Anda di halaman 1dari 28

Kata Pengantar

Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa,maka makalah tentang network device dapat diselesaikan. Proses penyusunannya sempat mengalami beberapa kendala. Namun berkat kesungguhan dan kerja keras kelompok pemakalah kendala-kendala tersebut dapat diatasi. Makalah ini disusun Organisasi & Arsitektur sebagai tugas dari mata kuliah Komputer. Diharapkan dapat

memberikan manfaat yang lebih juga kepada para pembaca pada umumnya dan para pemakalah pada khususnya. Pemakalah telah berusaha menyajikan makalah ini dengan sebaik-baiknya,tetapi kekurangan dan kesalahannya pasti ada. Oleh karena itu para pemakalah mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak yang membaca makalah ini. Akhirnya,semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada kita semuanya. Amin

Surabaya,25 September 2008 Tim Penyusun

Daftar Isi
KATA PENGANTAR............................................................ DAFTAR ISI....................................................................... BAB I : Sejarah Network Device........................................ BAB II : Arsitektur Network Device................................... BAB III : Tipe dan Spesifikasi Network Device.................. BAB IV : Troubleshooting.................................................. DAFTAR PUSTAKA............................................................. 1 2 3 5 12 22 26

BAB I Sejarah Network Device


Sejak memasyarakatnya Internet dan dipasarkannya

sistem operasi Windows95 oleh Microsoft, menghubungkan beberapa komputer baik komputer pribadi (PC) maupun server dengan sebuah jaringan dari jenis LAN (Local Area Network) sampai WAN (Wide Area Network) menjadi sebuah hal yang biasa. Demikian pula dengan konsep "downsizing" maupun "lightsizing" khususnya akan yang bertujuan menekan maka yang anggaran sebuah belanja jaringan untuk peralatan sebagian komputer, komponen

merupakan satu hal yang sangat diperlukan. Dalam makalah ini dibahas diperlukan membuat sebuah jaringan komputer. Konsep jaringan komputer lahir pada tahun 1940-an di Amerika dari sebuah proyek pengembangan komputer MODEL I di laboratorium Bell dan group riset Harvard University yang dipimpin profesor H. Aiken. Pada mulanya proyek tersebut hanyalah ingin memanfaatkan sebuah perangkat komputer yang harus dipakai bersama. Untuk mengerjakan beberapa proses tanpa banyak membuang waktu kosong dibuatlah proses beruntun (Batch Processing), sehingga beberapa program bisa dijalankan dalam sebuah komputer dengan dengan kaidah antrian. Ditahun 1950-an ketika jenis komputer mulai membesar sampai terciptanya super komputer, maka sebuah komputer mesti melayani beberapa terminal. (Lihat Gambar 1.) Untuk itu ditemukan konsep distribusi proses berdasarkan waktu yang dikenal dengan nama TSS (Time Sharing System), maka untuk pertama kali bentuk jaringan (network) komputer diaplikasikan.

Pada sistem TSS beberapa terminal terhubung secara seri ke sebuah host komputer. Dalam proses TSS mulai nampak perpaduan teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi yang pada awalnya berkembang sendiri-sendiri. Memasuki tahun 1970-an, setelah beban pekerjaan

bertambah banyak dan harga perangkat komputer besar mulai terasa sangat mahal, maka mulailah digunakan konsep proses distribusi (Distributed Processing). Seperti pada Gambar 2., dalam proses ini beberapa host komputer mengerjakan sebuah pekerjaan besar secara paralel untuk melayani beberapa terminal yang tersambung secara seri disetiap host komputer. Dala proses distribusi sudah mutlak diperlukan perpaduan yang mendalam komputer antara wajib teknologi komputer dan telekomunikasi, dalam satu karena selain proses yang harus didistribusikan, semua host melayani terminal-terminalnya perintah dari komputer pusat. Selanjutnya ketika harga-harga komputer kecil sudah mulai menurun dan konsep proses distribusi sudah matang, maka penggunaan komputer dan jaringannya sudah mulai beragam dari mulai menangani proses bersama maupun komunikasi antar komputer (Peer to Peer System) saja tanpa melalui komputer pusat. Untuk itu mulailah berkembang teknologi jaringan lokal yang dikenal dengan sebutan LAN. Demikian pula ketika Internet mulai diperkenalkan, maka sebagian besar LAN yang berdiri sendiri mulai berhubungan dan terbentuklah jaringan raksasa WAN. Terdapat sejumlah perangkat yang melewatkan aliran informasi data dalam sebuah LAN. Penggabungan perangkat tersebut akan menciptakan infrastruktur LAN. Perangkatperangkat tersebut adalah :

