Anda di halaman 1dari 12

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT

NOMOR : 81 TAHUN 2012


TENTANG
TUGAS BELAJAR PEGAWAI NEGERI SIPIL
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR SUMATERA BARAT
Menimbang

a. bahwa pemberian tugas belajar bagi pegawai sebagaimana diatur


dalam Peraturan Gubernur Nomor 74 Tahun 2010 tentang Tugas
Belajar dan Izin Belajar Pegawai di Lingkungan Pemerintah Provinsi
Sumatera Barat tidak sesuai lagi dengan kondisi dan kebutuhan
daerah;
b. bahwa peraturan gubernur tentang tugas belajar perlu diatur
tersendiri, agar pegawai bisa membedakan antara tugas belajar
dengan izin belajar;
c. bahwa sebagian ketentuan dalam peraturan gubernur sebagaimana
dimaksud pada huruf a perlu dicabut dan diganti;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf
a, b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Gubernur Sumatera
Barat tentang Tugas Belajar Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan
Pemerintah Daerah;

Mengingat

1. Undang Undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah


Daerah Swatantra tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau menjadi
Undang Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958
Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
1646) Juncto Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1979 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1979 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3146);
2. Undang Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan
Undang Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3890);
3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3390);

4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan


Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4389), sebagaimana telah diubah dengan
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011;
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang Undang Nomor 12
tahun 2008) tentang Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844);
6. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 39 Tahun 2007
tanggal 22 November 2007 tentang Tata Cara Permintaan,
Pemberian, dan Penghentian Tunjangan Jabatan Fungsional;
7. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 3 Tahun 2008
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah
Provinsi Sumatera Barat, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Daerah Nomor 7 Tahun 2009.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT TENTANG TUGAS BELAJAR


PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan :


1. Daerah adalah Provinsi Sumatera Barat.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintahan Daerah Provinsi Sumatera Barat.
3. Gubernur adalah Gubernur Sumatera Barat.
4. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah Pegawai Negeri Sipil Daerah
Provinsi Sumatera Barat.
5. Calon Pegawai Negeri Sipil selanjutnya disingkat CPNS adalah Calon Pegawai Negeri Sipil
Daerah Provinsi Sumatera Barat.
6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Satuan Kerja
Perangkat Daerah Provinsi Sumatera Barat.
7. Badan Kepegawaian Daerah yang selanjutnya disebut BKD Provinsi adalah Badan
Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Barat.
2

8. Tugas belajar adalah tugas yang diberikan oleh Gubernur pada aparatur di lingkup
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat untuk mengikuti pendidikan pada suatu lembaga
pendidikan di luar pengorganisasian Pemerintah Provinsi Sumatera Barat berdasarkan
kebutuhan Daerah.
9. PNS Tugas belajar adalah Pegawai Negeri Sipil Daerah Provinsi Sumatera Barat yang
mendapatkan tugas dari gubernur untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi pada suatu lembaga pendidikan di luar pengorganisasian Pemerintah Provinsi
Sumatera Barat berdasarkan kebutuhan Daerah.
10. Pendidikan Akademik adalah pendidikan tinggi program sarjana dan pasca sarjana yang
diarahkan terutama pada penguasaan ilmu pengetahuan tertentu.
11. Pendidikan Vokasi adalah pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk
memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu setara dengan program sarjana.
12. Pendidikan Profesi adalah pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan
peserta didik untuk pekerjaan yang memerlukan persyaratan keahlian khusus.
13. Penyelenggara pendidikan adalah perguruan tinggi dan atau lembaga pendidikan yang
telah terakreditasi pada Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi.
14. Tunjangan jabatan fungsional adalah tunjangan yang diberikan kepada Pegawai Negeri
Sipil yang diangkat dan ditugaskan secara penuh dalam jabatan fungsional sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
15. Pejabat yang berwenang adalah pejabat yang berwenang mengangkat, memindahkan,
dan memberhentikan Pegawai Negeri Sipil di lingkungannya dalam dan dari jabatan atau
pejabat lain yang ditunjuk olehnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
16. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah selanjutnya disingkat APBD adalah Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Sumatera Barat.
BAB II
TUJUAN DAN RUANG LINGKUP
Bagian Kesatu
Tujuan
Pasal 2
Tugas belajar PNS bertujuan untuk :
(1) Menyiapkan dan atau meningkatkan sumber daya manusia aparatur yang memiliki
pengetahuan dan kemampuan untuk peningkatan kinerja organisasi yang didasarkan
pada prinsip profesionalisame yang berbasis kompetensi.
(2) Menjadi acuan dalam penyelenggaraan kegiatan pengembangan sumber daya manusia
aparatur, tertib administrasi kepegawaian serta untuk penataan pegawai daerah.

