsinya hanya sebagai penerima data maka magnetic card reader tidak memiliki memory yang bisa menyimpan data nasabah. 3. Saat mesin berhasil membaca data dalam kartu ATM tersebut, maka mesin akan meminta data PIN (Personal Identification Number). PIN ini tidak terdapat di dalam kartu ATM, melainkan harus di input oleh nasabah. 4. Kemudian setelah PIN dimasukkan, maka data PIN tersebut akan diacak (di encrypt) dengan rumus tertentu dan dikirim ke sistem komputerisasi bank bersangkutan. Pengacakan data PIN ini dimaksudkan agar data yang dikirim tidak bisa terbaca oleh pihak lain. PIN yang sudah diacak berikut isi dat a dari kartu akan dikirim langsung ke sistem komputer bank untuk diverifikasi. 5. Setelah data selesai diproses di sistem komputer bank, maka data akan dikirim kembali ke ATM. Nasabah akan mendapatkan apa yang dimintanya di ATM. VII. Sistem Pengoperasian ATM 1. Pengoperasian secara off-line Mesin ATM tersebut tidak dihubungkan dengan komputer sentral, tetapi mesin tersebut beroperasi tersendiri. 2. Pengoperasian secara on-line Pengoperasian mesin ATM yang membutuhkan saluran komunikasi dan komputer sentral yang beroperasi secara 24 jam terus-menerus. 3. Pengoperasian ATM Bersama VIII. Sistem ATM 1. Stasiun kerja yang dapat diakses dengan kartu khusus atau disebut juga dengan mesin ATM. 2. Remote Computer yang menyimpan dan memperbarui catatan pelanggan dan mengesaskan serta melaksanakan transaksi. 3. Hubungan telekomunikasi antara mesin ATM dengan remote computer. IX. Sistem Keamanan ATM

Adanya proses transaksi (komunikasi) antarkomputer yang melalui sebuah jaringan yang luas, isu mengenai keamanan merupakan isu yang perlu diperhatikan secara khusus. Hal ini tentunya untuk menjamin proses transaksi dapat terjadi dengan baik dan benar. Teknik pengamanan yang dilakukan adalah dengan penggunaan Personal Identification Number (PIN) sehingga hanya orang tertentu saja yang dapat mengakses ataupun melakukan transaksi pada

ATM. Untuk pengaksesan pada mesin ATM para nasabah akan memiliki kartu dengan pita magnetik atau sebuah chip yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan data seperti nomor kartu, nomor PIN, dan data keamanan lainnya. Dalam sistem keamanan yang diterapkan pada ATM terdapat proses enkripsi data untuk menjaga keamanan data pribadi, seperti nomor PIN ataupun nomor kartu, dan juga untuk menjaga keamanan selama proses transaksi berlangsung (pada saat proses transaksi berlangsung terjadi komunikasi antara ATM dengan computer bank yang melalui jaringan perbankan). Untuk menjamin keamanan pada ATM digunakan metode enkripsi data dengan teknik data encryption standard (DES), yang kemudian dikembangkan menjadi Triple DES guna meningkatkan keamanan data. X. Pengamanan pada ATM

Pada sistem keamanan ATM umumnya menggunakan nomor PIN dengan kombinasi empat angka. Proses pembuatan nomor PIN tersebut menggunakan perhitungan sebagai berikut: 1. Ambil lima digit terakhir dari nomor rekening 2. Gabungkan kelima angka tersebut dengan 11 digit data validasi (data validasi diciptakan sendiri) 3. Ke-16 angka tersebut merupakan data yang menjadi data masukan untuk algoritma DES. Pada pemrosesan dengan algoritma DES digunakan kunci berukuran 16 digit yang kemudian disebut sebagai kunci PIN. 4. Dari hasil pemrosesan dengan DES diambil 4 digit pertama kemudian diubah ke dalam bentuk decimal. Penggunaan DES akan menghasilkan bilangan dengan satuan heksa desimal. Empat digit tersebut kemudian disebut sebagai PIN alami. 5. Dari PIN alami tersebut kemudian ditambahkan dengan 4 digit yang disebut sebagai offset sehingga menghasilkan nomor PIN yang akan digunakan oleh nasabah. Pada kartu ATM (ataupun kartu kredit) yang dimiliki oleh nasabah terdapat pita magnetik, umumnya sering disebut sebagai lapisan kedua (track 2), pita magnetik yang digunakan untuk menyimpan data rahasia terkait dengan data-data keamanan seperti nomor rekening, nomor kartu, nomor PIN, dan lain sebagainya. XI. Serangan pada Keamanan ATM