Repeater

Bridge Hub Switche Router

BAB II Arsitektur Network Device

1. Repeater/Penguat
Repeater, bekerja pada layer fisik jaringan, menguatkan sinyal dan mengirimkan dari satu repeater ke repeater lain. Repeater tidak merubah informasi yang ditransmisikan dan repeater tidak dapat memfilter informasi. Repeater hanya berfungsi membantu menguatkan sinyal yang melemah akibat jarak, sehingga sinyal dapat ditransmisikan ke jarak yang lebih jauh.

2. Hub

Hub dan repeater dapat di katakan hampir sama, hanya meneruskan data tanpa memiliki kecerdasan mengenai alamatalamat yang dituju. Hub tidak memiliki kemampuan untuk meneruskan data ke komputer lain yang berbeda network ID. Hub hanya memiliki satu domain collision, sehingga walaupun komputer dihubungkan ke port yang berlainan, tetapi tetap berada pada satu domain collision yang sama. Dengan demikian, jika salah satu port sibuk, port yang lain harus menunggu. Hub dapat dihubungkan dengan hub lainnya secara berantai (disy chain) untuk memperluas jaringan LAN. Pada jaringan Ethernet 10BaseT, u ntuk menghubungkan beberapa hub didalam suatu domain collison, berlaku peraturan sebagai berikut : Antara 2 komputer hanya di perbolehkan 4 hub dan 5 Panjang kabel antara komputer ke hub atau hub ke Diameter jaringan adalah panjang kabel maksimum segmen kabel hub maksimum 100 meter antar 2 komputer misalnya antar komputer A dan komputer B , adalah 500 meter. Panjang kabel antara hub dan komputer minimum 1 meter.

3. Bridge

Bridge adalah peralatan jaringan yang digunakan untuk memperluas atau memecah jaringan. Bridge berfungsi untuk menghubungkan dan menggabungkan media jaringan yang tidak sama seperti kabel unshielded twisted pair (UTP) dan kabel fiberoptic, dan untuk menggabungkan arsitektur jaringan yang berbeda seperti Token Ring dan Ethernet. Bridge meregenerate sinyal tetapi tidak melakukan konversi protocol, jadi protocol jaringan yang sama (seperti TCP/IP) harus berjalan kepada kedua segemen jaringan yang terkoneksi ke bridge. Bridge dapat juga

mendukung Simple Network Management Protocol (SNMP), serta memiliki kemampuan diagnosa jaringan. Bridge hadir dalam tiga tipe dasar yaitu Local, Remote, dan Wireless. Bridge local secara langsung menghubungkan Local Area Network (LAN). Bridge remote yang dapat digunakan untuk membuat sebuah Wide Area Network (WAN) menghubungkan dua atau lebih LAN. Sedangkan wireless bridge dapat digunakan untuk menggabungkan LAN atau menghubungkan mesin-mesin yang jauh ke suatu LAN. Bridge beroperasi mengenali alamat MAC address node asal yang mentransmisi data ke jaringan dan secara automatis membangun sebuah table routing internal. Table ini digunakan untuk menentukan ke segmen mana paket akan di route dan menyediakan kemampuan penyaringan (filtering). Setelah mengetahui ke segmen mana suatu paket hendak disampaikan, bridge akan melanjutkan pengiriman paket secara langsung ke segmen tersebut. Jika bride tidak mengenali alamat tujuan paket, maka paket akan di forward ke semua segmen yang terkoneksi kecuali segmen alamat asalanya. Dan jika alamat tujuan berada dalam segmen yang sama dengan alamat asal, bridge akan menolak paket. Bridge juga melanjutkan paket-paket broadcast ke semua segmen kecuali segmen asalnya.