Bagian Kedua
Ruang lingkup
Pasal 3
Pengaturan tugas belajar PNS meliputi :
(1) Perencanaan;
(2) Persyaratan;
(3) Usulan tugas belajar;
(4) Seleksi; dan
(5) Penetapan.
BAB III
TUGAS BELAJAR
Bagian Kesatu
Perencanaan
Pasal 4
(1)
(2)
(3)

Rencana tugas belajar PNS disusun untuk proyeksi kebutuhan formasi selama 5 (lima)
tahun.
Ketentuan tentang rencana tugas belajar PNS ditetapkan dengan keputusan Gubernur.
Penentuan program studi yang ditawarkan untuk pendidikan tugas belajar setiap
tahunnya merupakan program studi yang bersifat mendesak dan strategis.

Pasal 5
(1)

Setiap SKPD menyusun rencana kebutuhan tugas belajar, dengan mengacu pada
keputusan Gubernur tentang rencana tugas belajar PNS.

(2)

Rencana tugas belajar sebagaimana dimaksud pada pasal 4 dilakukan melalui analisis
kebutuhan pendidikan bagi PNS.

(3)

Analisis kebutuhan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), mengacu kepada :
a. Tugas pokok dan fungsi SKPD;
b. Ketersediaan dan kebutuhan pegawai berdasarkan kompetensi pendidikan;
c. Kajian terhadap formasi pengangkatan CPNS dan perhitungan PNS yang pensiun;
d. Keseimbangan beban kerja SKPD dengan kebutuhan pegawai; dan
e. Jumlah PNS yang sedang mengikuti pendidikan tugas belajar/izin belajar.

Pasal 6
Pendidikan tugas belajar dilaksanakan berdasarkan :
a. Kerjasama secara kemitraan dengan institusi pendidikan negeri maupun swasta di dalam
dan di luar negeri;
b. Sistem penugasan kepada PNS untuk mengikuti pendidikan baik di dalam maupun di luar
negeri.
Bagian Kedua
Persyaratan
Pasal 7
PNS yang akan mengikuti tugas belajar harus memenuhi persyaratan, yaitu :
a. persyaratan umum; dan
b. persyaratan khusus.
Pasal 8
Persyaratan umum sebagaimana dimaksud pada pasal 7 huruf a, adalah :
a. Pangkat/golongan ruang terendah ;
1. Pengatur Muda Tk. I (II/b) untuk program Sarjana (S1), Diploma III (D.III) dan Diploma
IV (D.IV)
2. Penata Muda (III/a) untuk program Pasacasarjana (S2)
3. Penata Muda Tk. I (III/b) untuk program Doktor (S3)
b. Masa kerja minimal 2 tahun sejak diangkat sebagai PNS;
c. Usia tertinggi pada tanggal seleksi ;
1. 35 tahun untuk program Sarjana (S1), Diploma III (D.III) dan Diploma IV (D.IV)
2. 40 tahun untuk program Pasacasarjana (S2)
3. 45 tahun untuk program Doktor (S3)
d. Indeks Prestasi Komulatif (IPK) paling rendah 2,75 bagi yang akan mengikuti pendidikan
D.IV, S.1, S.2 dan 3,00 bagi yang akan mengikuti pendidikan S3;
e. Mempunyai unsur-unsur DP3 minimal baik satu tahun terakhir;
f. Tidak sedang dalam proses pemeriksaan berkaitan dengan pelanggaran peraturan disiplin
pegawai;
g. Tidak pernah dijatuhi jenis hukuman disiplin berat;
h. Adanya relevansi antara latar belakang pendidikan dengan program/bidang studi yang
akan diikuti serta sesuai dengan tugas dan pekerjaan;
i. Bersedia mengabdi secara aktif pada Pemerintah Provinsi Sumatera Barat minimal 5 (lima)
tahun setelah selesai mengikuti pendidikan;
j. Membuat dan menandatangani Surat Pernyataan Tugas Belajar.

