Mengingat
8. Tugas belajar adalah tugas yang diberikan oleh Gubernur pada aparatur di lingkup
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat untuk mengikuti pendidikan pada suatu lembaga
pendidikan di luar pengorganisasian Pemerintah Provinsi Sumatera Barat berdasarkan
kebutuhan Daerah.
9. PNS Tugas belajar adalah Pegawai Negeri Sipil Daerah Provinsi Sumatera Barat yang
mendapatkan tugas dari gubernur untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi pada suatu lembaga pendidikan di luar pengorganisasian Pemerintah Provinsi
Sumatera Barat berdasarkan kebutuhan Daerah.
10. Pendidikan Akademik adalah pendidikan tinggi program sarjana dan pasca sarjana yang
diarahkan terutama pada penguasaan ilmu pengetahuan tertentu.
11. Pendidikan Vokasi adalah pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk
memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu setara dengan program sarjana.
12. Pendidikan Profesi adalah pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan
peserta didik untuk pekerjaan yang memerlukan persyaratan keahlian khusus.
13. Penyelenggara pendidikan adalah perguruan tinggi dan atau lembaga pendidikan yang
telah terakreditasi pada Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi.
14. Tunjangan jabatan fungsional adalah tunjangan yang diberikan kepada Pegawai Negeri
Sipil yang diangkat dan ditugaskan secara penuh dalam jabatan fungsional sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
15. Pejabat yang berwenang adalah pejabat yang berwenang mengangkat, memindahkan,
dan memberhentikan Pegawai Negeri Sipil di lingkungannya dalam dan dari jabatan atau
pejabat lain yang ditunjuk olehnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
16. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah selanjutnya disingkat APBD adalah Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Sumatera Barat.
BAB II
TUJUAN DAN RUANG LINGKUP
Bagian Kesatu
Tujuan
Pasal 2
Tugas belajar PNS bertujuan untuk :
(1) Menyiapkan dan atau meningkatkan sumber daya manusia aparatur yang memiliki
pengetahuan dan kemampuan untuk peningkatan kinerja organisasi yang didasarkan
pada prinsip profesionalisame yang berbasis kompetensi.
(2) Menjadi acuan dalam penyelenggaraan kegiatan pengembangan sumber daya manusia
aparatur, tertib administrasi kepegawaian serta untuk penataan pegawai daerah.
Bagian Kedua
Ruang lingkup
Pasal 3
Pengaturan tugas belajar PNS meliputi :
(1) Perencanaan;
(2) Persyaratan;
(3) Usulan tugas belajar;
(4) Seleksi; dan
(5) Penetapan.
BAB III
TUGAS BELAJAR
Bagian Kesatu
Perencanaan
Pasal 4
(1)
(2)
(3)
Rencana tugas belajar PNS disusun untuk proyeksi kebutuhan formasi selama 5 (lima)
tahun.
Ketentuan tentang rencana tugas belajar PNS ditetapkan dengan keputusan Gubernur.
Penentuan program studi yang ditawarkan untuk pendidikan tugas belajar setiap
tahunnya merupakan program studi yang bersifat mendesak dan strategis.
Pasal 5
(1)
Setiap SKPD menyusun rencana kebutuhan tugas belajar, dengan mengacu pada
keputusan Gubernur tentang rencana tugas belajar PNS.
(2)
Rencana tugas belajar sebagaimana dimaksud pada pasal 4 dilakukan melalui analisis
kebutuhan pendidikan bagi PNS.
(3)
Analisis kebutuhan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), mengacu kepada :
a. Tugas pokok dan fungsi SKPD;
b. Ketersediaan dan kebutuhan pegawai berdasarkan kompetensi pendidikan;
c. Kajian terhadap formasi pengangkatan CPNS dan perhitungan PNS yang pensiun;
d. Keseimbangan beban kerja SKPD dengan kebutuhan pegawai; dan
e. Jumlah PNS yang sedang mengikuti pendidikan tugas belajar/izin belajar.
Pasal 6
Pendidikan tugas belajar dilaksanakan berdasarkan :
a. Kerjasama secara kemitraan dengan institusi pendidikan negeri maupun swasta di dalam
dan di luar negeri;
b. Sistem penugasan kepada PNS untuk mengikuti pendidikan baik di dalam maupun di luar
negeri.
Bagian Kedua
Persyaratan
Pasal 7
PNS yang akan mengikuti tugas belajar harus memenuhi persyaratan, yaitu :
a. persyaratan umum; dan
b. persyaratan khusus.