4. Switch

Switch adalah sejenis bridge yang juga bekerja pada lapisan data link tetapi memiliki keungulan karena memiliki sejumlah port yang masing -masing memiliki domain collision sendiri-sendiri. Switch menciptakan virtual private network (VPN) dari port pengirim dan port penerima. Jika 2 host (komputer) sedang berkomunikasi lewat VPN tersebut, dan tidak mengganggu segmen lainnya. Jadi, jika satu port sedang sibuk, port lain tetap dapat berfungsi. Dengan switch memungkinkan transmisi full duplex untuk hubungan port ke port. Pengiriman dan penerimaan dapat dilakukan bersamaan mengunakan VPN. Persyaratan untuk mengadakan hubungan full duplex adalah hanya satu host (komputer) yang dapat dihubungkan ke satu port dari switch (satu segment per node). Komputer tersebut harus memiliki NIC yang mendukung (support) Ful duplex, serta collision detection dan loopback harus disable (dimatikan).

10

5. Router

Router adalah peralatan jaringan yang digunakan untuk memperluas atau memecah jaringan dengan melanjutkan paketpaket dari satu jaringan logika ke jaringan yang lain. Router banyak digunakan di dalam internetwork TCP/IP yang dan besar untuk menggunakan keluarga protocol

menghubungkan semua host TCP/IP dan Local Area Network (LAN) ke internet menggunakan dedicated leased line. Saat ini, masih banyak perusahaan menggunakan router Cisco 2500 series untuk mengkoneksikan dua buah LAN (WAN dengan anggota dua LAN), LAN ke ISP (Internet Service Provider). Koneksi seperti ini menyebabkan semua workstation dapat terkoneksi ke internet selama 24 jam. Router berisi table-tabel informasi internal yang disebut label routering yang melakukan pencatatan terhadap semua alamat jaringan yang diketahui dan lintasan yang mungkin dilalui. Router membuat jalur paket-paket berdasarkan lintasan yang tersedia dan waktu tempuhnya. Karena menggunakan alamat paket jaringan tujuan, router bekerja hanya jika protocol yang dikonfigurasi adalah protocol yang routetable seperti TCP/IP

11

atau atau IPX/SPX. Ini berbeda dengan bridge yang bersifat protocol independent.

12

BAB II Tipe dan Speifikasi Network Device


1. Kabel dan Peralatannya.
Ada 3 bagian besar standard jaringan Unshielded Twisted Pair (UTP) yaitu, Eth ernet 10 Mhz (10 Mbs) 10BASE-T, Ethernet 100 Mhz (100 Mbs) 100BASE -TX Fast Ethernet. dan Gigabits Ethernet 1000 Mhz (1000 Mbs). Jaringan yang sederhana bisa dibuat hanya dengan 2 komputer. Masing -masing komputer mempunyai NIC (Network Interface Card) dan menjalankan Software Jaringan dan antara keduanya di hubungkan dengan Cross Over kabel.

13

Untuk menghubungkan jaringan komputer yang lebih banyak di perlukan HUB atau SWITCH dan di gunakan kabel Straight-Thru.

Kabel yang biasa digunakan untuk jaringan twisted -pair adalah category 5 (CAT 5) untuk 10 Mbs dan 100 Mbs. Untuk Gigabit Ethernet gunakan Kabel CAT 5e atau CAT 6.

Ujung dari kabel yang di buat baik Straight mau pun Cross harus di pasang konektor sebagai terminal dari kabel. Konektor ini di sebut RJ -45 (Registered Jack 45).

Tang Crimp digunakan untuk meng -crimp kabel dan konektor RJ -45.

14

Setelah mengetahui peralatan yang di butuhkan untuk membuat kabel jaringan mari kita coba membuat kabel tersebut. Pada dasarnya kabel yang di pakai hanya 4 sisa nya sebagai ground dan pin-pin yang di pakai (hubungkan) adalah pin 1,2,3 dan 6 dan untuk kabel cross pin 1 di hubungkan ke pin 3, 2 ke 6, Pin TX (transmitter) berhubungan dengan pin RX (receiver). Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut.

Ada dua standard kode warna yang dapat di gunakan yaitu EIA/TIA 568A dan EIA/TIA 568B. Kedua standar tersebut dihubungkan dengan konektor RJ -45 seperti berikut.

Contoh pemakian kabel yang menggunakan standard EIA/TIA 568A dengan memakai ke 8 kabel.