Pasal 9
(1). Persyaratan khusus sebagaimana dimaksud pada pasal 7 huruf b adalah berupa Proposal
Perencanaan Pendidikan, berlaku untuk PNS yang akan mengikuti tugas belajar program
Pascasarjana sebagai berikut:
a. Program Magister (S2); dan
b. Program Doktor (S3).
(2). Proposal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat substansi ; rencana penelitian,
pendayagunaan, penempatan, dan peran yang akan dilaksanakan oleh PNS yang
bersangkutan setelah selesai pendidikan.
(3). Proposal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat dan ditandatangani oleh PNS yang
akan mengikuti tugas belajar dan diketahui oleh Kepala SKPD bersangkutan.

Bagian Ketiga
Usulan Tugas Belajar
Pasal 10
(1)

Usulan untuk mengikuti pendidikan tugas belajar ditandatangani oleh Kepala SKPD
kepada Gubernur melalui BKD.

(2)

Usulan tugas belajar agar melampirkan persyaratan dan kelengkapan administrasi yang
ditentukan.
Bagian Keempat
Seleksi

(1)

Pasal 11
Tahapan seleksi terhadap PNS yang akan mengikuti tugas belajar adalah :
a.
b.
c.
d.

Seleksi administrasi;
Seleksi Psikologi/Assessment Education;
Seleksi akademik;
Untuk pendidikan yang dibiayai oleh pihak lain, maka bentuk dan tahapan seleksi
sesuai dengan ketentuan pihak penyedia beasiswa.

(2)

Seleksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dilakukan oleh BKD
terhadap kelengkapan dan keabsahan berkas yang dipersyaratkan.

(3)

Seleksi psikologi/Assessment Education sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b


dilakukan oleh pihak ketiga yang ditunjuk.

(4)

Seleksi akademik dilaksanakan oleh Perguruan Tinggi yang telah ditetapkan oleh
Pemerintah Daerah.

Bagian Kelima
Penetapan
Pasal 12
Penetapan tugas belajar PNS ditetapkan oleh pejabat pembina kepegawaian sebagai berikut :
a. untuk tugas belajar Program Pendidikan S3 ditandatangani oleh Sekretaris Daerah Provinsi
Sumatera Barat; dan
b. untuk tugas belajar Program Pendidikan D.III, D.IV, S1 dan S2 ditandatangani oleh Kepala
BKD Provinsi.
BAB IV
PELAKSANAAN TUGAS BELAJAR
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 13
(1) Tugas belajar diberikan kepada PNS Daerah untuk mengikuti jenis pendidikan.
(2) Jenis pendidikan yang dapat diikuti adalah :
a. Pendidikan akademik;
b. Pendidikan vokasi; dan
c. Pendidikan profesi.
(3)

Pendidikan akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a terdiri dari :
a. Program Sarjana (S1); dan
b. Program Pasca Sarjana yang meliputi Program Magister (S2) dan Program Doktor
(S3).

(4)

Pendidikan vokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b terdiri atas :
a. Program Diploma III (D III); dan
b. Program Diploma IV (D IV).

(5)

Pendidikan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c yaitu Program Spesialis.

Bagian Kedua
Hak dan Kewajiban
Pasal 14
(1)

PNS tugas belajar diberikan hak sepenuhnya mengikuti kegiatan pendidikan tanpa harus
dibebani tugas dan tanggungjawab pekerjaan.

(2)

Hak-hak kepegawaian PNS tugas belajar tetap berada pada SKPD sebelum yang
bersangkutan mengikuti pendidikan.

(3)

Pejabat struktural dan pejabat fungsional yang mengikuti pendidikan tugas belajar
dengan sendirinya kehilangan hak selaku pemegang jabatan.

(4)

Khusus bagi pejabat fungsional yang dibebaskan sementara dari jabatan karena Tugas
Belajar untuk jangka waktu lebih dari 6 (enam) bulan, maka tunjangan jabatan
fungsionalnya dihentikan terhitung mulai bulan ketujuh.

(5)

Tunjangan jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat dibayarkan
kembali setelah diangkat kembali dalam jabatan fungsional dan dinyatakan telah
melaksanakan tugas kembali oleh pejabat yang berwenang.