Pasal 8
Persyaratan umum sebagaimana dimaksud pada pasal 7 huruf a, adalah :
a. Pangkat/golongan ruang terendah ;
1. Pengatur Muda Tk. I (II/b) untuk program Sarjana (S1), Diploma III (D.III) dan Diploma
IV (D.IV)
2. Penata Muda (III/a) untuk program Pasacasarjana (S2)
3. Penata Muda Tk. I (III/b) untuk program Doktor (S3)
b. Masa kerja minimal 2 tahun sejak diangkat sebagai PNS;
c. Usia tertinggi pada tanggal seleksi ;
1. 35 tahun untuk program Sarjana (S1), Diploma III (D.III) dan Diploma IV (D.IV)
2. 40 tahun untuk program Pasacasarjana (S2)
3. 45 tahun untuk program Doktor (S3)
d. Indeks Prestasi Komulatif (IPK) paling rendah 2,75 bagi yang akan mengikuti pendidikan
D.IV, S.1, S.2 dan 3,00 bagi yang akan mengikuti pendidikan S3;
e. Mempunyai unsur-unsur DP3 minimal baik satu tahun terakhir;
f. Tidak sedang dalam proses pemeriksaan berkaitan dengan pelanggaran peraturan disiplin
pegawai;
g. Tidak pernah dijatuhi jenis hukuman disiplin berat;
h. Adanya relevansi antara latar belakang pendidikan dengan program/bidang studi yang
akan diikuti serta sesuai dengan tugas dan pekerjaan;
i. Bersedia mengabdi secara aktif pada Pemerintah Provinsi Sumatera Barat minimal 5 (lima)
tahun setelah selesai mengikuti pendidikan;
j. Membuat dan menandatangani Surat Pernyataan Tugas Belajar.
Pasal 9
(1). Persyaratan khusus sebagaimana dimaksud pada pasal 7 huruf b adalah berupa Proposal
Perencanaan Pendidikan, berlaku untuk PNS yang akan mengikuti tugas belajar program
Pascasarjana sebagai berikut:
a. Program Magister (S2); dan
b. Program Doktor (S3).
(2). Proposal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat substansi ; rencana penelitian,
pendayagunaan, penempatan, dan peran yang akan dilaksanakan oleh PNS yang
bersangkutan setelah selesai pendidikan.
(3). Proposal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat dan ditandatangani oleh PNS yang
akan mengikuti tugas belajar dan diketahui oleh Kepala SKPD bersangkutan.
Bagian Ketiga
Usulan Tugas Belajar
Pasal 10
(1)
Usulan untuk mengikuti pendidikan tugas belajar ditandatangani oleh Kepala SKPD
kepada Gubernur melalui BKD.
(2)
Usulan tugas belajar agar melampirkan persyaratan dan kelengkapan administrasi yang
ditentukan.
Bagian Keempat
Seleksi
(1)
Pasal 11
Tahapan seleksi terhadap PNS yang akan mengikuti tugas belajar adalah :
a.
b.
c.
d.
Seleksi administrasi;
Seleksi Psikologi/Assessment Education;
Seleksi akademik;
Untuk pendidikan yang dibiayai oleh pihak lain, maka bentuk dan tahapan seleksi
sesuai dengan ketentuan pihak penyedia beasiswa.
(2)
Seleksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dilakukan oleh BKD
terhadap kelengkapan dan keabsahan berkas yang dipersyaratkan.
(3)
(4)
Seleksi akademik dilaksanakan oleh Perguruan Tinggi yang telah ditetapkan oleh
Pemerintah Daerah.
Bagian Kelima
Penetapan
Pasal 12
Penetapan tugas belajar PNS ditetapkan oleh pejabat pembina kepegawaian sebagai berikut :
a. untuk tugas belajar Program Pendidikan S3 ditandatangani oleh Sekretaris Daerah Provinsi
Sumatera Barat; dan
b. untuk tugas belajar Program Pendidikan D.III, D.IV, S1 dan S2 ditandatangani oleh Kepala
BKD Provinsi.
BAB IV
PELAKSANAAN TUGAS BELAJAR
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 13
(1) Tugas belajar diberikan kepada PNS Daerah untuk mengikuti jenis pendidikan.
(2) Jenis pendidikan yang dapat diikuti adalah :
a. Pendidikan akademik;
b. Pendidikan vokasi; dan
c. Pendidikan profesi.
(3)
Pendidikan akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a terdiri dari :
a. Program Sarjana (S1); dan
b. Program Pasca Sarjana yang meliputi Program Magister (S2) dan Program Doktor
(S3).
(4)
Pendidikan vokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b terdiri atas :
a. Program Diploma III (D III); dan
b. Program Diploma IV (D IV).
(5)
Pendidikan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c yaitu Program Spesialis.
Bagian Kedua
Hak dan Kewajiban
Pasal 14
(1)
PNS tugas belajar diberikan hak sepenuhnya mengikuti kegiatan pendidikan tanpa harus
dibebani tugas dan tanggungjawab pekerjaan.
(2)
Hak-hak kepegawaian PNS tugas belajar tetap berada pada SKPD sebelum yang
bersangkutan mengikuti pendidikan.