15

Gambar

yang

lebih

lengkap

tentang

urutan

warna

pemakaian kabel sesuai standar adalah sebagai berikut.

Gambar Tampak kabel dan konektor RJ -45 yang sudah jadi Catatan. Panjang kabel yang dapat d igunakan untuk menghubungkan antara PC dengan HUB atau pun PC dengan PC tidak dapat lebih dari 100 meter.

2. Repeater
Repeter digunakan untuk menghubungkan segmen kabel agar dapat menjangkau jarak yang lebih jauh. Repeter berfungsi hanya untuk memperkuat sinyal.

3. Bridge
Fungsi utama bridge adalah untuk memisahkan jaringan yang luas menjadi subjaringan yang lebih kecil. Pada dasarnya bridge akan mengisolasi sebuah subjaringan dengan subjaringan lain. Bridge akan sangat selektif dalam melewatkan data untuk dikirimkan antar subjaringan. Bridge di gunakan untuk membagi LAN menjadi 2 domain collision untuk mengurangi jumlah tabrakan (collision) dan metode ini di sebut segmentasi. Bridge bekerja pada lapisan data link dan menggunakan MAC address untuk meneruskan frame-frame data ke tujuannya. Salah satu kelemahan bridge adalah jika alamat yang di terima tidak di

16

kenal oleh bridge, maka akan di siarkan berita ke jaringan segmen lain dan hal ini dapat menyebabkan terjadinya broadcast strom (badai siaran) yang efeknya dapat membuat jaringan macet total. Walaupun dapat memiliki domain collision yang berbeda, tetapi peralatan bridge hanya memiliki satu broadcat domain. Terdapat tiga jenis bridge jaringan yang umum dijumpai:

Bridge Lokal: sebuah bridge yang dapat menghubungkan segmen-segmen jaringan lokal. Bridge Remote: dapat digunakan untuk membuat sebuah sambungan (link) antara LAN untuk membuat sebuah Wide Area Network.

Bridge nirkabel.

Nirkabel:

sebuah

bridge

yang

dapat

menggabungkan jaringan LAN berkabel dan jaringan LAN

4. Switch
Switch dapat dikatakan sebagai multi-port bridge karena mempunyai collosion domain dan broadcast domain tersendiri, dapat mengatur lalu lintas paket yang melalui switch jaringan. Cara menghubungkan komputer ke switch sangat mirip dengan cara menghubungkan komputer atau router ke hub. Switch dapat digunakan langsung untuk menggantikan hub yang sudah terpasang pada jaringan. Ada beberapa jenis Switch yang beredar di pasaran, yang bekerja di Layer 2 dan Layer 3 pada lapisan OSI.

17

ATM Switch ISDN Switch : ISDN (Integrated Service Digital Network). Pada dasarnya ISDN merupakan jalan untuk melayani transfer data dengan kecepatan lebih tinggi melalui saluran telepon regular. ISDN memungkinkan kecepatan transfer data hingga 128.000 bps (bit per detik). Tidak seperti DSL, ISDN dapat dikoneksikan dengan lokasi lain seperti halnya saluran telepon. DSLAM Switch Ethernet Switch : Sebuah spesifikasi LAN baseband yang dibuat oleh Perusahaan Xerox Corporation dan kemudian ditingkatkan melalui usaha gabungan antara Xerox, Digital Equipment Corporation, dan Intel. Ethernet sama dengan standar seri IEEE 802.3 dan, menggunakan CSMA/CD, beroperasi pada beberapa jenis kabel pada 10 Mbps. Juga disebut: Ethernet DIX (Digital/Intel/Xerox). Lihat juga: 10BaseT, Fast Ethernet, dan IEEE.

5. Router
Router berfungsi sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya. Router berbeda dengan switch. Switch merupakan penghubung beberapa alat untuk membentuk suatu Local Area Network (LAN).

