Anda di halaman 1dari 2

Apabila puskesmas mengalami kekosongan stock obat, bahan habis pakai demikian pula di gudang farmasi Kabupateb/Kota/Provinsi maka

Puskesmas dapat membeli obat dan bahan medis habis pakai yang diperlukan dari dana komponen jasa sarana/prasarana Retribusi pelayanan kesehatan yang dapat dipakai langsung atau disetor kemudian dikembalikan ke Puskesmas. Pengaturan diserahkan kepada mekanisme daerah. Untuk menghindari kekosongan obat, vaksin, bahan habis pakai dan logistic lainnya diharapkan Puskesmas melakukan pemantauan stock secara periodic sehingga pada kondisi ketersediaan obat, vaksin, bahan habis pakai dan logistic menipis atau mengalami kekosongan pada beberapa jenis dapat melakukan permintaan ke Dinas Kesehatan meskipun belum waktunya mengajukan permintaan sesuai jadwal (Petunjuk Teknis Jamkesmas di Puskesmas dan Jaringannya tahun 20009) Jika yang menyerahkan obat kepada pasien bukan apoteker, melainkan bidan, mantri, perawat, karena puskesmas tidak memiliki apoteker, maka hal tersebut merupakan contoh pelanggaran etika (http://hadikurniawanapt.blogspot.com/2012/07/kasus-dan-kode-etik-serta_18.html) Contoh distribusi obat yang tidak sesuai : untuk bersaing dengan apotek lain, sehingga apotek X mencari PBF yang menjual harga murah walaupun tidak legal dengan tujuan agar bisa menjual kembali dengan harga murah dengan diskon, sehingga mampu bersaing. Pedagang besar farmasi hanya dapat melaksanakan penyaluran obat keras kepada: Pedagang besar farmasi lainnya Apotek Institusi yang diizinkan oleh Menteri Kesehatan Larangan distribusi untuk PBF: Menjual perbekalan farmasi secara eceran, baik di tempat kerjanya atau tempat lain. Melayani resep dokter Melakukan pengadaan, penyimpanan dan penyaluran narkotika tanpa izin khusus Menteri Kesehatan Distribusi obat secara umum : Produsen PBF Pengecer Konsumen Distribusi obat Narkotika (Daftar O) : Industri Farmasi PT Kimia Farma Apotek/RS Pasien dengan resep dokter Distribusi obat Keras (Daftar G) : Industri Farmasi PBF/Agen lain Apotek/RS Pasien dengan resep dokter Distribusi obat bebas terbatas (Daftar W) : Industri Farmasi PBF/Agen lain Apotek/RS/TOB Pasien atau Industri Farmasi PBF/Agen lain PBF/Agen lain Apotek/RS/TOB Pasien Distribusi Obat bebas : sama dgn yg atas hanya ditmbah /toko

Penyerahan psikotropika oleh dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan dalam hal : a. menjalankan praktik terapi dan diberikan melalui suntikan; b. menolong orang sakit dalam keadaan darurat; c. menjalankan tugas di daerah terpencil yang tidak ada apotek. Psikotropika yang diserahkan dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (5) hanya dapat diperoleh dari apotek. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1997 TENTANG PSIKOTROPIKA

Anda mungkin juga menyukai