(3)
Pejabat struktural dan pejabat fungsional yang mengikuti pendidikan tugas belajar
dengan sendirinya kehilangan hak selaku pemegang jabatan.
(4)
Khusus bagi pejabat fungsional yang dibebaskan sementara dari jabatan karena Tugas
Belajar untuk jangka waktu lebih dari 6 (enam) bulan, maka tunjangan jabatan
fungsionalnya dihentikan terhitung mulai bulan ketujuh.
(5)
Tunjangan jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat dibayarkan
kembali setelah diangkat kembali dalam jabatan fungsional dan dinyatakan telah
melaksanakan tugas kembali oleh pejabat yang berwenang.
(6)
(3) Perpanjangan masa tugas belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan
selama-lamanya 6 (enam bulan) atau 1 (satu) semester.
(4) Perpanjangan masa tugas belajar dapat diberikan dengan alasan yang objektif, dan
disertai keterangan dari pihak Perguruan Tinggi.
Bagian Keempat
Berakhirnya Tugas Belajar
Pasal 17
(1)
(2)
Relevansi potensi keilmuan yang dimiliki dengan kompetensi jabatan dan kebutuhan
SKPD.
(2)
PNS tugas belajar yang telah menyelesaikan pendidikan tidak mempunyai hak untuk
penyesuaian pangkat golongan/ruang menurut tingkat pendidikan apabila formasi
kepegawaian dan jabatan belum tersedia.
Pasal 21
Penyesuaian pangkat golongan/ruang menurut tingkat pendidikan dilaksanakan sesuai
ketentuan yang berlaku.
BAB V
PEMBIAYAAN
Pasal 22
(1)
PNS yang mengikuti tugas belajar program Daerah dibiayai oleh APBD Provinsi
(2)
Komponen dan besaran bantuan biaya tugas belajar program Daerah ditetapkan
dengan Keputusan Gubernur.
BAB VI
MONITORING DAN EVALUASI
Pasal 23
(1)
(2)
Monitoring dan evaluasi dilakukan juga terhadap program pendidikan yang baru,
sebagai bahan dan kajian akan kebutuhan pemerintah daerah terhadap program
pendidikan dimaksud.
(3)
(4)
pendidikan
Monitoring dan evaluasi dilasanakan oleh BKD secara berkala dan atau minimal paling
sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.
10
BAB VII
SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 24
(1)
PNS tugas belajar yang tidak memenuhi kewajibannya sebagaimana dimaksud pada
pasal 15, dapat dikenakan sanksi berupa tindakan administratif dan atau hukuman
disiplin serta pengembalian biaya pendidikan (sesuai surat pernyataan tugas belajar).
(2)
Tatacara pemberian sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB VIII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 25
b.
c.
d.
antara
kementerian/lembaga
pemerintah/non
Pasal 26
Pembiayaan tugas belajar sebagaimana dimaksud pada pasal 25 huruf a, b dan c,
dilaksanakan berdasarkan ketentuan pihak penyedia biaya pendidikan (beasiswa).
Pasal 27
Komponen bantuan Daerah untuk tugas belajar biaya bersama (cost sharing) sebagaimana
dimaksud pasal 25 huruf d, dibayarkan untuk komponen di luar tanggungan pihak lain.
Pasal 28
Pendidikan tugas belajar dapat dibiayai oleh PNS yang bersangkutan :
a. Untuk menyelesaikan pendidikan yang dibiayai oleh APBD/APBN/LN/ Swasta, setelah
melewati batas waktu dan atau di luar tanggungjawab penyedia beasiswa;
b. Pihak sponsor atau penyandang dana beasiswa menghentikan atau membatalkan
beasiswa pendidikan yang sedang diikuti/berjalan; atau
c. Untuk dokter yang mengikuti pendidikan pada program spesialis, yang sesuai dengan
perencanaan dan kebutuhan organisasi.
11
Pasal 29
Penyelenggaraan pendidikan tugas belajar yang dibiayai dari APBN/APBD/LN/Swasta, menjadi
kewenangan dan tanggung jawab Pembina kepegawaian.
BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 30
PNS tugas belajar yang sedang melaksanakan tugas belajar pada saat Peraturan Gubernur ini
belum ditetapkan, tetap dapat melaksanakan tugas belajar sesuai ketentuan dalam Peraturan
Gubernur Sumatera Barat Nomor 74 Tahun 2010.
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 31
(1)
(2)
Pada saat berlakunya Peraturan Gubernur ini, maka Peraturan Gubernur Sumatera Barat
Nomor 74 Tahun 2010 dinyatakan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Gubernur
ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Sumatera Barat.
Ditetapkan di Padang
pada tanggal .........................
Diundangkan di Padang
pada tanggal .....................
SEKRETARIS DAERAH
PROVINSI SUMATERA BARAT
IRWAN PRAYITNO
Dr. H. ALI ASMAR, M.Pd
Pembina Utama Madya
NIP. 19580705 197903 1 004
12