18

Analogi Router dan Switch Sebagai ilustrasi perbedaan fungsi dari router dan switch adalah switch merupakan suatu jalanan, dan router merupakan penghubung antar jalan. Masing-masing rumah berada pada jalan yang memiliki alamat dalam suatu urutan tertentu. Dengan cara yang sama, switch menghubungkan berbagai macam alat, dimana masing-masing alat memiliki alamat IP sendiri pada sebuah LAN. Router sangat banyak digunakan dalam jaringan berbasis teknologi protokol TCP/IP, dan router jenis itu disebut juga dengan IP Router. Selain IP Router, ada lagi AppleTalk Router, dan masih ada beberapa jenis router lainnya. Internet merupakan contoh utama dari sebuah jaringan yang memiliki banyak router IP. Router dapat digunakan untuk menghubungkan banyak jaringan kecil ke sebuah jaringan yang lebih besar, yang disebut dengan internetwork, atau untuk membagi sebuah jaringan besar ke dalam beberapa subnetwork untuk meningkatkan kinerja dan juga mempermudah manajemennya. Router juga kadang digunakan untuk mengoneksikan dua buah jaringan yang menggunakan media yang berbeda (seperti halnya router wireless yang pada umumnya selain ia dapat

19

menghubungkan komputer dengan menggunakan radio, ia juga mendukung penghubungan komputer dengan kabel UTP), atau berbeda arsitektur jaringan, seperti halnya dari Ethernet ke Token Ring. Router juga dapat digunakan untuk menghubungkan LAN ke sebuah layanan telekomunikasi seperti halnya telekomunikasi leased line atau Digital Subscriber Line (DSL). Router yang digunakan untuk menghubungkan LAN ke sebuah koneksi leased line seperti T1, atau T3, sering disebut sebagai access server. Sementara itu, router yang digunakan untuk menghubungkan jaringan lokal ke sebuah koneksi DSL disebut juga dengan DSL router. Router-router jenis tersebut umumnya memiliki fungsi firewall untuk melakukan penapisan paket berdasarkan alamat sumber dan alamat tujuan paket tersebut, meski beberapa router tidak memilikinya. Router yang memiliki fitur penapisan paket disebut juga dengan packet-filtering router. Router umumnya memblokir lalu lintas data yang dipancarkan secara broadcast sehingga dapat mencegah adanya broadcast storm yang mampu memperlambat kinerja jaringan. Secara umum, router dibagi menjadi dua buah jenis, yakni:

static router (router statis): adalah sebuah router yang memiliki tabel routing statis yang diset secara manual oleh para administrator jaringan.

dynamic router (router dinamis): adalah sebuah router yang memiliki dab membuat tabel routing dinamis, dengan mendengarkan lalu lintas jaringan dan juga dengan saling berhubungan dengan router lainnya.

6. Wireless LAN

20

Prinsip dasar dari jaringan Wireless LAN sama saja dengan jaringan pada ethernet card hanya beda pada media transmisi yang melalui udara. Access Point (AP) pada Wireless LAN berfungsi mirip sebagi HUB, tanpa access point peralatan wireless ( komputer yang mempunyai wereless adapter ) hanya dapat berkomunikasi lewat point to point (2 komputer atau lebih). Agar semua komputer dapat berkomunikasi dengan WLAN yang sama, pada access point akan mengeluarkan sinyal (code) SSID (Service Set Identification) dan pada semua komputer yang akan terhubung dengan accsess point tersebut harus di isikan (konfigurasi) mengunakan SSID yang di keluarkan access point tersebut.

Gambar 2.5.8.1. Aplikasi Wireless LAN Dengan Memakai access point jaringan dapat di

hubungkan antara jaringan yang mengunakan kabel dan jaringan yang menggunakan perangkat wireless. Standar yang di gunakan pada perangkat wireless yang di pakai IEEE adalah 802.11. Untuk lebih lengkapnya : 802.11b Digunakan mulai akhir tahun 1999 dengan menggunakan frekuensi 2,46 Hz , maksimum bandwidth yang bisa di capai 11 Mbps, modulasi sinyal yang di gunakan adalah DSSS. Kanal yang tidak overlapping 3. Kompatibel dengan type g jika type g jalan pada mode mixed.