Penggunaan teknik enkripsi (kriptografi) tidak selalu menjamin seratus persen pada sistem keamanan ATM. Berbagai kejahatan atau kecurangan terhadap sistem keamanan ATM tidaklah sedikit. Kejahatan yang terjadi mulai dari tindakan yang cukup sederhana, seperti pencopetan, penodongan, ataupun perampokan, sampai penggunaan teknologi yang cukup canggih yaitu penggunaan teknologi untuk mengetahui nomor rekening, PIN nasabah, ataupun melakukan duplikasi data keamanan nasabah. Berikut akan dijelaskan beberapa ancaman keamanan pada penggunaan ATM. 1. Pencurian uang 2. Pencurian kartu

Foto alat penelan kartu ATM

3. Penggunaan tombol-kunci palsu 4. Penyadapan nomor PIN 5. Skimming Metode skimming dapat dipahami sebagai metode penyaringan data pada kartu ATM nasabah. Untuk kasus kejahatan dengan metode skimming digunakan alat yang disebut sebagi skimer (gambar 14). Fungsi alat ini adalah untuk menyaring data-data yang terdapat di dalam kartu ATM nasabah. 6. Phishing Phising merupakan bentuk kejahatan dengan manggunakan teknik rekayasa sosial. Pada penggunaan teknik ini sang pelaku kejahatan mencoba untuk mencari tahu dan mengambil data-data pribadi nasabah dengan memposisikan dirinya sebagai seseorang ataupun lembaga yang dapat dipercaya dalam melakukan transaksi ataupun komunikasi secara elektronik. 7. PIN Block Attack Serangan terhadap keamanan ATM saat ini salah satunya adalah Personal Identification Number (PIN) block. Serangan ini mengakibatkan para nasabah tidak bisa menggunakan kartu ATM untuk melakukan transaksi melalui mesin ATM. Bentuk penyerangan PIN block dilakukan terhadap data PIN yang terenkripsi. Tentunya penyerangan ini dilakukan terhadap jaringan yang terhubung antara mesin ATM dengan jaringan perbankan. Para hacker menyerang server yang terhubung dalam jaringan dan mengambil blok-blok PIN yang terisi dengan data-data yang telah terenkripsi data mengenai nomor kartu, nomor rekening, dan nomor PIN serta jumlah dana transaksi. Selain itu, para pencuri juga mencuri kunci yang digunakan untuk melakukan enkripsi data-data tersebut. Dengan demikian jugamemungkinkan bagi para pencuri tersebut untuk membuka data-data tersebut sehingga mengetahui nomor-nomor penting salahsatunya adalah nomor PIN nasabah. Dengan mengetahui data-data tersebut maka para pencuri tersebut bisa saja membuat duplikat kartu-kartu ATM dan melakukan penarikan tunai dari mesin-mesin ATM yang tersedia. XII. Penyedia ATM Ada dua strategi ATM: 1. Jaringan kerja milik sendiri Bank membeli/menyewa ATM, membeli/membuat software, memasang sistem, memasarkan, dan mengeluarkan kartu desain yang dilakukan sendiri. 2. Jaringan kerja ATM berbagi dimiliki dan dioperasikan oleh lembaga keuangan lain, yaitu: Joint-ventura Pihak ketiga XIII. Perkembangan Teknologi ATM Pada periode ini terjadi peningkatan dan perkembangan yang sangat pesat dari alat pembayaran non tunai dengan media kartu, seperti kartu debet, kartu kredit dan kartu ATM. Hal ini lebih disebabkan meningkatnya jumlah pemegang kartu dan transaksinya yang diikuti pula dengan meningkatnya nilai transaksi. Peningkatan aktivitas ATM antara lain disebabkan oleh makin luasnya jaringan pelayanan ATM, baik akibat penambahan mesin maupun sebagai akibat dari makin banyaknya bank yang menjadi anggota switching ATM, sedangkan alat pembayaran non tunai dengan media kertas masih terdiri dari cek, bilyet giro, wesel bank, not debet, nota kredit, dan beberapa warkat kliring lainnya. Teknologi ATM merupakan salah satu hasil dari upaya standardisasi Broadband Integrated Services Digital Networks (BISDN) yang dilakukan oleh ITU-T pada pertengahan