(6)

Selama masa pendidikan PNS tugas belajar dapat diberikan hak :


a. mendapatkan gaji;
b. mendapatkan kenaikan gaji berkala;
c. mendapatkan kenaikan pangkat/golongan;
d. mendapatkan penilaian dalam DP3 dari Perguruan Tinggi tempat PNS tugas belajar;
e. mendapatkan hak kepegawaian lainnya sesuai ketentuan yang berlaku; dan
f. mendapatkan bantuan pendidikan dari pemerintah daerah sesuai ketersediaan
anggaran dan ketentuan yang berlaku.
Pasal 15

Kewajiban PNS tugas belajar adalah:


a. menyerahkan tugas dan tanggung jawab sehari-hari kepada atasan langsung atau pejabat
lain yang ditunjuk;
b. mengikuti dan menyelesaikan pendidikan dengan baik dan tepat waktu;
c. mentaati semua ketentuan tugas belajar termasuk ketentuan yang berlaku di tempat
pendidikan serta peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi PNS;
d. melaporkan kemajuan belajar secara berkala/setiap semester kepada Gubernur melalui
Kepala BKD;
e. menyerahkan indeks penilaian DP3 berdasarkan data dan atau bahan penilaian dari
Perguruan Tinggi bersangkutan kepada Kepala SKPD; dan
f. menyampaikan laporan secara tertulis kepada BKD paling lambat 1 (satu) minggu setelah
menyelesaikan pendidikan.
Bagian Ketiga
Lama Pendidikan
Pasal 16
(1) Lama pendidikan tugas belajar disesuaikan dengan kurikulum pengajaran pada program
studi yang bersangkutan.
(2) Masa tugas belajar dapat diperpanjang sebanyak 1 (satu) kali perpanjangan.

(3) Perpanjangan masa tugas belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan
selama-lamanya 6 (enam bulan) atau 1 (satu) semester.
(4) Perpanjangan masa tugas belajar dapat diberikan dengan alasan yang objektif, dan
disertai keterangan dari pihak Perguruan Tinggi.
Bagian Keempat
Berakhirnya Tugas Belajar
Pasal 17
(1)

Tugas belajar PNS berakhir setelah yang bersangkutan dinyatakan lulus/menyelesaikan


pendidikan berdasarkan surat resmi dari perguruan tinggi, yang ditetapkan dengan
Keputusan Gubernur tentang Pemberhentian Tugas Belajar PNS; dan

(2)

Tugas belajar PNS dapat dibatalkan atau dicabut apabila :


a. terdapat bukti dikemudian hari bahwa persyaratan yang telah diajukan sebelumnya
tidak sah (palsu);
b. mengajukan pengunduran diri;
c. Adanya keterangan secara tertulis dari perguruan tinggi bersangkutan, bahwa PNS
tersebut tidak dapat melanjutkan pendidikan;
d. tidak dapat menyelesaikan pendidikan menurut batas waktu yang ditentukan dan
atau sebab lain berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan pemerintah daerah; atau
e. melanggar peraturan disiplin PNS dan/atau ketentuan lain yang berlaku pada
perguruan tinggi bersangkutan.
Pasal 18

Bahan/kelengkapan untuk pemberhentian tugas belajar sebagaimana dimaksud pada pasal 17


diatas, adalah :
a. surat pengembalian dari perguruan tinggi (asli);
b. foto copy Ijazah (dibuktikan dengan yang asli) dan atau surat keterangan lulus dari
perguruan tinggi;
c. foto copy Transkrip nilai (dibuktikan dengan yang asli);
d. foto copy SK pangkat terakhir yang sudah dilegalisasi;
e. foto copy SK tugas belajar.
Pasal 19
Pemanfaatan dan penempatan PNS setelah tugas belajar dilakukan dengan pertimbangan :
(1)

Relevansi potensi keilmuan yang dimiliki dengan kompetensi jabatan dan kebutuhan
SKPD.

(2)

Berdasarkan penelitian/tugas akhir/skripsi/tesis/disertasi yang menjadi bahan dalam


karya ilmiahnya.
Pasal 20

PNS tugas belajar yang telah menyelesaikan pendidikan tidak mempunyai hak untuk
penyesuaian pangkat golongan/ruang menurut tingkat pendidikan apabila formasi
kepegawaian dan jabatan belum tersedia.
Pasal 21
Penyesuaian pangkat golongan/ruang menurut tingkat pendidikan dilaksanakan sesuai
ketentuan yang berlaku.
BAB V
PEMBIAYAAN
Pasal 22
(1)

PNS yang mengikuti tugas belajar program Daerah dibiayai oleh APBD Provinsi

(2)

Komponen dan besaran bantuan biaya tugas belajar program Daerah ditetapkan
dengan Keputusan Gubernur.
BAB VI
MONITORING DAN EVALUASI
Pasal 23

(1)

Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk :


a. pembinaan dan pengendalian program peningkatan sumber daya aparatur daerah.
b. mengetahui perkembangan pelaksanaan pendidikan dan keberadaan PNS tugas
belajar.

