Kelompok 3 :
Seorang pasien mendapat resep obat paracetamol generik, tetapi karena obat
paracetamol merek dagang Y jumlahnya digudang masih banyak dan
kecenderungan medekati tahun ED, maka obat paracetamol generik di dalam
resep diganti dengan obat Y yang kandungannya sama. Harga obat Y lebih
mahal dibandingkan obat generik, tetapi dengan informasi ke pasien bahwa
efek obat Y lebih cepat maka pasien menerimanya.
Identifikasi Masalah :
• Apoteker RS mengganti resep dengan obat Y yang harganya lebih mahal
• Apoteker RS melakukan kebohongan kapada pasien.
• Apoteker RS ada kemungkinan melakukan kesalahan pembelian obat Y
sehingga stok berlebih bahkan mendekati ED atau kemungkinan
mempunyai kerja sama dengan produsennya.
• Apoteker RS hanya mempertimbangkan keseimbangan stok obat tanpa
mempedulikan kondisi pasien.
DASAR HUKUM
Peraturan Perundangan Nomor 51 Tahun 2009
• Pasal 24
• Dalam melakukan pekerjaan kefarmasian pada fasilitas pelayanan
kefarmasian, Apoteker dapat mengganti obat merek dagang dengan
obat generik yang sama komponen aktifnya atau obat merek dagang
lain atas persetujuan dokter dan/atau pasien
Identifikasi Masalah :
• Apoteker memberikan obat keras tanpa resep dokter
DASAR HUKUM
Peraturan Perundangan Nomor 51 Tahun 2009
• Pasal 24 poin (c)
• Menyerahkan obat keras, narkotika, psikotropika kepada masyarakat
atas resep dari dokter sesuai dengan penentuan peraturan
perundang-undangan.
Karena THP termasuk dalam obat golongan OOT, maka Apoteker yang
bekerja di apotek Y melanggar Perka BPOM No. 7 Tahun 2016 tentang
Pedoman Pengeloaan OOT yang sering disalahgunakan : Penyerahan OTT
kepada pasien harus dilakukan oleh Apoteker berdasarkan resep dokter.
Penyerahan tersebut dapat dibantu oleh TTK.
SOLUSI
Identifikasi Masalah :
• Apoteker yang tidak standby karena dia bekerja di 2 tempat berbeda
sedangkan hanya ada 1 tenaga kerja yang notabene bukan seorang
apoteker yang bertugas diapotik tersebut dan dia bertugas
menggantikan apoteker tersebut bila tidak dating seperti
menyerahkan obat dan menjual obat
DASAR HUKUM
Peraturan Perundangan Nomor 51 Tahun 2009
• Pasal 1
Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan
praktek kefarmasian oleh Apoteker.
• Pasal 20
Dalam menjalankan Pekerjaan kefarmasian pada Fasilitas Pelayanan
Kefarmasian, Apoteker dapat dibantu oleh Apoteker pendamping
dan/ atau Tenaga Teknis Kefarmasian.
• Pasal 21
(1) Dalam menjalankan praktek kefarmasian pada Fasilitas
Pelayanan Kefarmasian, Apoteker harus menerapkan standar
pelayanan kefarmasian.
(2) Penyerahan dan pelayanan obat berdasarkan resep dokter
dilaksanakan oleh Apoteker.
• Pasal 51
Pelayanan Kefarmasian di Apotek, puskesmas atau instalasi farmasi
rumah sakit hanya dapat dilakukan oleh Apoteker.
SOLUSI
Identifikasi masalah :
• Apoteker yang mengganti obat generik ke obat paten tanpa
persetujuan dokter dan pasien
DASAR HUKUM
Peraturan Perundangan Nomor 51 Tahun 2009
• Pasal 24 poin (b)
• Apoteker juga diberikan kewenangan melakukan pergantian
obat merek dagang dengan obat generik yang sama
komponen aktifnya atau obat merek dagang lain atas
persetujuan dokter dan/atau pasien.
Identifikasi masalah :
• Apotek A membeli obat di PBAK bukan di PBF
DASAR HUKUM
Peraturan Perundangan Nomor 51 Tahun 2009
• Pasal 1 ayat (10)
Fasilitas Distribusi atau Penyaluran Sediaan Farmasi adalah sarana
yang digunakan untuk mendistribusikan atau menyalurkan Sediaan
Farmasi, yaitu Pedagang Besar Farmasi dan Instalasi Sediaan
Farmasi.
• Pasal 1 ayat (12)
Pedagang Besar Farmasi adalah perusahaan berbentuk badan
hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan,
penyaluran perbekalan farmasi dalam jumlah besar sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
SOLUSI
Identifikasi masalah :
• Apoteker membocorkan rahasia kedokteran pasien kepada
kerabat pasien.
DASAR HUKUM
Peraturan Perundangan Nomor 51 Tahun 2009
• Pasal 30 ayat (1)
Setiap Tenaga Kefarmasian dalam menjalankan Pekerjaan
Kefarmasian wajib menyimpan Rahasia Kedokteran dan
Rahasia Kefarmasian.
• Pasal 30 ayat (2)
Rahasia Kedokteran dan Rahasia Kefarmasian hanya dapat
dibuka untuk kepentingan pasien, memenuhi permintaan
hakim dalam rangka penegakan hukum, permintaan pasien
sendiri dan/atau berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
SOLUSI
Identifikasi masalah :
• Sebuah pabrik yang memproduksi OT dengan kandungan BKO
tanpa izin BPOM
• Pabrik tersebut tidak memiliki apoteker sebagai penanggung
jawab
DASAR HUKUM
Peraturan Perundangan Nomor 51 Tahun 2009
• Pasal 7 ayat (1)
Pekerjaan Kefarmasian dalam Produksi Sediaan Farmasi
harus memiliki Apoteker penanggung jawab.
• Pasal 9 ayat (2)
Industri obat tradisional dan pabrik kosmetika harus
memiliki sekurang-kurangnya 1 (satu) orang Apoteker sebagai
penanggung jawab.
• Pasal 24 poin (c)
Menyerahkan obat keras, narkotika, psikotropika kepada
masyarakat atas resep dari dokter sesuai dengan
penentuan peraturan perundang-undangan.
SOLUSI