21

802.11a Digunakan mulai akhir tahun 2001 dengan menggunakan frekuensi 5 Ghz, Maksimum bandwidth yang bisa di capai 54 Mbps, modulasi siny al yang di gunakan adalah OFDM. Kanal yang tidak overlapping 12 (bisa lebih). Tidak kompatibel dengan type b dan g. 802.11g Digunakan pada pertengahan tahun 2003 dengan mengunakan frekuensi 2, 4 GHz, maksimum bandwidth yang bisa di capai 54 Mbps , modulasi sinyal yang di gunakan adalah OFDM. Kanal yang tidak overlapping 3. Kompatibel dengan type b namun hasilnya mengikuti type b. 802.11a/g Digunakan mulai pertengahan tahun 2003 dengan menggunakan frekuensi 2,4 GHz dan 5 Ghz, maksimum bandwidth yang bisa di capai 54 Mbs, modulasi sinyal yang di gunakan OFDM. Kanal yang tidak overlapping 16. Bila jalan pada modus a tidak kompatibel dengan type b dan g. Bila jalan pada modus g kompatibel dengan type b. Disamping itu ada juga standar type 802.11e yang mempunyai kelebihan pada security ( keamanan), dan type 802.11n yang bisa mencapai kecepatan 100 -320 Mbps. Jarak yang bisa di capai dengan WLAN bisanya bisa sampai puluhan meter (indor) dan sampai ratusan meter (kilo meter) tergantung jenis dan merek , penguat dan antena yang di gunakan.

Gambar 2.5.8.2. Access Point ( AP ) Untuk Indoor

22

Gambar 2.5.8.3 WLAN PCI

Gambar 2.5.8.4. WLAN PCMCI

Gambar 2.5.8.5. USB WLAN

23

BAB IV Toubleshooting
1. Monitoring Koneksi
Salah satu bentuk paling mendasar dari monitoring koneksi berlangsung tiap hari pada jaringan. Proses user login ke jaringan akan memastikan bahwa koneksi itu sedang bekerja dengan baik atau jika tidak bagian jaringan akan segera dihubungi. Namun, ini bukanlah cara yang paling baik oleh atau efisien dalam untuk memonitoring jaringan yang ada. Tersedia program-program sederhana yang bisa digunakan administrator membuat daftar alamat IP host dan secara periodik mem-ping alamat tersebut. Jika ada masalah koneksi, program akan memperingati administrator melalui output ping. Ini merupakan cara yang paling kuno dan tidak efisien, tetapi masih lebih baik dibanding tidak melakukan apa-apa sama sekali. Aspek lain dari cara monitoring seperti ini adalah ia hanya memberitahu bahwa di suatu tempat antara stasiun monitoring dan perangkat target ada gangguan komunikasi. Gangguan bisa jadi router, switch, bagian jaringan yang tidak baik, atau memang host-nya yang sedang down. Tes ping hanya mengatakan bahwa koneksi down, tidak di mana itu down. Memeriksa semua host pada WAN dengan menggunakan monitoring semacam ini membutuhkan banyak resources. Jika jaringan mempunyai 3000 host, mem-ping semua perangkat jaringan dan host memakan resource sistem yang sangat besar. Cara lebih baik adalah hanya mem-ping beberapa host, server, router, dan switch yang penting untuk memastikan konektivitas mereka. Tes ping tidak akan memberikan data yang sebenarnya kecuali jika workstation selalu dalam keadaan menyala. Sekali

24

lagi, cara monitoring seperti ini sebaiknya digunakan jika tidak ada lagi cara lain yang tersedia.

2. Monitoring Traffic
Monitoring traffic merupakan cara monitoring jaringan yang jauh lebih canggih. Ia melihat traffic paket yang sebenarnya dan membuat laporan berdasarkan traffic jaringan tersebut. Program seperti Flukes Network Analyzer merupakan contoh software jenis ini. Program tersebut tidak hanya mendeteksi perangkat kurang baik. Kelemahan program jenis ini adalah mereka biasanya hanya melihat satu segmen pada satu waktu dan jika memerlukan data dari segmen lain, program harus dipindahkan ke segmen tersebut. Ini bisa diatasi dengan menggunakan agent pada segmen jaringan remote. Perangkat seperti switch dan router bisa membuat dan mengirimkan statistik traffic. Jadi, bagaimana data dikumpulkan dan diatur pada satu lokasi sentral supaya bisa digunakan oleh administrator jaringan? Jawabannya adalah: Simple Network Monitoring Protocol. yang gagal, tetapi juga mendeteksi jika ada komponen yang muatannya berlebihan atau konfigurasinya