(2)

Monitoring dan evaluasi dilakukan juga terhadap program pendidikan yang baru,
sebagai bahan dan kajian akan kebutuhan pemerintah daerah terhadap program
pendidikan dimaksud.

(3)

Monitoring dan evaluasi yang dilakukan meliputi :


a. administrasi kemahasiswaan melalui perguruan tinggi/lembaga
bersangkutan;
b. kemajuan akademik;
c. pembinaan dan hal lain yang berkaitan dengan tugas belajar PNS.

(4)

pendidikan

Monitoring dan evaluasi dilasanakan oleh BKD secara berkala dan atau minimal paling
sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.

10

BAB VII
SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 24
(1)

PNS tugas belajar yang tidak memenuhi kewajibannya sebagaimana dimaksud pada
pasal 15, dapat dikenakan sanksi berupa tindakan administratif dan atau hukuman
disiplin serta pengembalian biaya pendidikan (sesuai surat pernyataan tugas belajar).

(2)

Tatacara pemberian sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB VIII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 25

Pendidikan tugas belajar dapat dibiayai oleh :


a.

Kementerian/lembaga pemerintah lainnya dengan dana APBN;

b.

Pemerintah luar negeri yang dikoordinasikan dan atau direkomendasikan oleh


kementerian/lembaga pemerintah lain;

c.

Badan/lembaga/organisasi swasta nasional atau asing yang direkomendasikan oleh


kementerian/lembaga pemerintah; atau

d.

Biaya bersama (cost sharing),


pemerintah dengan Daerah.

antara

kementerian/lembaga

pemerintah/non

Pasal 26
Pembiayaan tugas belajar sebagaimana dimaksud pada pasal 25 huruf a, b dan c,
dilaksanakan berdasarkan ketentuan pihak penyedia biaya pendidikan (beasiswa).
Pasal 27
Komponen bantuan Daerah untuk tugas belajar biaya bersama (cost sharing) sebagaimana
dimaksud pasal 25 huruf d, dibayarkan untuk komponen di luar tanggungan pihak lain.
Pasal 28
Pendidikan tugas belajar dapat dibiayai oleh PNS yang bersangkutan :
a. Untuk menyelesaikan pendidikan yang dibiayai oleh APBD/APBN/LN/ Swasta, setelah
melewati batas waktu dan atau di luar tanggungjawab penyedia beasiswa;
b. Pihak sponsor atau penyandang dana beasiswa menghentikan atau membatalkan
beasiswa pendidikan yang sedang diikuti/berjalan; atau
c. Untuk dokter yang mengikuti pendidikan pada program spesialis, yang sesuai dengan
perencanaan dan kebutuhan organisasi.

11

Pasal 29
Penyelenggaraan pendidikan tugas belajar yang dibiayai dari APBN/APBD/LN/Swasta, menjadi
kewenangan dan tanggung jawab Pembina kepegawaian.
BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 30
PNS tugas belajar yang sedang melaksanakan tugas belajar pada saat Peraturan Gubernur ini
belum ditetapkan, tetap dapat melaksanakan tugas belajar sesuai ketentuan dalam Peraturan
Gubernur Sumatera Barat Nomor 74 Tahun 2010.
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 31
(1)
(2)

Pada saat berlakunya Peraturan Gubernur ini, maka Peraturan Gubernur Sumatera Barat
Nomor 74 Tahun 2010 dinyatakan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Gubernur
ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Sumatera Barat.
Ditetapkan di Padang
pada tanggal .........................

Diundangkan di Padang
pada tanggal .....................
SEKRETARIS DAERAH
PROVINSI SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT

IRWAN PRAYITNO
Dr. H. ALI ASMAR, M.Pd
Pembina Utama Madya
NIP. 19580705 197903 1 004

BERITA DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT


TAHUN 2012 NOMOR

12

Anda mungkin juga menyukai