tahun 1980-an. Teknologi ATM sendiri mengacu pada suatu teknik transmisi paket data berkecepatan sangat tinggi dengan menggunakan mekanisme switching dan time division multiplexing yang diterapkan pada sel-sel berukuran tetap dan relatif kecil. XIV. Dampak dari Perkembangan Teknologi ATM Selain membawa dampak positif yaitu untuk memudahkan nasabah dalam pengambilan uang tunai tanpa harus ke bank, perkembangan tekhnologi ATM ini juga membawa dampak negatif. Adanya kemudahan ATM yang terdapat di berbagai tempat strategis mengundang pihak yang tidak bertanggung jawab untuk menyalahgunakannya seperti melakukan pembobolan terhadap ATM tersebut. Contoh kasus yang terjadi yaitu aksi pembobolan ATM Bank BRI Cabang Margacinta, Jalan Ciwastra Nomor 30 Cijawura, Buahbatu, Kota Bandung. Pada tanggal 18 November 2008 pukul 02.00 dini hari para perampok berusaha mengambil uang dari ATM tersebut, namun digagalkan oleh satpam setempat. Akibat dari aksi tersebut, mesin ATM mengalami kerusakan di bagian cover penutup brankas dan untuk beberapa ATM tersebut tidak bisa difungsikan dalam rangka perbaikan. Contoh lain yaitu yang terjadi pada tanggal 1 Januari 2008, pembobolan mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Lippo Bank di Jalan Gatot Subroto 90 B, Ungaran, diduga ada keterlibatan orang dalam, yakni dari PT Sisco Mas yang sekarang berganti nama menjadi PT Sertis Sisco. Kecurigaan itu diperkuat adanya keterangan saksi ahli dari PT Sertis Sisco Jakarta yang didatangkan Polsekta Ungaran dalam simulasi untuk mengetahui mekanisme pengisian uang pada mesin ATM. Simulasi tersebut digelar langsung di lokasi mesin ATM Lippo Bank Ungaran. Dalam simulasi tersebut saksi ahli bersama petugas dari PT Sertis Sisco Cabang Semarang sebagai pengelola mesin ATM memperagakan dan memberikan penjelasan mengenai tahapan atau mekanisme pengisian dan pengambilan uang pada mesin ATM. XV. Kesimpulan ATM (Anjungan Tunai Mandiri / Automatic Teller Machine) merupakan salah satu teknologi yang menerapkan konsep proses data berbasis digital. Device ini mempunyai dua bagian penting yaitu hardware yang terdiri dari unit pemroses dalam hal ini PC, serta sistem device interface yang menghubungkan pemakai atau User melalui suatu kartu magnetik, dan software yang berfungsi sebagai interface yang menghubungkan User dengan sistem dalam kaitan data (informasi). Manfaat atas pelayanan yang diberikan oleh mesin ATM antara lain: penarikan uang tunai, dapat digunakan sebagai tempat untuk memesan buku cek dan bilyet giro, dapat digunakan sebagai tempat untuk meminta rekening koran, dan dapat digunakan sebagai tempat untuk mengecek saldo rekening nasabah. Prinsip kerja ATM pada umumnya sama dengan komputer melalui proses dan pengolahan data, setelah kartu ATM dimasukkan ke dalam mesin ATM, maka kartu akan dibaca oleh magnetic card reader yang ada di dalam mesin. Perkembangan teknologi dengan adanya ATM yang terdapat di berbagai tempat strategis sering mengundang pihak yang tidak bertanggung jawab untuk menyalahgunakannya. Banyak kasus seperti pembobolan ATM baik yang melibatkan pihak dalam dari bank yang bersangkutan ataupun tidak. Oleh karena itu disarankan agar bank lebih memperketat keamanan untuk ATM tersebut. Selain itu juga pihak nasabah harus lebih hati-hati dalam menggunakan ATM agar tidak dirugikan. Nasabah sebaiknya tidak meminjamkan kartu ATM tersebut dan memberikan PIN kepada sembarang orang.

Anda mungkin juga menyukai