Susunan kalimat dalam Bahasa Jepang berbeda dengan Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris. Dalam Bahasa Jepang, predikat diletakkan di akhir kalimat.
.... WA ...... DESU. .... ...... Partikel WA (ditulis dengan ha dalam hiragana), adalah kata bantu subjek. DESU adalah bentuk positif yang digunakan untuk membuat sebuah ucapan menjadi formal. (huruf u biasa tidak disuarakan) Watashi wa gakusei desu. Saya (adalah) siswa. Anata wa sensei desu. Kamu (adalah) guru. .... WA .... DEWA/JA ARIMASEN .... ..... / DEWA ARIMASEN (bisa juga DE ARIMASEN atau JA ARIMASEN) adalah bentuk negatif (menyangkal) dari DESU, sama artinya dengan "bukan" Yoshida-san wa shach dewa/ja arimasen. Tuan Yoshida bukan direktur. Watashi wa Yamada dewa/ja arimasen. Saya bukan Yamada. .... WA .... DESHITA .... ....
.... WA .... DEWA ARIMASEN DESHITA ..... ..... DESHITA adalah bentuk lampau dari DESU, berarti "dulunya adalah, mantan, bekas" DEWA/JA ARIMASEN DESHITA adalah bentuk lampau dari DEWA/JA ARIMASEN, berarti "dulunya bukan, bukan mantan" Anohito wa isha deshita. Dia mantan (dulunya) dokter. Kore wa gakk dewa arimasen deshita. Ini bukan bekas sekolah.
Rangkuman Watashi wa ten-in desu. Saya adalah pegawai toko. Watashi wa ten-in dewa/ja arimasen. Saya bukan pegawai toko. Watashi wa ten-in deshita. Saya mantan (dulunya) pegawai toko. Watashi wa ten-in dewa/ja arimasen deshita. Saya bukan mantan pegawai toko.
Watashi wa hon o yomimasu. Saya membaca buku. Subjek : Watashi. (wa adalah kata bantu.) Objek : hon (buku) Predikat : Yomimasu (membaca)
Partikel o adalah untuk menghubungkan objek (kt benda) dengan kt kerja (predikat) Lala-san wa tegami o kakimasu. Lala menulis surat. Otoosan wa tabako o suimasu ka.