3. Simple Network Management Protocol


Simple Network Management Protocol (SNMP) adalah standar manajemen jaringan pada TCP/IP. Gagasan di balik SNMP adalah bagaimana supaya informasi yang dibutuhkan untuk manajemen jaringan bisa dikirim menggunakan TCP/IP. Protokol tersebut memungkinkan administrator jaringan untuk menggunakan perangkat jaringan khusus yang berhubungan dengan perangkat jaringan yang lain untuk mengumpulkan

25

informasi beroperasi.

dari

mereka,

dan

mengatur

bagaimana

mereka

Ada dua jenis perangkat SNMP. Pertama adalah Managed Nodes yang merupakan node biasa pada jaringan yang telah dilengkapi dengan software supaya mereka dapat diatur menggunakan SNMP. Mereka biasanya adalah perangkat TCP/IP biasa; mereka juga kadang-kadang disebut managed devices. Kedua adalah Network Management jaringan Station yang (NMS) yang merupakan perangkat khusus menjalankan

software tertentu supaya dapat mengatur managed nodes. Pada jaringan harus ada satu atau lebih NMS karena mereka adalah perangkat yang sebenarnya menjalankan SNMP. Managed nodes bisa berupa perangkat jaringan apa saja yang dapat berkomunikasi menggunakan TCP/IP, sepanjang diprogram dengan software SNMP. SNMP didesain supaya host biasa dapat diatur, demikian juga dengan perangkat pintar seperti router, bridge, hubs, dan switch. Perangkat yang tidak konvensional juga bisa diatur sepanjang mereka terhubung ke jaringan TCP/IP: printer, scanner, dan lain-lain. Masing-masing perangkat dalam manajemen jaringan yang menggunakan SNMP menjalankan suatu software yang umumnya disebut SNMP entity. SNMP entity bertanggung jawab untuk mengimplementasikan semua beragam fungsi SNMP. Masing-masing entity terdiri dari dua komponen utama. Komponen SNMP entity pada suatu perangkat bergantung kepada apakah perangkat tersebut managed nodes atau network management station. SNMP entity pada managed nodes terdiri atas SNMP Agent: yang merupakan program yang mengimplementasikan protokol SNMP dan memungkinkan managed nodes memberikan informasi kepada NMS dan menerima perintah darinya, dan SNMP Management Information Base (MIB): yang menentukan

26

jenis

informasi

yang

disimpan

tentang

node

yang

dapat

dikumpulkan dan digunakan untuk mengontrol managed nodes. Informasi yang dikirim menggunakan SNMP merupakan objek dari MIB. Pada jaringan yang lebih besar, NMS bisa saja terpisah dan merupakan komputer TCP/IP bertenaga besar yang didedikasikan untuk manajemen jaringan. Namun, adalah software yang sebenarnya membuat suatu perangkat menjadi NMS, sehingga suatu NMS bisa bukan hardware terpisah. Ia bisa berfungsi sebagai NMS dan juga melakukan fungsi lain. SNMP entity pada NMS terdiri dari SNMP Manager: yang merupakan program yang mengimplementasikan perintah kepada satu SNMP dan sehingga SNMP NMS dapat yang dalam mengumpulkan informasi dari managed nodes dan mengirim mereka, atau lebih untuk Application: SNMP merupakan administrator aplikasi yang memungkinkan

jaringan

menggunakan

mengatur jaringan. Dengan demikian, secara keseluruhan SNMP terdiri dari sejumlah NMS yang berhubungan dengan perangkat TCP/IP biasa yang disebut managed nodes. SNMP manager pada NMS dan SNMP agent pada managed nodes mengimplementasikan SNMP dan memungkinkan informasi manajemen jaringan dikirim. SNMP application berjalan pada NMS dan menyediakan interface untuk administrator, dan memungkinkan informasi dikumpulkan dari MIB pada masing-masing SNMP agent.

27

Daftar Pustaka
Id.wikipedia.org http://mudji.net/press/ www.transbit.net www.sobatbatam.com http://ict.pontianak.go.id/ebook/suse/suse2.pdf http://www.overflow.web.id/source/setup-ethernet-bridge-dilinux.pdf http://forum-hii.org/?page_id=106 http://student.eepis-its.edu/~izankboy/laporan/Jaringan/ccna24.pdf

28

Anda mungkin juga menyukai